OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 14 Desember 2017

Mengapa Saudi dan Mesir Begitu Lemah di Hadapan Zionis-Israel, Beda Dengan Turki?

Mengapa Saudi dan Mesir Begitu Lemah di Hadapan Zionis-Israel, Beda Dengan Turki?


10Berita – Mau tahu kondisi sosial Saudi dan Mesir? DR Abdullah El Harby anggota Majlis syuro (sejenis parlemen) Saudi mengatakan 37 persen rakyat Saudi tidak memiliki rumah, padahal Saudi adalah pemasok 60 persen bahan bakar dunia dan hanya berpenduduk 20 juta jiwa. Saudi mengalami “pendarahan” APBN-nya hingga mencapai 100 milyar dollar pertahun, ini mengancam reserve devisa mereka dalam 8 tahun, artinya Saudi akan menjadi negara penghutang dan turun derajat menjadi negara non kaya dalam 8 tahun kedepan.

Mesir kondisinya lebih parah, DR Medhat Nafi’ seorang pakar keuangan dan ekonomi yang menjadi anggota badan industri strategis logam Mesir mengatakan bahwa jumlah kemiskinan akut yang berjumlah 30 juta penduduk Mesir sudah tidak realistis lagi. Tahun 2016, mata uang Mesir menjadi satu satunya mata uang yang hancur nilainya didunia, ini membuat standar kemiskinan lebih besar, dari 104 juta penduduk Mesir hampir setengahnya adalah orang miskin.

Mengapa kita membicarakan kedua negara ini? Dua negara ini bisa dibilang sebagai tiang utama bangsa Arab yang seharusnya tempat mereka bergantung dan berlindung. Sayang, kedua negara ini tidak mampu membangun ekonomi dengan baik meski dengan sumber daya manusia dan alam yang sangat besar. Inilah jawaban mengapa mereka terlihat begitu lemah dihadapan Israel.

Situasi berbeda dialami oleh Turki, negeri ini sejak 15 tahun yang lalu bangkit dalam segala bidang. Meski miskin sumberdaya alam, National product Turki tahun 2014 mencapai 1.1 trilyun dollar, ini sama saja menggabung national product Iran, Saudi, Emirat, Jordania dan Lebanon.

Pendapatan perkapita menembus 10 ribu dollar pertahun, pertumbuhan ekonomi Turki mencapai angka fenomenal yaitu 11 persen dalam kuartal terakhir tahun ini (terbesar dan tercepat di dunia). Sebuah angka yang hanya mampu diraih China dalam sejarah. Banyak pengamat ekonomi dunia mengatakan, Turki-lah yang menjadi penerus tradisi pertumbuhan ekonomi super tinggi setelah pertumbuhan di China meredup.

Sumber : Eramuslim 

Pengacara Novanto Heran Tiga Nama Politisi PDI-P Hilang dari Dakwaan

Pengacara Novanto Heran Tiga Nama Politisi PDI-P Hilang dari Dakwaan


Pengacara Setya Novanto, Maqdir Ismail, mempertanyakan hilangnya tiga nama politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dari surat dakwaan Setya Novanto.

Ketiga nama itu yakni Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey.

Yasonna dan Ganjar saat proyek e-KTP berjalan duduk di Komisi II DPR, sedangkan Olly merupakan pimpinan Badan Anggaran DPR.

"Kenapa kok tiba-tiba di perkara ini namanya hilang, namanya Ganjar yang menerima uang hilang. Bukan hanya Pak Ganjar, Yasonna Laoly hilang, Olly Dondokambey hilang. Apa yang terjadi, negosiasi apa yang dilakukan oleh KPK," kata Maqdir usai sidang pembacaan dakwaan Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (13/12/2017) malam.

Maqdir mengatakan, ketiga nama tersebut sebelumnya ada pada surat dakwaan tiga terdakwa sebelumnya, yakni dua mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri Irman dan Sugiharto, serta pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong.

Ketiganya didakwa menerima suap dari proyek e-KTP saat masih menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. Ganjar disebut menerima suap sebesar 520.000 dollar AS, Yasonna 84.000 dollar AS, dan Olly 1,2 juta dollar AS.

"Saya tidak melihat partai, tetapi saya lihat personal orang, yang di dakwaan lain menerima uang, tiba-tiba disini (dakwaan Novanto) raib, ada apa itu," kata dia.

Menurut Maqdir, ada banyak perbedaan rangkaian fakta yang diuraikan jaksa jika dibandingkan surat dakwaan untuk tiga terdakwa sebelumnya.

Maqdir mengatakan, jika Setya Novanto disebut didakwa bersama-sama dengan pihak lain, maka seharusnya rangkaian fakta yang diuraikan sama antara masing-masing terdakwa.

Kepada Majelis Hakim, Maqdir mengajukan nota keberatan eksepsi atas surat dakwaan Novanto. Hakim memberikan waktu satu pekan bagi pengacara untuk menyiapkan materi eksepsi.

Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum KPK Irene Putrie mengatakan, perbedaan materi dakwaan Novanto dan tiga terdakwa sebelumnya merupakan hal yang wajar. Sebab, dalam menyusun setiap dakwaan, Jaksa akan fokus kepada rangkaian perbuatan yang dilakukan terdakwa.

"Dalam dakwaan splitsing (pemisahan berkas perkara) itu kami akan fokus pada perbuatan terhadap terdakwa tertentu. Jadi rangkaian cerita untuk terdakwa tertentu akan fokus ke Novanto, pada dakwaan Irman akan difokuskan ke Irman, dan itu biasa," kata Irene. [] 

Sumber : beritaislam24h.info

Serangan Tokoh JIL ke Anies Berbalik, Netizen Tak Bisa Tahan Tawa

Serangan Tokoh JIL ke Anies Berbalik, Netizen Tak Bisa Tahan Tawa


10Berita - Semangat tokoh-tokoh JIL untuk mengkritik Gubernur DKI Anies Baswedan kerap berbalik menjadi bahan tertawaan. Mungkin karena begitu semangatnya, mereka tidak melihat data dan fakta terlebih dahulu.

Salah satunya dialami Guntur Romli, baru-baru ini. Ia mempertanyakan keberpihakan Anies kepada rakyat terkait dana parpol.

“Di mana keberpihakan, Anies bagi-bagi duit untuk parpol-parpol dengan angka fantastis 17,7 Miliar! Bandingkan zaman Ahok hanya 1,8 Miliar. Ke mana-mana ngeluh2 PAUD, eh yang cepat2 dicairkan hibah parpol di 2017 ini,” kicaunya melalui akun Twitter @gunromli, 30 November lalu.

Rupanya, peningkatan dana parpol menjadi 17,7 Miliar itu diteken oleh Djarot di APBD-P 2017.

Pada Selasa (12/12/2017), Kumparan merilis berita berjudul Bukti Dana Parpol Rp 17,7 M Diteken Djarot di APBD-P 2017.

Tak pelak, “serangan” Guntur Romli itu pun ditertawakan oleh Pendiri Indonesia Tanpa JIL (ITJ) Akmal Sjafril.

Sumber : tarbiyah

Begini Kata Diplomat AS Jika Yerusalem Tidak Direbut Kembali

Begini Kata Diplomat AS Jika Yerusalem Tidak Direbut Kembali

10Berita - WASHINGTON – Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaan AS di Israel ke Yerusalem adalah sebuah kesalahan besar yang didorong oleh kepentingan politik domestik AS, diplomat AS yang juga analis Timur Tengah mengatakan keputusan diambil dengan alasan konsekuensi strategis internasional, lansir Aljazeera, Rabu (13/12/2017)

Analisis Timur Tengah menyimpulkan, “Presiden AS, tak lama setelah menjabat hampir setahun yang lalu, terlihat telah membangkitkan harapan akan proses baru perdamaian Timur Tengah versinya dengan mengadakan serangkaian pertemuan dengan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas di Washington, Bethlehem dan New York.”

Namun setelah Trump mengumumkan bahwa AS secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan akan memulai proses pengalihan kedutaan AS ke Yerusalem dari Tel Aviv, keputusan nyeleneh ini menimbulkan keraguan bagi rakyat Palestina, serta para analis Timur Tengah mengenai peran AS sebagai perantara kesepakatan damai potensial.

“Pernyataan Trump ini membangkitkan kecemasan, tekanan, kemarahan, kebencian secara menyeluruh karena ini tidak hanya masalah hukum atau politik, ini adalah politik identitas,” Husam S Zomlot, kepala Delegasi Umum PLO untuk AS, mengatakan dalam sebuah panggilan telepon dengan wartawan di Washington pada hari Senin.

“Pernyataan ini menyentuh dasar masalah,” Zomlot menambahkan.

Kemampuan Trump untuk mengenalkan rencana perdamaian versinya, jika tidak diambil alih, kemungkinan akan bergeser di masa mendatang ke pemilikan total kota tersebut, para ahli dan diplomat mengatakan.

Pertanyaan kuncinya, menurut para analis, adalah bagaimana pemimpin Palestina akan bereaksi dalam masalah ini.

Indikasi awalnya adalah bahwa mereka akan menekan isu mereka di hadapan masyarakat internasional.

Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas, yang berbicara pada pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada hari Rabu, mengatakan bahwa AS telah “mendiskualifikasi” diri mereka sendiri dari perundingan damai di masa depan.

“Kami tidak akan menerima peran apapun untuk Amerika Serikat dalam proses perdamaian, mereka telah membuktikan bias penuh mereka untuk Israel,” kata Abbas.

Yousef al-Othaimeen, sekretaris jenderal OIC, mengatakan bahwa “OIC (the Organisation of Islamic Cooperation) menolak dan mengutuk keputusan Amerika.”

Aaron David Miller, seorang mantan negosiator AS dan sekarang seorang pakar Timur Tengah di Wilson Center di Washington, DC, mengatakan bahwa “ini adalah situasi suram dari perspektif Palestina seperti yang telah saya lihat dalam waktu lama.”

Reaksi diplomatik di seluruh dunia sebagian besar, meski tidak secara universal, negatif. Pertemuan Liga Arab di Kairo mengecam langkah Trump.

Menteri luar negeri Uni Eropa bertemu dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu di Brussels menegaskan kembali dukungan Eropa untuk solusi dua negara dengan Yerusalem dilihat sebagai ibukota Israel dan Palestina.

“Jika Anda melihat para ahli, mereka semua memperdebatkan dampaknya, apakah ini akan menjadi bencana, atau apakah ini bisa ditolerir,” Shibley Telhami, seorang pollster (pengumpul suara) dan profesor di University of Maryland, mengatakan kepada Al Jazeera. “Tidak ada yang mengatakan ini benar-benar akan memajukan perdamaian.”

Penasihat Trump di Timur Tengah “tidak berpengalaman,” “hidup dalam gelembung” dan “tidak memiliki cara independen untuk membuat penilaian tentang konsekuensi,” kata Telhami.

Tapi Administrasi Trump tampaknya percaya dengan argumen PM zionis, Netanyahu, bahwa Arab tidak lagi peduli dengan Yerusalem dan hanya akan memberikan lip service untuk masalah ini, kemarahan akan mereda, dan pemerintah Arab akan terus maju sambil melupakan karena mereka ingin berbisnis dengan Trump, Telhami menambahkan.

“Jika ternyata Intifadah dikobarkan, maka semua taruhan dibatalkan karena Anda memiliki kendala perlawanan lagi yang mengganggu prioritas dan memaksa penguasa Arab untuk mengambil posisi dan mungkin menjauhkan diri dari Trump. Jika intifada tidak terjadi, atau itu terjadi pada skala yang lebih kecil, hal yang harus diperhatikan adalah apakah Abbas akan menemukan cara lain untuk menghentikan Trump sehingga bisa kembali ke meja perundingan.”

Hady Amr, mantan utusan khusus Barack Obama untuk perundingan Israel-Palestina, mengatakan bahwa keputusan Trump adalah “sebuah gempa besar bagi masyarakat Palestina.”

“Orang-orang pasti sangat marah, sangat terhina,” kata Amr, yang sekarang adalah seorang rekan senior untuk kebijakan Timur Tengah di Brookings, kepada Al Jazeera.

Langkah Trump telah memicu aksi perlawanan yang meluas di Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.

Sedikitnya dua warga Palestina telah terbunuh dan ratusan lainnya terluka oleh pasukan penjajah Israel selama demonstrasi tersebut.

Demonstrasi juga terjadi di kota-kota besar di Asia, Timur Tengah dan Afrika Utara.

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata ke arah para pemrotes di luar kedutaan AS di Beirut, dan ratusan orang Yordania berdemonstrasi di depan kedutaan AS di Amman.

Trump telah memberikan “alasan yang mudah” bagi PLO untuk menyatakan bahwa AS bukanlah perantara perdamaian yang jujur kepada PBB, AS selalu mengingkari komitmennya dan PLO akan berjuang melawannya melalui PBB dan Pengadilan Pidana Internasional, kata Amr.

Ketika ditanya oleh Al Jazeera, apa yang mungkin dilakukan pimpinan PLO, Zomlot mengatakan bahwa warga Palestina akan mengevaluasi kembali peran AS sebagai mediator dan mencari forum di PBB dan tempat lain.

“Ini momen yang strategis atas blunder AS melalui mulut Trump,” katanya.

Abbas akan bertemu dengan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels pada bulan Januari.

Perwakilan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan dalam sebuah pernyataan pers setelah bertemu dengan PM zionis Netanyahu bahwa Uni Eropa akan berusaha untuk memulai kembali perundingan perdamaian Timur Tengah melalui sebuah pertemuan “kuartet” termasuk PBB, Rusia dan AS, yang mungkin diperluas dengan mengajak Mesir dan Jordan.

Sumber : Jurnalislam.com

Humas Polri: Permintaan Maaf Tak Hentikan Proses Hukum Persekusi Ustadz Abdul Somad

Humas Polri: Permintaan Maaf Tak Hentikan Proses Hukum Persekusi Ustadz Abdul Somad


10Berita - Persekusi yang menimpa Ustadz Abdul Somad saat akan berceramah di Bali pada Jumat (8/12) akan diproses hukum. Sejumlah warga yang diduga sebagai persekutor telah dilaporkan ke polisi.

Menanggapi pelaporan ke polisi, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal menyebutkan, beberapa orang yang dilaporkan sudah meminta maaf. Namun, dia memastikan penyelidikan persekusi Ustadz Abdul Somad tetap berlangsung.

"Ada permohonan maaf dari beberapa elemen yang ada di Bali atas kejadian ini, tapi permohonan maaf itu tidak akan menggugurkan proses hukum," kata Iqbal di di PTIK, Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/12), seperti dikutip kumparan.com.

Iqbal menjelaskan polisi telah menerima beberapa laporan terkait tindakan yang dialami Ustadz Abdul Somad. Pelaporan tidak hanya dilakukan ke Bareskrim Polri, tapi juga ke beberapa Kepolisian Daerah di seluruh Indonesia.

Sebab pelaporan yang tersebar di beberapa daerah, penanganan kasus ini akan berada dalam pengawasan Bareskrim Polri. "Prinsipnya Mabes Polri akan nanti melakukan supervisi, kalau misalnya semua laporan itu kemungkinan besar akan ditarik di situ. Bareskrim akan menangani," katanya.

Sebagai informasi, dalam kunjungannya untuk memberikan ceramah di Denpasar, Bali, Ustadz Abdul Somad mendapat pertentangan dari sekelompok orang yang menamakan diri Koalisi Rakyat Bali (KRB).

Sekelompok massa yang menolak Ustadz Abdul Somad bahkan menggeruduk Hotel Aston Denpasar tempat menginap Ustadz Abdul Somad. Bahkan dengan membawa senjata tajam, massa memaksa masuk ke dalam Hotel dan memburu Ustadz Abdul Somad.

Sempat terjadi dialog antara panitia ceramah Abdul Somad dengan pimpinan kelompok itu. Mediasi dihadiri petugas keamanan dari kepolisian dan TNI. Hingga kemudian hasil mediasi selama beberapa jam itu menghasilkan keputusan Abdul Somad mencium bendera merah putih disaksikan oleh Kapolresta Denpasar, Dandim 1611/Badung, dan perwakilan dari massa KRB.

Acara Abdul Somad mencium bendera pun dilakukan di lobi hotel, setelah itu bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan berikrar kebangsaan. Pukul 19.15 Wita Abdul Somad kembali ke kamar dan menuju tempat ceramah di Masjid An-Nur Jl. Diponegoro Denpasar.

Sumber : portal-islam.id

Raja Salman dan Raja Yordania: Kami Berada di Pihak Palestina

Raja Salman dan Raja Yordania: Kami Berada di Pihak Palestina

10Berita - RIYADH— Dua pemimpin Negara Arab, yakni Raja Arab Saudi, Raja Salman dan Raja Yordania, Raja Abdullah II membahas Yerusalem di Riyadh, pada Selasa (12/12/2017) kemarin, Mereka mendiskusikan perkembangan terakhir di wilayah Yerusalem.

Keduanya menegaskan keberpihakan mereka terhadap palestina dengan tidak sepakat atas keputusan sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu kota Israel.

Karena menurut keduanya, hal tersebut dapat merusak perdamaian diantara kedua negara, yakni palestina dan Israel, termasuk mengganggu keamanan dan stabilitas di Timur Tengah.

Dua pemimpin negara tersebut akan intensif berkordinasi dengan Negara-negara Arab dan juga bertemu dengan komunitas internasional untuk mengedepankan perdamaian wilayah.

Keduanya sepakat untuk melindungi sejarah dan hak rakyat Palestina di Yerusalem dan mencari resolusi damai.

Selain membahas Palestina, kedua kepala negara juga meninjau hubungan Saudi-Yordania di berbagai sektor. Keduanya sepakat untuk terus mengembangkan kerja sama, termasuk di bidang pemberantasan terorisme.[]

 

Sumber:SaudiPressAgency, Islampos.

Habib Rizieq Tokoh Terpopuler 2017 di Google

Habib Rizieq Tokoh Terpopuler 2017 di Google

10Berita - Di akhir tahun 2017, Google menetapkan Habib Rizieq Shihab sebagai tokoh terpopuler sepanjang tahun ini. Kabar itu didapat setelah Google merilis Year In Search 2017, yakni tren penelusuran paling tinggi di mesin pencarian selama tahun 2017 di Indonesia.



Nama Habib Rizieq sudah mulai terlihat meninggi di awal tahun dalam pengukuran pencarian dari waktu ke waktu, Google Trends. Warganet Indonesia begitu tertarik dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu. 

Ditulis Viva, untuk lokasi pencarian Habib Rizieq, Tercatat paling banyak yakni warganet di Banten, DKI Jakarta, diikuti Jawa Barat, Aceh dan Bangka Belitung.

Nama Habib Rizieq memang makin moncer setahun terakhir ini. Keberaniannya menggerakkan umat Islam untuk menuntut keadilan terhadap Ahok yang telah menista agama membuatnya jadi idola umat. 

Apalagi kemudian aksi heroiknya itu meninggalkan jejak bersejarah yakni Aksi 212 yang berhasil mengumpulkan 7 juta umat Islam dan tumbangnya Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Nama Habib Rizieq pun makin dicari warganet karena adanya kasus yang oleh banyak pihak disebut sebagai kriminalisasi ulama sehingga membuatnya "hijrah" ke Arab Saudi sebagai bentuk perlawanan.

Sumber : Wajada

Seruan Boikot Produk Israel Terus Menggema

Seruan Boikot Produk Israel Terus Menggema

10Berita - SOLO -Ketua Badan Kordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Soloraya Agus Setyawan mendukung gerakan boikot produk zionis Israel.

Hal tersebut lantaran ramainya kembali isu pembelaan Palestina setelah pernyataan sepihak presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengklaim Yerusalem sebagai ibukota Israel.

“Saya sangat setuju sekali, jangan dilihat produknya, kita mendukung gerakan boikot produk-produk Israel dan para pendukungnya,”katanya kepada Jurnalislam.com usai gelar aksi unjuk rasa di Bundaran Gladak, Solo, Rabu, (13/12/2017).

Selain itu, Agus mengatakan, bahwa pihaknya akan berkordinasi dengan seluruh Mahasiswa guna menggelar aksi dengan massa yang lebih banyak untuk melakukan perlawanan terhadap pernyataan Presiden AS ke 45 tersebut.

Sumber : Jurnal Islam itu

Abu Janda Tuding ILC Hanya Sandiwara dan Akting, Ini yang Dilakukan Karni Ilyas

Abu Janda Tuding ILC Hanya Sandiwara dan Akting, Ini yang Dilakukan Karni Ilyas


10Berita - Pada salah satu video yang beredar di twitter, Abu Janda mengatakan program Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk '212: Perlukah Reuni?' di TV One, Selasa (5/12/2017), hanyalah akting dan sandiwara.

Hal tersebut tampak pada video yang diposting akun @Lime_return di twitter pada Minggu (10/12/2017).

Sontak, postingan tersebut menjadi perbincangan netizen. Tak sedikit yang me-mention akun host ILC Karni Ilyas @karniilyas dan akun program tersebut @ILC_tvOnenews

@rastomo: Gimananih bang @karniilyas bertahun2 ILC sdh dianggap menjadi tontonan yg punya content intelektualitas yg berbobot kok dibilang sandiwara

@MudjiburRohman: @Lime_return Sebaiknya bung @karniilyas @ILC_tvOnenews menuntut @ustadabujanda , terlepas itu smua si abu kucluk ini bikin emosi karena ketololannya (emoji).

@Hijrah_DL: @Lime_return @abang_bg Halo @karniilyas @ILC_tvOnenews
Segera klasifikasi..

Hentikan Fitnah ini..

@kenyem70: @Lime_return Bang @karniilyas kata @ustadabujanda ILC hanya akting doang?? Bener begitu bang?? Sm sj dong dg sinetron2 yg alay itu, gak bermutu! Mhn pencerahanya, matur tengkyu....

@fatinpane: Cc @ILC_tvOnenews @karniilyas Apa benar kata abu janda bhw acara ilc, khususnya edisi reuni 212, itu settingan? Ada skenarionya jg?

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari Karni Ilyas. Hanya saja, ia me-retweet sejumlah kicauan di twitter.

Beberapa diantaranya sebagai berikut:

@LawanPolitikJKW: Prnyataan ini tdk betul. Saya 2 kali ikut ILC tdk pernah ada arahan akting apapun. Bebas ngomong yg penting bertanggung jawab. Iki wong edan..!! @ILC_tvOnenews @karniilyas

@saidid: Saya sering jadi nara sumber @ILC_tvOnenews - ini jelas salah. Nara sumber sama sekali tdk ada komunikasi sebelumnya dg host Bang @karniilyas bahkan giliran bicara pun tdk pernah diberitahu

Kicauan akun @saidid pun mendapat respon dari netizen lain, diantaranya

@sutisna_w: @saididu @ILC_tvOnenews @karniilyas Jawaban Bung @karniilyas sudah jelas, kalau tak pandai menari jangan salahkan lantai terjungkat.

Seperti diketahui, usai ILC Karni Ilyas memposting di akun twitter-nya dengan menuliskan "Kalau kamu tak pandai menari, jangan lantai kamu bilang terjungkat (jangan lantai kamu salahkan),"

Pada program tersebut hadir sejumlah narasumber. Selain Abu Janda, hadir Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dengan Fadli Zon, dai KH M Al Khaththath, ustadz Felix Siauw, pengacara Eggi Sudjana, budayawan Sujiwo Tejo, ustadz Felix Siauw, dan musisi Ahmad Dhani.

Juga pengamat politik Rocky Gerung, anggota DPR RI Komarudin Watubun, dan penggiat media sosial Denny Siregar, Ketua Pengurus Besar NU Marsyudi Suhud, Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi/JIAD Aan Anshori, cendikiawan Muslim Asyumardi Azra, serta via video conference pakar hukum tata negara Mahfud MD.

Gelar wicara ini menarik perhatian hingga kemudian menjadi perbincangan melalui media sosial karena perdebatan antara ustadz Felix dengan Permadi atau lebih populer dikenal Abu Janda Al Boliwudi. 

Sumber : beritaislam24h.info

Pengamat Politik: Elektabilitas Jokowi Terus Merosot

Pengamat Politik: Elektabilitas Jokowi Terus Merosot


10Berita – Pakar komunikasi politik Eliya kembali mengingatkan partai politik koalisi pendukung Joko Widodo, terkait elektabilitas Jokowi yang semakin merosot.

“Elektabilitas Pakde @jokowi terus merosot, mesin pencitraan kolaborasi buzzer dan media partisan dah tidak ampuh lagi sebar hoax, framing demi kepentingan. Publik sudah cerdas, tak lagi dapat diperdaya oleh hoax pencitraan palsu. Faktanya hidup tambah sulit, daya beli merosot,” tulis Eliya di akun Twitter ‏ @eliya_mkom.

Berdasarkan perkembangan terkini, Eliya membuat kalkulasi politik parpol koalisi Jokowi. “Kondisi sekarang, jika @DPP_PPP , @DPP_Golkar dan @DPP_PKB keluar dari koalisi, yang dukung tinggal PDIP, Nasdem dan Hanura. Selain PDIP Partai yang dukung Pakde merugi. Elektabilitas Pakde naik, PDIP yang Untung. Elektabilitas Pakde ancur berdampak keseluruh partai pendukung Pakde,” tulis @eliya_mkom.

Jika parpol pendukung Jokowi tinggal tiga partai, yakni PDIP-NasDem-Hanura, NasDem dan Hanura mempunyai pilihan untuk melepaskan diri. “Tetap berada dalam kapal bocor, tetap dukung Pakde yang elektabilitasnya terus menurun, tentu tidak bijak. Nasdem dan Hanura punya pilihan lepaskan diri. Tentu kedua partai ini punya orang pintar yang paham kondisi. Walau kepemimpinannya tergantung figur. Formalnya kolegial DPP,” beber @eliya_mkom.

Terkait posisi Hanura, menurut Eliya, di bawah Oesman Sapta Odang (OSO), Hanura lebih memiliki kekuatan untuk lepas dari koalisi Jokowi. “Hanura di bawah kepemimpinan OSO tentu lebih memiliki kekuatan utk lepas dari koalisi Pakde. Pak Wiranto bisa dihibahkan saja ke PDIP, Hanura bisa kembali menjadi perwakilan Hati Nurani Rakyat. Pikirkan nasib Rakyat yang diwakili, nasib Partai, dan seluruh kader Hanura Se Indonesia,” papar @eliya_mkom.

Sedang terkait NasDem, @eliya_mkom mengingatkan: “Nasdem yang memiliki media, terlalu mengorbankan diri untuk framing demi kepentingan Pakde. Terus dukung Pakde pakai medianya, elektabilitas Pakde merosot, Nasdem lebih anjlok lagi, kepercayaan publik pada medianya juga hilang. Double rugi Nasdem dukung pakde. Cc @pranandapaloh.”(kl/ito)

Sumber : Eramuslim