OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 11 Februari 2018

Kasus Penangkapan Jurnalis, DPR : Parpol Jangan Anti Kritik

Kasus Penangkapan Jurnalis, DPR : Parpol Jangan Anti Kritik

10Berita, Wartawan senior Asyari Usman ditangkap kepolisian setelah dilaporkan oleh kuasa hukum Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pimpinan Romahurmuzy, Jumat (09/02/2018).

Asyari yang juga mantan wartawan senior BBC London ini kemudian diperiksa kepolisian di Bareskrim Polri, Jakarta. Kasus penangkapan itu menuai kritikan dan sorotan tajam, termasuk dari Anggota Komisi III DPR Muhammad Nasir Djamil.

Asyari ditangkap atas tuduhan menghina Romahurmuzy melalui tulisannya di sebuah media daring. Nasir meminta kepolisian maupun partai politik bersangkutan tidak berlebihan dalam menghadapi kritikan Asyari yang dituding sebagai hinaan tersebut.

“Kita meminta polisi dan partai jangan lebai dalam menghadapi tulisan bernada kritikan, sebab kritikan masyarakat apapun bahasanya itu dimaksud untuk mengoreksi kebijakan atau sikap dari partai,” ujar Nasir dalam pernyataannya, Sabtu (10/02/2018).

Untuk kepolisian, kata dia, penanganan kasus yang berawal dari sebuah karya tulis itu jangan bersikap seolah-olah yang bersangkutan mau makar. “Sebab, harus diingat ini hanya persoalan sebuah argumentasi,” jelasnya.

Baca: ‘Harus Dibedakan, Antara Mengkritik Penguasa dan Menyebarkan Hoax’

Polisi diminta hati-hati, polisi itu pengayom pelindung dan pelayan. Kalau menghadapi masalah ini fungsi pengayomlah yang dikedepankan.

“Kepada semua partai politik, juga kita meminta agar sebuah kritikan yang disusun dalam argumentasi yang terkesan menyudutkan seharusnya disikapi dengan argumentasi juga dan diajak diskusi,” ungkapnya.

“Jangan sedikit-sedikit main lapor, jangan anti kritik,” tambahnya menegaskan.

“Sebagai mantan wartawan, saya mengajak seluruh mantan wartawan dan wartawan untuk menyikapi persoalan ini dengan serius,” pungkas politisi PKS asal Aceh ini.

Baca: Terkait Kritikannya, Ketum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Dipanggil Polisi

Sebelumnya diketahui, Kasubdit II Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Pol Asep Safrudin menyebut Asyari dianggap mencemarkan nama baik lewat tulisannya yang diunggah pada sebuah media daring (online).

Ansyari antara lain menulis di media teropongsenayan.com berjudul “Dukung Djarot-Sitorus: Ketum PPP Menjadi ‘Politisex Vendor’”. Ansyari menyebut Ketum PPP Romahurmuziy (Romi) sebagai sosok diktaktor dan oportunis karena mengusung pasangan Djarot dan Sihar Sitorus dalam Pilkada Sumatera Utara.

Sumber : Dakwah media 

VIRAL Black Campaign SARA untuk Sudirman Said, Pelakunya NU?

VIRAL Black Campaign SARA untuk Sudirman Said, Pelakunya NU?


10Berita, Semasa "Cold War" era, Soviet Union merilis modus disinformasi di banyak show down. Misalnya, saat "Iranian hostage crisis" antara tahun 1979-1981.

Secara politis, di panggung United Nations, para diplomat Soviet mendukung para korban sandera dan mengecam para penyandera.

Namun, at the same time, Soviet black radio station yang bernama "National Voice of Iran" secara terbuka aktif menyiarkan dukungan kepada para penyandera (hostage-takers). Motifnya mendeskreditkan Amerika dan mentriger sentimen anti Amerika dari dalam Iran.

Modus black campaign serupa barusan saya temukan diedarkan oleh sekelompok orang di dunia maya.

Leaflet maya itu kontennya seputar Sudirman Said. Pekat nuansa fitnah, adu domba, SARA, dan black operation.


Sudirman Said dikatakan sebagai Muhamadiyah, bukan kader NU, didukung PKS partai wahabi, SS membahayakan NU dan sebagainya. Motifnya men-downgradeSudirman-Ida. Bahaya sekali karena landasannya SARA.

Nyatanya Sudirman Said lahir di lingkungan NU. Saudaranya banyak NU. Salah satunya KH Dimyati Rais Kaliwungu. Saat sekolah, dia pernah 'ngenger' (numpang) di keluarga Muhamadiyah. Jadi, Sudirman Said dekat dengan semua golongan.

Banyak yang sebut Sudirman Said adalah solidarity maker. Sekertarisnya beretnis Tionghoa. Sudah 12 tahun ngga pernah diganti. Sewaktu kampanye pemilihan ketua senat mahasiswa, Jurkam Sudirman muda adalah seorang mahasiswa Katolik. Temen kost-nya seorang Hindu Bali.

Sebagian dari klik anti Sudirman-Ida di Jawa Tengah memainkan moduz kampanye "Stop SARA". At the same time, faksi lain dari klik itu memainkan adu-domba SARA. Modus mereka serupa dengan taktik Soviet Union.

Penulis: Zeng Wei Jian

Sumber : PORTAL ISLAM

MISTERIUS! Dokumen BAP Kasus Novel Baswedan HILANG!

MISTERIUS! Dokumen BAP Kasus Novel Baswedan HILANG!


10Berita, Proses penanganan kasus penyiraman air keras Novel Baswedan masih belum menunjukan hasil positif hingga saat ini. Sebaliknya, kejanggalan justru terendus dalam perkara yang terjadi 11 April tahun lalu tersebut. Salah satunya terkait dengan pemeriksaan Novel di Singapura pada medio Agustus tahun lalu.

Kejanggalan itu diungkapkan komisioner Ombudsman RI (ORI) Adrianus Meliala. Dia mendapati dokumen berita acara pemeriksaan (BAP) Novel yang hilang. Padahal, pada saat pemeriksaan itu, Novel diperiksa dan sudah di-BAP penyidik Polda Metro Jaya.

“Hanya (dokumen) pemberian keterangan saja dari Novel (yang ada di kepolisian). Ada tanda tangan dan cap KBRI,” ujarnya kepada Jawa Pos, Sabtu 10 Februari 2018.

Dokumen yang tidak mirip BAP itu ditengarai menjadi akar lambatnya penanganan teror terhadap penyidik KPK tersebut. Adrianus mengatakan, kepada Ombudsman, penyidik Polda Metro Jaya memang mengatakan bahwa Novel belum pernah di-BAP.

“Ini sesuai dengan perkataan penyidik (Polda Metro Jaya) bahwa Novel belum pernah di-BAP,” ungkapnya.

Adrianus pun menyarankan agar dilakukan pemeriksaan ulang terhadap Novel yang kini sedang menjalani perawatan mata di Singapura. Dia juga mengusulkan kepada polisi untuk mendalami keterangan Novel yang sebenar-benarnya.

“Keterangan Novel bisa didalami dibawah sumpah, bukan karena katanya si A, katanya si B,” ucapnya.

Menanggapi hal itu, Novel menegaskan bahwa dirinya sudah pernah di BAP oleh penyidik Polda Metro Jaya di Singapura. Pemeriksaan itu dilakukan di kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) Singapura yang terletak di Jalan Chatsworth 7.

“Tidak benar juga bahwa saya pernah menandatangani suatu tulisan dengan format seperti BAP dan diberi cap KBRI. Itu aneh lagi,” ungkap suami Rina Emilda itu.

Novel mengatakan, pemeriksaan di Singapura itu juga disaksikan pegawai dan pimpinan KPK. Karena itu, dia meminta Ombudsman untuk menanyakan secara kelembagaan kepada KPK terkait dengan temuan dokumen kepolisian tersebut.

“Untuk lebih jelas bisa ditanyakan ke KPK, karena setiap proses saya selalu didampingi dari KPK,” tegasnya.

Sementara Karopenmas Divhumas Polri Brigjen M. Iqbal menuturkan, Polri berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan pelaku penyiraman Novel. Yang sketsa orang yang diduga menjadi pelaku juga sudah tersebar.

”Kami berupaya sekuat tenaga,” ujarnya.

Sumber :Portal Islam 

AWAS ADU DOMBA! Setelah di Jabar Ulama Diserang "Orang Gila", Di Jogja Gereja dan Pendeta Diserang

AWAS ADU DOMBA! Setelah di Jabar Ulama Diserang "Orang Gila", Di Jogja Gereja dan Pendeta Diserang


10Berita, Setelah "orang gila" bersenjata tajam melakukan teror, penyerangan, penganiayaan dan pembunuhan terhadap ulama/ustdaz di wilayah Jawa Barat... kini di Yogyakarta gereja, jemaat, dan pendeta tiba-tiba diserang orang tak dikenal.

Minggu (11/2/2018), ibadah misa yang digelar di gereja St Lidwina Dukuh Jambon Trihanggo, Gamping, Sleman, D.I. Yogyakarta diteror. Lelaki bersenjata tajam menyerang jemaah yang sedang khusyuk berdoa.

“Kejadian pukul 07.30 tadi. Pelaku masuk melalui pintu gereja, tiba-tiba dia melukai seorang jemaat dan yang lain pada lari,” kata Kapolda DIY Brigjen Ahmad Dofiri, Minggu (11/2), seperti dilansir BeritaSatu.

Pelaku lalu mengamuk dan menyebabkan dua jemaat, satu pendeta, dan satu polisi terluka. Pelaku menggunakan parang dan saat polisi datang dan coba mengamankan dia terus melawan.

“Pelaku masih melawan, diberi tembakan peringatan, pelaku masih melawan akhirnya pelaku ditembak di kaki dan perut. Kemudian dia dibawa ke rumah sakit,” lanjutnya.

Soal motif, mantan Karo Binkar SDM Polri ini menjawab, ”Jangan berspekulasi dulu. Dia kritis jadi enggak bisa ditanyai, sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Pelaku namanya Suliyono.”

Suliyono diketahui lahir pada 16 Maret 1995, status pelajar/mahasiswa dengan alamat Krajan RT 02 RW 01 Kandangan, Pesanggrahan, Banyuwangi, Jatim.

Kronologis kejadian, pelaku masuk dari pintu gereja bagian barat langsung menyerang korban Martinus Parmadi Subiantoro dan mengenai punggung sehingga jemaat yang berada di belakang/ kanopi membubarkan diri.

Selanjutnya pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun-ayunkan senjata tajam sehingga para jemaat juga membubarkan diri.

Pelaku lalu berlari ke arah koor dan langsung menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa. Pelaku masih menyerang para jemaat yang masih berada di dalam gereja dan mengenai korban atas nama Budi Purnomo.

Pelaku lalu masih mengayun-ayunkan senjata tajamnya ke patung Yesus dan patung bunda Maria yang berada di mimbar gereja.

Petugas Polsek Gamping yang dihubungi via telepon selanjutnya mendatangi TKP. Aiptu Munir mencoba melakukan negosiasi kepada pelaku agar menyerahkan diri namun Suliyono berusaha menyerang petugas.

Petugas mengeluarkan tembakan peringatan dan pelaku masih saja menyerang petugas mengenai tangan Aiptu Munir. Dia terpaksa mengeluarkan tembakan ke arah pelaku dan mengenai perut pelaku. Pelaku dapat dilumpuhkan dan di bawa ke RS Panti Rapih. (BS)

***

Apakah ini upaya adu domba Umat?

Suasana Pilkada serentak 2018, dan jelang Pemilu serta Pilpres 2019 apakah sengaja dibikin "panas" oleh pihak-pihak tertentu?

Umat beragama harus waspada dari upaya adu domba pihak-pihak tertentu, jangan sampai terprovokasi.

Sumber :Portal Islam 

Gara-gara Lisan, Amalan Segudang Bisa Hilang

Gara-gara Lisan, Amalan Segudang Bisa Hilang

10Berita, Terkadang sifat manusia suka lalai dengan mengejar amal-amal yang wajib saja, begitu sempurnanya amalan tersebut dikerjakan namun mereka lengah dengan lisan yang tidak terjaga.

Lidah memang tidak bertulang tapi bukan berarti semua yang terucap dan keluar dari lidah boleh sesuka hati, perkataan sepele kelihatan sederhana mampu melukai hati dan perasaan orang lain, terlebih dengan tetangga.

Maka Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan hati hati dengan ucapan yang membuat orang lain terluka, karena ia mampu  menghapus pahala amal, sebagai mana hadits dibawah ini, 

قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ قَالَ أَخْبَرَنِي الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي يَحْيَى مَوْلَى جَعْدَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا وَصِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي النَّارِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا وَصَلَاتِهَا وَإِنَّهَا تَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنْ الْأَقِطِ وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ

Berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Usamah berkata; telah mengabarkan kepadaku Al A'masy dari Abu Yahya mantan budak Ja'dah dari Abu Hurairah berkata; Seorang lelaki berkata; "Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang terkenal dengan banyak shalat, puasa dan sedekah, hanya saja ia menyakiti tetangganya dengan lisannya, " maka beliau bersabda: "Dia di neraka." Lelaki itu berkata; "Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang terkenal dengan sedikit puasa, sedekah dan shalatnya, ia hanya bersedekah dengan sepotong keju, tetapi ia tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya, " maka beliau bersabda: "Dia di surga." (HR. Ahmad: 9298)

Berhati hatilah dengan lisan karena lisan jauh lebih tajam dari pedang. Luka karena pedang dapat disembuhkan. Luka karena lisan akan terus terkenang.  Doa orang yang terdzalimi cepat diijabah Allah.  “Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji” (HR Tirmidzi).

Allah Ta'ala, berfirman:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ  ۖ  وَلَا تَلْمِزُوٓا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقٰبِ  ۖ  بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمٰنِ  ۚ  وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 11)

Ayat diatas memerintahkan kepada orang orang beriman, agar mereka tidak menghina orang lain, meremehkan dan mengolok-olok mereka. Terlebih kepada tetangga, karena perbuatan tersebut adalah salah satu bentuk kezaliman.

Untuk itu hindari segala perbuatan, baik perkataan terlebih lagi perlakuan yang tidak terpuji kepada tetangga adalah perbuatan dosa. Maka dari itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat (untuk berlaku terpuji) Kepada Tetangganya dan Berbuat Baik Kepadanya sebagaimana hadits dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jibril terus menerus berwasiat kepadaku untuk berbuat baik terhadap tetangga, sampai-sampai aku mengira dia akan menjadikannya sebagai ahli waris”. (HR.Bukhari 6014 dan Muslim 2624). 

Diantara perbuatan baik kepada tetangga adalah memberikan perhatian, dengan selalu peduli dengan kondisi mereka, diantaranya adalah memberi hadiah berupa apapun yang kita mampu untuk memberinya, seperti makanan. Sebagaimana hadits dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu berkata : Kekasihku Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku: “Kalau kamu memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya. Kemudian lihatlah keluarga dari tetanggamu. Dan berilah mereka daripadanya dengan baik”. (HR.Muslim no 2625)

Demikianlah perilaku dan akhlak yang baik kepada tetangga disamping bisa menambah kenyamanan hidup sosial juga dapat membuat amal semakin bertambah. Jadi jangan sampai amal yang sudah kita tabung buat bekal akhirat hilang percuma sia sia karena persoalan sepele, yaitu menyakiti tetangga dengan lisan kita.

Wallahu a'lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Sumber : SI Online

Bawaslu Urus Pemilu Saja Jangan Urus Khotbah, Nanti Kualat

Bawaslu Urus Pemilu Saja Jangan Urus Khotbah, Nanti Kualat

10BeritaBogor  - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr KH Didin Hafidhuddin menanggapi rencana Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang akan mengeluarkan aturan soal materi khotbah untuk dijadikan referensi bagi para tokoh agama di masa kampanye Pilkada 2018.

"Banyak orang-orang sok tahu yang bukan bidangnya, Bawaslu itu sudah saja urus pemilu jangan urus khotbah Jumat, nanti kualat," tegas Kyai Didin dalam sebuah kajian di Bogor, Sabtu (10/2/2018).

Kyai Didin meminta Bawaslu untuk fokus dalam bidangnya sendiri dan tidak perlu mengurus masalah khotbah. "Jangan terlalu berlebihan, Bawaslu jangan masuk kesitu, jangan menyinggung umat, jadi artinya lebih baik urus sendiri pekerjaannya," ungkapnya.

Seperti diketahui, Bawaslu tengah menyusun aturan soal materi khotbah untuk menghindari ceramah yang menjurus ke ranah politik ataupun menyinggung suku agama ras dan antargolongan (SARA). Materi khotbah tersebut untuk dijadikan referensi bagi para tokoh agama dalam masa kampanye Pilkada 2018.

red: adhila

Sumber : SI Online

Antara Dilan 1990 dan Al Fatih 1453, Apa yang Beda?

Antara Dilan 1990 dan Al Fatih 1453, Apa yang Beda?

Oleh: Ranita

Angka-angka ini tentunya tak asing buat kids jaman now. Ya! Bagi para bapers, 1990 di tahun ini adalah angka keramat buat mereka. Sosok Dilan yang dianggap romantis, panglima tempur geng motor tapi juga anak kelas fisika dalam sebuah novel, telah lahir menuju layar lebar. 

Lain lagi dengan 1453. Angka ini adalah inspirator bagi pemuda jaman now yang rindu perubahan. 1453 adalah tahun dimana Sulthan Muhammad II bin Murad II bergelar Muhammad Al Fatih berhasil membobol benteng Konstatinopel, benteng termegah di jamannya. Semata- mata karena ingin mewujudkan bisyarah Rasulullah Muhammad saw.

Sebuah gambaran kontras dua pemuda Islam dalam dekapan dua sistem negara yang bertolak belakang. Dilan dan Muhammad Al Fatih adalah gambaran dari dua pemuda yang sama-sama memiliki mimpi, tapi beda visi. Yang satu menghabiskan masa muda dalam dunia yang seolah tak akan berhenti. Yang lain, menghabiskan masa mudanya untuk menyongsong janji kemenangan Islam yang diisyaratkan oleh Rasulullah Al Amin.

Qadla dan Pilihan Hidup

Pernahkah kita mengamati bahwa ketika hidup, kita akan menemui area dimana kita "terjebak" di dalam sesuatu yang tak bisa kita pilih? Tapi di sisi lain, kita juga menemui area dimana setiap momen yang terjadi karna kita memilihnya dengan sengaja? Misalnya kita tak akan bisa memilih, dilahirkan kapan, dari orang tua yang seperti apa, lahir dengan rupa yang bagaimana. Atau lahir saat sistem apa yang sedang menguasai dunia. Istilah kerennya itu qadla'. Dalam area ini, Allah tidak akan memberi hitungan pahala-dosa atas apa yang menimpa kita.

Di area yang lainnya, kita bebas memilih akan melakukan apa, bersama siapa, memiliki cita-cita apa. Misalnya kita bebas memilih akan menjadi muslim atau kafir, akan menjadi muslim kaaffah atau muslim setengah-setengah, akan makan makanan halal atau haram. Juga bebas memilih akan memilih pacaran atau menundukkan pandangan saat jatuh cinta dengan yang belum halal di saat yang belum tepat. Nah sayangnya, dalam area bebas pilih ini setiap perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Kenapa? Karena di area ini akal kitalah yang memutuskan kita akan memilih ketaatan atau kemaksiatan. Jadi jangan heran, jika hanya makhluk bernama manusia yang mengalami penghisaban amal di yaumul akhir, sedang hewan dan tumbuhan tidak.

Begitupun antara Dilan dan Muhammad Al Fatih. Dilan lahir dan hidup ketika sistem sekuler menguasai dunia. Sebaliknya, Muhammad Al Fatih lahir dan hidup ketika Khilafah Islam menjadi adidaya dunia. Keduanya tak akan dihisab karna lahir dalam sistem apa. Tapi yang akan dihisab adalah pilihan hidup dan sikap mereka ketika menghadapi fakta kehidupan. Bagaimana keduanya menghabiskan masa mudanya, atau bagaimana sikap mereka ketika jatuh cinta (meski jatuh cinta pada lawan jenis itu fitrah).

Nah, kalau kamu? Ingin menghabiskan masa mudamu mengalir bagai air di sistem yang buruk saat ini, atau berjuang melakukan perubahan besar  menyambut bisyarah (kabar gembira) dari Rasulullah Muhammad saw:

Abdullah bin Amru bin Al Ash berkata, "ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah saw untuk menulis, tiba-tiba beliau saw ditanya tentang kota manakah yang akan ditakukkan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Rasulullah saw menjawab, "Kota Heraklius ditaklukkan terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel)." (HR. Ahmad).

Serius.. Roma masih menantimu! (rf/)

Ilustrasi: Google

Sumber : voa-islam.com

Ghirah Umat Islam di Masjid Kabupaten Asmat

Ghirah Umat Islam di Masjid Kabupaten Asmat

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat diharapkan sering mengirimkan da'i ke Asmat.

10Berita , Azan Ashar mulai berkumandang di Distrik Agats, Kabupaten Asmat. Umat Islam, khususnya kaum pria mulai pergi ke Masjid An-Nur yang letaknya tidak jauh dari pelabuhan Agats.

Saya pun turut masuk ke masjid yang dibangun di atas papan tersebut. Namun, saat itu imam sudah sampai di rakaat kedua, sehingga saya pun mempercepat langkah untuk segera mengambil wudhu' di belakang masjid.

Setelah selesai wudhu', saya langsung mengambil langkah seribu agar tidak semakin tertinggal dengan jumlah rakaat imam. Sesaat sebelum shalat, saya pun tergugah saat melihat banyaknya jamaah yang melaksanakan shalat.

Ternyata di daerah yang berpenduduk mayoritas non muslim ini banyak juga yang melakukan shalat berjamaah di masjid. Bahkan, jamaahnya tampak jauh lebih banyak daripada jamaah yang shalat di masjid perkotaan.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, Kamis (8/2), saat itu umat Islam yang sedang melaksanakan shalat Ashar setidaknya ada enam shaf (baris, red). Shalat jamaah pun berlangsung khusyu'. Jamaahnya terdiri orang tua maupun anak-anak. Ada juga jamaah perempuan yang shalat di area yang ditutupi dengan kain.

Setelah imam menutup salam, kemudian seorang ustaz muda tiba-tiba naik ke tangga mimbar. Ustaz muda itu mengenakan baju koko warna biru dan bercelana kain cokelat, tak lupa ia juga mengenakan kopyah bermotif cokelat putih.

Ia tangga itu, ia pun langsung membacakan beberapa hadis nabi menggunakan pengeras suara. Salah satu hadis yang dibacakannya saat itu yaitu hadis nabi yang diriwayatkan Annas ibnu Malik . "Barang siapa yang menjaga lidahnya Allah akan menutupi aibnya. Barang siapa menahan kemarahannya, Allah akan menahan azabnya pada hari kiamat," kata ustaz muda itu, Lukman (17 tahun).

Beberapa jamaah tampak masih duduk mendengarkan hadis yang dibacakan Lukman. Salah seorang jamaah yang duduk didepan saya pun tampak mengangguk-anggukkan kepala saat Lukman membacakan hadis. Saat ditemui, Lukman mengatakan, pengajian hadis itu memang dilaksanakan secara rutin setiap ba'da Ashar di Masjid An-Nur.

"Setiap Ashar memang begini, gantian membacakannya," ujar ustaz muda yang pernah belajar di Pondok Pesantren Darussalam, Timika ini.

Usai shalat, jamaah langsung kembali melaksanakan aktivitasnya masing-masing. Sementara, anak-anak kecil langsung belajar mengaji kepada para ustazah. Setidaknya ada 40 anak yang mengaji di dalam masjid itu. Salah seorang gadis kecil berkerudung biru malu-malu saat saya mencoba mengabadikan fotonya.

Di sela-sela kegiatan mengaji anak-anak itu, saya pun menemui salah satu ustaz atau pengurus Masjid An-Nur, Abdul Somad. Ustaz berjenggot ini juga merupakan Sekteratis MUI Kabupaten Asmat.

Ustaz Somad menjelaskan, ghirah umat Islam untuk mengikuti kegiatan keagamaan di masjid ini cukup besar, baik yang muda ataupun yang tua. Karena itu, pengurus Masjid An-Nur pun menyelenggarakan berbagai macam kegiatan, seperti pengajian harian, bulanan dan juga pendidikan membaca Alquran untuk anak-anak.

"Pengajian wali santri dilaksanakan setiap bulan sekali. Pengajian dirosah setiap hari Ahad bagi ibu-ibu. Kemudian tiap malam ba'da maghrib bapak-bapak. Ba'da isya itu remaja dan pemuda. Alhamdulillah kegiatan ada terus," kata Ustaz Somad.

Masjid An-Nur dibangun di atas tanah yang dihibahkan oleh umat Islam sekitar tahun 1972. Bangunan masjid ini rata-rata terbuat dari papan, termasuk lantainya, temboknya, dan pagarnya. Masjid Raya ini dibangun karena di daerah pelosok Papua ini juga terdapat banyak umat Islam.

Berdasarkan data tahun 2014, menurut dia, jumlah umat Islam di Kabupaten Asmat ada sekitar 8.000-an. Namun, untuk jumlahnya tahun ini ia mengaku tidak tahu. Yang jelas umat Islam di kabupaten ini terus meningkat.

Menurut dia, sejak adanya kasus kejadian luar biasa (KLB) Campak dan Gizi Buruk di Asmat pada awal tahun ini, umat Islam yang shalat di Masjid An Nur memang tambah banyak dibandingkan hari-hari biasa. Karena jamaahnya ditambah oleh para relawan yang rata-rata Muslim.

"Jamaah banyak karena ada kasus KLB. Biasanya cuma tiga sampai empat shaf. Kami juga sengaja menarik teman-teman remaja untuk meramaikan masjid," kata Ustaz Somad.

Kerukunan umat beragama di Asmat juga cukup tinggi dan jika ada masalah, semua persoalan dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Apalagi, menurut Ustaz Somad di Kabupaten Asmad ini juga ada Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB), sehingga semua umat beragama menjadi bersaudara.

Hal ini juga dapat dilihat dari awal munculnya kasus KLB. Saat itu, pengurus Masjid An-Nur juga langsung bergerak untuk membantu saudaranya yang terkena campak dan gizi buruk. Bantuan tersebut dikumpulkan kepada pemerintah untuk menyalurkannya.

"Kami kumpulkan mewakili umat Islam di sini. Kedua kami juga membuat makanan siap saji yang diberikan kepada warga sebagai kepedulian kita. Kita tidak membeda-bedakan," tegas Ustaz Somad.

Saya dan Ustaz Somad berbincang cukup lama. Di akhir-akhir perbicangan saya dan Ustaz Somad, anak-anak masih terus belajar mengaji kepada beberapa ustazah di dalam masjid itu. Menurut Ustaz Somad, ghirah anak-anak itu juga sangat besar untuk belajar Alquran.

Sayangnya, para ustaz yang bisa mengajar untuk menghafalkan Alquran tidak ada di Asmat. Karena itu, Ustaz Somad pun menyambut baik mendengar kabar bahwa yayasan ustaz Yusuf Mansur, YPPA Darul Quran akan membangun pondok tahfidz di Distrik Agats. "Pondok Tahfidz sangat dibutuhkan di sini, karena banyak yang tertarik. Cuma kami kan di sini kekurangan guru di bidang Alquran," jelas Ustaz Somad.

Selain itu, ia juga berharap kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat untuk sering mengirimkan da'i ke Asmat, sehingga dapat meningkatkan ibadah umat Islam di Asmat. "Kami sebenarnya pesannya cuma perlu banyak dai ke sini," tutupnya.

Sumber : Republika.co.id

Penaklukan Spanyol, Paling Dramatis Sepanjang Sejarah Islam

Penaklukan Spanyol, Paling Dramatis Sepanjang Sejarah Islam

Serangan ke gerbang barat daya Eropa itu menandai puncak ekspansi Muslim.

10Berita , JAKARTA — Negeri Eropa merupakan tanah paling "subur" dalam perkembangan Kristiani. Katedral-katedral berdiri megah di pelosok benua kulit putih tersebut. Namun, sebenarnya Islam pernah menorehkan peradaban di sana. Pemerintahan Muslim pernah memajukan benua biru tersebut.

Penyebaran Islam ke Eropa dimulai dari Semenanjung Iberia, atau disebut juga Andalusia. Kawasan tersebut saat ini merupakan wilayah Spanyol dan sekitarnya. Banyak peradaban Islam yang dibangun di Spanyol.

Namun, sayangnya saat ini hanya sedikit situs-situs Islam yang masih dapat disaksikan. Padahal, Islam cukup lama menguasai wilayah Eropa selatan tersebut.

Philip K Hitti dalam History of The Arabs mengatakan, ekspansi pasukan Muslim ke Semenanjung Iberia merupakan serangan terakhir dan paling dramatis dari seluruh operasi militer penting yang dijalankan oleh orang-orang Arab.

Serangan ke  gerbang barat daya Eropa itu menandai puncak ekspansi Muslim ke wilayah Afrika-Eropa, seperti halnya penaklukkan Turkistan yang menandai titik terjauh ekspansi ke kawasan Mesir-Asia.

"Dari sisi kecepatan operasi dan kadar keberhasilannya, ekspedisi ke Spanyol memiliki kedudukan yang unik dalam sejarah militer abad pertengahan," ujarnya.

Pembukaan Eropa berawal pada 711 semasa kepemimpinan Dinasti Umayyah. Seorang sahabat Rasul, Thariq bin Ziyad, yang memimpin pasukan Muslim  dan berhasil membuka Eropa. Dia diutus ke sana oleh Musa Bin Nushair, seorang gubernur Afrika Utara.

Bersama  tujuh ribu pasukan, Thariq berangkat dari Afrika Utara menuju sebuah kawasan dekat gunung yang kemudian dinamakan Jabal (Gunung) Thariq, saat ini disebut dengan Gibraltar.

Ia pun dengan mudah menguasainya. Dari Gibraltar inilah kekuasaan Muslim kemudian meluas ke seluruh semenanjung Iberia. 

Semenanjung Iberia saat itu dikuasai Kerajaan Visigothik di Hispania sejak abad kelima. Pada 710, Raja Kerajaan Visigoth, Witiza, meninggal dunia. Namun, anak-anak yang disiapkan sebagai penggantinya tak mampu berkuasa.

Alhasil, seorang kerabat jauh kerajaan Rodrigo mengambil alih melalui beberapa perebutan dan pemberontakan. "Rodrigo tidak memiliki waktu untuk memantapkan kekuasaannya sebelum masuknya pasukan Muslim. Tariq juga memiliki alasan yang lebih mendesak untuk merencanakan invasinya," ujar Kennedy.

Dengan mengalahkan Rodrigo, maka Thariq membawa Muslimin memasuki Eropa dengan mudah. Bahkan, menurut Hitti, setelah kemenangan atas Rodrigo, pasukan Muslimin berjalan melintasi kota-kota Spanyol dengan cukup mudah dan hampir tak mendapatkan perlawanan berarti.

Tak butuh waktu lama untuk Thariq menguasai Spanyol. Kota demi kota dibuka oleh pasukan Muslimin. Disebutkan Hitti, sejak berlayar pertama kali menuju Eropa pada musim semi 711, Thariq mampu menguasai separuh Spanyol hingga akhir musim panas

Sumber : Republika.co.id

TAJAM! Said Didu: PWI = Partai Wartawan Indonesia?

TAJAM! Said Didu: PWI = Partai Wartawan Indonesia?


10Berita, Ajakan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono agar warga Sumatera Barat memberikan suara untuk Jokowi pada Pemilu mendatang yang disampaikan dalam pidato sambutan Hari Pers Nasional 9 Februari 2018 mendapat respon keras dari masyarakat.

Publik, termasuk jurnalis senior Zulfoani Lubis (Uni Lubis) menyebut upaya Margiono memanfaatkan panggung Hari Pers Nasional untuk menyampaikan aspirasi politik pribadinya tidak mewakili suara insan pers Indonesia secara keseluruhan.

Menanggapi pernyataan Margiomo, seorang birokrat senior M. Said Didu juga berkicau kritis.

Membaca berita ttg himbauan Ketum PWI utk mendukung salah satu Capres (blm tentu hsl kesepakatan) Apakah PWI = Partai Wartawan Indonesia ? Cc ketua Dewan Kehormatan PWI Bang @ilham_bintang, Insan senior Media Bang @karniilyas Pak @iskan_dahlan

— Muhammad Said Didu (@saididu) February 10, 2018


-------

Sudah selayaknya Margiono memisahkan kepentingan politik pribadinya dari jabatan yang diamanahkan kepadanya sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia.

Sumber :Portal Islam