OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 08 Februari 2018

Akhirnya Jokowi di Kartu Merah Mahasiswa

Akhirnya Jokowi di Kartu Merah Mahasiswa


10Berita  – Mahasiswa Riau kembali turun ke jalanan di ibu kota Pekanbaru memprotes naiknya harga bahan bakar pertalite di Riau sebesar Rp8.000 per liter. Harga ini lebih mahal jika dibandingkan provinsi tetangga Sumbar yaitu Rp7.300 per liter.

Dalam aksinya mahasiswa Riau mempertanyakan kenapa harga pertalite di Riau lebih mahal? Padahal Riau adalah wilayah penghasil dan penyumbang migas terbesar Nasional. Tapi kenapa rakyat Riau dijejali dengan harga pertalite yang mahal dan sulit mendapatkan premium.

Tuntutan inilah yang disampaikan massa Himpunan mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas hukum Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru ke gedung DPRD Riau Jalan Sudirman Pekanbaru, Rabu (7/2) siang.

Massa demonstran yang sudah marah besar dan kesal dengan permasalahan tersebut diterima di pintu gerbang DPRD Riau oleh anggota DPRD Riau Mansyur dari PKS, Suhardiman Amby dari Hanura, kemudian Adrian.

Dalam demo ini mahasiswa membawa berbagai spanduk yang mencerminkan kekesalan rakyat Riau sejak tiga bulan terkahir ini atas naiknya harga pertalite dan sulitnya masyarakat mendapatkan premium di sejumlah SPBU.

“Save Petani, Delete Jokowi”, “Save Petani, Salam Satu Periode” menghiasi spanduk mahasiswa yang digelar selama aksi demonstrasi berlangsung.

Saat diterima anggota dewan, massa mahasiswa juga mengacungkan kartu merah untuk Presiden dan Pemerintah Jokowi yang membuat kebijakan impor beras saat petani panen beras pada Februari dan Maret 2018.

Dalam sambutannya di depan massa demonstran, anggota DPRD Riau Mansyur dari PKS menyatakan masalah impor beras 500 ribu ton oleh Pemerintah pusat hal ini menjadi keprihatinan.Menurut Mansyur, 600 ribu ton kebutuhan beras Riau setiap tahun yang mampu diproduksi oleh Riau sendiri baru 32 persen oleh sebab itu perlu bantuan pasokan dari provinsi lain seperti dari Sumbar.

“Tanpa impor beraspun Riau tetap cukup beras. Ini menjadi perjuangan DPRD Riau. Permintaan impor beras Nasional Ini terjadi karena tidak sinkronnya data Departemen Perdagangan dengan Departemen Pertanian. Pada 2017 Pemerintah menyatakan 2018 tak ada impor beras tapi ternyata ada impor juga pada awal 2018. Bagaimanapun kita tetap menjaga ketahanan pangan,” tegas Mansyur.

Sementara Suhardiman Amby dari Hanura menurutnya DPRD Riau sedang membentuk pansus dua bulan ke depan akan bekerja keras membahas masalah naiknya pajak Pertalite sehingga harga pertalite mahal di Riau. Demikian juga masalah premium kenapa selalu menghilang di pasaran di Riau, ini akan dibahas DPRD Riau. (Swa/Ram)

Sumber : Eramuslim 

Fadli Zon: Pers Jangan Jadi Semacam Tukang Stempel Pemerintah

Fadli Zon: Pers Jangan Jadi Semacam Tukang Stempel Pemerintah

 

10Berita , JAKARTA - Jelang Hari Pers Nasional (HPN) 2018 yang jatuh pada 9 Februari esok, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyampaikan tantangan yang harus dihadapi insan media kedepannya.

Ia mengatakan menjauhi konflik kepentingan merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi pers saat ini.

"Sekarang ini tantangan ke depan adalah bagaimana tidak adanya suatu konflik kepentingan," ujar Fadli, saat ditemui di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2018).

Hal tersebut mengacu pada adanya kepentingan pribadi pemilik media yang seringkali berbenturan dengan prinsip jurnalistik.

Padahal pers, dalam menyampaikan informasi harus objektif.

"Conflict of Interest dari pemilik media dengan kepentingan-kepentingan yang menyangkut pribadinya, termasuk kepentingan politik pemilik-pemiliknya, saya kira itu tantangan ke depan," kata Fadli.

Baca: Terkait Normalisasi Ciliwung Sandi Sebut Pemprov Harus Rogoh Kocek Untuk Investasi

Politisi Gerindra itu menambahkan, pada era pemerintahan terdahulu, ada hal lainnya yang menjadi perdebatan, bukan kepentingan pemilik media.

"Kalau dulu kan yang menjadi semacam perdebatan itu adalah pers itu harus seperti apa?, apakah pers idealis, pers perjuangan, apakah pers industrialis?," kata Fadli.

Oleh karena itu Fadli pun berharap kedepannya insan pers tidak hanya menjadi penyampai informasi dari pemerintah.

Namun juga pengkritisi tiap kebijakan yang dilakukan pemerintah, sekiranya tidak sesuai dengan aspirasi rakyat.

Pers harus menjadi mata dan telinga rakyat.

"Sekarang memang lebih kepada peran pers ke depan, jangan menjadi semacam tukang stempel dari pemerintah, tetapi lebih kritis," kata Fadli.

Sumber : Tribunnews.com

Selektif Terhadap Media Massa

Selektif Terhadap Media Massa

Kehadiran media massa sebagai produk peradaban abad 21 itu dirasakan manfaatnya.

10Berita , JAKARTA -- Ibarat pisau, media massa dengan ketajaman yang dimiliki mempunyai dua sisi yang berbeda, positif sekaligus negatif. Pisau sangat membantu untuk menunjang hajat hidup orang banyak. Di tangan juru masak andal, pisau adalah piranti utama memasak.

Tanpanya, akan menghadapi banyak kesulitan. Di saat yang sama, pisau menjadi senjata mengerikan di tangan para pelaku kejahatan. Demikian cendekiawan Muslim Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Hukm al-Islam fi Wasail al-I’lam memersonifikasikan urgensi peran media.

Kehadiran media massa sebagai produk peradaban abad 21 itu memang sangat dirasakan manfaatnya. Media membantu memberikan informasi tentang segala hal yang diperlukan. Media massa menghubungkan lintas komunitas di belahan dunia.

Peran sebagai alat informasi dan edukasi itu memang tak bisa dinafikan. Seiring perkebanganya, industri makro media yang didomoniasi oleh non-Muslim itu dianggap sebagai ancaman bagi eksistensi tradisi dan nilai-nilai Islam.

Ini karena industri media yang dikuasai oleh mereka cenderung mempropagandakan nilai atau tradisi yang berseberangan. “Jika ini tak segera ditanggapi maka akan merusak generasi ke depan,” tulisnya cemas.

Para ulama sepakat, mereka tak mempersoalkan industri media yang mengedapankan hal-hal positif bagi masyarakat. Sebaliknya, mereka mengecam bila media massa justru menebarkan virus negatif ke umat. Kewajiban dalam agama ialah menjaga lima hak asasi Muslim, yaitu agama, akal, kehormatan, harta, jiwa, dan keturunan.

Tayangan-tayangan di televisi dan berita-berita yang mengangkat soal kekerasan atau mengundang birahi, misalnya, dinilai sebagai salah satu alasan larangan mengonsumsi media massa. Agak susah memang untuk menyeleksi program-program atau tayangan yang pro terhadap generasi saat ini. “Nyaris mustahil,” ungkapnya.

Sekalipun program yang disiarkan sangat positif, iklan-iklan yang disajikan justru kontraproduktif. Ia menyarankan, penguatan keluarga untuk membentangi buah hati. “Temani dan berikan pencerahan ke anak,” katanya.

Di level pemerintah di negara-negara Islam, penting agar memberlakukan regulasi untuk menyaring tontonan yang tidak bermartabat.

Guru besar Ilmu Komunikasi Universitas Kairo Mesir Prof Fatimah az-Zahra’ Ahmad menegaskan hal yang sama, yaitu optimalisasi peran dan fungsi keluarga untuk upaya “putihisasi media”. Dalam kondisi seperti saat ini, ia mengakui, sulit untuk mengasingkan diri dari serangan media massa. Dengan melibatkan keluarga, dapat melindungi buah hati dengan cara memberikan pencerahan dan penanaman nilai-nilai transendental.

Menurut Fatimah, di tengah-tengah gegap-gempita tontonan tak layak di media massa, sebetulnya ini justru menjadi tantangan bagi dunia Islam untuk menghadirkan media alternatif. Tentunya, sebuah media yang menawarkan edukasi Islami dengan kemasan yang menarik dan tak membosankan. Inovasi media di kalangan internal umat Islam diharapkan mampu mendorong persaingan yang sehat dalam industri media.  

Fatimah mendorong pula peran cendekiawan Muslim untuk berkonstribusi memberikan pemikiran tentang program-program pilihan. Ini karena potensi dakwah yang diemban oleh media massa cukup besar. Media massa adalah alat jitu untuk mempromosikan Islam kepada dunia luar. Di saat bersamaan, media juga tepat untuk mengajak dan mendakwahkan kebaikan bagi segenap Muslim.

Minimal, di tingkat domestik masing-masing negara. Ia mengapresiasi munculnya stasiun televisi, radio, ataupun media cetak dan online yang menawarkan solusi dengan program-program alternatif. “Prestasi luar biasa yang harus terus dikembangkan,” tuturnya.   

Sumber : Republika.co.id

PKI itu Hidup Dalam Wujud Lain

PKI itu Hidup Dalam Wujud Lain


oleh: Zainra Saifurrahman (Aktivis Mujahid 212)

10Berita, Indonesia ini, telah merekam sangat jelas kejinya Komunis. Sehingga apa pun produk Komunis, labelnya Komunis yang telah dicap haram, maka tak mungkin para komplotannya itu hadir dan muncul kembali dengan logo Komunis.

Maka Komunis pun kini bisa jadi hadir berwajah humanis, meskipun sisi sadis darinya tak bisa lenyap. Ya, mereka bisa jadi hadirkan tokoh-tokoh manis, yang sesungguhnya berwatak komunis. Bisa jadi mereka hadir dengan label kerakyatan, persis apa yang pernah dibawa PKI tempo silam. Label merakyat.

Lihatlah, betapa PKI membawa suara atas nama rakyat, meskipun di satu sisi, mereka telah menyiapkan pasukan “militer” baik sipil maupun berseragam. Mereka kemudian di masa lalu, menjauhkan rakyat dengan ulama, tatkala ulama telah mengetahui kebusukan PKI ini. Alhasil, mereka kerahkan segala cara untuk menghabisi ulama, termasuk mengkriminalisasi aktivis dan pergerakan islam. Kita bisa melihat, bagaimana PKI menghasut ormas islam lainnya, untuk membubarkan PII, HMI dan Syarikat Islam di masa lalu.

Rakyat terpancing emosi, PKI yang masa lalu berteriak sebagai penjaga Pancasila, coba mengelabui rezim dan militer kala itu, untuk bisa memangkas dan memukul kekuatan islam. Berhasil! Tapi, militer khususnya Angkatan Darat, kala itu tak sepenuhnya berpihak. Angkatan Darat melalui para jendralnya adalah penghalang terbesar PKI. Maka, mereka mencoba pula untuk menikam para jendral tersebut.

Wajah Komunis di Indonesia bisa jadi telah berubah. Lebih Klimis dan manis, tapi jiwa sadis dan bengis mereka tak bisa berubah. Cara-cara yang sukses di masa lalu, bisa jadi diadaptasi dengan sedikit perbedaan dan gaya yang lebih humanis.

Memang, sekali lagi Komunis telah dikubur hidup-hidup dengan TAP MPRS. Tapi, ruhnya bisa masuk ke jasad lainnya dan mendeklarasikan diri sebagai gerakan kerakyatan. Mereka menghimpun sejumlah orang, ormas, parpol untuk bisa bareng mereka mewujudkan “pancasila” menurut mereka.

Mereka pun, berupaya mengadu domba ormas satu dan lainnya, dan bisa jadi ada komunis berwajah ulama dihadirkan. Seperti SI berwajah merah tempo silam. Maka, mewaspadai Komunis gaya baru itu perlu berhati-hati. Tentu, untuk menguatkan benteng itu, bagi seorang muslim adalah mengembalikan semuanya kepada Al-Quran dan As-sunnah, agar standar kebenaran tak berubah, agar keadilan tetap bisa ditegakkan.

Sumber : Dakwah media 

Urutan Khilafah Sepanjang Sejarah Islam

Urutan Khilafah Sepanjang Sejarah Islam

Oleh: Ahmad Sarwat

Dengan wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun 623 M, umat Islam segera membaiat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu sebagai pengganti beliau. Istilah pengganti ini dalam bahasa Arab adalah khalifah. Lengkapnya, khalifatu rasulillah atau pengganti Rasulullah. Maksudnya bukan menggantikan posisi kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, melainkan posisi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pemimpin tertinggi umat Islam. Sebab nabi kita itu selain sebagi nabi, juga berperan sebagai pemimpin tertinggi umat Islam.

Selain itu, ada juga sebutan lain buat posisi tertinggi umat Islam sedunia, yaitu istilah  Amirul Mukminin. Artinya adalah pemimpin umat Islam.

Khilafah Rasyidah

Khilafah Rasidah berdiri tepat di hari wafatnya Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terdiri dari 4 orang atau 5 orang shahabat nabi yang menjadi khalifah secara bergantian. Mereka adalah:

Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M)‘Umar bin Khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)‘Utsman bin ‘Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)‘Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M) danAl-Hasan bin ‘Ali ra (tahun 40 H/661 M)

Masa berlakunya selama kurang lebih 30 tahun. Disebut juga sebagai khilafah rasyidahkarena posisi mereka sebagai shahabat nabi yang mendapat petunjuk. Dan memang ada pesan dari nabi untuk mentaati para khalifah rasyidah ini.

Khilafah Bani Umayyah

Khilafah ini berpusat di Syiria, tepatnya di kota Damaskus. Berdiri untuk masa waktu sekitar 90 tahun atau tepatnya 89 tahun, setelah era khulafa ar-rasyidin selesai. Khalifah pertama adalah Mu’awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Adapun masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

Mu’awiyyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)Yazid bin Mu’awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)Mu’awiyah bin Yazid (tahun 64-65 H/683-684 M)Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-86 H/685-705 M)Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)Yazid bin ‘Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724M)Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)

Sebenarnya khilafah Bani Ummayah ini punya perpanjangan silsilah, sebab satu dari keturunan mereka ada yang menyeberang ke semenanjung Iberia dan masuk ke Spanyol. Di Spanyol mereka kemudian mendirikan khilafah tersendiri yang terlepas dari khilafah besar Bani Abbasiyah.

Khilfah Bani Abbasiyah

Kemudian kekhilafahan beralih ke tangan Bani ‘Abasiyah yang berpusat di Baghdad. Total masa berlaku khilafah ini sekitar 446 tahun. Khalifah pertama adalah Abu al-‘Abbas al-Safaah. Sedangkan khalifah terakhirnya Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah.

Secara rinci masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

Abul ‘Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)Abu Ja’far al-Manshur (tahun 137-159 H/754-775 M)Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)Al-Ma’mun (tahun 198-217 H/813-833 M)Al-Mu’tashim Billah (tahun 618-228 H/833-842M)Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)Al-Musta’in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)Al-Mu’taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)Al-Mu’tamad ‘Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)Al-Mu’tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)Al-Muthi’ Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)Al-Tha`i’ Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)Al-Qa`im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)Al-Mu’tadi Bi Amrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)Al-Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)Al-Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)Al-Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160 M)Al-Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)Al-Mustadli`u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)Al-Naashir Lidinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)Al-Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)Al-Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)Al-Musta’shim Billah (tahun 640-656 H/1242-1258 M)Al-Mustanshir Billah II (tahun 660-661 H/1261-1262 M)Al-Haakim Biamrillah I (tahun 661-701 H/1262-1302 M)Al-Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)Al-Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1343 M)Al-Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)Al-Mu’tadlid Billah I (753-763 H/1354-1364 M)Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah I (th. 763-785 H/1364-1386 M)Al-Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)Al-Musta’shim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah II (th. 791-808 H/1392-1409 M)Al-Musta’in Billah (tahun 808-815 H/1409-1416 M)Al-Mu’tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416- 1446 M)Al-Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)Al-Qa`im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)Al-Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah III (th 884-893 H/1485-1494 M)Al-Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah IV (th 914-918 H/1515-1517 M)

Khilafah Bani Abbasiyah dihancurkan oleh pasukan Tartar (Mongol), sehingga umat Islam sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa adanya khalifah. Namun kurun waktunya hanya terpaut 3 tahun setengah saja dan segera berdiri khilafah Utsmaniyah.

Khilafah Bani Utsmaniyyah

Khilafah Bani Utsmaniyyah tercatat memiliki 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad 10 Hijriyah atau abad ke 16 Masehi. Nama-nama mereka sebagai berikut:

Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)Sulaiman al-Qanuni (tahun 926-974 H/1520-1566 M)Salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)Mushthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)‘Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)Mushthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)Muhammad IV (tahun 1058-1099 H/1648-1687 M)Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691 M)Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)Mushthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)Ahmad III (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)Mahmud I (tahun 1143-1168 H/1730-1754 M)‘Utsman III (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)Musthafa III (tahun 1171-1187 H/1757-1774 M)‘Abdul Hamid I (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)‘Abdul Majid I (tahun 1255 H-1277 H/1839-1861 M)‘Abdul ‘Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)‘Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)Muhammad Risyad V (tahun 1328-1338 H/1909-1918 M)Muhammad Wahiddin (II) (th. 1338-1340 H/1918-1922 M)‘Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M).

Khalifah terakhir umat Islam sedunia adalah ‘Abdul Majid II. Semenjak itulah hingga saat ini, umat Islam hidup tanpa keberadaan lembaga yang menyatukan.

Sumber : Tarbawiyah

Catatan dari Asmat (3) : Suasana Malam hingga Jalanan dari Kayu

Catatan dari Asmat (3) : Suasana Malam hingga Jalanan dari Kayu

10Berita, PAPUA –Jika malam tiba, ibu kota berangsur angsur sepi. Kecuali di Jalan Yos Sudarso. Jalan itu layaknya Kemang di Jakarta atau Malioboro di Yogyakarta. Warga lalu lalang untuk sekadar “cari angin”, “cuci mata” mencari makan malam atau sekadar jajan. Keramaian mulai reda dari jam sembilan ke atas.

Patut diperhatikan, hati-hati bila keluar malam di atas jam 21.00 WIT. Menurut penuturan warga setempat, di atas jam tersebut adalah jam rawan kejahatan. Apalagi untuk turis atau pendatang.

Damai, itulah gambaran suasana Agats malam hari. Biasanya, warga suka keluar ke jalanan di depan rumah untuk sekadar bercengkrama maupun tidur-tiduran menikmati malam. Bintang-bintang terlihat jelas, kebetulan malam ini langit sedang cerah.

Ada “Jalan Tol” di Agats

Aktifitas warga Agats, Kabupaten Asmat dihubungkan dengan jalan kayu selebar satu meter. Kita tidak akan menemui jalan beraspal di sini, kecuali jalan beton.

Saat memasuki kota dari dermaga, akan terlihat jalan beton selebar empat meter. Bisa dibilang jalan ini adalah jalan protokolnya atau “Jalan Tol” kota Agats. Kendaraan roda dua biasa berlalu-lalang di sini.

Jalan beton dibangun di sepanjang Jalan Yos Sudarso. Jalan serupa juga mulai dibangun di distrik-distrik luar ibu kota dengan konstruksi beton dan komposit.

Pada 2017 lalu Pemkab Asmat mencanangkan jalan beton pada 11 titik dan dua titik jalan komposit di tiga distrik, yaitu Distrik Atsj, Fayit, dan Suator.

Jalan Yos Sudarso adalah pusat aktifitas warga ibu kota Agats. Sebagian gedung pemerintahan  berdiri di sana, di antaranya Kantor Pelabuhan, Kantor Polsek, Bank, Rumah Sakit Daerah, Taman Baca. Pertokoan juga berdiri di sepanjang jalan itu.

Mereka menjual beragam barang, mulai dari pernak-pernik, pakaian, rumah makan, sayur-sayuran dan kebutuhan pangan lainnya. Warga juga banyak yang berdagang di pinggir jalan. Kebutuhan warga mayoritas disuplai dari Timika dan Merauke. Bersambung….

* Laporan Suandri Ansyah, anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) dari Asmat, Papua.

Sumber : Jurnal Islam

FPI Siap Laporkan Sekjen PDIP soal Tudingan PKI

FPI Siap Laporkan Sekjen PDIP soal Tudingan PKI


10Berita, Front Pembela Islam (FPI) berencana melaporkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto ke polisi karena dinilai telah memfitnah tokoh FPI Rizieq Shihab.

“Kami ada wacana untuk melaporkan Hasto,” kata pengurus Lembaga Dakwah Front Dewan Pimpinan Pusat FPI, Novel Bamukmin kepada CNN Indonesia.com, Kamis (8/2).

Saat bersaksi dalam persidangan kasus pencemaran nama baik dengan terdakwa Alfian Tanjung, Rabu (7/2), Hasto mengatakan, Rizieq Shihab pernah menyampaikan bahwa ada anak dari anggota anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam FPI.

Hasto mengaku mendengar itu langsung dari mulut imam besar FPI itu, saat bertemu di Megamendung. “Beliau juga mengatakan, banyak anak PKI yang juga ada di FPI, beliau mengatakan, jadi sama. Tetapi dia bukan (berarti anggota) PKI,” kata Hasto.

Novel yang juga anggota tim kuasa hukum Alfian Tanjung, mengaku sangat keberatan dengan ucapan Hasto. Menurutnya, Hasto telah memberikan kesaksian palsu di pengadilan.

“Seharusnya sudah disumpah tidak mengkhianati sumpah tersebut karena disumpah itu apa yang dia dengar sendiri, lihat sendiri dan merasakan sendiri dan dilarang untuk bersaksi palsu,” kata Novel.

Namun, kata Novel, Hasto malah dengan sengaja dan sadar memberikan keterangan tidak benar.

“Justru ini bisa dijerat pasal 242 KUHP ayat 1 dan 2 dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara,” katanya.

Selain itu, kata Novel, Hasto juga dianggap malah memfitnah Rizieq.

“Ini fitnah serta pencemaran nama baik Rizieq dan ini bisa dijerat pasal 310 dan 311 KUHP tentang fitnah dan pencemaran nama baik. Insya Allah kami akan siapkan untuk melaporkan ke Hasto ke Bareskrim Mabes Polri,” kata Novel. 

Sumber :CNN, Dakwah Media

Obed, Presiden BEM UGM yang Jadi 'Man of The Match' di Mata Najwa

Obed, Presiden BEM UGM yang Jadi 'Man of The Match' di Mata Najwa

10Berita  - Aksi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UI, Zaadit Taqwa, ternyata menjadi perbincangan yang panjang. Aksi kartu kuning yang dilayangkan untuk Jokowi ini dibacarakan mulai dari kalangan masyarakat hingga kalangan menteri.

Ramainya isu ini membuat acara televisi Mata Najwa mengundang beberapa ketua BEM dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia. Di antaranya ada dari Universitas Trisakti, IPB, ITB dan Presiden Mahasiswa UGM Obed Kresna Widya Pratisha. Najwa Shihab guna membahas aksi kartu kuning Zaadit dan beberapa tuntutannya terhadap pemerintah.

Dalam episode ini, bukan lagi Zaadit melainkan Obedlah yang mencuri perhatian masyarakat. Pada kesempatannya berbicara mengenai kinerja pemerintah terhadap gizi buruk di Asmat yang tak kunjung selesai, Obed menyampaikan opininya yang sangat kuat dan netral. Obed meminta masyarakat khususnya mahasiswa untuk tetap mengapresiasi kinerja pemerintah soal penanganan gizi buruk tersebut.

foto: YouTube/Najwa Shihab

Namun Obed juga tak menyalahkan tindakan Zaadit beberapa waktu lalu. Ketua BEM UI tersebut ia nilai mewakili suara masyarakat dan mahasiswa yang menyuarakan kritik terhadap kinerja pemerintah. Pada closing statement di acara ini, Obed juga mengajak masyarakat dan mahasiswa untuk menjaga kesatuan Tanah Air.

Presiden Mahasiswa UGM ini menilai masyarakat yang mengritik pemerintah tak selamanya mereka anti pemerintah. Juga sebaliknya, masyarakat yang mendukung pemerintah belum tentu orang yang pro pemerintah. Berkat statement-nya tersebut, Obed langsung jadi idola baru mahasiswa.

Warganet pun berbondong-bondong melayangkan pujian untuk pria kelahiran Gunungkidul ini. Beberapa dari mereka menjuluki Obed sebagai man of the match dari program Mata Najwa pada episode kali ini.

"closing statement UGM paling josss," tulis akun @yopifebrianto.

"Man of the match = Obed presma BEM KM UGM," tulis akun @WJYsBcK.

"Sepertinya ketua bem UGM ini jodoh saya,"tulis akun @LintangPrb salah fokus.

foto: Twitter/@obedkresna

Pria bernama lengkap Obed Kresna Widya Pratisha ini merupakan mahasiswa FISIPOL UGM angkatan 2014. Pria kelahiran tahun 1996 ini terkenal sebagai mahasiswa yang aktif di organisasi kampus. Ia pernah menjadi Deputi Menteri Korps Mahasiswa Politik dan Pemerintahan di tahun pertama, pada tahun keduanya ia diangkat menjadi presiden.

Buat kamu yang belum nonton, berikut video closing statement yang diberikan Obed pada program Mata Najwa episode Kartu Kuning Jokowi.

Sumber : Brilio.net

VIRAL.. Video Detik-Detik Menegankan TERBONGKARNYA Rahasia Besar Presiden AS Trump

VIRAL.. Video Detik-Detik Menegankan TERBONGKARNYA Rahasia Besar Presiden AS Trump


10Berita, Sebuah video singkat menjadi viral dan menghebohkan lini masa jejaring sosial twitter, Rabu 7 Februari 2018

Dalam video pendek tersebut, nampak detik-detik saat Presiden AS Donald Trump bergegas menaiki tangga pesawat kepresidenan Air Force One.

Angin yang bertiup "nakal" nampak menerbangkan "rambut" pirang yang selama ini menutup kepala Trump dengan sempurna. Akibatnya sebagian kulit kepala Trump yang licin mengilap pun terpapar jelas.

Jensen Karp yang pertama membagikan video ini menulis, "I CAN'T STOP WATCHING THIS". Namun sayangnya, akun twitter @JensenKarp milik Jensen Karp kini ditangguhkan oleh Twitter.

Unggahan video singkat Jensen ini mendapat reaksi luas warganet. Seorang warganet lain, Brian Krassenstein, akhirnya kembali mengunggah video tersebut melalui akun twitternya @Krassenstein.

— Brian Krassenstein🐬 (@krassenstein) February 7, 2018

Hingga kini, cuitan berisi video milik Brian tersebut telah dikicauulang (retweet) sebanyak 29ribu kali dan disukai lebih dari 53ribu akun twitter.

Rahasia anehnya gaya rambut Trump ini pernah diungkap oleh Ivanka, putri Trump. Ia mengatakan bahwa ayahnya telah menjalani sebuah operasi amat sangat menyakitkan di bagian kepalanya.

Sumber : PORTAL ISLAM 

Erdogan Tak Mau Duduk Sebelum Kursinya Sama dengan Kursi Paus? Ini Video Faktanya

Erdogan Tak Mau Duduk Sebelum Kursinya Sama dengan Kursi Paus? Ini Video Faktanya


Foto yang beredar di media sosial

10Berita, Di media sosial, baik Twitter maupun Facebook, beredar kabar bahwa Erdogan menolak duduk sewaktu di Vatikan. Pasalnya, kursi tamu yang disediakan untuknya lebih kecil daripada kursi Paus Fransiskus. Erdogan baru mau duduk setelah kursinya sama besar dengan kursi Paus.

Kabar itu disertai dengan foto Erdogan duduk di depan Paus dengan kursi yang sama besar. Sementara di tepi ruangan, tampak salah seorang pria sedang mengangkat kursi. Fotonya dilingkari untuk mengesankan bahwa ia telah mengambil kursi itu dari tempat duduk Erdogan dan menggantinya dengan kursi besar.

Benarkah kabar tersebut? Ternyata hoax.

Dari sejumlah video baik yang dilansir oleh media Barat maupun media Turki, pria yang fotonya dilingkari itu bukan selesai mengambil kursi dari posisi Erdogan melainkan sedang mengambil kursi yang ada di tepi ruangan untuk diletakkan di samping Paus. Mungkin untuk notulen atau penerjemah.



Berikut ini sebagian foto-foto dari screenshoot videonya:


Pria itu mengangkat kursi dari tepi ruangan

Pria itu mengangkat kursi dan membawanya

Pria itu membawa kursi ke arah Paus Fransiskus

Pria itu meletakkan kursi di sebelah Paus

Pria itu kembali usai meletakkan kursi di samping Paus

Berikut ini salah satu video buktinya, bisa dilihat pada menit 1:43 hingga menit 1:50


Sumber : Tarbiyah