10Berita, Di tengah popularitasnya, dai kondang Ustadz Abdul Somad juga tak lepas dari kontroversi.
Dia dituduh sebagai pemecah belah dan radikal karena isi ceramahnya yang viral melalui media sosial.
Imbasnya, Ustadz Somad pernah dipersekusi di Bali hingga ditolak masuk ke Hongkong, RRC untuk ceramah.
Lalu siapa sebenarnya Ustadz Abdul Somad?
Pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska), Pekanbaru, Riau turut angkat bicara.
Fakultas Ushuluddin, UIN Suska adalah tempat mengajar Ustadz Somad.
Ketua Majelis Pimpinan Cabang Asosiasi Dosen Indonesia (UMPC-ADI) UIN Suska, Iskandar Arnel mengatakan, sepanjang pengetahuan sekaligus penelusuran MPC-ADI UIN Suska, Ustadz Somad tidak seperti dituduhkan.
“Kita bisa memastikan beliau memang seorang NKRI sejati, ulama yang dicintai, dosen yang disukai mahasiswa-mahasiswanya,” kata Iskandar melalui video yang diunggah pada channel YouTube MPC-ADI UIN Suska yang diunggah sejak Jumat (30/12/2017) lalu.
Selain itu, ia menekankan jika Ustadz Smad merupakan sosok yang paling cakap dalam bidangnya, mulai dari mengajar hingga penelitian dan hasil penelitiannya pun rutin diterbitkan.
Dia hampir tidak pernah absen mengajar, selalu ikut rapat dengan dekan, hingga hubungan dengan sesama dosen dan mahasiswa amat baik.
Menurut Iskandar, yang terpuji dari Ustadz Somad adalah ketika melakukan pengabdian, tak pernah menggunakan dana SPPD.
Makanya, dia berharap segala bentuk perlakuan kurang baik kepada Ustadz Somad dihentikan.
“Mungkin kalau beliau tidak dilarang pergi ke sana kemari di ASEAN ini,tidak akan menciptakan suasana yang lebih bagus bagi masa depan kemanusiaan,” ujarnya.
Selengkapnya, berikut video berjudul Penegasan Ketua MPC-ADI UIN Suska Riau Ttg Ust Abdul Somad, Lc., MA. dan transkripnya.
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah wasyukrillah, wassalatu wassalamu ala rasulillahi sallallahu alaihi wasallam.
Pada kesempatan ini, kami dari pihak Majelis Pimpinan Cabang Asosiasi Dosen Indonesia UIN Suska Riau, pingin memberikan beberapa pernyataan tegas terkait dengan isu-isu yang selama ini disematkan kepada salah seorang anggota kami yang bernama Almukarram Ustadz Abdul Somad.
Perlu diketahui bahwasanya sepanjang pengetahuan kami dan dari apa yang kami periksa, dari fakultas tempat beliau bekerja, yaitu fakultas ushuluddin, kami bisa memastikan bahwasanya Ustadz Abdul Somad bukanlah orang yang sering dituduhkan dalam beberapa pemberitaan terakhir ini.
Kita bisa memastikan beliau memang seorang NKRI sejati.
Beliau adalah seorang ulama yang dicintai.
Beliau adalah seorang dosen yang disukai oleh para mahasiswa-mahasiswanya.
Saya konfirmasikan tentang bagaimana sepak terjang beliau di fakultas ushuluddin.
Maka berita yang kita terima menyatakan positif.
Secara akademik, Ustadz Abdul Somad adalah orang yang paling oke dalam bidangnya.
Mengajar tidak pernah kosong, tidak pernah kurang dari seharusnya dilakukannya.
Kemudian untuk masalah penelitian, beliau malah selalu melakukan penelitian mandiri, dan ini dibuktikan karya-karya beliau yang selalu saja terbit.
Kemudian tentang pengabdian, maka kami dengan senang hati mengakui rasanya tidak ada orang yang pengabdiannya lebih tinggi daripada dilakukan oleh Ustadz Somad di kampus kami ini.
Bahkan, pengabdian beliau itu sendiri tidak pernah memakai dana SPPD.
Beliau lakukan dengan cara beliau dan beliau mendapatkan segala kehormatan, rasa tabik daripada kawan-kawan sejawat beliau di UIN Suska sekalian.
Kami juga mencoba menghubungi beberapa orang mahasiswa.
Kerja sama beliau dengan mahasiswa-mahasiswa baik, dengan sesama dosen pun baik, dan bahkan ketika beliau berada di Pekanbaru, setiap kali ada undangan dari dekan untuk menghadiri meeting atau evaluasi dosen, beliau pasti datang.
Saya bisa mengatakan itu dengan penuh confidence karena saya sendiri dosen ushuluddin.
Saya teman sejawat beliau.
Oleh karena itu, melalui penegasan ini, kami betul-betul berharap agar semua hal yang terkait dengan pelecehan, perendahan martabat, dugaan-dugaan yang tidak pada tempatnya, mari kita hentikan.
Karena bagaimanapun juga, apa yang telah diberikan Ustadz Somad ini merupakan suatu berkah, tidak hanya bagi UIN Suska Riau, tapi juga bagi rakyat Indonesia secara umum dan bahkan mungkin kalaulah beliau tidak dilarang pergi ke sana kemari di ASEAN ini, tidak akan menciptakan suasana yang lebih bagus bagi masa depan kemanusiaan.
Insya Allah dan itu yang bisa kami sampaikan.
Wal akhir, wasssalu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Di tengah kesibukannya sebagai dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau, Ustadz Somad kini harus keliling Indonesia menghadiri berbagai macam undangan.
Entah berapa undangan beliau yang dipenuhi dalam sehari, seminggu, atau sebulan.
Apakah anda punya niat mengundang beliau dalam waktu dekat ini?
Jika ya, mungkin jadi pertanyaan selanjutnya adalah, berapa sih tarif beliau sekali diundang atau apa saja syarat dipenuhi untuk mengundangnya?
Sudah menjadi rahasia umum jika sebagia penceramah kondang memasang tarif mahal dan berbagai syarat lain ketika hendak diundang.
Akibatnya, tak jarang terdengar rumor jika ada undangan ditolak atau batal dihari sang penceramah gara-gara tak deal soal berapa harus dibayar.
Namun, bagaimana dengan Ustadz Somad?
“Apakah pihak Ustadz Somad menentukan nominal tarif untuk undangan ceramah?”
Demikian pertanyaan yang ditulis seseorang pada selembar kertas yang dibacakan Ustadz Somad di hadapan para jamaah saat menghadiri undangan organisasi kemasyarakatan Islam.
Lalu apa jawaban Ustadz Somad?
“Sampai sekarang, belum lagi. Sebelum saya tentukan (tarif) ini, undanglah. Tapi kalau saya sudah tentukan (tarif), payahlah yang ngundang,” kata dia disambut tawa jamaah.
Hingga saat ini, dia mengaku tak pernah memasang tarif saat diundang.
Dirinya malah senang ketika banyak yang mengundang.
Selanjutnya, ada juga pertanyaan yang sepertinya bukaan dari jamaah di hadapannya, saat itu.
Pertanyaannya adalah soal fasilitas ketika diundang.
“Ustadz Somad, katanya kalau penceramah ini diundang minta tiket pesawatnya 3, harus kelas eksekutif, harus Garuda, Lion tak mau karena delay,” demikian pertanyaan itu yang keluar langsung dari mulut ustadz alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir dan Institut Dar Al-Hadits Al-Hassania, Maroko tersebut.
Lalu dijawab dia, “Saya ndak. Mau aja orang mengundang kita menyampaikan ayat-ayat Allah ini, alhamdulillah. Mestinya kita yang datang. Lalu dia bawa kita. Mestinya saya datang ke rumah ini, tapi kemudian diundang keluarga besar Hidayatullah, alhamdulillah.”
Pada kesempatan itu, Ustadz Somad menyindir sebagian dai yang dikontrak stasiun televisi.
Berbeda dengan dirinya yang hingga kini memilih tak masuk tivi.
“Insya Allah, saya tak masuk tivi. Ustadz Abdul Somad akan kami kontrak sekian episode. Aku tak mau kontrak, nanti saya jadi lelaki kontrakan,” kata dia.
Lanjut, “Kalau kebetulan saya ke Jakarta, kalian mau ajak saya (ceramah) subuh karena subuh kosong, kalian jemput saya ke hotel, oke.
Ustadz Somad mengaku enggan dikontrak stasiun televisi karena dirinya tak suka diatur-atur dalam ceraham.
Terlebih lagi harus di-makeup pihak tertentu.
“Tapi, kalau saya dikontrak, pakai pakaian begini, harus di-makeup oleh bencong, nanti tangannya harus begini, begini, aku tak bisa dibuat-buat gayanya. Kalau kalian mau ikut gayaku, ikut aku. Tak mau? Ya, usah. cari yang lain.”
source: http://makassar.tribunnews.com/amp/2018/02/09/blak-blakan-dosen-uin-suska-riau-tentang-perilaku-ustadz-abdul-somad-di-kampus