OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 09 Desember 2017

Bella Hadid: Aku Berdiri Bersama Palestina!

Bella Hadid: Aku Berdiri Bersama Palestina!


10Berita – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkanYerusalem resmi sebagai ibu kota Israel, Rabu 6 desember 2027 lalu. Keputusan Trump mengundang kecaman dari berbagai pihak. Salah satu yang mengecam keras adalah Bella Hadid.

Supermodel berdarah Palestina ini dengan berani menyuarakan keberatannya, dalam akun Instagram miliknya. Ia memberikan dukungan untuk Palestina dalam Instagram yang memiliki pengikut sebanyak 16 juta tersebut. Ia merasa kecewa dan sedih serta dapat merasakan rasa sakit warga Palestina dan keluarga besar ayahnya.

“Melihat kesedihan ayah saya, sepupu, dan keluarga Palestina yang merasakan (kehidupan) nenek moyang kami di Palestina ini membuat saya sulit untuk berkata-kata,” tulisnya seperti dilansir dari Huffington Post, Jumat, 8 Desember 2017.

“Yerusalem adalah rumah bagi semua agama. Untuk yang terjadi, saya merasa, kita mundur lima langkah dan membuat perdamaian dunia makin sulit tercapai,” lanjut adik Gigi Hadid ini. Ia menambahkan bahwa selama ini warga Palestina diperlakukan tidak adil.

“Nasib yang dialami orang-orang di Palestina tidak adil, berat sebelah dan tak bisa ditolerir. Aku berdiri bersama Palestina,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa semua agama harus hidup berdampingan. Dan menambahkan bahwa keputusan Trump merusak perdamaian dunia. “Semua agama hidup berdampingan..Sekarang karena hanya satu orang..di mana harapan itu,” katanya menutup tulisan tersebut.(kl/tw)

Sumber : Eramuslim

Dukung Penuh ‘Israel’, Amerika Kehilangan Legitimasi sebagai Juru Damai

Dukung Penuh ‘Israel’, Amerika Kehilangan Legitimasi sebagai Juru Damai


Dr Muhammad Najib

10Berita - JAKARTA  Keputusan Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem menjadi ibu kota “Israel”, menurut mantan Anggota Komisi I DPR Dr Muhammad Najib,  dapat diartikan sebagai deklarasi pemerintah Amerika yang menarik diri dari perannya selama ini selaku mediator proses perdamaian antara Palestina dengan “Israel”. Padahal sebagai mediator, AS sudah melakukannya selama puluhan tahun.

Dengan memberikan dukungan penuh kepada “Israel” yang telah ditegaskan Trump sejak kampanye pilpres tahun lalu, maka, kata Najib, Amerika sudah kehilangan legitimasi sebagai juru damai.

Ketidakpeduliannya atas berbagai reaksi banyak kepala negara dan masyarakat internasional, ujar Najib, sebenarnya menunjukkan konsistensi Trump dalam memperjuangkan “American First”.

Kepada Salam-Online, Najib mengatakan buah dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Donald Trump akan berbuntut kepada reaksi emosional.

“Kebijakan yang dikeluarkan Trump akan menimbulkan reaksi emosional yang muncul ke permukaan, mulai dari demo dan berbagai kecaman yang diarahkan kepadanya,” ujar Najib, Jumat (8/12).

Selain itu, menurutnya, anjuran boikot produk-produk Amerika, sampai kemungkinan terjadinya serangan teroris atau perang terbuka antara “Israel” dengan negara-negara Arab yang sudah terjadi berulangkali dengan kekalahan dan kemenangan silih berganti antara kedua belah pihak, akan kembali terjadi.

Sekiranya kita mampu melihat masalah ini secara rasional dan proporsional, ungkapnya, rasanya tidak sulit untuk menyikapinya.

“Kenapa kita menuntut Amerika terlalu banyak, di saat mereka sendiri ingin berkonsentrasi membangun negerinya sendiri?” tanya Najib.

Kita harus menyadari, terang pria kelahiran Bali ini, Amerika kini bukan Amerika yang dulu. Amerika kini tidak ingin menghabiskan perhatian dan energinya yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan kepentingan domestiknya.

Keputusan menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota “Israel” dinilainya sebagai isu domestik untuk memperkuat dukungan berbagai pihak di dalam negeri, di tengah sang presiden mengalami penurunan popularitas akibat berbagai sikap kontroversialnya.

Menurut Najib, bagi masyarakat internasional sebaiknya mengonsolidasi diri dengan memanfaatkan berbagai forum multilateral, khususnya PBB, agar tidak ada negara lain yang mengikuti langkah Amerika. Dengan demikian, keputusan Trump tidak akan memberikan dampak apa pun, atau setidaknya, akan memberikan dampak yang tidak signifikan bagi perjuangan bangsa Palestina meraih kemerdekaannya.

Jika kita melihat ke belakang, paparnya, tidak sulit untuk memahami keputusan Trump ini. Sejak kampanye, Trump menggunakan strategi yang dikenal dengan istilah “populisme” yang memainkan isu-isu sensitif dan berisiko bagi keutuhan bangsa Amerika sendiri. Isu-isu terkait kulit putih, hitam dan berwarna dimainkan untuk mendapatkan dukungan kelompok mayoritas kulit putih.

Dengan membangun imajinasi superioritas kulit putih atas ras lain, kata Najib, sebenarnya Trump membangkitkan kembali persoalan lama bangsa Amerika yang telah dikubur oleh para negarawan pendahulunya.

“Trump juga memainkan isu agama dengan menempatkan Islam sebagai kambing hitam. Secara politis pilihan ini sangat rasional, mengingat populasi umat Islam sangat kecil jika dilihat dari kontribusi suara dalam pemilihan umum,” katanya. (EZ/11 )

Sumber : Salam Online.

Tok! 2 Tahun 10 Bulan, Frans Donald Sang Penista Islam Dijebloskan ke Penjara

Tok! 2 Tahun 10 Bulan, Frans Donald Sang Penista Islam Dijebloskan ke Penjara

10Berita - DENPASAR – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar yang diketuai Agus Walujo Tjahjono membacakan putusan pidana penjara dua tahun 10 bulan untuk terdakwa Donald Ignatius Soeyanto Baria (DISB) alias Donald Bali. DISB adalah pelaku ujaran kebencian yang menghina agama Islam dan para ulama (kyai).

“Amar putusan pidana dua tahun 10 bulan dan denda Rp 250 juta dengan subsider empat bulan kurungan,” kata Agus di Pengadilan Negeri Denpasar, Rabu (6/12) sore.

Putusan majelis hakim tersebut lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Made Tangkas. Tim JPU menuntut pidana penjara tiga tahun enam bulan, denda Rp 250 juta, dan subsider enam bulan kurungan.

Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar pasal 28 ayat 2 juncto pasal 45A Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 yang merupakan perubahan dari UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Donald Bali adalah pria kelahiran Jember, Jawa Timur yang mengunggah video berisi ujaran kebencian berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) ke akun Youtube miliknya.

Pemuda Muhammadiyah Bali mewakili organisasi kepemudaan Islam mengapresiasi sikap tindakan tegas dari pihak kepolisian dan kejaksaan dalam menangani perkara penistaan agama yang dilakukan koki restoran di Kuta tersebut. Direktur Satuan Tugas Advokasi dan Hukum Pemuda Muhammadiyah Bali, Muadz Masyhadi mengatakan vonis pidana yang dijatuhkan hakim sudah adil dengan mempertimbangkan dampak dari perbuatan terdakwa yang sudah menimbulkan kegaduhan di dalam masyarakat.

Donald Bali juga dinilai telah menimbulkan rasa sakit hati serta memicu kemarahan umat Islam terkait ujaran kebencian yang diucapkan dan disebarkannya melalui video di akun Youtube-nya. “Perbuatan terdakwa juga telah menimbulkan keresahan dan konflik sosial di masyarakat karena menyinggung permasalahan agama di Indonesia,” ujar Muadz. [AW/11 ]

Sumber : Panjimas.com

AS Dilanda Kebakaran ‘Terparah’ dalam Sejarah

AS Dilanda Kebakaran ‘Terparah’ dalam Sejarah


10Berita - AS—Southern California dilaporkan tengah dilanda kebakaran hutan yang hebat sejak Selasa (5/12/2017). Menurut laporan CNN, dua kebakaran baru kembali terjadi pada Kamis (7/12/2017) dan mulai merambah Los Angeles. Kebakaran yang makin meluas ini menambah penderitaan warga akibat kepulan asap pekat di kawasan itu.

Sejauh ini, 141.000 hektar telah habis dilalap Si Jago Api dalam enam kebakaran hutan besar di negara bagian selama pekan ini, pejabat pemadam kebakaran (damkar) mengatakan.

Dua warga menjadi korban dalam kebakaran terbaru, yang dikenal sebagai Lilac Api,berjarak sekitar 45 mil utara dari San Diego. Para pejabat setempat tidak menyebutkan bagaimana kondisi mereka.

Mampu merambat sejauh 4.100 hektar, api bergerak pada “tingkat yang sangat cepat,” dan membakar wilayah barat Vista dan Oceanside.

Menurut damkar setempat, sebanyak 20 bangunan hancur. Rata-rata adalah rumah warga di sebuah komunitas di mana api mulai membesar, kata Ron Lane, wakil petugas administrasi utama untuk San Diego County.

Ke utara di Ventura County, jumlahnya jauh lebih mencengangkan. Kebakaran hampir selama empat hari telah membakar 115.000 hektar dan menghancurkan 439 bangunan, dan merusak 85 lainnya.

Kebakaran hutan ini telah menguras stamina petugas damkar dan personil militer, yang telah yang bekerja nyaris tanpa henti. Di tengah-tengah kelelahan dari tugas selama berjam-jam, mereka juga berusaha untuk mencegah efek dari menghirup asap dan bara udara yang bisa menimbulkan iritasi pada mata mereka.

Setidaknya 190.000 warga telah dievakuasi dan 5.700 petugas pemadam kebakaran telah sibuk bekerja untuk memadamkan kebakaran. Menurut CNN, kebakaran kali ini adalah kebakaran terparah dalam sejarah AS. []

Sumber : Islam pos

Geram Melihat Ulama Terancam dan Dizalimi, FJI Siap Jihad ke Bali

Geram Melihat Ulama Terancam dan Dizalimi, FJI Siap Jihad ke Bali

10Berita - YOGYAKARTA  – Ironis, Ustadz Abdul Somad ditolak di Bali jelas bentuk aksi intoleransi kelompok yang selama ini gembar-gembor toleransi. Komandan From Jihad Islam, Abdurrahman mendengar kabar tersebut langsung geram.

“InsyaAllah kita dukung Ustadz Abdul Somad, kalau warga Bali yang gembar-gembor ngajak perang, kita siap Jihad fi Sabilillah,” tegasnya saat dihubungi Panjimas, Jumat (8/12/2017).

Pasukan siap tempur dan Jihad itu, mengaku bersemangat membela jika Ulama dan ustadz yang menyebarkan dakwah seperti Ustad Abdul Somad dizalimi.

“Kita siap sekali kalau ada seruan untuk jihad kesana. Mereka minta toleransi malah justru ini membuktikan mereka yang intoleransi,” ujarnya.

Abdurrahman meyakini ulah kelompok intoleransi tersebut takut jika nantinya banyak umat Hindu Bali beralih masuk Islam.

“Mereka itu sebenarnya ketakutan dengan dakwah Ustadz Abdul Somad. Takut jika banyak orang Hindu masuk Islam. Ini bukti jelas intoleran ya mereka,” pungkasnya. [SY]

Sumber : Panjimas.com

Bikin Miris, Ternyata Mereka Ini Pelaku Penolakan Ustadz Abdul Somad di Bali

Bikin Miris, Ternyata Mereka Ini Pelaku Penolakan Ustadz Abdul Somad di Bali

10Berita - DENPASAR  – Sekitar seratus orang dari Gerakan Nasionalis Patriot Indonesia, Perguruan Sandi Murti dan ormas Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Bali menolak kehadiran penceramah Abdul Somad alias Ustadz Somad di Bali.

Salah satu yang menolak kehadiran Ustadz Somad adalah Pariyadi alias Gus Yadi, pemimpin Pondok Pesantren Soko Tunggal Abdurrahman Wahid 3 Bali.

Gus Yadi mengatakan Ustadz Somad ditolak masuk Bali karena selalu menyebut kafir kepada yang tidak seiman. Selain itu, kata Gus Yadi, Ustadz Somad juga terus-menerus bicara soal khilafah dan mengomentari simbol-simbol agama lain.

Gus Yadi mengatakan sebelumnya, perwakilan ormas Bali sudah meminta agar Ustadz Somad disumpah di bawah Alquran untuk setia pada Pancasila, NKRI, mencium bendera Merah Putih dan tidak menyebut kata-kata kafir dalam ceramahnya.

“Kami dapat informasi dari panitia ternyata dia tidak mau mencium bendera Merah Putih karena dinilai haram. Itu kan statemen khilafah, kelompok yang ingin mendirikan negara Islam. Nabi Muhammad tidak ingin negara Islam. Para ulama sudah mendirikan Republik ini, tidak ingin negara Islam. Ini Republik Indonesia. Jadi kita minta Somad dipulangkan hari ini juga. Itu konsekwensi mereka ingkar janji,” kata Gus Yadi di Denpasar, Bali, Jumat (8/12/2017).

Aksi berlangsung di depan Hotel Aston Denpasar. Massa menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, sementara di dalam hotel, sedang ada negosiasi antara perwakilan massa dengan Ustadz Somad.

Perkembangan terkini, setelah melalui beberapa kali pertemuan,  Ustadz Somad bisa berceramah di Bali. Pertemuan  yang  difasilitasi  Kapolresta Denpasar, Hadi Purnomo berlangsung di Abang Room Hotel Aston Denpasar.

Hadi Purnomo mengatakan  unjuk rasa karena miskomunikasi antara pihak Sandi Murthi  dengan pihak Ustadz Somad.

Usai dipertemukan terjadi persamaan persepsi dan pihaknya tidak ingin terjadi Sara karena perbedaan agama.

“Ustadz Somad tetap melanjutkan. Karena kalau tidak ini akan berdampak panjang seakan-akan umat Hindu ini menolak umat Islam di Bali. Ini kita tidak ingin dan kita tetap akan memonitor apa yang disampaikan oleh Ustadz Somad. Dan dia juga janji membuat sejuk perbedaan itu lebih indah,”  ujar Hadi usai pertemuan, Jumat (08/12)

Ustadz Somad rencananya  akan mengisi acara Maulid Nabi di masjid Kampung Jawa dan Masjid An Nur Sanglah.

Kata Gus Yadi dari Pondok Pesantren Soko Guru Tunggal Abdulrahman  Wahid 3  ada  kesalahpahaman sehingga terjadinya penolakan atas kehadiran  Ustadz Somad. Saat ini massa sudah meninggalkan halaman Hotel Aston Denpasar. [AW/kbr

Sumber : Panjimas.com

Setelah Nyanyikan “Indonesia Raya” Ust. Somad Akhirnya Boleh Ceramah di Bali

Setelah Nyanyikan “Indonesia Raya” Ust. Somad Akhirnya Boleh Ceramah di Bali


10Berita – Setelah negosiasi yang alot, akhirnya Ustaz Abdul Somad diizinkan untuk menggelar safari dakwah di Pulau Bali. Massa memberikan izin setelah penceramah itu mau menyanyikan lagu Indonesia Raya, sesuai permintaan massa.

Lagu Indonesia Raya dinyanyikan Ustaz Abdul Somad di hadapan pendemo. Meski berada di bawah tekanan massa, terlihat Ustaz Abdul Somad begitu khidmat menyanyikan lagu kebangsaan itu. Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Ustadz Abdul Somad memekikkan kalimat, ‘NKRI harga mati’.

Menurut Kapolresta Denpasar, Komisaris Besar Hadi Purnomo, apa yang terjadi di Bali saat ini sesungguhnya hanyalah karena tidak terjalinnya komunikasi yang baik massa dengan Ustaz Abdul Somad.

“Itu miss komunikasi saja. Tadi kita sudah cairkan dan clear semua,” ujar Hadi di Hotel Aston Denpasar, Jumat 8 Desember 2017.

Hadi mengatakan, massa terprovokasi informasi yang berkembang di media sosial mengenai sepak terjang Ustaz Abdul Somad.

“Tadi ustaz juga berjanji akan memberi ceramah yang menyejukkan mengenai keberagaman dan perbedaan,” ujarnya.

Hadi menilai massa termakan kabar bohong lantaran menyebut Ustaz Abdul Somad tak pro kepada NKRI. “Tadi buktinya beliau ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya. Saya yakin beliau NKRI seratus persen,” katanya.

Hadi meminta kepada semua pihak untuk tetap tenang menyikapi persoalan ini. “Ini isunya menjurus SARA. Semua harus menyikapinya dengan bijak. Sudah clear semua, Ustaz Abdul Somad dipersilakan safari dakwah di Bali,” kata Hadi.(kl/vi)

Sumber :Eramuslim 

Seruan ‘Boikot Amerika’ Warnai Unjuk Rasa di Kedubes AS Jakarta

Seruan ‘Boikot Amerika’ Warnai Unjuk Rasa di Kedubes AS Jakarta


Aksi gabungan massa umat Islam di depan Kedubes AS, Jumat (8/12/2017) memprotes keputusan Presiden Donald Trump yang mengakui Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kota “Israel”. (Foto: MNM/Salam-Online)

10Berita - JAKARTA  Hari ini, Jumat (8/12/2017), massa gabungan umat Islam menyerbu Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Mereka memprotes keputusan Persiden Donald Trump yang mengakui Al-Quds (Yerusalem) sebagai Ibu kota “Israel”.

Unjuk rasa yang dilakukan oleh gabungan organisasi Islam itu serentak menyuarakan yel-yel dengan teriakan ‘Boikot Amerika!’

“Amerika? Boikot…!” teriak massa yang dipandu salah seorang orator.

Aksi tersebut sempat diwarnai kericuhan antara massa aksi dan polisi karena massa Banser NU membakar bendera AS dan ban bekas.

Ketika beberapa menit Aksi pembakaran berlangsung, Polisi dengan sigap memadamkannya menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Polisi kemudian juga menyita ban bekas yang dijadikan bahan bakar.

Meski sempat terjadi kericuhan, tidak ada korban jatuh, baik dari pihak massa ataupun polisi. Hal itu juga lantaran massa tidak melakukan perlawanan terhadap tindakan polisi tersebut.

Massa yang terdiri dari berbagai Organisasi seperti Nahdlatul Ulama (NU), Banser NU, Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), Jamaah Muslimin (Hizbullah), Al-Aqsha Network dan lainnya kompak menyuarakan kecaman kepada AS yang oleh Hamas Palestina disebut sebagai ‘Jumat Kemarahan’.

Bagi umat Islam, Al-Quds atau Yerusalem adalah kota suci ketiga setelah Makkah dan Madinah di Arab Saudi. Oleh karenanya selepas Trump mengumumkan pengakuannya atas kota tersebut sebagai ibu kota “Israel”, sontak membuat marah umat Islam di seluruh dunia.

Selain di berbagai daerah di Indonesia, pada hari yang sama, Jumat (8/12), aksi dilakukan pula di berbagai negara seperti Turki, Malaysia, sejumlah negara Arab dan di Palestina sendiri. (MNM/Salam-Online)

Sumber : Salam Online.

Kids Zaman Now = Generasi Micin, Yes or No?

Kids Zaman Now = Generasi Micin, Yes or No?



10Berita - Sobat muslim, kecanggihan teknologi di tengah arus globalisasi mempermudah seseorang untuk mengakses informasi. Media yang dipakai adalah fitur jejaring sosial yang kian beragam. Hal tersebut menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya dengan semakin banyaknya fitur jejaring sosial, itu artinya mempermudah masyarakat Indonesia untuk terhubung dengan dunia luar.

Mereka yang tidak bisa memilah mana yang baik dan buruk bisa jadi terjerembab ke dalam hal-hal yang negatif. Kondisi tersebut menjadikan dirinya semakin jauh dari adat ketimuran bahkan semakin jauh dari Allah SWT. Astaghfirullahal’adzim.

Sobat muslim, saat ini istilah Kids Zaman Nowsudah tidak asing lagi di telinga kita. Istilah tersebut kian viral dengan banyaknya perilaku remaja yang semakin hari kian memprihatinkan. Dengan bangganya, perilaku-perilaku tak wajar tersebut mereka unggah ke akun media sosial. Seperti kumpulan remaja yang mencekoki hewan di taman safari dengan minuman keras, sejoli remaja di Minahasa yang bunuh diri akibat cinta yang tidak direstui, dan banyak lagi perilaku tak pantas lainnya dari remaja yang kini menjadi sorotan.

Saat ini, kita kerap sekali menjumpai remaja di bawah umur memposting kemesraannya dengan pacar yang usianya juga tak beda jauh dengannya. Selain itu, postingan remaja yang tampil tak senonoh dengan memperlihatkan auratnya juga sering kita saksikan saat ini. Ribuan perilaku buruk tersebutlah yang menjadi perbincangan masyarakat Indonesia saat ini, hingga melahirkan istilah “Kids Zaman Now”. Tak jarang generasi ini disebut juga dengan Generasi Micin.

Micin atau penyedap rasa diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus. Hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan otak dan menyebabkan organ-organ penting dalam tubuh terganggu. Istilah generasi micin merujuk pada remaja saat ini yang dianggap bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.

Lebih absurdnya, masyarakat menganggap bahwa hal demikian terjadi karena generasi zaman now itu terlalu banyak mengkonsumsi micin atau penyedap rasa. Hal ini tak bisa langsung kita iyakan saja. Faktanya, micin juga memiliki manfaat apabila dikonsumsi sewajarnya. Sayangnya, istilah micin saat ini disandingkan dengan konotasi negatif.

Sobat muslim, tahukah kita bahwa di samping banyaknya remaja yang kerap kali melakukan tindakan bodoh, juga banyak sekali remaja yang menuai prestasi dan bermanfaat bagi orang lain. Tak usah jauh-jauh deh, saya langsung ambil contoh teman sejurusan saya. Ia berasal dari Bontang. Saat ini ia telah menghafal 30 juz Al-Qur’an. Di SMAnya dulu ia mendapat gelar sebagai siswa berprestasi karena mampu menghapal 15 juz dalam waktu 1,5 tahun.

...Olok-mengolok antar generasi ini tak elok dilakukan terus-menerus. Di dalam Islam, kondisi ini sudah disinggung juga kok. Kita tak boleh mengolok pihak lain karena bisa jadi yang diolok lebih baik daripada yang diolok...


Perguruan tinggi saya saat ini sebenarnya memberikan beasiswa kepada mahasiswa hafidz dan hafidzah. Tetapi teman saya yang satu ini, tidak mau maju ke depan ketika mahasiswa penghafal Al-Quran dipersilahkan maju. Banyak teman-teman saya lainnya juga tidak tahu bahwa dia ini merupakan seorang hafidzah, kecuali teman-teman terdekatnya. Ketika saya tanya mengapa ia enggan maju ke depan, jawabannya justru membuat saya tertegun.

Ia beranggapan bahwa menjadi seorang hafidzah adalah pilihannya. Ia tak ingin menjadikan hafalannya untuk dijadikan aji mumpung agar bisa mendapatkan beasiswa tersebut. Ia juga berkata bahwa menjadi hafidzah adalah beban berat karena ia harus menjaga hafalannya di tengah zaman yang semakin dekat dengan kemaksiatan ini.

Contoh lain datang dari teman saya satu perguruan tinggi. Di usianya yang masih muda, ia diangkat sebagai Duta Literasi. Ia juga pernah menjadi student exchange di Amerika dan Kanada. Ia pun juga penulis buku yang memuat tentang kisahnya sebagai student exchange.

Dari kedua contoh teman saya di atas, layakkah mereka disebut dengan generasi micin? Sebenarnya banyak sekali contoh remaja inspiratif lainnya yang ingin saya tuliskan dalam artikel ini. Tetapi dari dua contoh kids zaman now di atas sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua kids zaman now itu berperilaku negatif. Apalagi parahnya generasi saat ini disebut dengan generasi micin.

Bukan hanya di Indonesia, masyarakat Amerika Serikat pun menyebut kids zaman now dengan istilah “the dumbest generation” atau generasi yang paling bodoh. Hal tersebut disampaikan oleh pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati dalam wawancara yang disiarkan Radio PRFM, Minggu 26 November 2017 lalu.

Olok-mengolok antar generasi ini tak elok dilakukan terus-menerus. Di dalam Islam, kondisi ini sudah disinggung juga kok. Kita tak boleh mengolok pihak lain karena bisa jadi yang diolok lebih baik daripada yang diolok sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-Hujurat 49:11.

 “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”

Sobat muslim, apakah kita diam saja dengan sebutan generasi micin yang disandangkan pada generasi kita? Sedangkan kita tahu bahwa setiap perkataan entah itu baik ataupun buruk merupakan sebuah doa. Maukah kita senantiasa didoakan sebagai generasi yang tak bermoral? Generasi yang tidak memiliki etika? Maukah pula kalian mendoakan generasi kalian sendiri sebagai generasi yang tak beradab?

Marilah kita bersama-sama menghapus ungkapan buruk tersebut dengan saling menasehati satu sama lain dan berusaha menjadi lebih baik. Tidak perlu kita nyinyir dengan mencela perilaku orang lain, tetapi diri kita sendiri malah tak mencerminkan identitas sebagai muslim. Tak perlu juga saling menghina dengan sebutan-sebutan buruk karena hal itu justru membuat hal buruk tersebut menjadi lebih buruk. 

Bukankah tugas kita sebagai seorang muslim adalah saling menasehati? Bukan saling nyinyir dan berkata buruk terhadap generasi kita sendiri. Wallahu alam. (rf/)

Ilustrasi: Google

Sumber :voa-islam.com

Sikap Jokowi soal Krisis Al-Quds Dinilai Ambigu

Sikap Jokowi soal Krisis Al-Quds Dinilai Ambigu

10Berita , Jakarta – Amerika Serikat melalui presidennya menyatakan telah berkonsultasi dengan para mitra, termasuk Indonesia sebelum mengesahkan Yerusalem (Al-Quds) menjadi ibu kota Israel. Hal itu diungkapkan Dubes AS untuk Indonesia, Joseph Donovan pada Kamis (07/12/2017).

Namun dalam pernyataan terpisah, Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan hal lain. “Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut,” kata Jokowi dalam pernyataan resminya di hari yang sama.

Melihat hal itu, mantan Komisoner Komnas HAM, Natalius Pigai menilai keputusan Jokowi ambigu. “Kenapa Jokowi tidak menyatakan sikap dari awal sebelum AS mengambil keputusan, seperti yang ditunjukkan oleh Presiden Erdogan di Turki,” tambahnya melalui rilis yang diterima Kiblat.net, Jumat (08/12/2017).

Diketahui, ketika rencana pengakuan Al-Quds mulai dimunculkan, Erdogan menyatakan bahwa kota itu sebagai “garis merah” bagi umat Islam. Turki mengancam akan memutuskan hubungan dengan Israel jika itu dilakukan.

“Tetapi Kenapa Jokowi baru sekarang terlihat ambigu dalam bersikap setelah rakyat Indonesia dan umat muslim dunia mengecam Amerika,” kata Pigai.

Ia mengimbau supaya rakyat jeli melihat dan mengikuti sepak terjang dan konsistensi pemimpin negara saat ini. Pigai menilai ada inkonsistensi dari Pemerintahan Jokowi, bahkan cenderung tidak bertanggungjawab dengan janji kampanyenya.

“Janji Jokowi dulu menyatakan bahwa ia akan memimpin dan mendukung umat Islam melawan kedigdayaan Israel dan Amerika di tanah Palestina,” ungkapnya.

Namun, kata dia, sebuah hal yang sangat disayangkan ketika rakyat Indonesia mengecam Israel dan Amerika Serikat, Presiden Jokowi malah menunjukkan signal tidak simpati kepada rakyatnya.

“Jokowi sebagai pemimpin sejatinya tidak boleh bermain sirkus, tidak boleh juga berdiplomasi abal-abal. Pemimpin harus tegas dan jelas menunjukkan integritasnya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, agar Indonesia berkontribusi signifikan atas terciptanya kedamaian abadi di tanah Palestina,” ttutup Pigai.

Reporter: Muhammad Jundii
Editor: M. Rudy

Sumber: Kiblat.