OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 21 Desember 2017

Sebelum Menjemput Rezeki, Sudahkah Kau Raih Ridho Orang Tuamu?

Sebelum Menjemput Rezeki, Sudahkah Kau Raih Ridho Orang Tuamu?


10Berita - Krisis moneter mengguncang tanah air dengan begitu hebatnya. Ayah bekerja serabutan, ibu membuka warung kecil-kecilan. Bisa di bayangkan  betapa “Negpas”-nya ekonomi keluarga kami.

Karena itulah, mau tidak mau kami harus legowo dengan kenyataan bahwa saya tak bisa melanjutkan kuliah. Seorang teman mengajak saya untuk melamar pekerjaan.

Bermodal nekat, kamipun berangkat. Bahkan, saya tak sempat meminta izin kepada orang tua. Toh, inikan hanya coba coba. Singkat cerita, saya diterima. Ternyata, saya bekerja di bidang multi level marketing. Ini hal yang amat baru bagi saya. Tiap hari, kami harus menjajakan produk dengan cara berkeliling.

Jika dalam sehari kami tidak berjualan, maka kami tidak mendapat gaji sepeserpun. Walau begitu berat, saya tetap bertahan dengan profesi ini dan melabuhkan harapan agar bisa meraih sukses sebagaimana yang di sampaikan para petinggi MLM itu.

Hingga suatu hari, saya memutuskan untuk pindah ke kantor pusat MLM di jakarta. Kedua orang tau menentang keputusan itu. Mereka tidak tega membiarkan saya hidup sendiri di kota besar. Dasar nekad, saya terus mempersuasi kedua orang tua.

Saya lancarkan segala argumentasi agar beliau berdua bisa mengizinkan saya hidup di belantara ibu kota. Dengan berat hati, ayah-ibu mengizinkan saya. Walaupun, saya tahu persis, di lubuk hati mereka yang paling dalam, sebenarnya mereka sama sekali tidak ridho.

Hari-hari pertama di jakarta, saya begitu bersemangat. Rasanya begitu bebas. I feel free…! kota yang begitu megah, kosmopolitan. Segala kemewahan hidup tersaji disini.

Namun, ketika memasuki hitungan bulan, saya mulai merasakan kerasnya hidup di kota besar yang penuh persaingan. Belum lagi biaya hidup, kos, transport dan harga makanan yang selangit.

Ada kalanya, dua sampai tiga hari saya tidak makan. Karena tidak ada sepeserpun uang yang bisa saya pakai untuk membeli makanan. Saya bahkan pernah menyusuri jalan demi mengais uang yang barangkali terjatuh.

Sore itu, dengan perut perih melilit menahan lapar, saya berjalan menuju kos dengan hati yang begitu pedih. Tidak ada satu barang daganganpun yang terjual. Sempat terpikir untuk meminta duit entah pada siapa, sekedar untuk ongkos pulang.

Tapi, saya sadar, islam melarang umatnya meminta-minta. Saya memohon kepada Allah, agar ada beberapa rupiah yang bisa kami gunakan.

Mendadak di depan saya ada koin lima puluh rupiah dengan jumlah cukup banyak. Sambil menahan malu, saya coba ambil koin-koin tersebut. Ternyata koin-koin itu sudah melekat di aspal. Saya cungkil berkali-kali, tidak berhasil. Astaghfirullahal ‘adzim…

Dengan menahan air mata yang nyaris tumpah, saya menuju rumah kos. Sampai di kamar, saya termenung. Apa salah saya, sehingga mengalami kesulitan hidup seperti ini ? apa dosa-dosa yang saya lakukan, sehingga hidup saya laksana bentangan jalan yang terjal dan berliku? Di tengah hati yang menggerimis, terputarlah fragmen-fragmen hidup saya delapan bulan terkahir.

Ya, semua ini bermula dari absennya ridho orang tua. Guru agama saya pernah berpesan, bahwa ridha Allah ada pada ridho orang tua. Maka jika orang tua tidak ridho, Allah takkan pernah memberkahi hidup kita.

Bukan hanya itu, saya kerap didera rasa bersalah setiap kali berhasil menjual suatu produk. Perusahaan MLM mengharuskan kami menjual produk dengan cara meyakinkan costomer bahwa produk kami berkualitas terbaik serta berharga murah.

Dengan gaya ala seles profesional, saya “membujuk” konsumen. Yang penting produk saya laku. Yang penting saya dapat duit. Yang penting, saya bisa makan. Padahal, duit, makanan dan semua yang pernah saya dapatkan berasal dari jalan menipu orang lain. Astaghfirullahal ‘adzim…

Kendati kerap diterpa kemalangan bertubi-tubi, ada kalanya saya mendapatkan jalan keluar dari arah yang tak disangka. Pertolongan Allah selalu datang pada saya. Sifat Rahman dan Rahiim-Nya memang membuat saya bergelimang syukur.

Suatu ketika, seorang bapak (yang sama sekali tidak saya kenal) memberi ongkos untuk naik bajaj. Beliau merasa iba tatkala tahu bahwa saya tak punya uang untuk ongkos pulang.

Awalnya saya tolak pemberian beliau. Tapi, bapak yang beranjak sepuh itu berkata, “Saya juga punya anak yang sedang merantau. Saya hanya berharap kelak ada yang membantunya saat dia kesulitan”

Masya Allah. Berdesir hati saya. Sepanjang perjalanan pulang, air mata saya menetes tiadak henti. Ucapan bapak tadi membuat saya teringat akan ketulusan hati ayah. Beberapa tahun lalu, ayah pernah mengatakan hal serupa tatkala membantu orang yang kesulitan. Saya rindu ayah dan ibu. Saya ingin pulang.

Lagi-lagi, Allah maha mendengar rintihan hamba-Nya. Dalam doa yang saya langitkan, sungguh, saya sangat rindu ayah dan ibu. Tiada habis rasa sesal, karena saya nekad berbuat hal yang sebenarnya tidak beliau ridhoi.

Subhanallah.. maha suci Allah, beberapa pekan kemudian, ayah menjemput saya ke jakarta. Rindu saya terjawab. Sosok ayah tampak begiru tenang. Tak ada raut amarah di wajah beliau. Padahal, sebelumnya, ayah cukup keras menentang kepergian saya ke jakarta. Beliau meneteskan air mata saat melihat saya. Dengan suara bergetar, beliau berkata, “Ayo kita pulang nak…”

Sepanjang perjalanan menuju surabaya, saya tidur dengan bersandar pada tubuh ayah. Antara rindu yang begitu memuncak dipadu rasa bersalah. Belakangan saya tahu, bahwa beliau berangkat ke jakarta dengan uang hasil ganti rugi warung kami yang terkena gusur. Makin bertambah rasa bersalah saya saat itu, terlebih ketika ibu sempat tidak mengenali saya, karena saya terlihat kurus dan kumal.

Ayah, ibu, maafkan anakmu ini. Betapa ridho orang tua sangat penting bagi kita. Mulai detik ini, saya tak akan melakukan apapun, atau pergi kemanapun, apabila ridho ayah dan ibu belum saya kantongi. Terima kasih sudah menjadi orang tua terbaik  bagi kami.

Sumber: wajibbaca.com




Ketika Palestina “Hancurkan” Tradisi Tawuran Pelajar

Ketika Palestina “Hancurkan” Tradisi Tawuran Pelajar


SMKN 5 Serang melakukan Aksi Bela Palestina

10Berita - SEMARANG – Tak mau ketinggalan, sejumlah pelajar SMKN 5 Semarang turut menunjukkan pemebelaannya kepada rakyat Palestina. Mereka berjalan kaki disepanjang jalan Dr Cipto, Johar, terus ke Imam Bonjol dan Tugumuda dengan membawa spanduk bertuliskan SMKN 5 Semarang Peduli Palestina, Rabu (20/12/2017).

Tampak sekitar tiga puluh anak berseragam putih abu bergerombol dengan membawa kotak bertuliskan “Dana Untuk Palestina”.

Dalam keadaan basah kuyup,
salah satu remaja yang bernama Facta, kelas XII Teknik Permesinan mengatakan, Palestina dapat mempersatukan hati yang keras, jarak yang renggang, bahkan menghancurkan tradisi kelam: Tawuran antara remaja.

“Pak… yang dulu kita suka tawuran, semenjak ada (masalah) Palestina ini, kita bersatu, pak. Di Jawa Tengah, sudah gak ada tawuran, bahkan di Semarang sudah gak ada juga,” ungkapnya ditengah gemercik hujan.

Facta melanjutkan, kebijakan yang sarat dengan arogansi Donald Trump tersebut membuat didih api keimanannya.

“Karena Palestina itu dijajah sama Israel, mas. Masa ibukota Palestina mau diambil sama Israel, mas. kita gak terima, mas…sebagai bangsa Indonesia, mas!,” ucapnya.

Aksi tersebut akan dilakukan sampai besok kamis (21/12/2017) dengan puncaknya berkumpulnya Sekolah Teknik Mesin (STM) se-Jateng di Ambarawa dalam bingkai aksi peduli Palestina.

Sumber : Jurnalislam.com

Jodoh Kedua Itu Ada, Saat Fokus pada Allah Saja

Jodoh Kedua Itu Ada, Saat Fokus pada Allah Saja



10Berita - Membincang jodoh, selalu ada harap cemas: siapakah dia yang ditakdirkan Tuhan untuk membersamaiku? Terlebih bagi perempuan, yang secara umum ‘dituntut’ masyarakat untuk tak terlambat dalam menyambutnya. Itulah mengapa di usia rentan, banyak perempuan akhirnya mengiyakan siapa saja yang datang.

Bukan, kita tidak berbicara tentang rasa cinta dalam hal ini. Karena toh cinta bisa ditumbuhkan seiring berjalannya waktu dan bertambahnya ketaatan. Yang menjadi masalah adalah saat yang datang bukanlah sosok yang layak untuk dijadikan qawwam. Proses taaruf yang kurang maksimal hingga banyak aspek terabaikan untuk dikenali secara mendalam, mengakibatkan kekurangtepatan dalam mengambil keputusan.

Di titik inilah perempuan sangat riskan menjadi korban. Kurang pahamnya ilmu Islam dan tak terbiasa mengambil inisiatif, membuatnya hidup dalam tekanan. Ia merasa bahwa ini semua takdir dan bagian dari cobaan. Sayangnya ada yang terlupa, Islam pun memberikan solusi saat sang jodoh tak lagi bisa dijadikan wasilah menuju surga.

Ya, ada jalan keluar darurat yang bisa diambil meskipun itu terasa pahit. Tapi bukankah pahitnya obat dan jamu hanya sesaat untuk kemudian memberi efek kebaikan bagi tubuh selanjutnya?

...Tak perlu risau dengan bertambahnya usia. Tak perlu hirau dengan suara-suara terkait dengan status baru yang ada. Di sisa waktu yang menjelma, maksimalkan untuk beramal salih dan bermanfaat bagi sesama...


Perempuan adalah sosok istimewa yang diberikan hak khuluk padanya. Rasa cinta pada sang jodoh, tidak menjadi alasan untuk terus berada dalam keterpurukan. Sebaliknya, rasa cinta itu seharusnya selaras dengan tingkat ketakwaan yang menyertai. Saat ketakwaan ini perlahan tapi pasti mulai tertanggal, maka tak lagi ada alasan untuk bertahan.

Nyeri, sedih, dan pedih sudah pasti membersamai. Tapi jodoh yang tak lagi memegang kunci surga, untuk apa juga terus disertai? Setelah segala daya upaya telah dimaksimalkan untuk membuatnya kembali menapaki tangga ketaatan, inilah saatnya untuk tegas bersikap dan mengucap selamat tinggal dengan mantap.

Tak mengapa bila harus sendiri. Bukankah sejatinya pada diri seorang mukmin itu ada keyakinan kuat bahwa Allah selalu menemani? Tak perlu ragu melepas jodoh yang satu, saat Allah menjanjikan akan mengganti dengan yang lebih baik ketika kita melakukan semua karenaNya. Meskipun untuk ke sana, ada jalan terjal lagi yang harus dibekali dengan sabar yang banyak dan juga istighfar.

Tak perlu risau dengan bertambahnya usia. Tak perlu hirau dengan suara-suara terkait dengan status baru yang ada. Di sisa waktu yang menjelma, maksimalkan untuk beramal salih dan bermanfaat bagi sesama. Jodoh itu pasti ada, hanya keberadaannya masih gaib saja. Bilapun tidak di dunia fana, yakin ia akan menyambut di dunia ‘sana’.

Ya...selalu ada kesempatan kedua bagi perempuan untuk mendapatkan jodoh terbaiknya. Selalu ada harapan yang terus disemai hingga nanti saat menjemput kebahagiaan hakiki bersama dengan jodoh sejati.  Wallahu alam. (riafariana/)

Ilustrasi: Google              

Sumber : voa-islam.com

Besok, PBB Gelar Sidang Darurat Sikapi Pernyataan Trump Terkait Al-Quds

Besok, PBB Gelar Sidang Darurat Sikapi Pernyataan Trump Terkait Al-Quds

Rapat sidang umum PBB (goodnewsfromindonesia.com)

10Berita – New York. Majelis Umum PBB akan menggelar sidang darurat pada besok hari, Kamis (21/12/2017) untuk melakukan voting terhadap draft resolusi membatalkan pernyataan Trump terkait Al-Quds.

Sehari sebelumnya, Rabu (19/12/2017) mayoritas anggota telah menyetujui resolusi berisi penegasan hak bagi bangsa Palestina dalam menentukan nasibnya sendiri, termasuk mendirikan negara yang berdaulat.

Presiden Majelis Umum PBB Miroslav Lajcak menyetujui permintaan Turki dan Yaman, agar PBB menggelar sidang darurat untuk melakukan voting terhadap resolusi yang meminta presiden Trump membatalkan keputusannya menjadikan Al-Quds sebagai ibukota Israel.

Sidang darurat tersebut mengacu kepada resolusi no.377 yang dikenal dengan nama “Uniting for peace.” Sidang dengan tema serupa pernah dilakukan sebanyak 10 kali, yang terakhir digelar pada tahun 2009 lalu terkait Al-Quds dan tanah terjajah lainnya di Palestina. Dan rapat darurat besok merupakan kelanjutan dari rapat tahun 2009 lalu.

Rapat ini dilangsungkan setelah Amerika menggunakan hak vetonya menolak draft resolusi yang diajukan Mesir atas permintaan Palestina, agar keputusan Trump terkait Al-Quds dibatalkan. Kendati mendapat dukungan mayoritas anggota DK PBB, namun veto Amerika menjadikan rancangan resolusi gagal mencapai suara bulat.

Menyikapi kondisi ini Yaman dan Turki meminta agar PBB menggelar rapat darurat melalui sidang umum, sebagai representatif dari negara-negara Arab dan juga OKI. Hal ini sejalan dengan keinginan para pejabat Palestina paska veto Amerika, yang meminta agar pembahasan ini masuk ke sidang umum PBB.

Dubes Palestina di PBB Riyadh Manshur mengaku optimis resolusi tersebut akan mendapat dukungan luas. Menurutnya Al-Quds merupakan permasalahan yang solusinya didapat dari perundingan.

“Sidang umum besok akan menentukan, tanpa dihantui rasa takut adanya veto, bahwa dunia internasional menolak pernyataan sepihak Amerika terkait Al-Quds,” tegas dia seperti dikutip Aljazeera, Rabu (20/12/2017).

Sebelumnya dubes Amerika di PBB Nikki Haley menyebut voting yang dilakukan di DK PBB beberapa waktu lalu sebagai bentuk penghinaan terhadap negaranya. Tindakan yang tidak dapat dilupakan.

Ia kemudian mengancam negara-negara yang mendukung draft resolusi yang digagas negara Arab dan OKI dalam sidang umum PBB besok. “Kamis besok, akan dilakukan voting terhadap sikap kami. Amerika akan tandai negara-negara mana saja yang mendukung,” ancam Haley. (msy/)

Sumber: Aljazeera.net, dakwatuna

Doa Belum Dikabulkan, Apakah ada yang Salah?

Doa Belum Dikabulkan, Apakah ada yang Salah?

10Berita , Seorang Muslim membutuhkan Allah SWT setiap saat. Maka, Allah memperkenankan setiap hamba untuk berdoa kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari: “Wahai hamba-Ku, andai yang pertama hingga yang terakhir di antara  kalian, bangsa manusia dan bangsa jin dari kalian, mereka berdiri pada satu hamparan lalu semuanya berdoa dan meminta kepada-Ku lalu Kukabulkan permintaan masing-masing, hal itu tidak mengurangi dari apa yang di sisi-Ku kecuali seperti jarum yang dicelupkan ke dalam lautan.”

Dikutip dari buku yang berjudul ’20 Amalan Pelancar Rezeki dalam Berbisnis’ karya Yunus Mansur bahwa seorang Muslim saat berdoa kepada Allah SWT harus memerhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi, sehingga doanya terkabulkan. Adapun syarat-syarat itu sebagai berikut:

Pertama, ikhlas karena Allah SWT dengan hati khusyuk. Allah SWT Maha Kuasa untuk mengabulkan doa setiap hamba-Nya. Bersungguh-sungguh dengan pengharapan seperti orang yang sangat membutuhkan serta keyakinan dalam hati bahwa hanya Allah SWT sajalah yang mampu mengabulkannya.

Kedua, menghindari rezeki yang berasal dari sumber-sumber atau cara-cara yang haram. Berkaitan dengan menjauhi sumber-sumber yang haram, dijelaskan dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Nabi SAW membacakan firman Allah SWT yang berbunyi:

Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Tidak menerima kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum beriman sebagaimana Dia perintahkan kepada para rasul. Dia berfirman, ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mukminun:51)

Hai orang-oranng yang beriman,makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan beryukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (Al-Baqarah: 172)

Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan tentang seseorang yang melakukan perjalanan jauh, berpenampilan kusut dan berdebu. Ia mengangkat kedua tangannya ke langit, lalu berdoa, “Wahai Rabb, wahai Rabb!”

Rasulullah SAW berkata, “Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dengan keharaman. Lalu bagaimana doanya akan dikabulkan?”

Rezeki yang didapatkan dengan cara atau berasal dari sumber yang tidak halal akan menghalangi segala doa seseorang kepada Allah SWT. Oleh karena itu, dalam bekerja atau merintis sebuah bisnis pun sangat penting untuk mengetahui lebih dahulu haram atau halalnya hasil yang kelak didapatkan. Karena rezeki itulah yang akan diberikan kepada anak dan istri serta akan mengalir di dalam darahnya. Rezeki haram yang sudah mendarah daging itulah yang menghalangi segala doa-doa seseorang.

Ketiga, tidak tergesa-gesa dalam berdoa dan khusnudzon apabila doa belum dikabulkan. Hal penting berikutnya mengenai doa adalah seseorang tidak boleh tergesa-gesa dalam berdoa dan menganggap doanya tidak juga dikabulkan. Tindakan ini merupakan salah satu penyebab terhalangnya doa untuk dikabulkan oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Doa salah seorang dari kalian dikabulkan selagi tidak tergesa-gesa.” Mereka bertanya, “Bagaimana ia tergesa-gesa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ia yang mengatakan, ‘Aku telah berdoa tetapi doaku belum dikabulkan.’” (HR. Ahmad)

Allah  SWT memberikan hamba-Nya apa yang mereka minta dalam doanya. Allah SWT bahkan tidak memperkenankan siapapun hamba yang tidak meminta kepada-Nya.

Sumber : Republika.co.id

Rabu, 20 Desember 2017

300 Ulama Dunia Sepakat ‘Normalisasi Hubungan dengan Israel Haram’

300 Ulama Dunia Sepakat ‘Normalisasi Hubungan dengan Israel Haram’



PIC

Pertemuan Ikatan Ulama Islam Internasional

10Berita Lebih dari 300 ulama Muslim menandatangani “Piagam Ulama Ummat”yang bertujuan membendung meningkatnya gelombang normalisasi hubungan dengan ‘Israel’. Penandatanganan itu berlangsung Senin (18/12/2017) di Istanbul, Turki, dalam acara konferensi pers yang dihadiri lebih dari 300 ulama dari 36 ormas Islam di seluruh dunia.

“Piagam Ulama Ummat”itu bertujuan melawan normalisasi hubungan dengan ‘Israel’, yakni dengan penegasan haramnya menjalin hubungan dengan Zionis dan hal itu dapat mendatangkan bahaya terhadap urusan Palestina, serta upaya perlawanannya.

Hadir dalam konferensi pers tersebut perwakilan dari berbagai ormas dan lembaga Islam, seperti Ikatan Ulama Maroko, Ikatan Ulama Ahlus Sunnah, Persatuan Ulama Muslim Sedunia, Komite Ulama Muslim di Iraq, dan Lembaga Fatwa Libya.

Lebih dari 300 ulama dari berbagai negara yang menandatangani piagam tersebut mengajak semua pihak untuk memutus hubungan dengan ‘Israel’.

Piagam itu terdiri dari 44 pasal yang terbagi  ke dalam beberapa bab, yakni Entitas Zionis dan Hukumnya Secara Syar’ i dan Undang-undang, Normalisasi dan Kepentingannya, Prinsip-prinsip Perlawanan terhadap Normalisasi, Tujuan Perlawanan Normalisasi, serta Bahaya dan Ancaman Normalisasi.

Sementara itu, dalam kata sambutannya, Syeikh Nawaf Takruri, Ketua Komite Ulama Muslim di Luar Negeri mengatakan, “Kami hadirkan piagam ini sebagai panduan bagaimana bersikap tegas ketika berurusan dengan entitas Zionis sebagaimana yang Allah perintahkan.”

“Para ulama bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada masyarakat jalan izzah dan keselamatan mereka. Dan kami bertekad mengajak semua pihak baik politik maupun LSM agar dapat mengkonversikan bulir-bulir piagam ini menjadi gerakan nyata melawan normalisasi hubungan dengan penjajah Zionis,” imbuh ulama yang pernah berkunjung ke Indonesia itu dikutip Sahabat al Aqsha dari Arabi21.

“Gerakan yang kami saksikan hari ini menuntut peran kepemimpinan pemuda. Mereka harus menggerakkan ummat untuk turun ke medan perlawanan menolak klaim Trump yang berusaha meyahudisasikan Baitul Maqdis. Dengan demikian, peran pemuda adalah memimpin pergerakan, sementara tugas ulama mengeluarkan piagam seperti ini untuk mendukung mereka,” ungkapnya.

Di antara pasal dalam piagam tersebut berbunyi, “Normalisasi hubungan dengan Zionis haram secara syar’i karena bertentangan dengan prinsip keimanan dan berkaitan dengan hukum bersimpati terhadap nasib sesama Muslim, serta wajib hukumnya menolong mereka.”

Piagam tersebut juga mengajak para cendekiawan, ulama dan tokoh agar membangun opini publik di negara mereka untuk melawan normalisasi hubungan dengan Zionis.*

Sumber : Hidayatullah.com

Inilah Cara Elegan Sukarno Boikot Israel dan Amerika

Inilah Cara Elegan Sukarno Boikot Israel dan Amerika

10Berita - Dunia sedang mengecam Amerika Serikat dan Israel, menyusul pernyataan Presiden AS, Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Aksi Bela Palestina yang digelar rakyat Indonesia pada Ahad (17/12) kemarin menjadi bukti kecintaan Indonesia kepada Palestina. Seruan boikot produk-produk AS dan Israel pun bergema.

Aksi mengecam kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina sudah puluhan tahun lalu dilakukan Presiden pertama RI, Ir Sukarno. Bung Karno merupakan salah seorang pemimpin yang selalu membela perjuangan bangsa-bangsa tertindas. Ia dikenal sangat gigih membela perjuangan rakyat Palestina.

Pada 1962, ketika di Jakarta diselenggarakan Asian Games ia menolak kehadiran kontingen Israel. Jakarta terpaksa harus menghadapi konsekuensi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang menarik diri sebagai pelindung AG IV. Bahkan, IOC melarang benderanya dikibarkan di Jakarta. Puncaknya, Indonesia keluar IOC. Setahun kemudian, Indonesia menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) di Jakarta, yang sukses besar dan dihadiri 48 negara.

Sebelumnya (1957), ketika kesebelasan PSSI lolos di zona Asia dan tinggal menghadapi Israel untuk ikut ke Piala Dunia, Indonesia menolak untuk main di Jakarta atau di Tel Aviv. Indonesia hanya mau bermain di tempat netral, tanpa lagu kebangsaan. Tapi persatuan sepak bola dunia (FIFA) menolak usul RI. Akibatnya Indonesia terhambat ke Piala Dunia.

Ketika Indonesia keluar dari PBB pada 7 Januari 1964, salah satu alasan Bung Karno adalah, “Dengan menguntungkan Israel dan merugikan negara Arab (termasuk Palestina), PBB nyata-nyata menguntungkan imperialisme dan merugikan kemerdekaan bangsa-bangsa.” Bung Karno yang menuduh PBB merupakan kepanjangan tangan AS dan sekutunya, menamakan PBB lebih jelek dari mimbar omong kosong.

Apa yang dikemukakan presiden pertama RI 40 tahun lalu kini jadi kenyataan. Ketika terjadi agresi Israel ke Palestina saat ini, PBB hanya menyerukan agar Israel menarik diri dari Palestina. Dan ketika seruan ini tidak digubris Israel, PBB bungkam seribu bahasa.

Tapi, badan dunia ini bukan saja memberikan dukungan kepada AS untuk menyerang Irak, malah melakukan embargo ekonomi dan perdagangan terhadap Irak sejak 1991. Tanpa mempedulikan akibat embargonya ini, ratusan ribu warga Irak termasuk anak-anak meninggal dunia akibat kekurangan gizi. Seperti juga di Irak, PBB tidak peduli ketika pasukan-pasukan AS atas restunya menyerang Afghanistan, banyak warga sipil tidak berdosa yang jadi korban.

Sampai hari ini AS dalam upaya yang mereka sebut memerangi teroris, tidak segan-segan menghukum negara-negara yang tidak disenanginya. Bung Karno sendiri telah mengkonstatasi adanya ancaman semacam ini.

“Kaum imperialis,” kata Bung Karno, “paling suka menyebut dirinya ‘beradab’. Mereka paling suka menganggap kita-kita ini ‘biadab’, sehingga mereka harus datang dengan pasukan-pasukannya untuk mengajarkan ‘peradaban’ kepada kita. Dalam mengajarkan ‘peradabatan’ kepada kita, mereka tidak sayang harta dan tidak sayang benda. Dan jika kita ‘membandel’ maka dibomnya kita: di bomnya Maluku, Kamboja, Laos, dan Kuba. Pada saat ini, rupanya yang paling ‘membandel’ bangsa Vietnam. Sehingga bangsa ini setiap hari, setiap menit, dan setiap detik dihujani bom oleh pembawa ‘misi suci’ dari Washington. Kalau ‘misi suci’ itu gagal total, sudah tentu yang salah, katanya, ya kaum ‘biadab’ itu.”

Menurut Bung Karno, “Kaum imperialis tidak akan pernah memperkenankan kemerdekaan tipe Sukarno, Norodom Sihanouk (Kamboja), Mao Tse Tung (RRC), Boumedienne (Aljazair), Jamal Abdel Nasser (Mesir), dan Nkrumah (Ghana).” Mereka hanya ‘merestui kemerdekaan’ orang-orang yang bisa diatur dan mau menjadi anteknya. Apa yang dinyatakan Bung Karno itu, setidak-tidaknya terlihat dari upaya AS dan Inggris untuk menjatuhkan Presiden Saddam Hussein.

Tidak peduli rakyat Irak masih menyenanginya. Bahkan, Presiden Bush menyebut Iran, Irak, dan Korea Utara karena tidak mau tunduk dengan AS, sebagai poros kejahatan yang harus diperangi. Mengenai politik ‘persetan dengan bantuan Amerika Serikat’ (go to hell with your aid), yang sering dikumandangkan Bung Karno, seperti yang dijelaskannya sendiri, ‘bukan berarti Indonesia menolak bantuan AS.

“Tapi ia tidak mau kalau bantuan itu disertai syarat-syarat hingga AS dapat mendikte Indonesia. Apa yang dikemukakan Bung Karno itu, kini jadi kenyataan.”

Ketika Israel saat ini menyerang Palestina secara brutal, banyak negara Arab bungkam. Paling-paling hanya mengutuk, karena mereka tahu siapa yang berada di belakang negara Yahudi ini. Hingga tidak heran, kalau demo-demo anti Israel juga ditujukan ke kedubes-kedubes Arab di Jakarta meminta agar mereka juga membantu perjuangan saudaranya, rakyat Palestina.

oleh : Alwi Sihab

Sumber :Republika, Sangpencerah

Trump Bangunkan Singa Tidur

Trump Bangunkan Singa Tidur

10Berita  – Kebijakan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel serta memindahkan kantor kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem memunculkan gejolak politik Internasional. Tidak hanya di Indonesia, aksi protes juga dilakukan oleh Negara-negara lainnya seperti Istanbul Turki, Tunis (Tunisia), Amman (Yordania) dan masih banyak lagi. Selain itu Trump juga mendapat kecaman keras dari pemimpin Negara Inggris, Jerman, Mesir, Perancis dan Lebanon. Mereka semua mengkritik keras kebijakan Trump yang menyalahi aturan PBB dan semena-mena terhadap umat Islam.

Tentunya ketika kita menelisik lebih dalam kebijakan Trump maka akan kita dapati bahwa AS telah berpihak kepada Israel dan menunjukkan kebenciannya kepada umat Islam  umumnya dan warga Palestina khususnya secara nyata. Akibatnya selain terguncangnya perdamaian Internasional juga memunculkan sebuah polarisasi besar-besaran antar Negara didunia. Negara-negara di dunia akan otomatis dipaksa untuk memilih apakah menjadi pendukung Israel atau Umat Islam.

Dipercaya atau tidak ketika dahulu Ahok menistakan Al-Qur’an umat Islam di Indonesia menjadi bersatu. Maka kebijakan Trump ini disisi lainnya juga memberikan efek yang hampir sama tapi dengan skala yang lebih besar yaitu dengan munculnya Ghirah umat Islam di dunia untuk melakukan persatuan dan jihad bersama-sama melawan musuh-musush Islam. Trump mungkin tidak sadar bahwa kebijakan ini membuat Singa yang telah tertidur lama menjadi bangun dan melepaskan ikatan-ikatan nasional. [RN]

Penulis, Sera Alfi Hayunda

Mahasiswi IAIN Ponorogo

Sumber : Panjimas.com

Takut Azab, Pemkot Makassar Imbau Warga Laporkan Pelaku LGBT

Takut Azab, Pemkot Makassar Imbau Warga Laporkan Pelaku LGBT

10Berita – Pemerintah Kota Makassar secara tegas menolak perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Dalam hal ini, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kabag-Kesra), Aswis Badwi meminta warga untuk melapor jika mendapati perilaku menyimpang tersebut.

“Jika ditemukan terjadi di Makassar, maka warga diharap melaporkan kepada Ketua Rukun Tetangga atau Rukun Warga (RT/RW) untuk selanjutnya ditindaki oleh pihak berwenang dalam hal ini satuan polisi pamong praja (Satpol PP),” ungkapnya pada Ahad (17/12/2017).

Aswis mengatakan, agama melarang keras perilaku LGBT dan itu tidak boleh didukung. Perilaku LGBT ini menyasar generasi muda.

“Kalau meresahkan masyarakat, harus ditindaklanjuti pemerintah setempat mulai dari lurah hingga camat. Bisa digrebek oleh Satpol PP bila sudah meresahkan masyarakat,” ujarnya,” tambahnya.

Aswis juga menilai, LGBT dapat menimbulkan azab bagi warga Makassar bila dibiarkan. Azab yang terjadi bisa sama seperti zaman Rasulullah saat kaum Nabi Luth dibumihanguskan.

Mantan Kabag Protokol Pemkot Makassar ini menambahkan, selain mengharapkan warga melapor, pihaknya juga tak henti-hentinya melakukan sosialisasi agar menghindari perilaku tersebut. Sosialisasi itu tertuang dalam program ‘jagai anakta’ dan ‘pengajian lorong’.

“Kami tidak sepaham dan LGBT tidak bisa dibiarkan mewabah di Makassar. Di negara lain mungkin dibebaskan tapi tidak di Makassar. Kita punya batasan budaya dan agama,” tegasnya.(sp/harianamanah)

Sumber : Sangpencerah

Kehancuran Bangsa Yahudi Menurut Al-Qur’an dan Hadits Nabi

Kehancuran Bangsa Yahudi Menurut Al-Qur’an dan Hadits Nabi


10Berita - Nubuwat al-Qur’an Tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin yang dimuliakan Allah… Berbesar hatilah, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا  فَإِذَا جَاء وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُوْلِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً  ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا  إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا  عَسَى رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا

“Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan Neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” ( QS al-Israa’ 17:4-8)

Pertama: Ayat ini menegaskan terjadinya dua kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil. Sekiranya dua kerusakan yang dimaksud sudah terjadi pada masa lampau, maka sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan berkali-kali, bukan hanya dua kali saja.

Akan tetapi yang dimaksudkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan puncak kerusakan yang mereka lakukan. Oleh karena itulah Allah mengirim kepada mereka hamba-hamba-Nya yang akan menimpakan azab yang sangat pedih kepada mereka.

Kedua: Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu. Sedangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh-musuh yang telah menimpakan azab saat mereka berbuat kerusakan yang pertama. Allah mengatakan: “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”

Ketiga: Sekiranya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan itu adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak akan diberitakan dengan lafazh idza, sebab lafazh tersebut mengandung makna zharfiyah (keterangan waktu) dan syarthiyah (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa yang telah lalu. Sekiranya kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, tentulah lafazh yang digunakan adalah lamma bukan idza. Juga katalatufsidunna (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan), huruf laam dan nuun berfungsi sebagai ta’kid(penegasan) pada masa mendatang.

Keempat: Demikian pula firman Allah : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang terjadi pada masa mendatang. Sebab tidaklah disebut janji kecuali untuk sesuatu yang belum terlaksana.

Kelima: Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala. Namun bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam ayat di atas : “Kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar”. Sifat tersebut mengisyaratkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang musyrik atau penyembah berhala. Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk tasyrif (penghormatan). Sementara kehormatan dan kemuliaan itu hanyalah milik orang-orang yang beriman.

Keenam: Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan-bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit). Sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan-bangunan tersebut.

Kesimpulan
Hakikat dan analisa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat al-Israa’ di atas.

Realita
Sekarang ini bangsa Yahudi memiliki daulah di Baitul Maqdis. Mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka membunuhi kaum wanita, orang tua, anak-anak yang tidak mampu apa-apa dan tidak dapat melarikan diri. Mereka membakar tempat isra’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan merobek-robek kitabullah. Mereka melakukan kejahatan di mana-mana hingga mencapai puncaknya.

Mereka menyebarkan kenistaan, kemaksiatan, kehinaan, pertumpahan darah, pelecehan kehormatan kaum muslimin, penyiksaan dan pelanggaran perjanjian.

Jadi, aksi pengerusakan yang kedua sedang berlangsung sekarang dan telah mencapai titik klimaks dan telah mencapai puncaknya. Sebab tidak ada lagi aksi pengerusakan yang lebih keji daripada yang berlangsung sekarang.

Adakah aksi yang lebih keji daripada membakar rumah Allah?

Adakah aksi pengerusakan yang lebih jahat daripada merobek-robek kitabullah dan menginjak-injaknya?

Adakah aksi pengerusakan yang lebih sadis daripada membunuhi anak-anak, orang tua dan kaum wanita serta mematahkan tulang mereka dengan bebatuan?

Adakah aksi pengerusakan yang lebih besar daripada pernyataan perang secara terang-terangan siang dan malam melawan Islam dan para juru dakwahnya?

Sungguh demi Allah, itu semua merupakan aksi pengerusakan yang tiada tara!!!

Lalu Allah Azza wa Jalla melanjutkan firman-Nya : “dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”.

Artinya, hamba-hamba Allah kelak akan meruntuhkan apa saja yang dibangun dan dikuasai oleh bangsa Yahudi. Mereka akan menggoyang benteng Yahudi dan meluluhlantakkan serta meratakannya dengan tanah. Sebelumnya, tidak pernah disaksikan bangunan-bangunan menjulang tinggi di tanah Palestina kecuali pada masa kekuasaan Zionis sekarang ini. Gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah pemukiman dibangun di setiap jengkal tanah Palestina yang diberkahi.

Kami katakan kepada mereka : Dirikanlah terus wahai anak keturunan Zionis, tinggikan bangunan sesukamu! Sesungguhnya kehancuran kalian di situ dengan izin Allah.

Dan tak lama lagi kalian akan luluhlantak dan tertimpa bangunan kalian itu! Dan Allah takkan memungkiri janjinya : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana”.

Penguasaan Masjidil Aqsha tidak disebutkan pada kali yang pertama dan disebutkan pada kali yang kedua.

Sebab penguasaan Masjidil Aqsha oleh kaum muslimin akan berakhir. Kalaulah belum berakhir berarti penguasaan yang kedua merupakan lanjutan dari yang pertama. Akan tetapi berhubung penguasaan Masjidil Aqsha yang pertama akan berakhir, maka penguasaan untuk yang kedua kalinya merupakan peristiwa baru.

Dan itulah realita yang terjadi! Penguasaan pertama telah berakhir sesudah bangsa Yahudi menguasai al-Quds serta beberapa wilayah tanah Palestina lainnya dalam satu serangan yang sangat sporadis pada tahun 1967, orang-orang menyebutnya tahun kekalahan. Sebelumnya pada tahun 1948 mereka sebut dengan tahun kemalangan.

Penguasaan yang pertama berakhir disebutkan karena adanya faktor penghalang yang menghalangi kaum muslimin untuk menguasainya. Penghalang itu merupakan musuh bagi Islam dan kaum muslimin. Dan cukuplah Yahudi sebagai musuh bebuyutan yang sangat menentang Islam, kaum muslimin dan para pembela Islam.

Maka kita harus membebaskan tanah kita yang dirampas dan membuat perhitungan dengan mereka serta menyalakan api kebencian terhadap mereka!!! Sudah tergambar pada wajah mereka tanda-tanda kemalangan dan kehinaan.

Kaum muslimin akan kembali menguasai Masjidil Aqsha –insya Allah- sebagaimana kaum salafus shalih menguasainya pertama kali. Sebab kehancuran kedua yang telah dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya : “dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama”.

Kita sedang menanti peristiwa itu sebagai kebenaran janji Allah dan kebenaran berita-berita RasulullahShallallahu ‘alaihi wa Salam. Pada hari itu kaum muslimin bergembira dengan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.

Nubuwat as-Sunnah ash-Shahihah tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah mengabarkan bahwa kaum muslimin akan berperang melawan bangsa Yahudi, beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :

“Tidak akan tiba hari kiamat sehingga kaum muslimin berperang melawan Yahudi. Sampai-sampai apabila orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pohon dan batu itu akan berseru, ‘wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.” (Muttafaq ‘alaihi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Diriwayatkan oleh Syaikhaini (Bukhari dan Muslim) dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi, sampai-sampai mereka bersembunyi di balik batu, maka batu itupun berkata, ‘wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’.”

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa:

Pertama : Akan datang masa sebelum datangnya hari kiamat bahwa kaum muslimin dan bangsa Yahudi akan mengalami peperangan besar dan ini adalah suatu hal yang pasti akan terjadi.

Kedua : Bangsa Yahudi akan dibantai oleh kaum muslimin, dan hal ini terjadinya di bumi Palestina, dan saat itu seluruh pepohonan dan bebatuan yang dijadikan tempat persembunyian bangsa Yahudi akan berseru memanggil kaum muslimin untuk membunuh mereka, kecuali pohon Ghorqod.

Ketiga : Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan berada di tangan Islam dan kehinaan akan meliputi bangsa Yahudi yang terlaknat dan terkutuk.

Keempat : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda “latuqootilunna” (Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi) yang disertai dengan lam dan nun sebagai ta’kid(penegasan) akan kepastian hal ini. Khithab (seruan) Nabi ini adalah kepada para sahabat, hal ini menunjukkan secara sharih bahwa masa depan adalah milik Islam saja –biidznillahi-, namun haruslah dengan metode para sahabat Nabi dan kaum salaf yang shalih.

Kelima : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda tentang seruan batu dan pohon : “Wahai muslim, wahai hamba Allah…” yang menunjukkan manhaj tarbawi (pendidikan) ishlahi (pembenahan) yang ditegakkan di atas manifestasi tauhid dan al-‘Ubudiyah (penghambaan) yang merupakan cara di dalam menegakkan syariat Islam di muka bumi dan melanggengkan kehidupan Islami berdasarkan manhaj nabawi.

Tha`ifah al-Manshurah adalah Pembebas Negeri Syam al-Muqoddasah

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahi negeri Syam di dalam kitab-Nya al-Majid (yang terpuji) di dalam 5 ayat, sebagai berikut :

“Dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami Telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS al-Anbiyaa’ 21:71)

“Dan (telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya, dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Anbiyaa’ 21:81)

“Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya, dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka, dan kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” ( QS al-A’raaf 7:137)

“Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan, berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” (QS Sabaa` 34:18)

“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” ( QS al-Israa` 17:1)

Seluruh ayat di atas menunjukkan akan keutamaan dan keberkahan negeri Syam, tidak diketahui adanya perselisihan para ulama tafsir tentangnya. Negeri Syam adalah negeri yang memiliki fadhilah (keutamaan) dibandingkan negeri-negeri lainnya.

Di negeri inilah risalah-risalah kenabian banyak diturunkan, para rasul banyak diutus dan menjadi tempat hijrah para Nabi Allah. Di dalamnya terdapat kiblat pertama kaum muslimin, di-isra`kannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Di dalamnya Dajjal akan binasa di tangan al-Masih ‘alaihi Salam, demikian pula Ya’juj dan Ma’juj serta bangsa Yahudi akan binasa.

Namun negeri ini kini terampas dan terjajah, dirampas dan dijajah oleh bangsa terburuk di muka bumi ini. Namun penjajahan mereka atas bumi Palestina dan Syam adalah penggalian kuburan bagi mereka sendiri. Karena Nabi yang mulia telah memilih negeri ini sebagai bangkitnya ath-Tha`ifah al-Manshurah (golongan yang mendapat pertolongan) yang akan membinasakan bangsa Yahudi dan membebaskan negeri Syam dari kekuasaan mereka serta menegakkan Islam sebagai agama yang haq.

Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjelaskannya:

Pertama: Hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku, yang berperang di atas kebenaran, yang menampakkan (kebenaran) terhadap orang-orang yang mencela mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari mereka, yaitu al-Masih ad-Dajjal.” (HR Abu Dawud : 2484; Ahmad : IV/329 dan IV/343; ad-Daulabi dalam al-Kuna : II/8; al-Lalika`i dalam Syarh I’tiqod ‘Ushulis Sunnah no. 169; dan al-Hakim : IV/450; dari jalan Hammad bin Salamah, meriwayatkan dari Qotadah, dari Mutharif).

Al-Hakim berkata: “Shahih menurut syarat Muslim” dan Imam adz-Dzahabi menyepakatinya. Syaikh Salim berkata : “Hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh al-Hakim”.

Dan menyertai (tabi’) riwayat ini adalah riwayat dari Abul ‘Alaa` bin asy-Syakhir dari saudaranya Mutharif, dikeluarkan oleh Ahmad (IV/434), dan Syaikh Salim berkomentar : “isnadnya shahih menurut syarat imam yang enam.”

Kedua: Hadits Salamah bin Nufail radhiyallahu ‘anhu : “Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (kebenaran) di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka (kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat.” (HR Ahmad : IV/104; an-Nasa`i : VI/214-215; Ibnu Hibban : 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful Astaar : 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-Jarsyi dari Jabir bin Nufair.)

Syaikh Salim berkata: “Dan isnad ini shahih menurut syarat Muslim.”

Ketiga: Hadits Qurrah radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban : 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu ‘Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’)

Imam at-Tirmidzi berkata : “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar : “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).”

Keempat: Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu ‘anhu yang memiliki dua lafazh yang berbeda, yaitu :

Pertama: Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (diri) di atas kebenaran, yang senantiasa perkasa hingga hari kiamat.” (HR al-Lalika`i di dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah : 170).

Kedua: Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” (HR Muslim : XIII/68-Nawawi; Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah : III/95-96; as-Sahmi di dalam Tarikh Jurjaan : 467; dan selainnya dari jalan Abu Utsman al-Hindi)

Syaikh Salim berkomentar: “Iya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah menjelaskan negeri al-Firqah an-Najiyah dengan penjelasan yang terang yang tidak ada lagi keraguan padanya, dan beliau mengabarkan bahwa negeri itu adalah Syam yang diberkahi dan penuh kebaikan.”

Dan penjelasan Syaikh Salim al-Hilali di sini ditopang oleh penjelasan berikut :

Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh ‘Umair dari Malik bin Yakhomir, Mu’adz berkata : “Dan mereka ini (ath-Tha`ifah al-Manshurah) berada di Syam.” Dan ucapan ini dihukumi marfu’ karena tidaklah diucapkan dengan ra’yu (pendapat) dan ijtihad.

Hadits Sa’ad di atas : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menukil dalam kitabnya Manaqib asy-Syam wa Ahluhu (hal. 72-77) ucapan Imam Ahmad bin Hanbal : “Penduduk Maghrib, mereka adalah penduduk Syam.

Syaikh Salim mengomentari: “Saya sepakat dengan dua alasan :

Pertama adalah, bahwa seluruh hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa mereka adalah penduduk Syam.

Kedua, bahasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan penduduk Madinah tentang “penduduk Maghrib (barat)” maksudnya adalah penduduk Syam, karena mereka (penduduk Maghrib) berada di barat mereka (Rasulullah dan para sahabatnya), sebagaimana bahasa mereka tentang “penduduk Masyriq (timur)” adalah penduduk Nejed dan Irak. Karena Maghrib (barat) dan Masyriq (timur) adalah perkara yang nisbi (relatif).

Seluruh negeri yang memiliki barat maka bisa jadi merupakan bagian timur bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi pertimbangan di dalam ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam ini tentang barat dan timur adalah tempat beliau mengucapkan hadits ini, yaitu Madinah.”

Kesimpulan
Negeri Syam adalah negeri ath-Tha`ifah al-Manshurah yang akan menampakkan kebenaran, tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan mendapatkan kemenangan dari Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian sampai datangnya hari kiamat. Ath-Tha’ifah al-Manshurah inilah yang akan memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang terlaknat, dan merekalah yang akan membinasakan bangsa Yahudi terlaknat ini.

Oleh: Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali

Sumber: islampos.com