OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 12 Desember 2017

Keberhasilan Utsman bin Affan Memimpin Umat

Keberhasilan Utsman bin Affan Memimpin Umat

10Berita ,  JAKARTA -- Utsman bin Affan adalah seorang sahabat Rasulullah sallallahu alaihi wasallam yang dikenal pemalu, dermawanan, sopan santunnya. Bahkan Rasulullah pun menghormati Utsman karena sifatnya itu.

Walaupun Utsman dikenal pemalu, tetapi ia juga seorang Khalifah yang dapat bersikap tegas dalam menjalankan tugasnya menjadi seorang pemimpin. Karena sifat malu dan sikap tegasnya itulah yang menjadikannya salah satu khalifah yang berhasil dalam memimpin negaranya.

Dalam buku Kepemimpinan dan Keteladanan Utsman bin Affan yang ditulis oleh Fariq Gasim Anuz, diceritakan beberapa kisah singkat dari kesuksesan Utsman bin Affan.

Sayyidina Utsman bin Affan radhiyallahu anhu menduduki amanah sebagai khalifah saat berusia sekitar 70 yahun. Pada masa pemerintahannya, kamu muslimin Arab berada pada permulaan zaman perubahan.

Hal ini ditandai dengan perputaran dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan dari aliran kekayaan negeri-negeri Islam ke tanah Arab. Hal ini seiring dengan samakin meluasnya wilayah yang tersentuh syiar agama. Kemakmuran benar-benar dirasakan oleh rakyat saat itu.

Imam Hasan Bashari rahimahullah berkata, “Aku pernah hidup dimasa kekhalifahan Utsman ketika para pemberontak memusuhinya. Tidak sedikit hari yang mereka lalui kecuali pada hari tersebut mereka mendapatkan limpahan rezeki.

Dikatakan kepada mereka. “Wahai kaum Muslimin, segeralah mengambil hadiah kalian!” Lantas mereka mengambilnya dengan berlimpah-limpah. Kemudian dikatakan kepada mereka, “Segeralah ambil rezeki kalian!” Lantas mereka mengambilnya dengan berlimpah-limpah. Dikatakan lagi kepada mereka, “Segeralah ambil minyak samin dan madu kalian!” Berbagai hadiah pun terus mengalir, rezeki melimpah ruah, aman dari musuh, ukhuwah terjalin erat, kebaikan banyak tersebar, tidak ada seorang Mukmin pun yang ada di atas bumi takut dengan saudaranya dan di antara nasihat dan kasih sayang Rasulullah bahwa beliau mengambil perjanjian mereka agar bersabar jika terjadi Atsrah (sebagian orang yang mendapat lebih banyak dari sebagian yang lain).” (Tahqiq Mawaqif Ash Shahabah).

Utsman juga meneruskan dan bahkan menambahkan dari kebijakan khalifah Umar. Khalifah Umar yang sebelumnya telah menetapkan bagi setiap kamu muslimin satu dirham dari baitul mal setiap malam Ramadhan sebagai santunan untuk berbuka puasa, dan dua dirham bagi para Ummul mukmin.

Khalifah Utsman juga menyediakan hidangan di masjid untuk para ahli ibadah, orang yang i’tikaf, dan fakir miskin. Lalu pada tahun 28 H, Utsman menambahkan bangunan Masjidil Haram dan memerintahkan untuk merubah batas-batas masjid. Dan pada tahun 29 H, ia juga menambah bangunan Masjid Nabawi dan memperluasnya.

Dan kebijakan yang paling hebatnya adalah ia mengumpulkan semua kaum muslimin pada satu mushaf dan satu qiraat. Hal ini ia lakukan untuk meredam dan meghindari terjadinya perselisihan di antara kaum Muslimin.

Selain itu, dakwah Islam pada masa awal kekhalifahjan Utsman bin Affan menunjukan kemajuan dan perkembangan yang signifikan dan melanjutkan tongkat estafet dakwah pada masa khalifah sebelumnya.
Wilayah dakwah Islam menjangkau perbatasan Aljazair (Barqah dan Tripoli sampai Tunisia), di sebelah utara meliputi Allepo dan sebagian Asia Kecil. Di timur laut sampai Transoxiana dan seluruh Persia serta Balucistan (Pakistan sekarang), serta Kabul dan Ghazni.

Ustman juga berhasil membentuk armada dan angkatan laut yang kuat dan berhasil menghalau serangan musuh Byzantium di Laut Tengah. Peristiwa ini menjadi kemenangan pertama bagi tentara Islam dalam pertempuran di lautan.

Semua itu adalah bantuan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala yang diturunkan kepada Utsman bin Affan. Keberhasilan yang memang pantas didapatkan oleh Utsman karena hubungannya dengan Allah subhanahu wa ta’ala kemudian dengan setiap umat-Nya. Sungguh beliau adalah inspirasi bagi para pemimpin dan setiap orang beriman.

Sumber : Republika Online

Jamarat Simbol Kemenangan Umat Manusia

Jamarat Simbol Kemenangan Umat Manusia

10Berita - JAKARTA -- Bagi umat Islam di seluruh dunia, terlebih bagi jamaah haji, tentu tak asing dengan istilah jamarat, yaitu tempat melempar batu kerikil pada tiga buah tugu yang terletak di Mina. Tugu tersebut senantiasa dilempari dengan batu kerikil oleh jutaan jamaah haji. Ketiga tugu tempat jamaah haji melempar batu itu masing-masing disebut dengan jumrah ula, wustha, dan aqabah. Tugu tersebut merupakan perlambang penolakan terhadap bujuk rayu setan yang senantiasa menggoda manusia.

Mengapa tugu itu dilempari dengan batu kerikil? Kisahnya berawal sekitar 4.000 tahun yang lalu, tepatnya pada 1870 SM, ketika Nabi Ibrahim Alaihissalam (AS), bermaksud menyembelih putranya, Ismail.

Kisah perjuangan dan heroik ini, diabadikan Allah SWT dalam Alquran Surah Ash-Shaaffaat [37] : 100-111. Dalam peristiwa tersebut dikisahkan, saat Ibrahim bermunajat kepada Allah, agar ia dianugerahi seorang putra sebagai penerusnya. Dan doa Nabi Ibrahim dikabulkan oleh Allah SWT. Ia dianugerahi seorang putra yang bernama Ismail.

Ketika Ismail beranjak dewasa, Allah memerintahkan Ibrahim melalui mimpi agar menyembelih putranya tersebut. Ketika ia menyampaikan hal itu kepada Ismail, anaknya ini dengan tegas mengiyakan apa yang telah diperintahkan. Maka, Ibrahim segera menyiapkan segala sesuatunya untuk penyembelihan Ismail.

Saat detik-detik yang menentukan itu tiba, mata pisau yang sudah berada di atas leher, Allah menyeru Ibrahim, agar segera menghentikannya. Allah menyatakan bahwa Ibrahim benar-benar telah melaksanakan mimpinya dengan benar. Maka, Dia kemudian menggantikan Ismail dengan seekor kambing untuk disembelih.

Kisah yang sangat inspiratif ini, kemudian menjadi perlambang bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah kurban, setiap 10 Dzulhijjah hingga tiga hari tasyrik (11-13 Dzulhijjah).

''Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka, dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.'' (QS Al-Kautsar [108] : 1-3).

Pada prinsipnya, bukanlah daging hewan kurban yang diterima oleh Allah SWT, melainkan niat tulus dan keikhlasan serta ketakwaan dari para pekurban. ''Daging-daging (hewan) dan darahnya (yang kamu kurbankan) itu, sekali-kali tidak dapat mencapai (keridlaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.'' (QS Al-Hajj [22]: 37).

Sumber : IHRAM.CO.ID

Uzbekistan Simpan Khazanah Intelektual Bersejarah

Uzbekistan Simpan Khazanah Intelektual Bersejarah


10Berita ,  JAKARTA -- Meski demikian, Uzbekistan masih menyimpan khazanah intelektual bersejarah hingga kini. Di ibu kota Uzbekistan, Tashkent, terdapat salah satu peninggalan paling suci bagi umat Islam, yaitu mushaf Alquran yang konon tertua di dunia.

Mushaf ini disusun khalifah ketiga umat Islam, yaitu Utsman bin Affan. Penyusunan Alquran ini selesai setelah 19 tahun kematian Nabi Muhammad SAW. Mushaf yang ditulis di atas kulit rusa tersebut disimpan dalam lemari besi kaca khusus. Sekitar sepertiga dari fisik aslinya masih bertahan. Keberadaan Alquran ini menjadi pengingat akan peran Asia Tengah dalam sejarah Islam. Perpustakaan tempat Alquran ini disimpan dikenal sebagai Hast-Imam. Letaknya dekat makam seorang sarjana abad ke-10, Kaffel-Shashi.

Mufti Uzbekistan, pemimpin agama tertinggi di negara itu juga memiliki kantor di sana. Terdapat sekitar 20 ribu kitab dan 3000 manuskrip di perpustakaan ini. Karya-karya tersebut terkait dengan sejarah Abad Pertengahan, astronomi, dan kedokteran. Ada juga kitab-kitab tentang hadis dan hukum.

Islam masuk ke Uzbekistan pada abad ke-8 ketika orang-orang Arab memasuki Asia Tengah. Islam awalnya masuk ke bagian selatan Turkestan dan secara bertahap menyebar ke utara.

Uzbekistan merupakan salah satu negara yang dilewati oleh jalur sutra perdagangan pada masa lampau. Jalur Sutra melewati empat kota tua besar di Uzbekistan yaitu Kiva, Tashkent, Bukhara, dan Samarkand.

Uzbekistan dikenal sebagai negara yang melahirkan ulama-ulama terkenal. Salah satunya ulama hadis terkemuka, yaitu Imam al-Bukhari yang berasal dari Kota Bukhara.

Cendekiawan Muslim lainnya yang juga berasal dari Uzbekistan, yaitu Imam at-Tirmidzi dan Abu Manshur al-Maturidi yang merupakan salah satu pelopor ulama fikih Islam.

Di Samarkand, terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan pernah menjadi mercusuar pengetahuan di dunia Muslim. Karya Ali Qushji (w 1474 M), yang aktif di Samarkand dan kemudian Istanbul, dipandang sebagai contoh akhir dari inovasi dalam teori astronomi Islam dan diyakini menjadi inspirasi Nicolaus Copernicus karena argumen yang sama tentang rotasi bumi.

Sumber : Republika Online

Islam Bentuk Peradaban di Uzbekistan

Islam Bentuk Peradaban di Uzbekistan

10Berita ,  JAKARTA -- Uzbekistan merupakan salah satu negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang dikenal taat dan kuat memegang prinsip agama. Islam memang mengakar dalam kehidupan masyarakat di negara yang berada di Asia Tengah itu. Islam membentuk kehidupan dasar masyarakat Uzbekistan setelah diperkenalkan pada abad ke-8.

Lebih dari separuh penduduk Uzbekistan adalah Muslim. Menurut Departemen Luar Negeri AS, pada 2009 jumlah Muslim di negeri ini diperkirakan 90 persen dari populasi penduduk dan sisanya menganut Kristen Ortodoks.

Namun, laporan Pew Research Center 2009 menyatakan, jumlah penduduk Muslim Uzbekistan adalah 96,3 persen dari keseluruhan populasi. Diperkirakan terdapat 93 ribu Yahudi di negara tersebut.

Umat Islam paling konservatif ditemukan di Lembah Fergana. Secara tradisional Uzbek belum sangat toleran terhadap agama-agama lain atau terhadap hak-hak perempuan. Sebaliknya, orang-orang Asia Tengah selain Uzbekistan, dianggap sudah moderat dalam mempraktikkan Islam.

Islam tidak dipraktikkan secara terbuka di negara ini, sampai 1991 ketika Uzbekistan memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet. Selama era Soviet, Uzbekistan memiliki 65 masjid dan sebanyak 3.000 mullah (ulama). Selama hampir 40 tahun, Dewan Muslim dari Asia Tengah secara resmi disetujui  Soviet untuk mengatur lembaga agama Islam dan melatih para ulama di wilayah tersebut.

Dewan Muslim ini berbasis di Tashkent. Namun, banyak pihak yang menilai organisasi ini berafiliasi dengan Partai Komunis. Sehingga, umat Islam justru lebih menghormati mullah yang tidak terdaftar daripada yang ada secara resmi sesuai data negara. Dampaknya, umat Islam enggan aktif dalam berbagai ritual agama secara terbuka.

Kendati demikian, Pemerintah Soviet memang tidak melarang praktik Islam. Mereka memanfaatkan agama untuk menenangkan hati penduduk. Pemerintah Soviet mendorong kelanjutan peran Islam dalam masyarakat sekuler.

Pemerintah Soviet memosisikan diri seolah-olah mereka mendukung Islam dan penyebarannya. Namun, di sisi lain mereka juga berusaha memberantas umat Islam.

Pemerintah melakukan kampanye antiagama resmi dan menindak setiap gerakan Islam atau jaringan di luar kendali negara. Selain itu, banyak masjid ditutup dan selama pemerintahan Joseph Stalin, banyak umat Islam menjadi korban deportasi massal.

Sumber:Republika.co.id 

Gantikan Fahri Hamzah di Kursi Pimpinan DPR RI, PKS Akan Tunjuk Ledia Hanifa

Gantikan Fahri Hamzah di Kursi Pimpinan DPR RI, PKS Akan Tunjuk Ledia Hanifa

10Berita - PADANG—Bersamaan dengan adanya pergantian Ketua DPR RI, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan, akan mengganti Wakil Ketua DPR RI yang saat ini diduduki oleh Fahri Hamzah oleh Ledia Hanifa.

“Karena ada pergantian Ketua DPR RI, alangkah eloknya jika pergantian Wakil Ketua DPR yang sudah diusulkan PKS dilaksanakan secara bersamaan,” kata Sohibul Iman saat berada di Kota Padang, seperti dikutip dari Tempo, Senin (11/12/2017) malam.

Ledia yang merupakan lulusan Psikologi Terapan Universitas Indonesia dan juga berasal dari daerah pemilihan Jawa Barat, menurut Sohibul Iman merupakan sosok yang cocok untuk menggantikan Fahri.

PKS sendiri mengklaim telah mengirimkan surat usulan penggantian Fahri Hamzah sebagai Wakil Ketua DPR RI. Sekretaris Fraksi PKS Sukamta mengatakan surat tersebut telah disampaikan saat rapat Badan Musyawarah DPR, Senin, (11/12/2017).

“Memang ada surat dari Dewan Pimpinan Pusat ke fraksi, fraksi meneruskan surat tersebut ke pimpinan,” kata Sukamta di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin 11 November 2017. Usulan pencabutan Fahri Hamzah itu tertuang dalam surat dari pimpinan Fraksi PKS DPR RI No.09/EXT/FPKS/DPRRI/12/2017 tertanggal 11 Desember 2017. []

Sumber : Islampos.

Selain Sunnah Rasul, Pelukan Untuk Anak Juga Sangat Berkhasiat Luar Biasa

Selain Sunnah Rasul, Pelukan Untuk Anak Juga Sangat Berkhasiat Luar Biasa


10Berita - Siapa yang jarang memeluk anak? Tentunya anak yang masih bayi ataupun balita. Jika anda termasuk orang yang enggan memeluk dan bermain bersama anak, dengan alasan apapun, sama saja enggan melakukan sunah Rasulullah.

Rasulullah shalallaahu alaihi wassaam menyuruh Abdullah, Ubaidillah dan lain-lain dari putra-putra pamanya Al-Abbas ra. untuk berbaris lalu berkata, “Siapa yang lebih dulu sampai kepadaku akan kuberi sesuatu (hadiah).” Mereka pun berlomba-lomba menuju Rasul, kemudian duduk di pangkuan beliau, lalu rasul memeluk mereka dan menciuminya.

Al-Aqraa bin harits melihat nabi Muhammad Saw. mencium Al-Hasan ra. lalu berkata,”Wahai Rasulullah, aku belum pernah mencium mereka.” Rasul bersabda: “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki kasih sayang ,niscaya dia tidak akan disayangi.”

Begitulah cara Rasulullah menyayangi anak-anak, beliau tidak sungkan memeluk dan menciumnya dengan kasih sayang. Tahukah Sahabat Ummi bahwa pelukan untuk anak memiliki manfaat luar biasa? Bahkan para orangtua disarankan untuk memberikan pelukan pada anak minimal 8 kali sehari untuk memberikan energi sehingga anak bisa beraktivitas dan mengoptimalkan potensinya.

Dalam buku “The Miracle of Hug” yang ditulis oleh psikolog Melly Puspita Sari dijelaskan manfaat berbeda dari pelukan dari ayah dan ibu.

Pelukan seorang Ayah dapat menjadi media untuk mentransfer kemandirian dan keberanian. Anak yang sering mendapat pelukan ayah cenderung menjadi anak mandiri, tidak penakut, dan lebih kuat dalam berinteraksi dalam kehidupan sosialnya.

Tak heran jika banyak anak perempuan yang dekat dengan Ayahnya akan tumbuh sebagai pribadi yang tangguh. Tentu tak heran pula jika banyak para gadis kemudian berusaha mencari dan menikahi laki-laki pujaannya kelak yang memiliki sifat dan sikap seperti ayah yang dikaguminya.

Sedangkan pelukan dari ibu akan mentransfer sifar penuh kasih atau empati pada anak. Ibu itu figur afeksi, yang ketika anak sakit, ia akan memeluk anak maupun mengambilkan obat untuk anak. Anak yang sering mendapat pelukan ibu akan menjadi pribadi yang mudah memberikan kasih sayang atau rasa simpati kepada orang lain.

Bahkan menurut Edward R.Christopherson.Ph.D, psikolog klinis dari Children’s Mercy Hospital and Clinics di Kansas City, AS, pelukan lebih efektif dari pujian atau ucapan sayang karena membuat anak merasa dicintai dan dihargai, bukan karena mereka telah melakukan sesuatu tapi karena dirinya apa adanya.

Begitu juga saat anak melakukan kesalahan, contohnya saja yang seringkali anak lakukan di rumah adalah mencorat-coret tembok. Hal pertama yang dilakukan orang tua adalah menanyakan alasan anak mencorat-coret tembok dengan intonasi yang lembut. Kemudian baru menegaskan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang tidak baik dilakukan. Terakhir, sebelum diberikan media untuk bercorat-coret di atas kertas, orangtua bisa memeluknya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan sebagai tanda bahwa orangtua tetap mencintai sang anak meskipun tadi intonasi berbicara meninggi.

Hasil penelitian di University of Italy juga menunjukkan data, bahwa anak yang sering mendapat pelukan dari orang tuanya akan lebih efektif sembuh dari depresi, dan akan timbul rasa percaya dirinya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Bahkan, pelukan saat inisiasi dini, sesaat setelah bayi terlahir ke dunia, akan mentransfer sejenis mikroorganisme yang membuat daya tahan tubuh bayi semakin kuat.

Dan ketika pelukan dengan rasa sayang ini di teruskan hingga masa kanak-kanak dapat menjadikan pribadi anak yang tidak gampang stress. Tak hanya itu, pelukan yang tulus juga dapat menjadi media ampuh untuk meredakan konflik. Pelukan yang tulus juga dapat meluluhkan hati yang keras. Demikian menurut Penelitian Journal of Epidemiology and Community

Dengan sedemikian banyaknya manfaat pelukan untuk anak, masihkah kita mengabaikan keperluan anak untuk dipeluk dan disayangi setiap harinya? Yang terpenting, ini adalah sunah Rasulullah yang tentu saja membawa kebaikan di dunia dan di akhirat.

Sumber : Islampos

Warisan Mausoleum Seljuk

Warisan Mausoleum Seljuk


10Berita ,  JAKARTA -- Adalah Seljuk salah satu kekhalifahan dalam dunia Islam yang meninggalkan cukup banyak warisan berupa bangunan indah termasuk mausoleum. Seljuk atau Turki Seljuk adalah dinasti Islam yang pernah menguasai Asia Tengah dan Timur Tengah pada abad 11 hingga 14. Mereka mendirikan kekhalifahan Islam yang dikenal sebagai Kekhalifahan Seljuk Agung. Secara geografis, kekhalifahan ini membentang dari Anatolia hingga Rantau Punjab di Asia Selatan.

Pada Dinasti Seljuk, mausoleum tak hanya tempat untuk memakamkan para penguasa, tapi juga para ulama. Hal ini berbeda dengan di masa Kekhalifahan Umayyah pada abad kedelapan ketika mausoleum hanya digunakan untuk memakamkan para penguasa.

Munculnya mausoleum di masa Seljuk diduga merupakan pengaruh ajaran sufi yang kala itu secara luas dipraktikkan di kawasan Persia dan Anatolia. 

Secara arsitektur, mausoleum Seljuk menampilkan perpaduan bentuk-bentuk oktagonal, silinder, dan persegi. Untuk atap, mausoleum Seljuk yang berada di kawasan Persia biasanya mengambil bentuk kubah, sedangkan mausoleum di wilayah Anatolia lebih banyak tampil dengan atap berbentuk kerucut.  

Tak hanya ada di dekat masjid dan madrasah, mausoleum pada era Seljuk banyak juga yang dibangun di pemakaman biasa. Meski demikian, hampir semua mausoleum itu dihiasi dengan kaligrafi indah yang diambil dari ayat-ayat Alquran. Terkadang, ditampilkan pula keterangan tentang kisah hidup tokoh yang dimakamkan dalam mausoleum tersebut.

Di Asia Tengah dan Persia, sejumlah mausoleum dibangun dengan bentuk silinder, dan ada pula yang tinggi menjulang. Salah satunya tampak pada mausoleum Gunbad-i-Qabus di Gurgan, Iran. Makam megah yang dibangun oleh amir Shams Al-Maali Qabus ini menjulang dengan ketinggian 70 meter dan termasuk salah satu bangunan tanah liat tertinggi di dunia.

Meski sepintas tampak sederhana, Gunbad-i- Qabus memiliki banyak unsur dekoratif. Yang menonjol adalah kaligrafi kufi berbentuk sabuk yang melingkari bangunan. Meski terbuat dari tanah liat, bangunan ini akibat pengaruh iklim tak lagi berwarna merah, tapi lebih gelap seperti warna perunggu.  Bentuk bangunan yang sama juga tampak pada mausoleum Tughril di Ravy, dekat Teheran.

Di Anatolia, terdapat beberapa mausoleum Seljuk yang terkenal di antaranya mausoleum Kilic Arslan II yang dibangun di tengah pelataran Masjid Ala al-Din di Konya. Mausoleum berbentuk dekagon (sepuluh sisi) ini dibangun pada 1192-1193. 

Ada pula mausoleum 11 sisi yang didedikasikan untuk Putri Shah Jihan Khatun pada 1275. Mausoleum ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah untuk makam, sedangkan lantas atasnya untuk shalat dan berdoa. Unsur terpenting dari bangunan ini adalah adanya ornamen-ornamen gaya Barok yang menghiasi eksterior lantai pertama.

Sumber : Republika Online

Netizen: ‘This is Bahrain’ Permalukan Bahrain

Netizen: ‘This is Bahrain’ Permalukan Bahrain

Delegasi 'This is Bahrain' yang mendapat kecaman

10Berita Warga Palestina menolak  kedatangan delegasi Bahrain memasuki Gaza usai kelompok tersebut mengunjungi Israel di tengah kontroversi mengenai keputusan AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem (Baitul Maqdis) dan mengakui kota tersebut sebagai ibu kota Israel.

Kelompok yang mengatasnamakan”This is Bahrain” ini, beralasan bahwa tujuan meraka adalah sebagai misi perdamaian dan toleransi.

Inisiatif  This is Bahrain ini didasarkan pada prinsip toleransi dan koeksistensi, sebuah pendekatan yang dianut oleh Kerajaan Bahrain dan ciri masyarakatnya, serta bertujuan untuk mengunjungi situs-situs suci Islam, Kristen, Yahudi dan lainnya di seluruh dunia,” kata kelompok tersebut yang dikutip Senin (11/12/2017).

Basa:  Ketua MUI: Kunjungan Wartawan Indonesia ke Israel Merugikan Umat


Dikutip dari aljazeera.com, kelompok beranggotakan 25 orang ini mengaku bahwa mereka berasal dari berbagai agama yakni Muslim Sunni dan Syiah, Kristen, Hindu, dan Sikh. Sedangkan tujuan mereka adalah melakukan tur selama lima hari yang bertujuan mengunjungi berbagai situs-situs suci Islam, Kristen, Yahudi dan lainnya.

Kunjungan mereka tersebut membuat pihak Kemanan Palestina geram. Mereka menyatakan bahwa, tidak ada tempat di Palestina untuk memperbaiki hubungan dengan Zionis-Israel.

Dunia maya pun diramaikan dengan hashtag#Bahrain_resists_normalisation di twitter, bahkan kebanyak mereka pun dari netizenBahrain sendiri. Pasalnya, kunjungan milisi ‘This is Bahrain’ tersebut dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai Ibu Kota Israel, sebuah deklarasi yang telah menyebabkan kemarahan bagi umat Muslim seluruh dunia karena Baitul Maqdis adalah rumah bagi situs tersuci ketiga Islam dan statusnya sangat sensitif.

Berikut ciutan mereka:

Akun @bqassab, mengatakan: “Saya percaya bahwa entitas Zionis [Israel] adalah penghuni yang tidak adil. Kunjungan delegasi ke Yerusalem Timur yang diduduki itu memalukan dan tidak bermoral, dan klaimnya bahwa ini mewakili orang-orang Bahrain tidak benar dan menghina rakyat Bahrain.”

Senada dengan akun @nazihasaeed, yang juga mengaku sebagai wartawan Bahraini, ia mengatakan: “This is Bahrain tidak mewakili Bahrain! Anda menyebut diri Anda sebagai delegasi multi-agama … Jangan gunakan nama bangsa kami dalam panggilan palsu Anda untuk perdamaian dan toleransi.”

Baca: Hanya dengan Pertumpahan Darah Israel Akan


Begitupula dengan akun @RaedaSabt, seorang influencer sosial Bahrain, mengatakan: “Dukungan Bahrain untuk tujuan Palestina didokumentasikan dalam buku-buku sejarah, dan kita tidak dapat menerima orang-orang yang berusaha merusak reputasi Bahrain dan mendiskreditkan sejarahnya dengan normalisasi [mengunjungi Israel] – sebuah langkah telah sangat menyakitkan kami.”

Pengguna twitter lainnya dengan akun @mmosaw1bh menulis: “Rasa malu dan malu akan menghantui kelompok yang melepaskan martabat mereka di pelukan entitas Zionis. Dan syukurlah kepada mereka yang mampu menjelaskan kebenaran di balik orang-orang palsu ini.”*/Sirajuddin Muslim

Sumber : Hidayatullah.com

Syaikh Ibnu Utsaimin : “Bagaimana Cara Merebut Kembali Al Quds?”

Syaikh Ibnu Utsaimin : “Bagaimana Cara Merebut Kembali Al Quds?”

 


Bagaimana Cara Merebut kembali Al Quds?

Ucapan berharga Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah,

“Tidak mungkin mereka bisa merebut kembali Al Quds kecuali dengan nama Islam, dimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya berada di atasnya sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Sesungguhnya bumi itu milik Allah. Dia akan mewariskannya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Dan kesudahan yang baik itu adalah untuk orang-orang yang bertakwa. ” (Qs. Al A’raf: 128)

Meskipun bangsa Arab telah berusaha dan memenuhi dunia dengan berbagai pernyataan dan alasan, maka mereka tidak juga akan berhasil selamanya sampai mereka menggunakan nama Islam untuk mengusir orang-orang Yahudi setelah mereka mengamalkan Islam pada diri mereka sendiri.

Oleh karena itu, saya katakan, ‘Kita tidak bisa menyelesaikan masalah Yahudi menggunakan nama nasionalisme bangsa Arab selamanya. Kita hanya bisa menyelesaikan masalah mereka dengan nama Islam. Barang siapa yang ingin buktinya, bacalah firman Allah Ta’ala,

“Sungguh Kami telah menulis dalam Az Zabur setelah di Lauh Mahfuzh, bahwa bumi akan diwarisi hamba-hamba-Ku yang saleh. ” (Qs. Al Anbiya: 105)

Allah mewariskan bumi itu kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Jika dikaitkan dengan sifat, maka hal itu akan muncul ketika sifat itu terwujud, dan tidak akan muncul ketika sifat itu tidak ada.

Jika kita sebagai hamba-hamba Allah yang saleh, maka kita akan mewarisinya dengan mudah, tanpa susah-payah, tanpa kesulitan, dan tanpa pembicaraan panjang yang tidak habis-habisnya.

Kita akan menguasainya dengan pertolongan Allah Azza wa Jalla, karena ketetapan Allah untuk kita, dan itu sangatlah mudah bagi Allah!

Kita sudah mengetahui, bahwa kaum muslimin tidaklah menguasai Palestina di masa keemasan Islam kecuali karena keislaman mereka, dan tidak pula menguasai Madain ibukota Persia, ibukota Romawi, dan ibukota Mesir kecuali dengan nama Islam.

Wahai kiranya para pemuda kita memahami dengan benar, bahwa kemenangan secara mutlak tidaklah diperoleh kecuali dengan nama Islam tidak hanya Islam di kartu identitasnya (tanpa pengamalan)!

Jika kita perhatikan generasi pertama umat ini, kita akan nenyaksikan, bahwa kemenangan mereka karena dibangun di atas asas tauhid, ikhlas karena Allah, mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, jauh dari sikap rendah, akhlak buruk, perbuatan keji dan munkar, serta tidak mengekor kepada musuh.

Oleh karena itu, kita, wahai saudara-saudaraku! Hendaknya kembali membaca dan memperhatikan generasi pertama umat ini agar dapat mengikuti mereka dalam berpegang dengan Islam dan berada di atas ibadah. Ketika itulah kemenangan akan diberikan kepada kita.

Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar Dia menetapkan untuk kita dan kalian kemenangan pada agama kita, memenangkan kita dengan Islam dan memenangkan agama-Nya melalui kita, menjadikan kita sebagai wali-wali-Nya serta pengikut agama-Nya, sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Mahamulia. Semoga Allah melimpahkan shalawat kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabatnya semua.

(Diringkas dari Kutub wa Rasail Al Utsaimin rahimahullah juz 8 hal. 117)

Teks Arabic : 

كيف نسترد القدس ؟

كلام نفيس للعلامة ابن عثيمين رحمه الله .

ولا يمكن أن يستردوها إلا باسم الإسلام على ما كان عليه النبي صلى الله عليه وسلم، وأصحابه، كما قال تعالى:{ إن الأرض لله يورثها من يشاء من عباده والعاقبة للمتقين } ؛ ومهما حاول العرب، ومهما ملؤوا الدنيا من الأقوال والاحتجاجات، فإنهم لن يفلحوا أبداً

حتى ينادوا بإخراج اليهود منها باسم دين الإسلام ، بعد أن يطبقوه في أنفسهم ؛

ولهذا أقول: إننا لن نقضي على اليهود باسم العروبة أبداً؛ لن نقضي عليهم إلا باسم الإسلام؛ ومن شاء فليقرأ قوله تعالى: { ولقد كتبنا في الزبور من بعد الذكر أن الأرض يرثها عبادي الصالحون }

فجعل الميراث لعباده الصالحين؛ وما عُلِّق بوصف فإنه يوجد بوجوده، وينتفي بانتفائه؛ فإذا كنا عبادَ الله الصالحين ورثناها بكل يسر وسهولة، وبدون هذه المشقات، والمتاعب، والمصاعب، والكلامِ الطويل العريض الذي
لا ينتهي أبداً!!
نستحلها بنصر الله عزّ وجلّ،
وبكتابة الله لنا ذلك . وما أيسره على الله .!

ونحن نعلم أن المسلمين ما ملكوا فلسطين في عهد الإسلام الزاهر إلا بإسلامهم؛ ولا استولوا على المدائن عاصمة الفرس، ولا على عاصمة الروم، ولا على عاصمة القبط إلا بالإسلام؛

ولذلك ليت شبابنا يعون وعياً صحيحاً بأنه
لا يمكن الانتصار المطلق إلا بالإسلام الحقيقي ،
لا إسلام الهوية بالبطاقة الشخصية .!
فنحن إذا رأينا صدر هذه الأمة،
نجد أنها انتصرت على أساس التوحيد ..
الإخلاص لله ..
الاتباع لرسول الله صلى الله عليه وسلم ..
البعد عن سفاسف الأمور ..
عن الأخلاق الرديئة ..
عن الفحشاء والمنكر ..
عن تقليد الأعداء.

فعلينا -أيها الإخوة- أن نرجع؛ لنقرأ ونتأمل فيما سبق في صدر هذه الأمة، حتى نأخذ بما كانوا عليه من تمسك وعبودية وحينئذ يكتب لنا النصر.
ونسأل الله تعالى أن يكتب لنا ولكم النصر لدينه، وأن ينصرنا به وينصره بنا، وأن يجعلنا من أوليائه وحزبه إنه جواد كريم، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.
__
مختصر من كتب ورسائل للعثيمين رحمه الله – (ج 8 / ص 117)

Penerjemah: Marwan Hadidi, M.Pd.I

Sumber :Moslem Today

‘Implikasi besar’ Dipindahnya Kedutaan AS ke Baitul Maqdis

‘Implikasi besar’ Dipindahnya Kedutaan AS ke Baitul Maqdis

Oleh: Ali Harb

 

MENGAKUI Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai ibukota Israel mungkin hanya simbolis, namun menurut para analist hal tersebut  akan sangat berpengaruh bagi warga Palestina,  orang Arab dan umat Islam.

Presiden Institut Arab Amerika, James Zogby mengatakan bahwa memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem (Baitul Maqdis) tidak akan mengakhiri proses perdamaian karena pada dasarnya tidak ada upaya perdamaian.

“Saya juga tidak akan mengatakan bahwa hal tersebut mendiskreditkan Amerika Serikat karena AS telah didiskreditkan sehubungan dengan konflik Israel-Palestina,” Zogby menambahkan.

“Yang ingin saya katakan adalah bahwa ini merupakan tindakan yang bodoh dan berisiko karena akan menyulut amarah dan membahayakan jiwa manusia.”

Baca: Bela Palestina, MUI Pimpin ‘Aksi Terbesar Sepanjang Sejarah di Indonesia’


Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan berpindahnya kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem (Baitul Maqdis) sekaligus mengakui kota suci tersebut sebagai ibu kota Israel.

Meski keputusan tersebut dapat memperkuat bias Washington-pro-Israel, para analis mengatakan, simbolisme tersebut tidak hanya menghina orang-orang Palestina, tapi juga orang Arab dan Muslim di seluruh dunia.

Yerusalem telah menjadi simbol rasa sakit dan pengkhianatan sejarah yang ditimpakan pada orang-orang Arab, kata Zogby.

Keputusan Trump mengakui Baitul Maqdis jadi ibu kota Israel menghina orang Palestina dan Muslim seluruh dunia

“Ini sebuah luka yang tak terobati, dan hal tersebut hanya akan memperkeruh suasana,” katanya kepada Middle East Eye.

Graeme Bannerman, seorang mantan analis di Departemen Luar Negeri AS sekaligus seorang sarjana di Middle East Institute, menitikberatkan permasalahan simbolisme Baitul Maqdis tersebut.

Ketika ditanya apakah langkah tersebut akan berarti bagi proses perdamaian, Bannerman berkata: “Proses perdamaian apa?”

Amerika Serikat mendukung negosiasi antara Israel dan Palestina untuk menemukan penyelesaian konflik dalam kerangka solusi dua negara yang tidak mengalami perubahan sejak tahun 2014, sementara Israel telah memperluas permukiman ilegal di Tepi Barat.

Selama kampanye pemilihan umum AS tahun 2016, Trump berjanji untuk menjamin “kesepakatan akhir” guna mengakhiri konflik.

Presiden AS tersebut, yang bangga atas kemampuan dirinya dalam bernegosiasi, telah menugaskan menantunya Jared Kushner dengan menghidupkan kembali perundingan damai antara pemerintah Israel dan Otoritas Palestina.

Mengakui Baitul Maqdis sebagai Ibu Kota Israel akan membahayakan usaha Trump untuk menyelesaikan konflik tersebut, kata Bannerman.

“Proses tersebut benar-benar belum tercapai, dan hal ini tentu saja tidak akan membantu untuk bisa mencapainya,” katanya kepada MEE.

‘Implikasi besar’

Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh AAI yang dirilis pada hari Selasa, 33 persen dari pendukung partai Republik sepakat memindahkan kedutaan ke Baitul Maqdis dan 19 persen menginginkan tetap di Tel Aviv, sementara 48 persen tidak yakin atau abstain. Secara keseluruhan, hanya 20 persen responden yang menyetujui kedutaan pindah.

Baca: Yahudi Ortodoks Ikut Protes Keputusan Trump tentang Baitul Maqdis di New York


Bannerman mengatakan bahwa mengakui Baitul Maqdis sebagai ibu kota Israel adalah bentuk politik dalam negeri sebagai upaya untuk memenuhi janji kampanye. Hal tersebut memiliki “implikasi besar” bagi kedudukan Amerika di Timur Tengah, yang menyatakan bahwa status terakhir Baitul Maqdisseharusnya ditentukan oleh kesepakatan antara Israel dan Palestina.

“Ini adalah perubahan mendasar dalam posisi negosiasi Amerika,” katanya.

Namun AS tetap berada dalam posisi yang khusus untuk menekan kedua belah pihak, terutama Israel, guna melakukan kompromi.

“Hal ini memunculkan pertanyaan terkait  objektivitas Amerika Serikat sebagai negosiator Timur Tengah, tapi sejujurnya selama 25 tahun terakhir Amerika Serikat menjadi negosiator yang berat sebelah,” kata Bannerman.

Menyatakan bahwa Baitul Maqdis adalah ibu kota negara Yahudi pada dasarnya mengesampingkan penentuan nasib sendiri Palestina, mengabaikan hak kami untuk sebuah negara merdeka.

Hatem Abudayyeh, salah satu pendiri Jaringan Komunitas Palestina AS, mengatakan bahwa tindakan kedutaan tersebut tidak mengejutkan, namun hal tersebut mengacu kepada pandangan dunia pada Trump.

“Sudah jelas bahwa pengetahuan, pemahaman, dan penghormatan terhadap sejarah, masyarakat internasional, hak masyarakat dan bangsa yang dia miliki sangatlah kurang,” katanya kepada MEE.

Abudayyeh mengatakan bahwa kebijakan luar negeri Trump difokuskan pada upaya memperlemah milisi Syiah Hizbullah Libanon, Suriah dan Iran, dan melihat orang-orang Palestina sebagai salah satu “sektor perlawanan di dunia Arab”.

“Menyatakan bahwa Yerusalem (Baitul Maqdis) adalah ibu kota negara Yahudi pada dasarnya mengesampingkan penentuan nasib sendiri Palestina, mengabaikan hak kami untuk sebuah negara merdeka,” katanya.

Baca: Pernyataan Persatuan Ulama Palestina atas Keputusan Donald Trump terhadap Baitul Maqdis

Abudayyeh menambahkan bahwa langkah tersebut justru menghambat terciptanya solusi  damai.

Dia mengatakan bahwa meski deklarasi Trump tidak akan mengubah status praktis Yerusalem (Baitul Maqdis), yang telah berada di bawah kendali Israel selama lebih dari 50 tahun, namun fakta yang sebenarnya terjadi berbeda yang pada akhirnya memperkuat memperkuat pendudukan Israel atas Yerusalem (Baitul Maqdis).

Hubungan AS-Arab

Pemerintahan Trump telah menempatkan dirinya sebagai sekutu kuat Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir, memperlakukan mereka sebagai bagian integral dari sebuah aliansi regional melawan Iran.

Meskipun analisa dan desas-desus tentang munculnya aliansi Israel-Saudi, namun penyebab Palestina tetap berpusat pada massa Arab dan Muslim, termasuk di ibukota Arab yang dekat dengan Riyadh.

‘Menyatakan bahwa Baitul Maqdisadalah ibu kota negara Yahudi pada dasarnya mengabaikan penentuan nasib sendiri warga Palestina, mengabaikan hak kami menuju sebuah negara merdeka’.

Bannerman mengatakan bahwa langkah kedutaan tersebut akan menempatkan warga Arab Saudi dan warga Mesir dalam posisi yang sulit.

Meskipun demikian, Dia mencatat bahwa negara-negara Arab sedang menghadapi permasalahan domestik dan regional yang serius, sehingga masalah Palestina ini tidak menjadi “isu  utama”.

“Pada akhirnya, hubungan dengan Amerika Serikat – dengan semua masalah mereka yang lain – lebih penting,” kata Bannerman kepadaMEE.

Zogby, dari AAI, mengatakan bahwa posisi AS di Palestina mempengaruhi kemampuan Washington untuk bekerja secara langsung dengan negara-negara Arab.

“Trump ingin menghadapi Iran dan mempertemukan orang Arab dan Israel; Itu tidak akan terjadi … kecuali jika mereka menyelesaikan Palestina, “kata Zogby.

Dia mengatakan negara-negara Arab memperjuangkan opini publik di AS, namun mereka juga tidak ingin mengambil langkah-langkah yang akan membahayakan opini publik di dalam negeri.

“Setiap pengumuman AS mengenai status Yerusalem sebelum penyelesaian akhir akan memiliki dampak yang merugikan pada proses perdamaian dan akan meningkatkan ketegangan di wilayah ini,” ujar Duta Besar Saudi untuk Washington Khalid bin Salman dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

“Kebijakan kerajaan selalu mendukung rakyat Palestina, dan ini telah dikomunikasikan ke pemerintah AS.”

Namun, di luar sensitivitas geopolitik terhadap Yerusalem melintasi seluruh dunia Muslim. Kota ini adalah rumah bagi Al-Aqsa, situs tersuci kedua Islam.

Baca :Baitul Maqdis dan Sikap Umat Islam

Memindahkan kedutaan dapat menyebabkan reaksi keras karena Yerusalem adalah masalah emosional bagi orang Arab dan umat Muslim, kata Zogby.

“Akan sangat mengerikan jika terjadi kekerasan, tapi permasalahannya ada pada orang-orang yang memprovokasi kekerasan tersebut,” tambahnya.

Menurut laporan media AS, Departemen Luar Negeri AS memperingatkan kedutaan besar Amerika di seluruh dunia untuk meningkatkan keamanan sebagai persiapan apabila terjadi demonstrasi jika Trump mengumumkan langkah kedutaan tersebut pada hari Rabu.

Yerusalem bukan hanya pertanyaan Palestina, kata Bannerman.

“Jika Anda menganggap hal tersebut hanya dalam konteks konflik Palestina-Israel, Anda tidak benar-benar memahami pentingnya Yerusalem,” kata Bannerman.

“Mungkin hal tersebut merupakan kelemahan dalam posisi administrasi; mereka tampaknya tidak mengerti bagaimana Yerusalem bergema di seluruh wilayah dan seluruh dunia Islam.”*

Penulis adalah pemikir Islam kontemporer asal Libanon. Artikel dimuat di  Middle East Eye (MEE) edisi Prancis. Diterjemahkan Muji Asri

Rep: Admin Hidcom

Editor: Cholis Akbar

Sumber :  Hidayatullah.com