OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 17 Desember 2017

Ketika Bendera Palestina Berkibar di Monumen Nasional

Ketika Bendera Palestina Berkibar di Monumen Nasional

10Berita , Jakarta- Hari Ahad, (17/12/2017) menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Indonesia begitu pula bagi Palestina. Puluhan ribu massa bersatu dan memadati Monumen Nasional, Jakarta sebagai bentuk dukungan dan solidaritas untuk saudaranya di Palestina.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah penyelenggara Aksi Bela Palestina, bertujuan untuk mengecam dan memprotes penjajahan terhadap Palestina yang dilakukan oleh Israel. Selain itu, protes dan kecaman juga disuarakan terhadap Presiden AS, Donald Trump yang secara sepihak mengakui kota Al Quds atau Yerusalem sebagai ibu kota Palestina.

Sontak pernyataan tersebut telah memicu gelombang protes dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bagi rakyat Indonesia, Al Quds atau Yerusalem tetap milik Palestina.

Reporter: Syafi’i Iskandar
Foto: Abdullah
Editor: Jon Muhammad

Bendera Palestina berkibar di Monumen Nasional, Jakarta

Bendera Palestina berkibar di Monumen Nasional, Jakarta

Bendera Palestina berkibar di Monumen Nasional, Jakarta

Bendera Palestina sepanjang 20 meter dibentangkan oleh 30 orang Dewasa saat Aksi Bela Palestina di lapangan Monumen Nasional

Meski massa yang berdatangan sangat banyak dan berasal dari berbagai daerah dan kalangan, mereka kompak tetap menjaga kebersihan dan tidak menginjak taman

Bendera Palestina berkibar di Monumen Nasional, Jakarta

Bendera Palestina berkibar di Monumen Nasional, Jakarta

Bendera Palestina berkibar di Monumen Nasional, Jakarta

Sumber : Kiblat.

10 Pemandangan unik dari aksi bela Palestina di Monas

10 Pemandangan unik dari aksi bela Palestina di Monas

 

10Berita - Pernyataan Donald Trump yang memutuskan Yerusalem menjadi ibu kota Israel membuat banyak orang geram. Sebagai wujud protes atas keputusan tersebut, beberapa orang mengikuti aksi bela Palestina, Minggu (17/12). Aksi ini dilakukan di Monas, Jakarta, dari jam 06.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Peserta aksi memakai baju serba putih. Mereka tampak sangat antusias. Ada hal unik dalam aksi ini, mulai dari potret suasana aksi hingga cara peserta mengekspresikan dirinya.

Berikut potret unik aksi bela Palestina dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Minggu (17/12).

1. Ada yang melakukan aksi dengan berdandan sebagai Wiro Sableng.

foto: Twitter/@aisyah_lrahman

2. Tenda medis untuk aksi ini menyediakan totok punggung lho.

foto: Twitter/@bambangelf

3. Peserta aksi memenuhi transportasi publik.

foto: Instagram/@muh_ali_furqon

4. Ada rombongan berkuda dalam aksi ini.

foto: Instagram/@suaramuslim

5. Ladang rezeki bagi penjal syal Palestina.

foto: Instagram/@akmalafid

BRILIO VIDEO

Cara Canggih Bawa Adukan Beton Ke Lantai Atas

Solusi modifikasi alat bangunan yang keren dan membantu banget. Simak selengkapnya di video Brilio.net berikut.

More Videos

6. Driver ojek online tidak mau ketinggalan ikut aksi ini.

foto: Instagram/@annasfoundation17

7. Anak kecil juga semangat mengikuti aksi ini.

foto: Instagram/@ekurnia82

8. Poster pesan untuk Donald Trump.

foto: Instagram/@kangsukma_1

9. Peserta aksi di Jakarta dapat pesan dari Gaza.

foto: Instagram/@mohammedgaza1.

10. Cincin batu akik peserta aksi bela palestina yang menarik perhatian. Unik abis.

foto: Instagram/@ombrill

Sumber : Brilio.net

Ditanya Ibukota Israel, Jawaban Anak SD Mengagumkan

Ditanya Ibukota Israel, Jawaban Anak SD Mengagumkan


ilustrasi. Presiden Jokowi bertanya kepada Raihan, siswa SD di Tanjung Selor, 6 Oktober lalu (Tribunnews)

10Berita - Jawaban atas soal-soal ujian kelas III beredar viral di media sosial. Yang menghebohkan, jawaban anak kelas III itu atas pertanyaan di mana ibukota Israel.

Tampak empat pertanyaan dalam soal-soal ujian kelas III itu. Pertanyaan pertama adalah di mana masjid Al Aqso? Pertanyaan kedua, sebutkan kota suci umat Islam. Pertanyaan ketiga, sebutkan ibukota Palestina. Pertanyaan keempat, di mana ibukota Israel.

Pertanyaan pertama dijawabnya Yerusalem. Pertanyaan kedua dijawabnya Makkah dan Madinah.

Ketika ditanya, ibukota Palestina, ia menjawab Yerusalem. Yang mengejutkan adalah jawabannya saat ditanya ibukota Israel.

“Neraka Jahanam,” jawabnya.



Jawaban inilah yang menjadikan screenshoot jawaban tersebut viral. Banyak netizen yang mengungkapkan kekagumannya.

“Cerdas kowe le,” kata Bang Rofiq.

“Mantap x jawabannya,” kata Kasih Hani Selian.

“Pinter ta kasi 100 klo sy jd gurux,” kata Rahmathya.

“Jawaban anak cerdas,” kata Slamet Riadi.

“Ya allah anak ini koq ya pinter ya jawab soal ujiannya,” kata Bilqis Puspitasari.

“Itu yg jawabnya ,di bimbing malaikat,” kata Revind. [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net

Potret Aksi Bela Palestina di Monas Jakarta

Potret Aksi Bela Palestina di Monas Jakarta

10Berita , Jakarta- Memasuki waktu zuhur, turut mengakhir acara Aksi Bela Palestina yang digelar oleh Majelis Ulama Indonesia di lapangan Monumen Nasioanal, Jakarta. Meski hanya digelar selama setengah hari, Aksi Bela Palestina tetaplah menjadi simbol kemarahan terhadap AS dan Israel yang kemudian hari akan dikenang oleh sejarah.

Masyarakat Indonesia berkumpul di Monas pada (17/12/2017) sebagai bentuk protes atas keputusan Donald Trump, Presiden AS yang mengakui Al Quds atau Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Massa memadati lapangan Monas sembari membawa atribut sebagai simbol dukungan terhadap Palestina dan kecamana terhadap Israel dan Amerika Serikat. Berikut potret Aksi Bela Palestina:

 

Kendati Aksi Bela Palestina mulai digelar pada pukul 06.00 WIB massa sejak tengah malam sudah mulai memadati lapangan Monumen Nasional, Jakarta

Bahkan, shalat subuh digelar di lapangan Monumen Nasional

Qunut nuzilah juga dibacakan agar kaum Muslimin Palestina diselamatkan dari kekejaman Israel

Mentari mulai terbit, massa Aksi Bela Al Quds semakin memadati lapangan Monumen Nasional

Penampakan massa Aksi Bela Palestina dari panggung utama saat pagi hari

Meski massa yang berdatangan sangat banyak dan berasal dari berbagai daerah dan kalangan, mereka kompak tetap menjaga kebersihan dan tidak menginjak taman

Lapangan Monumen Nasional dipadati oleh massa. Namun cuaca tetap sejuk dan cerah. Tidak panas dan tidak pula mendung.

Tak hanya membawa atribut Palestina, massa peserta Aksi Bela Palestina juga mengangkat poster-poster berisikan protes atas pengakuan Trump terhadap Al Quds sebagai ibu kota Israel

Bendera Palestina sepanjang 20 meter dibentangkan oleh 30 orang Dewasa saat Aksi Bela Palestina di lapangan Monumen Nasional

Sumber : Kiblat.

Penjajahan Palestina Dalam Perspektif Muslim AS dan Pengkhianatan Trump

Penjajahan Palestina Dalam Perspektif Muslim AS dan Pengkhianatan Trump


10Berita – Sekali lagi masalah Palestina, khususnya kota Al-Quds (Jerusalem) sangat kompleks dan tidak sesederhana yang dibayangkan banyak orang. Masalah yang harusnya tidak dilihat dengan kacamata tunggal. Isunya bukan sekedar isu tunggal, sehingga selesai dengan penyelesaian tunggal. Tapi memerlukan multi dimensi pendekatan (multi dimensional approaches).

Konflik Palestina-Israel mencakup isu geografis, politik, sosial, ekonomi, kemanusiaan dan juga sentimen agama. Sehingga hanya orang yang berpikiran kurang stabil yang ingin menyelesaikannya dengan penyelesaian politik dalam bentuk konferensi pers 10 menitan. Kebijakan seperti itu sangat berbahaya (reckless) tidak saja terhadap Timur Tengah. Tapi justeru menjadi ancaman terhadap perdamaian dunia.

Perspektif Muslim Amerika

Masyarakat Muslim Amerika melihat permasalahan Palestina dalam beberapa perspektif. Sebagai manusia, permasalahan Palestina adalah permasalahan kemanusiaan (humanitarian issue). Sebagai Muslim, isu ini adalah isu Islam (an Islamic issue). Tapi sebagai warga Amerika, isu ini juga menjadi isu Amerika (an American issue).

Pertama, masalah Palestina sejatinya tidak pas untuk diistilahkan dengan kata konflik. Konflik itu terjadi ketika ada dua pihak seimbang yang mengalami bentrokan (clash). Dalam masalah Palestina Israel bukan dua pihak yang bentrok sejatinya. Tapi satu pihak (Israel) melakukan penjajahan kepada pihak yang lain (Palestina). Oleh karenanya istilah konflik sesungguhnya kurang pada tempatnya untuk dipopulerkan.

Tapi bukan hal ini yang ingin saya bahas. Justeru masalah sesungguhnya yang ingin saya tekankan di sini bahwa isu Palestina dan Israel adalah juga isu kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan universal mengajarkan bahwa salah satu hak asasi yang paling mendasar bagi semua manusia adalah kemerdekaan (right to freedom). Dan karenanya sebelum Palestina memerdekan diri dari penjajahan Israel maka isu HAM mendasar ini harus menjadi acuan dalam berbagai permbahasan.

Sungguh sangat aneh ketika dunia sibuk membahas kekerasan-kekerasan yang terjadi, membahas isu-isu sampingan, termasuk bagaimana negara-negara Islam mengakui negara Israel. Tapi isu yang paling mendasar, yaitu hak asasi bangsa Palestina untuk merdeka terabaikan secara sistimatis.

Oleh karenanya sangat sukar untuk menemukan penyelesaian dalam berbagai masalah yang ada di antara kedua negara dan bangsa ini, selama Palestina masih terjajah. Dengan kata lain, kunci penyelesaian konflik ini adalah kemerdekaan negara Palestina. Dan ini adalah isu kemanusiaan yang universal. Persis ketika UUD 45 mengajarkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Dan oleh karenanya penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan.

Kedua, masalah Palestina adalah masalah keagamaan. Singkatnya semua individu Muslim, jika memang punya iman di dadanya akan merasakan masalah ini sebagai masalahnya. Saya bukan orang Arab, apalagi Palestina. Tapi masalah Palestina terasa menghunjam ke dalam sanubari hati saya. Karena itu adalah ikatan iman.

Al-Quds adalah kota nabi-nabi. Dari Ibrahim, ke Ismail (tempat kelahiran), Ishak, Ya’qub, hingga ke Daud, Sulaeman, bahkan Isa alaihimu Sholawatullah semuanya. Oleh karena hubungan kita dengan para nabi itu bukan hubungan ras dan kesukuan, juga bukan darah dan kebangsaan, maka satu-satunya hal yang mengikat kita dengan mereka adalah ikatan iman. Di sinilah dasarnya bagi umat Islam bahwa isu Jerusalem adalah isu iman.

Jerusalem juga adalah destinasi Isra Rasulullah SAW. Perjalanan yang jauh dari Mekah ke Jerusalem malam itu bukan tanpa makna. Selain bermaksud menunjukkan universalitas Islam, dengan dipertemukannya Rasulullah SAW dengan semua nabi dan rasul, juga karena Allah ingin menyampaikan bahwa Mekah dan Al-Quds adalah dua kota yang tidak terpisahkan secara iman.

Hal ini yang kemudian disimpulkan oleh Rasulullah SAW bahwa “tidak ada perjalanan yang sengaja (disunnahkan) kecuali kepada tiga masjid. Masjidil haram, masjid Nabawi, dan masjid al-Aqsa” (hadits).

Ketiga, masalah Palestina juga dalam perspektif Muslim Amerika adalah an America issue (issu Amerika). Kenapa hal ini dikategorikan isu Amerika? Karena isu ini menyangkut nilai-nilai yang diakui dan dijunjung tinggi oleh Amerika.

Penjajahan adalaj perampokan HAM yang jahat. Penjajahan adalah bentuk kezaliman yang nyata. Penjajahan adalah pelecehan nyata kepada kesetaraan, dan bentuk rasisme yang tertinggi. Penjajahan sesungguhnya adalah bentuk perampokan hak dasar kemanusiaan bahkan perbudakan itu sendiri.

Semua hal itu adalah antitesis dari nilai-nilai yang diakui dan dijunjung tinggi Amerika. Kerap kali kita dengarkan jika Amerika adalah champion of democracy (pahlawan demokrasi). Bahwa Amerika adalah negara yang mengaku berada di garda terdepan membela kebebasan (freedom) dan keadilan untuk semua (justice for all).

Oleh karenanya warga Amerika Muslim yang merupakan bagian integral dari bangsa dan negara ini sangat terusik dengan masalah Palestina. Kira-kira mirip dengan keterusikan masyarakat Indonesia yang memiliki UUD yang anti penjajahan. Umat Islam Amerika juga terusik sebagai bangsa Amerika karena penjajahan yang masih berlangsung di bumi Palestina.

Pengakuan itu pengkhianatan

Pada sisi yang lain, keputusan Donald Trump mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel adalah pengkhianatan yang berlipat-lipat.

Tentu pengkhiatan pertama adalah pengkhianatan kepada nilai-nilai dan Konstitusi Amerika yang menjunjung tinggi keadilan universal. Bagaimana mungkin adil jika pengakuan itu tidak mempertimbangkan kedua pihak yang (anggaplah memakai kata) bertikai. Palestina tidak dikonsultasi sama sekali. Palestina seolah dilempar ke tempat sampah untuk memuluskan jalan bagi Israel.

Pengkhianatan kedua adalah bahwa sebelum Donald Trump terpilih dalam peristiwa kecelekaan demokasi Amerika, telah banyak presiden Amerika sebelumnya yang berusaha dengan sungguh-sungguh memediasi perdamaian Palestina dan Israel. Kesepakatan demi kesepakatan telah ditanda tangani oleh pihak-pihak yang bertikai. Tapi tak seorangpun di antara presumiden itu yang pernah mencoba secara sepihak mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel. Maka ini adalah pengkhiatan nyata kepada para pendahulunya.

Pengkhiatan lain adalah pengkhiatan kepada hukum internasional dan berbagai resolusi PBB, khususnya resolusi DK-PBB. Donald Trump menampakkan keangkuhan, seolah Amerika tidak perlu negara lain. Tidak perlu mempedulikan negara-negara dunia lainnya. Maka Donald Trump bisa memutuskan tanpa pertimbangan negara lain, lewat mekanisme yang ada termasuk PBB.

Mungkin pengkhianatan terbesar dan paling berbahaya adalah pengkhianatan kepada perdamaian dunia (world peace) itu sendiri. Kita tahu dan sering dengarkan bahwa isu Palestina Israel menjadi minimal “inspirasi” bagi banyak konflik di dunia. Oleh karenanya kecerobohan dalam menyikapi konflik ini ibarat menumpahkan minyak ke dalam kobaran api yang telah lama membara. Bukan penyelesaian dan perdamaian yang akan terjadi. Tapi kemarahan dan konflik di berbagai kalangan dunia akan semakin menjadi-jadi.

Akhirnya, sering kita dengar pertanyaan di berbagai media barat: “why they hate us?”. Banyak di kalangan dunia barat, dan Amerika bertanya-tanya kenapa banyak orang di dunia Islam memusuhi? Pertanyaan ini kini mendapat jawaban nyata. Kebencian dan permusuhan itu disebabkan oleh ketidak adilan dan kesemena-menaan terhadap umat Islam.

Amerika sejak menduduki Irak, hingga ke peristiwa Libia dan berbagai masalah di Timur Tengah dan dunia Islam telah memperburuk wajahnya di dunia Islam. Barack Obama telah berusaha melakukan “healing” (perbaikan) dengan membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak. Tapi dengan sikap Donald Trump imej yang terbangun baik itu kini kembali hancur berantakan. Bukankah itu pengkhianatan yang nyata?

Tapi maukah Donald Trump mengakui? Saya bukan saja ragu. Tapi saya yakin tidak akan karena semua juga tahu siapa yang keras kepala!

New York, 15 Desember 2017

Penulis; Imam Shamsi Ali, tinggal di New York.

Sumber : Eramuslim

Pemimpin Hamas: Al-Quds Akan Jadi 'Kuburan Konspirasi' Melawan Palestina

Pemimpin Hamas: Al-Quds Akan Jadi 'Kuburan Konspirasi' Melawan Palestina

 



10Berita - JALUR GAZA, PALESTINA - Kepala politbiro gerakan perlawanan Palestina, Hamas, telah menegaskan bahwa perlawanan terhadap Israel tentu dapat menjamin kemenangan akhir bagi negara Palestina, menekankan bahwa Israel yang menduduki Al-Quds Yerusalem akan menjadi "kuburan konspirasi" melawan Palestina.

"Seperti para martir masa kini kita berbeda dari masa lalu, pertempuran kita sekarang tidak banyak berbeda dengan yang sebelumnya. Hari ini, kita pasti akan menghadapi perlawanan [di hadapan Israel], "kata Ismail Haniyeh pada hari Sabtu (16/12/2017).

Dia mengatakan bahwa Ibrahim Abu Thuraya dan tiga orang Palestina lainnya, yang ditembak mati pada hari Jum'at oleh tentara Israel selama demonstrasi menentang pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem al-Quds sebagai ibukota Israel, membuktikan ke seluruh dunia bahwa "rakyat Palestina tidak akan pernah berkompromi untuk hak dan kapitasinya. "

Haniyeh menambahkan, "Tidak ada yang bisa membantah fakta bahwa al-Quds milik orang-orang Palestina.

Kami sangat percaya pada kemenangan terakhir kami melalui bantuan Allah, dan tidak akan mundur sedikit pun dari hak untuk seluruh al-Quds. "

Pada tanggal 6 Desember, Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS di tanah yang diduduki dari Tel Aviv ke Yerusalem al-Quds.

Perubahan dramatis dalam kebijakan Washington terhadap kota tersebut memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki, Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak, Maroko dan negara-negara Muslim lainnya.

Yerusalem al-Quds tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa bagian timur kota pada akhirnya akan berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina merdeka yang akan datang. (st/ptv) 

Sumber : voa-islam.com

Orasi Shabri pada Aksi: Hari ini akan Menjadi Catatan Sejarah

Orasi Shabri pada Aksi: Hari ini akan Menjadi Catatan Sejarah


bilal tadzkir/hidayatullah.com

Massa Aksi Bela Palestina membawa bendera Palestina di Lapangan Medan Merdeka Monas, Jakarta, Ahad (17/12/2017).

10Berita – Menurut Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Ustadz Shabri Lubis, tidak ada perbedaan bagi orang beriman dan orang Indonesia untuk membela Palestina.

Ia mengungkapkan, sejatinya umat Islam dituntut menjaga amanah Baitul Maqdis Palestina agar tidak jatuh kepada Zionis-Israel.

“Urusan Al-Aqsha adalah urusan umat Islam seluruh dunia. Tanah Suci milik umat Islam,” ujarnya pada Aksi Bela Palestina di lapangan Monas, Jakarta, Ahad (17/12/2017).

Baca: Orasi Habib Rizieq pada Aksi Bela Palestina: Israel Tak Punya Negara


Shabri menjelaskan, program penjajahan Zionis-Israel adalah ingin mendirikan negara di Palestina, sekaligus menghancurkan Masjidil Aqsha didalamnya untuk diganti dengan Kuil Solomon.

Setelah dulu pernah jatuh ke tangan pasukan Salibis, lanjutnya, Al-Aqsha direbut kembali oleh Shalahuddin Al-Ayyubi, namun beberapa dekade terakhir ini sedang direbut kembali oleh kekuatan Barat, yakni Amerika Serikat dan Israel.

“Maka hari ini akan jadi catatan sejarah, apakah kita membiarkan Masjidil Aqsha ke tangan orang kafir atau kita mempertahankannya,” tuturnya di depan sekitar jutaan massa.*

Rep: Yahya G Nasrullah

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com 

Ketua GNPF Ulama: Tingkatkan Takwa untuk Berjihad di Palestina!

Ketua GNPF Ulama: Tingkatkan Takwa untuk Berjihad di Palestina!

10Berita , Jakarta – Ketua GNPF Ulama, Ustadz Bachtiar Nasir dalam orasinya menyinggung para pemimpin dunia yang takut membela kemerdekaan Palestina dan menentang Amerika dan Israel.

“Wahai pemimpin Islam, kami rakyat Muslim Indonesia siap untuk mengorbankan jiwa dan raga kami untuk kemerdekaan Palestina. Apabila kalian tetap diam dan tidak memberikan solusi kemerdekaan nyata bagi Palestina kami siap berjihad,” ujarnya dalam Aksi Bela Palestina di Monas, Ahad (17/12/2017).

Dalam aksi tersebut, UBN mengutarakan komitmen rakyat Indonesia yang berjuang untuk rakyat Palestina. “Indonesia selalu bersama untuk Palestina sampai merdeka,” ungkapnya.

Lebih lanjut, UBN menasehatkan untuk memperbaiki ketakwaan kepada Allah untuk dapat berjihad di Palestina.

“Satu hal yang perlu ditanamkan yakni ketakwaan kita kepada Allah. Sudahkah kita shalat tepat waktu, berjamaah di masjid ? Sudahkah kita membaca sehari satu juz Al-Qur’an?” kata UBN di hadapan para peserta Aksi Bela Palestina.

“Bila semua itu belum terlaksana maka rakyat Indonesia masih hanya sekedar pemuda-pemuda dan bapak-bapak ‘shalihah’ yang shalat di rumah. Teriakan takbir untuk kemerdekaan Palestina dikhawatirkan hanya kosong. Sehingga perlulah introspeksi dalam meningkatkan ketakwaan itu,” sambungnya.

UBN kemudian menyampaikan seruan dan keteguhan MUI, sehingga seluruh elemen masyarakat Indonesia dapat berkumpul di Monas memperjuangkan kemerdekaan Palestina. “KH. Maruf Amin mengingatkan berkumpulnya di tempat ini untuk menunjukkan bahwa umat Islam Indonesia bersatu tidak boleh berpecah belah,” ujar pemimpin AQL Center itu.

Terakhir ia memberikan pesan kepada Presiden AS Donald Trump, yakni untuk mencabut pernyataannya terkait Al-Quds.

“Hari ini kita jadikan Palestina merdeka. Siap berjanji untuk berjihad, kita ikrarkan bismillah berjuang bersama seluruh komponen, pemerintah dan dunia, baik melalui jalur politik, ekonomi dan diplomasi. Semua itu untuk satu tujuan kemerdekaan Al-Quds Palestina,” pungkasnya.

Reporter: Hafidz Salman
Editor: M. Rudy

Sumber : Kiblat.

Inilah 8 Pernyataan Sikap Aksi Bela Palestina

Inilah 8 Pernyataan Sikap Aksi Bela Palestina

10Berita – Massa aksi bela Palestina yang terdiri dari para ketua ormas dan organisasi keagamaan di Indonesia berencana menyerahkan petisi ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, besok pagi (Senin, 18/12).

Di penghujung aksi, Sekjen Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), kyai haji Anwar Abbas didaulat membacakan pernyataan sikap didampingi para ulama MUI, Ketua MPR, Zulkifli Hasan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pimpinan sejumlah ormas Islam, perwakilan dari PP Muhammadiyah, budayawan Taufik Islam dari atas panggung di lapangan Monas, Jakarta Pusat.

Berikut ini delapan poin pernyataan sikap Aksi Indonesia Bersatu Bela Palestina yang dibacakan kyai haji Anwar Abbas:

Bismilllahirrohmanirrohim, setelah mencermati secara seksama keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara sepihak atau secara unilateral dan ilegal, mengakui Yerusalem atau alquds sebagai ibukota Zionis-Israel, dampak negatifnya yang meluas di dunia internasional, khususnya kepadaa bangsa Palestina, kami peserta Aksi Indonesia Bersatu Bela Palestina dengan bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan sikap sbagai berikut

Pertama, keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang secara sepihak atau unilateral dan ilegal mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel telah mencederai rasa keadilan dunia internasional, melanggar hak asasi manusia rakyat Palestina, dan merusak upaya perdamaian antara Israel dengan Palestina yang selama ini terus dilakukan PBB dan OKI, untuk itu keputusan itu harus dibatalkan dan dicabut secepatnya.

Kedua, jika Presiden Amerika Serikat tidak segera membatalkan pernyataannya atas Yerusalem sebagai ibukota Israel maka Amerika Serikat akan kehilangan legitimasi untuk menjadi penengah perdamaian antara Palestina dan Israel.

Ketiga, mendesak kepada semua negara agar menolak keputusan sepihak dan ilegal Presiden Donald Trump untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibukota Israel,

Keempat, mendesak kepada semua negara yang selama ini telah melakuikan hub diplomatik dengan Israel, terutama negara-negara yang tergabung dalam OKI agar memutus hubungan diplomatik dengan Israel atau tidak meninggalkan kantor kedutaannya ke Yerusalem.

Kelima, mendukung hasil deklarasi konferensi Islam di Istambul, Turki tanggal 13 Desember 2017 menegaskan bahwa perlu terus didorong hak-hak warga Palestina secara permanen, termasuk hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri, damn perwujudan negara Palestina merdeka dan berdaulat, dengan Yerusalem atau Alquds sebagai ibukotanya.

Keenam, jika Presiden Donald Trump tidak mencabut keputusan pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel maka kami pertama mendesak PBB segera menggelar sidang istimewa untuk sanksi tegas kepada Amerika Serikat dengan opsi pembekuan AS sebagai anggota PBB, atau pemindahana markas PBB dari Amerika Serikat ke negara lain.

Ketujuh, mendesak DPR membentuk panitia khusus untuk meninjau kembali semua bentuk investasi atau bisnis perusahaan-perusahaan Amerika di negeri ini, juga mengimbau rakyat Indonesia untuk melakukan boikot terhadap seluruh produk perusahaan Amerika serikat dan Israel yang beredar di Tanah Air. Kita gunakan produk-produk karya anak bangsa sendiri.

Kita juga menyerukan kepada negara-negara OKI dan masyarakat dunia agar meningkatkan bantuan kemanusiaan dalam bentuk pembangunan, sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, dan tempat-tempat ibadah baig masyarakat Palsetina

Terakhir, kita mengimbau ke seluruh rakyat Indonesia agar berdoa untuk kedamaian, khususnya umat Islam agar membaca qunut nazilah dalam tiap salat fardu.(kl/rm)

Sumber : Eramuslim

Aa Gym: Musuh Sebar Hoax untuk Pecah Belah Umat Islam

Aa Gym: Musuh Sebar Hoax untuk Pecah Belah Umat Islam

10Berita , Jakarta – KH Abdullah Gymnastiar mengatakan persatuan umat Islam adalah hal yang paling ditakutkan oleh musuh-musuh Islam. Karenanya dia mengingatkan bahaya hoax atau berita palsu yang disebarkan untuk memecah belah umat Islam.

Aa Gym memberikan nasihat saat berbicara di panggung Aksi Bela Palestina. “Jangan sampai kita saling bertengkar hanya karena info hoax yang tidak diketahui benar atau tidaknya,” ujarnya di Lapangan Monas, Ahad (17-12-2017).

“Setidaknya kita perlu mengintropeksi diri dengan meningkatkan takwa kita, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh hoax yang dilancarkan musuh untuk memecah belah umat Islam,” lanjut Ada Gym dalam orasinya.

Pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid itu juga mengingatkan kepada umat untuk tidak mencari-cari kesalahan orang lain. Sebaliknya introspeksi kesalahan kita masing-masing. Kepada ormas lain tidak mencari kesalahan ormas lainnya, suami dan istri pun demikian. Sehingga dengan begitu ukhuwah Islamiyyah akan terasa indah.

“Tidak kalah pentingnya untuk menjauhi perbuatan ghibah atau membicarakan keburukan orang lain. Hal utama dengan menjadikan kita mukmin yang bersaudara adalah membangun akhlaq yang baik pada diri kita masing-masing,” ujarnya.

Aa berharap semoga dengan pernyataan kontroversial Donald Trump menjadi hikmah adanya persatuan Umat Islam. Sehingga tumbuhlah semangat untuk meningkatkan ketakwaan dan persatuan.

“Kita akan terus berjuang melalui diri kita untuk kemerdekaan Palestina,” pungkasnya.

Reporter: Hafis Syrif
Editor: Imam S.

Sumber : Kiblat.