OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 06 Desember 2017

Kepala Negara Tunisia, Iran Hingga Malaysia Dihubungi Erdogan Guna Bahas Al-Quds

Kepala Negara Tunisia, Iran Hingga Malaysia Dihubungi Erdogan Guna Bahas Al-Quds

 

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Trukpress.co)

10Berita – Ankara. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menghubungi Presiden Tunisia Baji Seid el Sabsi, Presiden Iran Hassan Rouhani dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak, Rabu (06/12/2017). Kepada pemimpin tiga negara tersebut, Erdogan membahas isu terkait pidato Trump yang akan mengumumkan pengakuan Al-Quds sebagai ibukota bagi entitas zionis, Israel.

Dari sumber kepresidenan Turki disebutkan, Erdogan menghubungi pemimpin negara-negara lain untuk membahas eskalasi berkaitan dengan status kota Al-Quds. Menurut laporan sumber, Erdogan menghubungi Sabsi, Rouhani dan Razak pada pagi hari waktu setempat.

Masih menurut sumber, seperti dilansir Anadolu Ajansi, Erdogan dalam saluran telepon menegaskan tindakan AS itu akan melemahkan proses perdamaian di Timur Tengah. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya keberadaan negara Palestina berdaulat menurut batas wilayah 1967 dengan ibukota Al-Quds Timur.

Selain itu, Erdogan juga menyebut keputusan Israel yang mencaplok Al-Quds pada tahun 1980 silam mendapatkan penolakan dari masyarakat internasional dan PBB. Ia juga menegaskan bahwa kota Al-Quds merupakan kota suci bagi seluruh kaum muslim, serta menjadi isu paling sensitif bagi negara-negara Islam.

Lebih lanjut, kepada tiga pemimpin negara tersebut Erdogan juga menyampaikan akan digelarnya pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada hari Rabu (13/12) mendatang di Istanbul. Tujuan pertemuan itu, menurut Erdogan, adalah untuk membahas langkah-langkah AS yang berkaitan dengan status Al-Quds.

Sumber juga menyatakan, baik Erdogan maupun pemimpin yang dihubungi menyebutkan, upaya apapun uang bertujuan untum mengubah situasi di Al-Quds akan mendapatkan respon keras dari dunia Islam. Selain juga akan berdampak negatif bagi perdamaian dan stabilitas.

Seperti diwartakan, media dalam beberapa hari terakhir gencar mengangkat tekad Trump untuk mengakui Al-Quds sebagai ibukota bagi entitas zionis, Israel. Disebutkan, pengumuman pengakuan akan dilakukan pada hari ini, Rabu (06/12), dengan meresmikan pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Al-Quds yang terjajah. (whc/dakwatuna)

Sumber: Anadolu Ajansi Arabic,  dakwatuna.com

Dunia Masih Menanti Pengumuman Resmi Trump Terkait Status Al-Quds

Dunia Masih Menanti Pengumuman Resmi Trump Terkait Status Al-Quds

Presiden AS, Donald Trump. (aljazeera.net)

10Berita – Washington. Tampaknya dunia masih menantikan pengumuman resmi Presiden Donald Trump terkait pengakuan Al-Quds sebagai ibukota bagi entitas zionis, Israel. Disebutkan, pengakuan tersebut dilakukan dengan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Al-Quds. Sebuah keputusan yang mengabaikan para sekutu Arab AS dan menyepelekan eskalasi kecaman dari seluruh dunia.

Dilansir Aljazeera.net, rencananya Trump akan menyampikan pidatonya pada hari ini, Rabu (06/12/2017) pukul 18:00 waktu setempat. Disebutkan, dalam pidato itulah Trump akan mengumumkan keputusannya terkait status Al-Quds, yang juga telah menjadi bahan kampanyenya saat pemilihan presiden silam.

Para pejabat AS tampk menyebut keputusan ini merupakan langkah yang mengakui dua fakta. “Fakta sejarah yang menyebut bahwa kota itu merupakan ibukota keagamaan kaum Yahudi, serta fakta lapangan bahwa kota itu merupakan pusat pemerintahan Israel,” kata mereka.

Mereka menambahkan, Trump juga akan mengumumkan langkah-langkah Kementerian Luar Negeri dalam memulai proses pemindahan kedutaan ke Al-Quds, yang akan memakan waktu hingga tiga sampi empat tahun. Dijelaskan, keputusan ini atas rekomendasi dan dukungan dari penasihat sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, serta Jessen Greenbalt selaku perwakilan AS untuk perundingan internasional.

Keputusan kontroversi Trump ini bukan tanpa pertentangan di kalangan lingkar satu pemerintahannya. Disebutkan, Wakil Presiden Mike Pence dan Dubes AS untuk Israel David Friedman sebagai kelompok yang mendesak keputusan segera dieksekusi. Sementara Menlu Rex Tillerson dan Menhan James Mattis disebut-sebut sebagai kelompok yang menentang.

Hingga saat ini, belum ada satupun kedutaan negara-negara lain yang kantornya di Kota Al-Quds. Jika keputusan benar-benar direalisasikan, maka AS menjadi negara pertama yang akan meletakkan kedutaannya di kota suci unat Islam tersebut. Bahkan disebutkan, Trump juga telah menyampaikan niat pemindahan ini kepada para pemimpin Palestina, Yordania, Mesir, Saudi dan PM Israel.

Trump Tak Peduli

Keputusan Trump terkait status Al-Quds telah menimbulkan gejolak kemarahan rakyat Palestina. Tapi tampaknya, pergerakan resmi Arab tidak berpengaruh banyak terkait sikap yang akan diambil.

Diwartakan, Otoritas Palestina telah mendesak digelarnya Sidang Darurat Liga Arab. Sementara Menlu Yordania mengumumkan, negaranya akan mengupayakan pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada dua hari, Sabtu dan Ahad mendatang.

Bahkan, Raja Yordania telah memperingatkan Trump terkait dampak dari keputusan yang akan diambilnya itu. Menurutnya, keputusan Trump akan membahayakan keamanan dan stabilitas Kawasan. Sementara Raja Salman menyebutkan, pemindahan kedutaan AS ke Al-Quds merupakan tindakan yang dapat memprovokasi seluruh Umat Islam.

Hal senada juga disampaikan Kemenlu Qatar. Disebutkan, Qatar menolak segala tindakan pengakuan Al-Quds sebagai ibukota bagi Israel. Sedangkan PM Irak menegaskan, pemerintahannya menolak adanya pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv. (whc/)

Sumber: Aljazeera, dakwatuna

Megahnya Masjid Raya Kuwait

Megahnya Masjid Raya Kuwait

10Berita , JAKARTA -- Masjid Raya Kuwait berdiri sejak 1986. Letaknya di pesisir selatan Teluk Kuwait. Kompleks seluas 46 ribu meter persegi ini cukup strategis di jantung ibu kota Kuwait karena berdekatan dengan tempat-tempat penting, antara lain, Bank Nasional Kuwait, Bursa Efek Kuwait, kantor kementerian negara, dan Istana Seif.

Masjid Raya Kuwait memiliki luas bangunan 20 ribu meter persegi. Masjid ini selalu dipilih sebagai pusat penyelenggaraan berbagai acara Islami atau perayaan nasional. Dilansir dari laman pariwisata Kuwait, visit-kuwait.com, Masjid Raya Kuwait merupakan salah satu ikon kebanggaan negara tersebut.

Pada 25 Desember 2011 sampai dengan 7 Januari 2012 lalu, Pemerintah Kuwait menjadikan masjid ini sebagai pusat penyelenggaraan Forum Seni Islami Internasional Kelima.

Dilansir dari laman artkuwait.org, Direktur Pusat Kesenian Islam Kuwait saat itu, Farid al-Ali, mengungkapkan, ada 21 negara yang mengikuti perhelatan ini. Mereka antara lain berasal dari Timur Tengah (Arab Saudi, Iran, Oman, Uni Emirat Arab, Irak, Bahrain, Palestina, Yordania, dan Suriah); Afrika Utara (Mesir, Aljazair, Sudan, dan Maroko); Asia Selatan dan Asia Tenggara (Pakistan, India, Bangladesh, dan Malaysia); Cina, serta Eropa (Hungaria).

Selain forum resmi, acara tersebut juga dilengkapi dengan beragam pameran kesenian, semisal, seni kaligrafi mutakhir, dekorasi, busana, dan pelatihan-pelatihan (workshop) kaligrafi untuk anak muda.

Arsitektur Masjid Raya Kuwait mengikuti gaya konvensional. Namun, desain khas Persia juga dengan mudah ditemukan di sini. Misalnya, pada kubah utama atau lengkung gerbang yang melaluinya para jamaah masuk atau keluar.

Bila dilihat dari atas, kompleks masjid ini berbentuk persegi. Tampak luar, bangunan Masjid Raya Kuwait didominasi warna abu-abu kecokelatan. Di sebelah bangunan utama, ada gedung lima tingkat tempat parkir, yang bisa menampung hingga 600 unit mobil.

Sementara, bagian dalam masjid ini terang benderang dengan cahaya lampu. Pancarannya memantulkan warna biru tua dari hamparan permadani di bawahnya serta warna krem pada dinding masjid.

Pada langit-langit masjid tersebut terdapat cekungan kubah utama yang ditopang empat pilar besar. Di sekelilingnya ada ukiran pada gipsum yang bercorak tetumbuhan. Ruang shalat utama mampu menampung 11 ribu jamaah, yakni 10 ribu pria dan seribu perempuan.

Selain lampu gantung utama dan beberapa penerangan listrik, cahaya alami juga masuk melalui celah-celah jendela di bawah kubah. Pemandangan di dalam masjid ini sangat menyejukkan mata.

Ada 10 pintu gerbang di masjid ini dan semuanya terbuat dari kayu terbaik. Kubah Masjid Raya Kuwait memiliki tinggi 43 meter dan garis tengah 26 meter. Kubah ini juga dihiasi kaligrafi gaya Kufi yang menunjukkan 99 asma al-husna.

Ukiran pada gypsum di sekitar kubah merupakan buatan tangan, bukan cetakan. Coraknya menampilkan gaya masjid-masjid Andalusia. Terutama dari ornamen kaligrafi yang menghiasi semua sisi interior. Ada 144 jendela pada masjid ini.

Hanya ada satu menara di masjid ini. Yakni, terletak di sudut barat daya dari bangunan utama. Arsitekturnya menyerupai gaya Andalusia. Ada ukiran indah dengan pola-pola bentuk bintang atau tetumbuhan pada dindingnya.

Sumber : Republika.co.id

Islam Masuk ke Komoro di Masa Rasulullah

Islam Masuk ke Komoro di Masa Rasulullah

10Berita , JAKARTA -- Menurut legenda setempat, Islam telah masuk ke Komoro pada masa Nabi  Muhammad SAW. Islam dibawa oleh dua bangsawan Komoro, Fey Beja Mwamba dan Mtswa Mwandze, yang mengunjungi Makkah. Bukti sejarah menunjukkan pedagang Arab dan pengasingan Pangeran Zayidi Persia Shirazi juga ikut memperkenalkan agama.

Pada abad ke-16, Hassan ibn Issa, yang mengaku keturunan dari Nabi Muhammad, mendorong warga Komoro memeluk Islam. Ia juga membangun beberapa masjid.

Pada abad ke-19, Syekh Abdalah Darwesh memprakarsai Tarekat Syadziliyah di Komoro. Lahir di Grande Comore, Syekh Darwesh melakukan perjalanan di seluruh Timur Tengah dan menyebarkan dakwah Islam. Beberapa tarekat sufi, termasuk Syadzili, Qadiriyayah, dan Rifa'iyah, juga banyak didapati di Komoro.

Syekh al-Ami bin Ali al-Mazruwi (w 1949) adalah ulama pertama di wilayah Komoro yang  menulis literatur Islam ke dalam bahasa Swahili. Al-Habib Omar bin Ahmed Bin Sumeit (w 1976) belajar di negara-negara Arab sebelum menjadi seguru dan qadi di Madagaskar, Zanzibar, dan Komoro. ed: nashih nashrullah

Sumber : Republika.co.id

Masjidil Haram Gunakan Teknologi Baru di Halaman Mataf

Masjidil Haram Gunakan Teknologi Baru di Halaman Mataf


10Berita – Kerajaan Arab Saudi kembali akan akan memasang teknologi baru di atap Al-Masaa Masjidil Haram. Kebijakan ini diambil untuk memastikan kelancaran lalu lintas halaman mataf.

Direktur Manajemen Massa Masjidil Haram, Fares bin Fayez Mulla menjelaskan kepada Arab News bahwa program ini digunakan untuk mengawasi dan memberikan keamanan, serta kenyamanan para Tamu Allah.

“Sepanjang tahun kami mengukur dan mempelajari kerapatan (jemaah). Kami mengumpulkan informasi untuk menganalisis dan menemukan solusi yang tepat dan mempresentasikannya kepada pejabat untuk membuat keputusan yang tepat,” ucap Mulla.

Dari pengamatan yang dilakukan timnya, ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para jemaah. Para jemaah kerap tidak mengikuti pedoman yang telah diterapkan pengelola Masjidil Haram.

Kesalahan lain yang kerap dilakukan yaitu memasuki pintu masuk, lorong, dan jalan keluar di pintu-pintu lain. Meskipun, telah diberikan tanda berbagai bahasa.

Pengamatan berulang-ulang sedang dipertimbangkan oleh spesialis untuk mencari solusi dan alternatif melalui sistem dan program yang canggih.

Kapasitas halaman mataf beserta lantainya yaitu 107.000 jemaah berkeliling per jam. Sedangkan kapasitas halaman mataf dapat menampung 30.000 jemaah per jam, selain lantai.

Sumber : Eramuslim

Mahfud: Buang-buang Waktu Bicarakan 212 Politik atau Bukan

Mahfud: Buang-buang Waktu Bicarakan 212 Politik atau Bukan

Muh. Abdus Syakur/Hidayatullah.com

Mahfud MD

10Berita – Menurut Pakar Hukum Tata Negara yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof Mohammad Mahfud MD, setiap kegiatan tidak bisa dilepaskan dari politik.

“Yang ada di luar berpolitik, di dalam berpolitik, yang berkomentar juga politik,” ungkapnya di Yogyakarta dalam diskusi “212: Perlukah Reuni?” program ILC di Hotel Borobudur, Jakarta, kemarin, Selasa (05/12/2017) lewat telekonferensi.

Hal itu disampaikannya terkait perdebatan apakah Reuni Alumni 212 di Jakarta, Sabtu (02/12/2017) lalu, gerakan politik atau bukan.

“Karena yang hadir di sana banyak tokoh politik, walaupun tokoh politik itu sebetulnya tokoh politik yang dalam tanda kutip oposisi pemerintah,” kata mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Baca: Mahfud MD Nilai Fenomena 212 Kemajuan Demokrasi


Jelasnya, salah satu arti dari politik adalah kebijakan (policy).

“Kita berbicara apa yang kita katakan agar menjadi pertimbangan dalam kebijakan negara,” lanjut Guru Besar Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UII) ini.

Mahfud mengatakan, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dulu pernah mengatakan bahwa setiap ormas adalah gerakan politik.

“Karena seperti misalnya menyampaikan sikap ke pemerintah agar tidak ada perjudian, bersih dari korupsi, itu adalah pernyataan politik,” tegas Mahfud. Dalam artian agar mempengaruhi kebijakan.

Baca: Disebut Massa Bayaran, Pimpinan DPR: 212 Gerakan Sosial


Oleh sebab itu, katanya, memperdebatkan tentang 212 apakah gerakan politik atau bukan adalah membuang-buang waktu.

“Saya kira buang-buang waktu sejak tadi orang-orang yang bicara itu bahwa ini politik, bukan, politik, bukan, semuanya politik,” ujarnya.

“Bahkan ILC ini pun adalah politik, dalam arti apa? Agar berpengaruh terhadap kehidupan policy kenegaraan kita,” ujarnya.

Tetapi, kata dia juga, tidak semua gerakan politik berbentuk partai politik.

“Jadi kita tidak perlu alergi dengan politik,” tambahnya berpesan.* Ali Muhtadin

Baca: Fadli Zon: Reuni 212 karena Ada Ketidakadilan Hukum


Rep: Admin Hidcom

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com

Ini Komentar Pedas Emak-Emak Soal Daging Diganti Keong Sawah ‘Mentan Amran’

Ini Komentar Pedas Emak-Emak Soal Daging Diganti Keong Sawah ‘Mentan Amran’


10Berita – Menteri Pertanian Jokowi kembali membuat ramai dunia emak-emak di Indonesia. Pasalnya dalam kunjungan di Pasar Induk Beras Cipinang pada hari Senin (4/12) kemarin, Menteri Amran meminta masyarakat untuk mengkonsumsi keong sebagai ganti dari daging yang kian mahal.

Lalu Bagaimana respon masyarakat?

Billin (23), guru TK di Bekasi berpendapat peralihan konsumsi daging ke keong sawah kontroversial dan perlu dikaji lebih lanjut.

“Sejauh ini, saya belum pernah mengetahui komparasi keong sawah dengan daging. Kalau asal muasalnya, keong sawah tentu mengandung unsur protein hewani, sama halnya dengan daging sapi, ayam dll. Namun, perlu cari tahu di daftar komposisi bahan makanan Indonesia. Jika tidak terdaftar, maka perlu mencari referensi berupa jurnal ilmiah mengenai penelitian kandungan keong sawah sendiri, ” ujar muslimah yang juga lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Universitas Brawijaya tersebut kepada Chanel Muslim, Selasa (5/12).

Berdasarkan hal itu, Billin belum bisa beralih untuk mengonsumsi keong sawah sebagai pengganti daging.

“Menimbang segi bentuk dan pengetahuan kandungannya, untuk saat ini, saya belum bisa jika disuruh beralih, ” ujar perempuan yang juga sedang mengandung anak pertama tersebut.

Berbeda dengan Billin, Romlah (34) ibu rumah tangga di Cibubur mengatakan setuju dengan usulan Menteri tersebut.

“Saya mah setuju aja, nggak suka daging soalnya nyelip di gigi.. Dan suka tutut karena murah dan segar asal masaknya bisa nggak bau lumpur, ” ujar ibu dari 4 anak tersebut.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran menyarankan agar masyarakat beralih mengonsumsi tutut atau keong sawah sebagai pengganti daging yang harganya melonjak.

” Seperti tutut itu protein lebih bagus dari daging,” ujarnya di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (4/12) dilansir laman Okezone.

Tutut merupakan keong sawah atau sejenis siput air yang mudah dijumpai di perairan tawar seperti sawah, aliran parit dan danau.

Amran melanjutkan, tutut memiliki protein yang tinggi namun menyehatkan. Maksudnya, ketika ada seorang yang memiliki tekanan darah tinggi, masih bisa mengonsumsi tutut yang proteinnya tinggi. (CM/Ram)

Sumber : Eramuslim

PKS: Jangan Jual Aset untuk Kepentingan Jangka Pendek

PKS: Jangan Jual Aset untuk Kepentingan Jangka Pendek

10Berita , Jakarta- Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini menegaskan bahwa pemerintah hendaknya berpikir strategis soal pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yaitu semata-mata untuk kepentingan jangka panjang bagi rakyat dan negara.

“Maka jangan asal jual aset BUMN terlebih karena alasan-alasan jangka pendek. Hanya soal likuiditas, kebutuhan membiayai infrastruktur, bayar hutang yang jatuh tempo, atau sekadar cari untung sesaat,” ujarnya kepada Kiblat.net pada Rabu (06/12/2017).

Jazuli memperingatkan bahwa jika terjadi penjualan aset-aset BUMN, generasi mendatang akan kehilangan kewenangan pengelolaan atas sumber-sumber ekonomi yang strategis untuk kepentingan rakyat luas. “Nanti bagaimana nasib anak cucu kita ke depan yang akan memimpin di republik ini?

“Kita bukan anti asing, ini soal akuntabilitas dan keberpihakan pada aset strategis nasional yang pembiayaannya juga bersumber dari uang rakyat, maka harus jelas akuntabilitasnya,” tekan Jazuli.

Anggota Komisi I ini meminta agar pemerintah berhati-hati betul karena salah-salah aset BUMN yang dikuasai swasta asing justru merugikan negara. Akibat dari negara yang kehilangan kontrol kepemilikan dan pengelolaan.

“Kemudian rakyat dirugikan dan hanya bisa gigit jari seperti ‘penumpang angkot’ di negerinya sendiri,” tutupnya.

Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: Syafi’i Iskandar

Sumber : Kiblat.

Al Azhar Peringatkan AS: Deklarasi Al Quds Sebagai Ibukota Penjajah Bangkitkan Kemarahan Umat Islam

Al Azhar Peringatkan AS: Deklarasi Al Quds Sebagai Ibukota Penjajah Bangkitkan Kemarahan Umat Islam

10Berita –Al Azhar merespon perkembangan pemberitaan di media, bahwasannya AS berkeinginan untuk mengakui bahwa Al Quds adalah ibukota penjajah Zionis. Al Azhar memperingatkan, jika AS sampai mendeklarasikan akan hal demikian, maka hal itu akan membangkitkan kemarahan umat Islam, demikian dilansir oleh Bawwabah Al Azhar (5/12/2017).

Al Azhar juga menegaskan, jika AS memilih langkah itu, maka perdamaian di atas dunia bakal terancam, serta timbulnya kebencian yang meluas.

Al Azhar pun mengecam mengenai apa yang dilakukan pihak penjajah Zionis yang tidak melaksanakan resolusi PBB, terkait dengan kedzalimannya terhadap penduduk dan tanah Pelastina.

Al Azhar juga menegaskan bahwa identitas Arab Al Quds dan Palestina tidak bisa diganggu gugat.

Sumber : Hidayatullah.com

Liga Arab : ‘Menjadikan Jerusalem Ibukota Israel adalah Agresi Terbuka Terhadap Dunia Arab’

Liga Arab : ‘Menjadikan Jerusalem Ibukota Israel adalah Agresi Terbuka Terhadap Dunia Arab’

 



10Berita : Dewan Liga Arab meminta AS untuk mematuhi semua resolusi internasional yang berhubungan dengan status kota Jerusalem dan tidak gegabag memindahkan kedutaannya ke kota tersebut.

“Setiap pengakuan atas kota Jerusalem sebagai ibukota Israel, pembentukan kantor diplomatik di Jerusalem atau mengalihkannya ke kota Jerusalem adalah agresi terbuka terhadap dunia Arab, hak rakyat Palestina, semua umat Islam dan Kristen,” ungkap pernyataan Liga Arab, seperti dilansir dari Rusia Today, Rabu, (6/12/17).

Isu Jerusalem menjadi sorotan dunia internasional setelah pernyataan presiden Donald Trump mengumumkan akan memindahkan kantor kedutaannya di Tel Aviv ke Jerusalem. Keinginan Trump tersebut akan memicu konflik baru antara Israel-Palestina, karena rakyat Palestina melihat selama ini bahwa kota Jerusalem adalah ibukota mereka dan tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa, tempat suci ke-3 bagi umat Islam.

Gedung Putih sampai Rabu ini masih menunda untuk mengumumkan kebijakan tersebut ditengah protes dan peringatan di seluruh dunia terhadap tindakan kontroversial tersebut. Presiden Donald Trump dijadwalkan akan mengumumkan keputusannya tersebut rabu ini.

Berbagai reaksi dan kecaman datang dari para pemimpin dunia Arab, Raja Salman memperingatkan Trump atas kebijakannya tersebut dapat menyakiti umat Islam seluruh dunia. Presiden Erdogan mengancam akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel jika AS memindahkan kedutaannya ke Jerusalem. Raja Yordania Abdullah II memperingatkan Trump akan kebijakannya dapat memicu konflik baru antara Israel-Palestina. (DH/MTD)

Sumber : Rusia Today, Moslem Today