OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 03 Desember 2017

Reuni 212, FPI Klaten 5 Hari Tak Pulang Bantu Korban Banjir

Reuni 212, FPI Klaten 5 Hari Tak Pulang Bantu Korban Banjir

10Berita - BANTUL– Di saat umat merayakan hari persatuan umat Islam bertepatan 1 tahun Reuni 212 di Monas, Jakarta, Front Pembela Islam (FPI) Klaten memilih meringankan saudaranya di Bantul yang terkena musibah korban banjir pada Selasa (28/11/2017) lalu.

Suyadi Abu Fatih, ketua FPI Klaten terjun langsung bersama 15 anggotanya ke Dusun Wunut, RT 4 Sriharjo, Imogiri, Bantul. Mendapati kondisi parah Desa tersebut di hari pertama, sempat terbesit bakal tidak bisa berangkat bergabung dengan umat Islam di Jakarta. Hingga hari ketiga pada Sabtu (2/12/2017), FPI Klaten masih bertahan di Posko Relawan Banjir Bantul.

“Di hari yang ke 3 ini kami di Bantul tidak bisa berangkat ke Monas untuk Reuni Akbar 212 karena mendapat amanah membuat Posko Relawan Banjir di Bantul,” kata Abu Fatih tampak sedih.

Menurut Abu Fatih, rumah warga kebanyakan terendam banjir lebih dari 2 meter. Alhasil, endapan lumpur mencapai ketinggian 50 centimeter.

“Kemarin kami berbagi makan siang kepada warga, kami lanjutkan evakuasi  lumpur dan bersih-bersih Jodikromo (95) yang hanya tinggal bersama anaknya pak Saya (62),” imbuhnya.Untuk itu, FPI Klaten menghimbau umat Islam yang ingin meringankan beban saudaranya yang terkena musibah banjir dengan ikut mendonasikan hartanya lewat FPI dan HILMI Klaten.

“Donasi bisa lewat kami FPI dan HILMI Klaten tanggap Bencana Banjir/Longsor di Klaten, DIY dan sekitarnya berupa pakai layak pakai, selimut, air minum, mie insan, sembako, obat. Pengumpulan donasi bisa langsung menghubungi Ustadz Andi Sektiyanto 085643545997,” pungkasnya. [SY]

Sumber : Panjimas. com

Tentang Safari Dakwah Ustadz Abdul Somad, Arya Wedakarna: Bali Menolak Oknum Anti Pancasila

Tentang Safari Dakwah Ustadz Abdul Somad, Arya Wedakarna: Bali Menolak Oknum Anti Pancasila





10Berita - Rencana Safari Dakwah Ustadz Abdul Somad di Bali pada 8 - 10 Desember mendatang mendapat penolakan keras dari Dr Arya Wedakarna. Anggota DPD RI asal Bali itu beralasan, Bali menolak oknum dengan agenda anti Pancasila.

“Siapapun boleh datang ke Bali, Pulau Seribu Pura, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak masalah datang ke Bali untuk berlibur asal tanpa agenda politik terselubung. Tapi tentu Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila. Ngiring kawal NKRI dan Tolak Agenda Khilafah tersosialisasi di Bali,” kata Wedakarna melalui fan page Facebook @dr.aryawedakarna, Jumat (1/12/2017).

Wedakarna menyebut, penolakan itu merupakan aspirasi masyarakat Bali yang sudah viral di medsos beberapa hari sebelumnya. Ia menyertakan screenshoot postingan Instagram @creme_de_violetteyang berjudul “Jangan biarkan mereka meracuni Bali 😖 Waspadalah wahai saudara2ku di Bali, jangan sampai Bali menjadi Majapahit kedua.”




Wedakarna juga menyampaikan terima kasih kepada LSM dan Kelompok Hindu Bali yang sudah bersuara terkait penolakan Ustadz Abdul Somad. “Dan saatnya bersatu amankan Bali,” tandasnya.

Ia juga meminta Polri memeriksa penyelenggara Safari Dakwah Ustadz Abdul Somad.


Poster jadwal safari dakwah Ustadz Abdul Somad di Bali yang ditolak Wedakarna

“Untuk aparat Polri, mohon diperiksa siapa penyelenggara program ini? Dan apa motif panitia lokal di Bali untuk mengundang atau mau menerima sosok yang tidak disukai oleh umat Hindu sebagai mayoritas? Apa ada skenario adu domba umat? Selain itu dari agenda mereka ada terera ada kegiatan di tempat ibadah di tengah kompleks TNI di Jl Sudirman Denpasar, apakah program ini tidak masuk radar Jajaran TNI baik Kodam atau Korem? Jangan lupa bahwa umat Hindu masih menunggu tindaklanjut kasus pelecehan pecalang oleh M pentolan ormas agama dan kasus penghinaan Hindu oleh ES. Semoga segera diklarifikasi,” pungkasnya. [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net

Reuni 212, Wartawan Senior: Mereka Panik Melihat Semangat Baja yang Ternyata Tidak Surut

Reuni 212, Wartawan Senior: Mereka Panik Melihat Semangat Baja yang Ternyata Tidak Surut


10Berita - Banyak orang yang pusing memikirkan apa alasan umat Islam kumpul lagi di Jakarta dengan tema Reuni 212. Mereka sibuk mencari logika di balik “kumpul lagi” itu. Sibuk mencari jawaban, “untuk apa?”.

Bagi mereka, reuni semacam ini tidak ada gunanya. Sia-sia! Buang-buang waktu, tenaga dan dana.

“Mereka” yang sibuk memikirkan alasan kumpul itu, ada dua golongan. Yang pertama adalah “mereka” yang benar-benar tidak paham mengapa umat Islam harus datang lagi ke Jakarta pada HUT aksi damai 212. Yang kedua adalah “mereka” yang selalu mengantongi kalkulator politik; yang membawa sempoa politik ke mana-mana karena “mereka” paranoid.

Yang pertama. Mereka ini tidak banyak jumlahnya. Mereka dari hari ke hari sibuk dengan dunianya, tidak mau tahu dengan keniscayaan untuk membangun persatuan di kalangan umat. Sebagian mereka malah merasa tidak perlu mempersoalkan siapa yang seharusnya menjadi pemimpin dan bagaimana umat harus dipimpin.

Bagi mereka, yang paling penting adalah roda kehidupan biologis bisa berjalan normal, ada penghasilan, dan makan-minum lancar. Dalam bahasa percandaan biasa disebut “yang penting dapur berasap, perut kenyang”. Jadi, kalau “parameter perut” ini tidak bermasalah, sudah cukup. Tidak perlu memikirkan bagaimana kondisi umat, siapa yang memimpin umat, apa-apa saja tantangan yang dihadapi umat, dlsb.

Karena itu, mereka merasa tidak perlulah bersusah payah beraksi solidaritas dan mengekspresikan keresahan terhadap cara negara dikelola oleh pemegang kekuasaan. Tidak perlu aksi damai umat Islam, apalagi disusul pula dengan kumpul-kumpul reuni seperti Reuni 212, kemarin. Inilah “mereka” yang masuk golongan pertama.

Kemudian ada “mereka” kategori kedua. Yaitu, orang-orang yang sangat sadar bahwa aksi damai umat yang menunjukkan persatuan adalah “ganjalan” bagi mereka. “Mereka” ini adalah pemegang kekuasaan dan para pendukung serta simpatisannya. Ke mana mereka pergi, kalkulator politik selalu ada di saku. Sempoa politik tetap ada di laci meja kerja mereka.

Begitu ada aksi umat, baik aksi damai setahun yang lalu maupun aksi reuni, kalkulator dan sempoa langsung dikeluarkan untuk menghitung apa maksud reuni, mengapa jutaan orang masih saja rela datang ke Jakarta dari tempat yang jauh-jauh, siapa dalangnya, ke mana arahnya, dll. Semua dihitung. Berhitung sambil memikirkan bagaimana cara untuk membuat agar solidaritas umat bisa sirna.

Maka, “mereka” jenis kedua ini akan menggunakan segala macam lembaga yang ada di tangan mereka untuk merancang “software” yang bisa melemahkan semangat juang umat. “Mereka” juga menggunakan para pendukung intelektual untuk disebar ke segenap penjuru media kaki-tangan, untuk “menertawakan” aksi Reuni 212. Mereka bermunculan di layar kaca TV-TV pembebek dengan komentar-komentar yang intinya “membodohkan” umat yang berkumpul di Jakarta. Barisan “mereka” di medsos pun melancarkan gempuran sinistis terhadap reuni.

Dan, TV-TV pembebek pun memahami keinginan “mereka”. Stasiun-stasiun anti-umat itu tidak menampilkan aksi reuni sebagai berita. Atau, setidaknya mereka sengaja mengecilkan peristiwa itu dalam pemberitaan.

Intinya, “mereka” panik. Panik melihat tekad dan semangat baja yang, ternyata, tidak surut di kalangan umat. Panik karena instink paranoid “mereka” mengatakan bahwa aksi-aksi reuni semacam 212 mengindikasikan bahwa persatuan umat telah teruji.

Mereka panik karena mereka telah terlanjur merancang dan mengimplementasikan langkah-langkah politik yang menempatkan umat Islam sebagai musuh mereka. Sesuatu yang sangat keliru. Keliru besar. Padahal, umat ini tidak bermaksud memusuhi mereka sepanjang mereka tidak memusuhi umat.

Setelah Reuni 212, hampir pasti kalkulator dan sempoa politik “mereka” menghasilkan hitungan yang membuat perasaan menjadi tak enak. Sebab, tahun politik tidak jauh lagi.

Kalau umat bisa menjaga momentum persatuan seperti yang tampak sekarang ini, berarti ada ancaman nyata terhadap eksistensi kekuasaan “mereka”.

Oleh Asyari Usman
Wartawan Senior

Sumber :www.tribunislam.com

Sudutkan Reuni 212, Wartawan Senior: Editorial Media Indonesia di Bawah Kendali Pembenci Islam

Sudutkan Reuni 212, Wartawan Senior: Editorial Media Indonesia di Bawah Kendali Pembenci Islam


10Berita - Editorial Media Indonesia yang dibacakan di Metro TV di bawah kendali Saur Hutarbarat, pembenci Islam dan Elman Saragih, wartawan yang merangkap pendeta.

Demikian dikatakan wartawan senior yang juga mantan wartwan Media Indonesia Edy A Efendi di akun Twitter-nya @eae18.

Edy berkomentar seperti itu terkait editorial Media Indonesia yang menyudutkan acara reuni alumni 212.

Ia mengemukakan salah satu tim penulis editorial Media Indonesia itu bernama Djadjat Sudrajat dengan akun Twitter @djadjatsud.

“Yang menulis tim editorial. Bisa tanya ke @djadjatsud. Dia salah satu tim editorial. Biasanya kalau momen Islam, yang nulis dia. @Metro_TV,” ungkapnya.

Kata Edy, George Irvan hanya membacakan editorial Media Indonesia di Metro TV.

“Agar kawan-kawan tak salah tembak. Penulisan editorial MI yang ditayangkan @Metro_TV berdasarkan rapat tim penulis editorial. Kalau sudah deal, ada satu orang, anggota tim editorial, untuk menulis. Selanjuttnya, direkam, dibacakan George Irvan. Ditayangkan MetroTV untuk dibedah,” pungkasnya.

Sumber : beritaislam24h.info

Orang Kaya Ini Dibakar Dahi, Lambung, dan Punggung, Mengapa?

Orang Kaya Ini Dibakar Dahi, Lambung, dan Punggung, Mengapa?

10Berita , Menurut sebagian musafir, Allah SWT memang mengkhususkan orang kaya akan dibakar dahi, lambung, dan punggungnya. Sebab, ketika melihat orang miskin, orang kaya biasanya akan langsung mengerutkan dahi karena angkuh dan benci melihatnya (orang miskin)  meminta-minta.

Dikutip dari Ensiklopedia Alquran bahwa dalam hal ini, hati orang kaya yang kikir akan lalai mengingat Allah SWT. Sementara lambungnya berhadapan dengan hatinya, inilah salah satu alasan kenapa lambungnya yang dibakar.

Demikian pula bila berpapasan dengan orang miskin, umumnya orang kaya (yang kikir) akan segera membalikkan tubuhnya dan memunggungi  si miskin. Karena itulah, punggungnya akan dibakar di hari Kiamat. Allah SWT berfirman mengenai tempat kembalinya orang yang menumpuk dan menimbun harta serta menghalangi orang miskin mendapatkan haknya:

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih. (Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam Neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu. “ (QS. At-Taubah: 34-35)

Seusai menerima ayat tersebut dari Jibril, Rasulullah SAW bersabda kepada sebagian sahabatnya, “Celakalah bagi (pemilik) emas. Celakalah bagi (pemilik) perak.” Nabi SAW mengulangi ucapan itu sampai tiga kali.

Kemudian Umar bin Khathab bertanya, “Wahai Rasulullah harta apa yang harus kami pakai? Nabi SAW menjawab, “Lisan yang berzikir (banyak mengingat Allah), hati yang bersyukur (memuji Allah), dan istri beriman yang dapat membantu dalam menjalankan agamamu.”

Abu Dzar al- Ghifari ra mengisahkan bahwa Rasulullah SAW mengatakan seseorang yang (mati) meninggalkan perak dan emas, akan dibakar dengannya pada  hari Kiamat.

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap pemilik harta simpanan yang tidak ditunaikan zakatnya, maka hartanya itu akan digunakan untuk membakar dirinya di neraka Jahanam. Harta itu dijadikan lempengan-lempengan, lalu digeruskan ke lambung dan keningnya, hingga Allah SWT memutuskan di antara hamba-hamba-Nya pada hari yang panjangnya sama dengan 50 ribu tahun (di dunia).” (HR. Muslim).

Hari yang panjangnya mencapai 50 ribu tahun (ukuran di dunia) adalah hari di mana Allah SWT menghisab segenap amal perbuatan (baik maupun buruk) semua umat manusia, yang pernah ada sejak zaman Adam AS hingga hari Kiamat.

Banyak orang menduga bahwa kekayaan yang dinikmati sebagian orang merupakan pertanda keridaan Allah SWT kepadanya. Namun, dugaan ini tidak sepenuhnya benar, sebab adakalanya kekakayaan justru merupakan bencana yang ditimpakan Allah SWT kepada orang-orang berharta. Wallahualam

Sumber : Republika.co.id

Mugabe Dikudeta Karena Tak Akomodir Kepentingan Cina. Cina Terlibat?

Mugabe Dikudeta Karena Tak Akomodir Kepentingan Cina. Cina Terlibat?


10Berita – Lengsernya Robert Mugabe dari kursi presiden Zimbabwe menjadi angin segar bagi Republik Rakyat Tiongkok. Pasalnya, beberapa tahun terakhir hubungan Beijing dengan presiden tiga dekade itu terus memburuk.

Presiden baru, Emmerson Mnangagwa lebih dinilai kooperatif terhadap kepentingan Tiongkok. Kini, Negeri Tirai Bambu dapat menancapkan kukunya semakin dalam di Benua Hitam.

“Beijing sudah lama disulitkan Mugabe dan istrinya yang boros. Kini mereka akan lebih dekat dan terbuka saat Zimbabwe dipegang Mwangagwa,” jelas pengamat think tank India Pinak Chakravarty.

“Tiongkok mungkin secara tidak langsung mendukung militer Zimbabwe dan Mnangagwa untuk menurunkan Mugabe dan klannya. Ini sudah sejalan dengan keinginan Xi (Presiden Tiongkok Xi Jinping),” ujar Chakravarty.

Sejak Mugabe berkuasa pada 1980, Beijing sudah mulai menjalin kerja sama politik, militer dan diplomatik. Hubungan kedua pemimpin negara juga terus dijalin dengan serangkaian kunjungan kenegaraan.

Tiongkok pun berinvestasi besar-besaran di Zimbabwe untuk tembakau, intan dan industri permesinan. Tiongkok bahkan pernah mendukung Mugabe saat pemerintahannya menerima sanksi ekonomi dari Barat.(kl/ts)

Muslim Alami Perampasan Eksistensi dan Pemusnahan Militer

Muslim Alami Perampasan Eksistensi dan Pemusnahan Militer

10Berita , LAGOS -- Sedikitnya 2.000 aktivis Muslim turun ke jalan-jalan di ibu kota Nigeria, Lagos. Dalam aksi turun ke jalan tersebut, mereka menyerukan solidaritas terhadap masyarakat Palestina, Kashmir, dan komunitas minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.

Aksi massa pada Hari Solidaritas Al-Aqsa 2017 itu dihadiri oleh para intelektual Muslim terkemuka dan pemimpin agama yang berpengaruh di Nigeria. Mereka menyerukan agar badan dunia menanggapi seruan orang-orang yang teraniaya, khususnya penduduk Palestina.

Ketua Kepedulian Muslim Internasional (MAI), Waheed Atoyebi, mengatakan, bahwa nasib orang-orang Palestina dan minoritas Muslim di seluruh dunia telah menghadapi penganiayaan. Bahkan dalam kasus-kasus ekstrim, terdapat pembersihan etnis dan genosida seperti yang terjadi di Myanmar.

"Kemunafikan dunia sedemikian rupa, sehingga referendum diamankan untuk Sudan Selatan untuk melepaskan diri dari Sudan. Sementara orang Kashmir telah menunggu dengan sia-sia untuk sebuah referendum untuk menentukan nasib mereka. Karena India menggunakan segala bentuk dalih untuk mencegah dan membatalkan pergerakkan semacam itu. Kami melihat mereka berkata ramah di mulut saja terhadap penderitaan orang-orang Muslim Palestina," kata Atoyebi, dilansir dari World Bulletin, Sabtu (2/12).

Atoyebi mengatakan, bahwa Hari Al-Aqsa 2017 itu bertepatan dengan 100 tahun saat Inggris melalui Deklarasi Balfour menyetujui pendirian sebuah tanah air bagi kaum Yahudi di Palestina. Ia menyebut hal itu sebagai bentuk penipuan dan ketidakjujuran serta perampokan di siang hari. Atoyebi juga mengkritik keputusan institusi akademis di Inggris, yang memungkinkan elemen Zionis menggunakan tempat mereka untuk memperingati peristiwa yang dinilai paling tragis dalam sejarah.

Sementara itu, Ismail Busayri, seorang ulama terkemuka, meminta para pemimpin dunia dan PBB mengatasi penderitaan masyarakat yang teraniaya. Busayri berbicara tentang topik 'Keadilan Selektif; Sejarah, Relevansi, dan Signifikansi Perjuangan Palestina' dalam sebuah khutbah Shalat Jumat, guna menggalang dukungan bagi kaum minoritas.

Di sisi lain, Tajudeen Yusuf, seorang akademisi dari Universitas Lagos, mengatakan, bahwa orang-orang Palestina menghadapi 'perampasan eksistensi dan pemusnahan militer'. Karena itu, dia meminta agar dunia bertindak untuk mengakhiri penderitaan mereka.

Sumber : Republika.co.id

Heboh, Awan Bertuliskan Lafadz Allah Muncul Dalam Reuni Akbar 212

Heboh, Awan Bertuliskan Lafadz Allah Muncul Dalam Reuni Akbar 212


10Berita - Jutaan jamaah padati Monas dalam acara Reuni Alumni 212 yang diselenggarakan di Monas, Jakarta Pusat, hari ini (02/12). Namun, ada ‘sesuatu’ lain yang membuat banyak orang berdercak kagum.

Pasalnya, diantara berjalannya pembacaan maulid nabi, tampak sebuah awan berbentuk lafadz Allah muncul dengan posisi yang tidak berjauhan dari Tugu Monas.

Rupanya banyak yang tidak menyadari fenomena menakjubkan tersebut. Dari info terakhir yang kami dapatkan, menurut para panitia penyelenggara, acara yang juga sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad itu diperkirakan telah dihadiri sebanyak 7 juta orang.

Meskipun dihadiri jutaan orang, aksi tersebut berjalan damai dan tidak ada sampah yang berserakan karena massa aksi. Cek videonya dibawah ini:

Sumber:

Tidak hanya itu, ada juga video lain yang diunggah oleh pengguna Twitter bernama Bang Pino. Dalam video itu sang pemilik akun menuliskan caption:

Lihat kebesaran Allah, Awan bertuliskan Lafadz Allah muncul samar-samar dalam #ReuniAkbar212 mulai detik ke 47. Allah Meridhoi kita Insya Allah.

Ini video unggahan Bang Pino:

Ketegasan kita dalam menjaga NKRI adalah kita Menyanyikan Lagu Kebangsaan Kita dengan Lantang, jangan kau tuduh kami anti NKRI.

Lihat kebesaran Allah, Awan bertuliskan Lafadz Allah muncul samar-samar dalam #ReuniAkbar212 mulai detik ke 47. Allah Meridhoi kita Insya Allah. pic.twitter.com/8sXVoBdLQy

— Bang Pino (@SiPinokio_) December 2, 2017


Sumber : islamidia.com

Ustadz Bahtiar Nasir sebut reuni 212 dihadiri 3 juta orang

Ustadz Bahtiar Nasir sebut reuni 212 dihadiri 3 juta orang


10Berita - Para alumni aksi 212 pada tahun 2016 menggelar reuni akbar di Monas, Sabtu (2/12). Massa berkumpul di kawasan Monas sejak Subuh dan mendengar orasi dari berbagai tokoh yang hadir seperti Amien Rais, Fahri Hamzah, Anies Baswedan, dan lainnya.

Ketua GNPF, Ustadz Bahtiar Nasir menyebut reuni akbar 212 dihadiri sekitar 3 juta massa. "Tiga jutaan lah. Itu maksimal ya," sebutnya ditemui usai berorasi.

Bahtiar mengatakan, jutaan massa itu datang dengan damai. Aparat juga telah menjamin pengamanan aksi sehingga bisa berjalan damai dan lancar.

"Saya dengar juga dari pihak aparat menjamin tak ada kerusuhan dan saya juga mendengar kalau ini semata-mata ingin reuni, ingin Maulid," jelasnya.

Bahtiar juga meminta reuni 212 jangan disalahpahami. Apa yang terjadi di masa lalu harus disudahi. Ia mengajak semua pihak membangun kebersamaan.

Dalam orasinya, ia menyampaikan perihal persatuan. Ia tak ingin ada sekat baik antara umat Islam maupun antara umat Islam dengan umat beragama lainnya di Indonesia.

"Begitu juga antara kelompok-kelompok ini dengan kelompok lain yang kemarin hampir bersitegang. Misalnya antara 212 dengan Banser. Saya tidak mau itu ada lagi," jelasnya.

Termasuk juga ia tak ingin lagi ada sekat antara umat dengan rezim pemerintah. "Saya harap tak ada lagi gontok-gontokan. Mari kita bangun bangsa bersama-sama. Saya kira ini sudah waktunya untuk membangun peradaban kita," jelasnya.

Selain dihadiri umat Islam, reuni 212 juga dihadiri tokoh agama lain. Bahtiar pun mengapresiasi kehadiran mereka yang dinilai sebagai tokoh agama yang mudah bergaul dan merasa aman di tengah-tengah umat Islam. Tokoh non Muslim itu datang atas inisiatif sendiri.

"Sebagian besar yang datang atas inisiatif sendiri," ujarnya.

Terkait aksi 212 yang akan dijadikan agenda tahunan sebagaimana disampaikan Ketua Umum FPI, Bahtiar mengakui belum mengetahui. "Saya belum berani katakan itu sekarang. Semua kita lihat perkembangannya," tandasnya.

Sumber : beritaislam24h.info

Puasa dapat Mengasah Aneka Kecerdesan

Puasa dapat Mengasah Aneka Kecerdesan

10Berita , Puasa adalah ibadah yang bermula dengan tidak makan, tidak minum, dan tidak bercampur dengan pasangan sejak terbit hingga terbenamnya matahari. Puasa dapat mengasah aneka kecerdesan dan seharusnya berakhir dengan terpantulnya sifat-sifat positif atau mengarah pada kebaikan.

Dikutip dari buku yang berjudul ‘Membumikan Alquran’ karya M. Quraish Shihab puasa dapat mengasah kecerdasan spiritual melahirkan kepekaan yang mendalam. Fungsinya mencakup hal-hal yang bersifat supranatural dan religius. Kecerdasan tersebut menegaskan wujud Tuhan, melahirkan kemampuan untuk menemukan makna hidup. Selain itu memperhalus budi pekerti, dan juga melahirkan mata ketiga atau indra keenam bagi manusia.

Puasa juga dapat mengasah kecerdasan emosional. Dengan kecerdasan emosional manusia mampu mengendalikan nafsu. Emosi dan nafsu yang terkendali sangat kita butuhkan sebab ia merupakan salah satu faktor yang mendorong terlaksananya tugas kekhalifahan di bumi, yakni membangun dunia sesuai dengan kehendak dan tuntunan Ilahi.

Hawa nafsu bagaikan eksim (kelainan pada kulit), semakin digaruk semakin nyaman, tetapi kesudahannya adalah luka terinfeksi sehingga mengancam jiwa raga si penderita. Dengan kecerdasan itu, manusia akan mampu mengarahkan emosi atau nafsu ke arah positif sekaligus mengendalikannya. Sehingga tidak terjerumus dalam hal negatif.

Kecerdasan yang ketiga adalah kecerdasan intelektual.  Tetapi jika kecerdasan ini tidak dibarengi dengan kedua kecerdasan di atas, maka manusia akan terjerumus ke dalam jurang kebinasaan. Ia akan menjadi kepompong yang membakar dirinya sendiri karena ‘kepintarannya’. Perlu diingat bahwa kebodohan bukanlah sekadar lawan dari banyaknya pengetahuan karena bisa saja seseorang memiliki informasi yang banyak, tetapi apa yang diketahuinya tidak bermanfaat baginya.

Karena itu , patut disimak pesan Nabi Luqman AS kepada anaknya, “Anakku! Tidak ada baiknya mempelajari apa yang belum engkau ketahui, selama engkau belum memanfaatkan apa yang telah engkau ketahui, ini seperti pengumpul kayu yang tak mampu memikulnya, tetapi dia menambah lagi kayu yang lain untuk dipikulnya.”

Bila aneka kecerdasan di atas terhimpun pada diri seseorang maka dia secara sadar akan bersikap diam meyangkut apa yang tidak perlu atau tidak bermanfaat baginya. Wallahualam

Sumber : Republika.co.id