OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 08 Maret 2018

KEREN! Penjelasan Pakar Cyber: Yang Terjadi "WAR ON MCA" Bukan "WAR ON HOAX"

KEREN! Penjelasan Pakar Cyber: Yang Terjadi "WAR ON MCA" Bukan "WAR ON HOAX"


10Berita,  Seorang pakar Keamanan Cyber yang juga pengembang mesin pengais konten negatif Kemenkominfo, Ismail Fahmi, PhD memaparkan tentang perang cyber di dunia maya, MCA (Muslim Cyber Army), dan penangkapan 14 orang yang dikaitkan dengan MCA terkait penyebar Hoax.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Ismail Fahmi, ditemukan fakta bahwa penyebar hoax ada di kelompok manapun (pendukung pemerintah maupun yang kontra).

"Ini Fakta, hoax itu tidak hanya terjadi di satu kelompok, ada dimanapun, termasuk di kelompok Pro Pemerintah. Kalau kita memang benar-benar 'War on Hoax' perang melawan hoax, artinya perang itu dilakukan terhadap penyebar hoax di kelompok manapun, kelompok MCA maupun kelompok Pro Pemerintah," papar Ismail Fahmi seperti ditayangkan chanel TV CNN Indonesia.

"Kalau 'War on Hoax' dilakukan di semuanya kelompok, saya kira publik akan dengan senang hati dan sepakat dengan Polri bahwa kita benar-benar melawan itu. Cuma yang sekarang terjadi adalah 'War on Hoax' itu hanya dilakukan terhadap satu cluster (kelompok), ini yang berbahaya. Jadinya yang tampak adalah 'War on MCA'," papar Ismai Fahmi.

Berikut selengkapnya video paparan Pakar Keamanan Cyber, Ismail Fahmi:

Sumber :Portal Islam 

Politisi PKS Kritisi Istana, KSP, dan Target Nawacita Jokowi

Politisi PKS Kritisi Istana, KSP, dan Target Nawacita Jokowi



10Berita, JAKARTA  Penerimaan salah satu partai beberapa lalu tetapi akhirnya diikuti oleh partai (baru) lainnya di istana dianggap sudah berlebihan karena bukan pada tempat dan kondisi.

“Kami dukung bangun komunikasi di istana terhadap partai-partai dan presiden, itu bagus. Tapi tidak seperti 1 parpol yang membahas kampanye, dukung capres/cawapres, strategi pemenangan di Istana. Apa yang dilakukan adalah Pelanggaran (Offside),” kata Mardani Ali Sera, Rabu (7/3/2018), di akun Twitter pribadi miliknya.


Selain itu ia juga mengomentari Kantor Staf Presiden (KSP) yang dianggap menyalahi prosedur karena memberikan apresiasi ke PDIP terkai pencalonan Jokowi sebagai Capres 2019.

“Lembaga KSP juga harus netral, tidak boleh mendukung/apresiasi ke PDIP, apalagi dengan akun resmi (verified). Salah harus dibilang salah dan harus disampaikan. Ngaku salah Itu bukti profesional.”

Jika teori lemah dan praktiknya gagal, dengan data-data itu kepemimpinan menurut dia menjadi "fraud". Seperti target-target Nawacita dalam pertumbuhan ekonomi, dari komitmen 7-8 persen namun hanya sangguh di angka 5 persen.

“Dan kegagalan-kegagalan lain dalam 66 janji yang ada. Data itu bisa jadi indikator berapa persen terpenuhi dan sebagian besar tidak terpenuhi, artinya Gagal.”

Survei dan popularitas boleh tinggi, namun menurut dia pada saatnya nanti sangat mungkin dan bisa dikalahkan. “Banyak buktinya, seperti di DKI. Elektabilitas di atas 75 persen tapi kalah. Koalisi gemuk tapi tumbang.” (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Setelah MCA, Ada Upaya Makar Apa?

Setelah MCA, Ada Upaya Makar Apa?

10Berita, Jakarta – Pemberantasan hoaks oleh aparat kepolisian dan reaksi pemerintah dinilai tebang pilih saat pelakunya dari kalangan Muslim.

Peneliti Institute for Study of Islamic Thought and Civilization (INSIST), Adnin Armas menilai muncul kesan tebang pilih dalam penanganan hoaks oleh aparat keamanan. Karenanya, wajar jika muncul opini di masyarakat bahwa ada upaya memadamkan kebangkitan umat Islam pasca aksi bela Islam 212. Seharusnya jika ingin memperbaiki citra, Polri harus bersikap profesional dan adil dalam memproses suatu kasus.

“Jangan salahkan umat khawatir ada upaya kepolisian memadamkan kebangkitan umat Islam. Kekhawatiran itu berupa, rentetan peristiwa yang saling berkaitan mulai dari kriminalisasi ulama dan aktivis, penganiayaan ustadz, dan sedang hangat membesarkan nama Muslim Cyber Army (MCA) sebagai penebar hoaks. Umat khawatir setelah ini ada upaya makar apa,” kata Adnin saat dihubungi pada Kamis, (8/2/2018).

Melihat rangkaian peristiwa yang telah berlalu, Adnin menilai muncul pula kekhawatiran umat terhadap upaya meredupkan gerakan kebangkitan umat Islam di bidang lain. Seperti diketahui, gerakan 212 juga telah memunculkan kebangkitan di bidang ekonomi. Karenanya, umat diminta lebih jeli dalam mengamati perkembangan situasi.

“Kita lihat, jika benar kekhawatiran Polri akan mengincar urusan umat Islam berikutnya yang menyangkut gerakan 212 maka Polri sedang melawan gerakan kebangkitan umat Islam Indonesia,” tuturnya.

Adnin Armas meminta Polri bersikap profesional dalam menangani kasus yang ada. Dia mengaku heran ketika setiap persoalan umat Islam dibesar-besarkan, sedangkan kasus korupsi besar, penganiyaan Novel Baswedan, narkoba dan sebagainya tidak ada ketegasan serta kejelasan dalam penindakannya.

“Jelas di internal Polri ada upaya tebang pilih. Umat sudah cukup cerdas, namun umat juga perlu hati-hati dalam menyikapi kondisi yang ada,” pungkasnya.

Sumber : Kiblat.

Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Tolak Pelarangan Cadar di Kampus

Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Tolak Pelarangan Cadar di Kampus



10Berita, JAKARTA -Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi (Apperti) menolak pelarangan pemakaian cadar bagi mahasiswi di kampus. Penolakan ini sebagai wujud kepedulian APPERTI atas kebebasan beragama dan berkeyakinan yang telah dijamin UU.

"Larangan cadar di kampus menampar muka dan memalukan perguruan tinggi, khususnya di tengah maraknya gaya hidup tak beradab dan pergaulan seks bebas," kata Sekjen Apperti, Dr. Taufan Maulamin, MM, dalam keterangan tertulis yang diterima Voa Islam, Kamis (8/3/2018).

Lebih lanjut, Taufan menambahkan alasan menyamakan cadar dengan radikalisme sebagai tindakan yang terburu-buru dan tidak ilmiah. Menurutnya, banyak mahasiswi bercadar yang mendapatkan prestasi luar biasa di kampus.

"Di Solo, ada mahasiswi bercadar yang meraih predikat cumlaude. Ini kan luar biasa dan menjadi bukti tidak ada hubungannya antara cara berpakaian dengan prestasi akademik," jelasnya.

Bagi Taufan, larangan bercadar menunjukkan kemunduran berpikir serta menikam konstitusi. Pria ini mengungkapkan Apperti akan melakukan advokasi kepada siapa pun yang tidak mendapatkan hak asasinya, khususnya hak beragama. Apperti merupakan organisasi perguruan tinggi yang membawahi kampus-kampus swasta di tanah air.

Seperti diketahui, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melarang mahasiswi mengenakan cadar dan mengancam akan mengeluarkan jika bersikeras. Keputusan ini menuai prokontra dan mendapatkan reaksi publik.* [Syaf/]

Sumber : voa-islam.com

Membingungkan, Soal Cadar, Kata Rektor Sesuai Arahan Kemenag, Tapi Kemenag Bilang diserahkan Pada Rektor

Membingungkan, Soal Cadar, Kata Rektor Sesuai Arahan Kemenag, Tapi Kemenag Bilang diserahkan Pada Rektor

10Berita, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta telah merilis sejumlah alasan melarang mahasiswi bercadar. Diantaranya hal tersebut sesuai dengan arahah Kemenag agar kampus menyebarkan Islam moderat yang mengakui dan mendukung Pancasila, Bhinneka.

“Surat edaran dibuat untuk menertibkan kampus mengingat Kementerian Agama ingin kampus menyebarkan Islam moderat, yakni Islam yang mengakui dan mendukung Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI,” kata Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi dalam jumpa pers di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (5/3/2018), seperti dikutip Liputan6.

Rektor UIN Sunan Kalijaga sudah menandatangani Surat Edaran Nomor B-1301/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 perihal Pembinaan Mahasiswa Bercadar. Surat edaran itu ditujukan kepada dekan fakultas, direktur pascasarjana, dan kepala unit atau lembaga pada 20 Februari 2018. Mereka diminta untuk mendata dan membina mahasiswi bercadar dan data diberikan kepada Wakil Rektor III paling lambat 28 Februari 2018.

Yudian mengatakan, UIN sudah membentuk tim konseling dan pendampingan kepada mahasiswi bercadar agar mereka mau melepas cadar saat berada di kampus UIN.

Mahasiswi bercadar akan mendapatkan pembinaan dari kampus melalui tujuh tahapan berbeda. Jika seluruh tahapan pembinaan telah dilampaui dan mahasiswi yang bersangkutan tidak mau melepas cadar, maka pihak UIN akan memecat mahasiswi itu.

Namun kementerian Agama (Kemenag) menyebut kebijakan larangan bercadar terhadap mahasiswi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan kewenangan pihak kampus. Pihak Kemenag pun menyerahkan sepenuhnya persoalan itu kepada rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

“(Kebijakan larangan bercadar ) itu diserahkan kepada rektor, karena itu kan tidak tiba-tiba,” kata Kepala Biro Humas dan Informasi Kemenag, Mastuki, Selasa (6/3/2018), seperti dilansir detikcom.

Menurutnya, hal itu merupakan aturan yang dibuat oleh pihak UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta setelah melakukan banyak pertimbangan. Aturan larangan bercadar itu juga disebut Mastuki sudah disampaikan sejak awal mahasiswi masuk ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

“Sejak awal ini menurut rektor yang kami konfirmasi bahwa larangan itu ada di tata tertib untuk mahasiswa dan disampaikan sejak awal mereka masuk. Ini disampaikan guna mematuhi aturan yang berlaku,” ujarnya.

“Masing-masing perguruan tinggi kan punya aturan tersendiri yang itu pasti sudah disepakati bersama senat, dan dijadikan sebagai pedoman bersama. Ada aturan mahasiswa, ada kode etik dosen, ada aturan untuk pegawai dan seterusnya,” sambung Mastuki.

Sumber :Dakwah media 

NGAKAK! Denny Sitegar: Stop Membuli Pakdhe

NGAKAK! Denny Sitegar: Stop Membuli Pakdhe


10Berita, Saya heran kepada teman2 disini yang sibuk mencari cacat dari pemerintah pakdhe.Saya yakin pakdhe sudah bekerja dengan baik.Bagaimana pakdhe bisa mempopulerkan mobil esemka,bagi2 buku,sepeda dan kuis nama2 ikan itu tidak mudah,apalagi bisa masuk komik Jepang.

Berbagai serangan terus menerus ditujukan pada pakdhe, baik yang sudah terbukti maupun yang terbukti.

Kaum nyinyir mengatakan bahwa daya beli masyarakat turun, jela2 daya beli rakyat naik, apa mereka ga lihat rakyat beli elpiji sampai ngatri, bahkan sampai cari kayu bakar kehutan belantara karena ekonomi kita mulai bergerak...

Para meter ekonomi naik ya online. Pembeli sudah beralih ke online.Beli terasi & ikan asin sudah online,ritel banyak yg berguguran jg krn online.Utang negara bertambah terasa kiamat kubro.Mereka lupa bahwa pemilih pakdhe kaya2.BBM naik mereka gembira,listrik naik mareka sumringah

Cukup patungan 100 rb/minggu saja dikali 7 juta pemilih pakdhe, maka ada dana 7 triliun/minggu. Bahkan ada teman saya loyalis garis keras Ni Luh dan Ust Abu Janda siap jual rumahnya untuk bayar utang negara dan mereka siap mengungsi keplanet Pluto.

Ini membuktikan bahwa pendukung pakdhe bukan pencundang medsos yang cuma berkoar-koar dimedia sosial tapi dengan aksi nyata.

Selamat bekerja ya pakdhe. Jangan hiraukan orang yang mengkritik. Tinggal suruh orang saja untuk menangkapnya, karena orang bijak berkata: BERJUANGLAH UNTUK IDOLAMU,SAMPAI TITIK NALAR PENGHABISAN.

Ini nasehat bagus yang patut direnungi. Karena kata orang bijak: BERJUANGLAH UNTUK IDOLAMU SAMPAI TITIK NALAR PENGHABISAN...

Ditemani kopi sianida dibawah pohon pisang sambil sruput keong sawah.

TTD
Denny Sitegar Tobat

Sumber: twitter @ardi_riau, PI

Museum Holacoust AS Cabut Penghargaan HAM Bergengsi Aung San Suu Kyi

Museum Holacoust AS Cabut Penghargaan HAM Bergengsi Aung San Suu Kyi


10Berita, AMERIKA SERIKAT -  Peringatan Holocaust AS mengatakan pada hari Rabu (7/3/2018) bahwa pihaknya telah mencabut sebuah penghargaan hak asasi manusia bergengsi dari pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi, mengatakan dia tidak melakukan banyak upaya untuk menghentikan pembersihan etnis Muslim Rohingya.

Suu Kyi, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991 karena kampanye panjangnya melawan kediktatoran militer negara tersebut, dianugerahi penghargaan Museum Holocaust Elie Wiesel enam tahun yang lalu "untuk kepemimpinannya yang berani dan pengorbanan pribadi yang hebat dalam melawan tirani dan memajukan kebebasan dan martabat dari orang-orang Burma. "

Namun Museum tersebut mengatakan bahwa pihaknya membatalkan penghargaan tersebut karena kelambanannya atas apa yang mereka sebut sebagai "bukti genosida" yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap warga sipil dari minoritas Rohingya.

"Seiring serangan militer terhadap Rohingya yang diterjadi pada 2016 hingga 2017, kami berharap Anda - sebagai seseorang yang telah kami dan banyak orang puji banyak karena komitmen Anda terhadap martabat manusia dan hak asasi manusia universal - akan melakukan sesuatu untuk mengutuk dan menghentikan kampanye brutal militer dan untuk mengekspresikan solidaritas dengan populasi Rohingya yang ditargetkan, "kata museum tersebut dalam sebuah surat kepada Suu Kyi.

Sebaliknya, katanya, partai politik Anda, Liga Nasional untuk Demokrasi, menolak untuk bekerja sama dengan penyelidik PBB dan menambahkan retorika anti-Rohingya.

Partai tersebut juga telah menghalangi wartawan yang mencoba melaporkan pembunuhan massal dan pengusiran orang Rohingya ke Bangladesh.

"Pengaturan militer atas kejahatan terhadap Rohingya dan tingkat keparahan kekejaman dalam beberapa bulan terakhir menuntut Anda menggunakan wewenang moral Anda untuk mengatasi situasi ini," kata mereka.

Pada bulan November sebuah laporan gabungan oleh Museum dan pengawas berbasis di Asia Tenggara, Fortify Rights - berdasarkan kesaksian yang mereka kumpulkan di lapangan - mendokumentasikan "serangan yang meluas dan sistematis" terhadap warga sipil Rohingya.

Penghargaan tersebut diambil dari nama Elie Wiesel, seorang korban selamat genosida Nazi terhadap orang-orang Yahudi yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk memperjuangkan hak asasi manusia, dia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1986.

Suu Kyi, simbol demokrasi Myanmar selama berpuluh-puluh tahun, mendapat kritikan keras karena penolakannya untuk membela Rohingya.

Pada bulan Januari, diplomat AS Bill Richardson mengundurkan diri dari panel yang ditunjuk Suu Kyi yang dibentuk untuk meredakan ketegangan dengan Rohingya, menyerang Suu Kyi karena "tidak adanya kepemimpinan moral".

Sekitar 700.000 orang Rohingya telah melarikan diri dari perbatasan ke Bangladesh sejak Agustus, dengan berbagai kesaksian mengerikan tentang pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran oleh tentara dan Budha radikal Mnyanmar.

Di Jenewa pada hari Rabu, kepala hak asasi manusia PBB Zeid Ra'ad Al Hussein meminta sebuah badan baru yang bertugas menyiapkan dakwaan pidana atas kekejaman Myanmar. (st/AFP) 

Sumber :Voa-islam.com 

YLKI Dukung Larangan Merokok Saat Berkendara

YLKI Dukung Larangan Merokok Saat Berkendara

10Berita  – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) turut mendukung langkah kepolisian yang akan melarang merokok sambil mengemudikan kendaraan bermotor. YLKI mengungkapkan, tingkat kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.

Tercatat per tahun tidak kurang dari 30.000 ribu orang di Indonesia mati sia-sia karena lakalantas.

“Jika dilihat penyebab pemicu lakalantas paling dominan adalah human factor (faktor manusia). Dan jika dilihat moda transportasi yang digunakan 76 persen melibatkan roda dua,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam pernyataannya diterima Hidayatullah, Rabu (07/03).

Melihat faktor manusia sebagai mayoritas pemicu lakalantas, maka upaya polisi untuk memberikan sanksi hukum bagi seseorang yang mengemudi sambil menggunakan telepon seluler (call/SMS/WA); dan atau sambil merokok, bisa dipahami dan diapresiasi.

“Karena faktanya, menggunakan telepon dan atau merokok saat mengemudi jelas mengganggu konsentrasi dan akibatnya menimbulkan lakalantas, yang bukan saja mengancam keselamatan dirinya, tapi juga keselamatan orang lain. Bahkan terbukti beberapa kasus puntung rokok yang dibuang sembarangan mengakibatkan kebakaran,” ungkap Tulus.

Terkait dampak merokok saat mengemudi, mengutip sebuah penelitian yang dilakukan oleh IAM (Institute of Advanced Motorist) yang berbasis di London, YLKI menarik sejumlah kesimpulan.

Halaman selanjutnya →

Halaman 1 2

Pertama, merokok adalah aktivitas yang mengganggu konsentrasi pengendara ketika mengemudi.

Kedua, 56 persen responden (dari 3.016 responden) mengatakan harus ada aturan yang melarang mengemudi sambil merokok.

Ketiga, 48 responden mengatakan bahwa mengemudi sambil merokok adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Keempat, sebanyak 46 responden menyatakan tindakan merokok saat mengemudi sama bahayanya dengan menggunakan telepon seluler.

Dan kelima, hanya 2 persennya saja yang menyatakan merokok tidak berbahaya saat mengemudi.

“Oleh karenanya, upaya kepolisian untuk menegakkan hukum terkait hal itu, secara sosiologis dan psikologis, adalah sesuatu yang faktual. Apalagi mayoritas lakalantas melibatkan pengguna roda dua, sepeda motor. Dan karena itu harus dilakukan secara konsisten,” pungkas Tulus.

Kelima bahaya tersebut belum ditambah dengan abu rokok yang masih menyala dan dibuang oleh pengendara sehingga berpotensi mengenai pengemudi dibelakangnya.

Sebelumnya, Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) juga memberikan dukungan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk larangan merokok saat mengemudikan kendaraan bermotor. (Hi/Ram)

Sumber : Eramuslim

Lelaki Ini Masuk Islam Karena Lihat Muslim Shalat di Stasiun Kereta

Lelaki Ini Masuk Islam Karena Lihat Muslim Shalat di Stasiun Kereta


10Berita – HIDAYAH Allah bisa datang tanpa terduga. Seseorang mengatakan hidayah Allah itu mahal, karena tidak semua bisa dapat. Tapi jika Allah sudah berkehandak, maka siapapun dan kapanpun hidayah datang, langsung bisa diterima.

Sama halnya dengan pemuda berkulit cokelat asal Trinidad ini. Ia begitu terpana melihat pemandangan di depannya. Namanya Dion, lelaki berusia 26 tahun itu, tak henti-henti mengarah ke sekelompok Muslim yang sedang shalat dengan khusyu’nya di tengah ramainya stasiun kereta di sebuah kota di Belgia. Dion seperti tersambar petir. “Saya tidak tahu, tiba-tiba karena melihat mereka shalat di stasiun hati saya bergetar,” ujarnya.

Seusai mereka shalat, Dion memberanikan diri bertanya, siapa mereka dan apa gerangan yang mereka baru lakukan? Setelah mendapatkan jawaban dari mereka, pemuda yang bekerja sebagai akuntan di Stamford, Connecticut, itu tidak pernah habis berpikir. Ada pikiran yang berkecamuk keras, antara percaya dengan perasaannya sendiri dan apa yang dia kenal selama ini tentang Islam.

Tiga minggu sesudah kejadian itu, Dion bertemu saya di Islamic Forum for non Muslim New York yang saya asuh. Rambutnya panjang. Gaya berpakaiannya membuat saya hampir tidak percaya jika hatinya begitu lembut menerima hidayah Ilahi. Biasanya ketika menerima pendatang baru di kelas ini, saya mulai menjelaskan dasar-dasar Islam sesuai kebutuhan dan pengetahuan masing-masing peserta. Tapi hari itu, tanpa kusia-siakan kesempatan, saya jelaskan makna shalat dalam kehidupan manusia, khususnya dalam konteks manusia modern yang telah mengalami kekosongan spiritualitas.

Hampir satu jam saya jelaskan hal itu kepada Dion dan pendatang baru lainnya. Hampir tidak ada pertanyaan serius, kecuali beberapa yang mempertanyakan tentang jumlah shalat yang menurut mereka terlalu banyak. “Apa lima kali sehari tidak terlalu berat?” tanya seseorang. “Sama sekali tidak. Bagi seorang Muslim, shalat 5 waktu bahkan lebih dari itu adalah rahmat Allah,” jawabku. Biasanya saya membandingkan dengan makan, minum, istirahat untuk kebutuhan fisik.

Setelah kelas bubar, Dion ingin berbicara berdua. Biasanya saya tergesa-gesa karena harus mengisi pengajian di salah satu masjid lainnya. “Saya rasa Islam lah yang benar-benar saya butuhkan. Apa yang harus saya lakukan untuk menjadi Muslim?” tanyanya tanpa tedeng aling-aling.

Saya diam sejenak, lalu saya bilang, “Saya bukannya mau menunda jika kamu benar-benar yakin bahwa ini jalan yang benar untuk kamu. Tapi coba pastikan, apakah keputusan ini datang dari dalam dirimu sendiri.”

← Halaman sebelumnya Halaman selanjutnya →

Halaman 1 2 3

Dengan bersemangat Dion kemudian menjawab, “Sejak dua minggu lalu, saya mencari-cari jalan untuk mengikuti agama ini. Beruntung saya kesini hari ini. Kasih tahu saya harus ngapain?” katanya lagi.

Alhamdulillah, siang itu juga Dion resmi menjadi Muslim setelah mengucapkan syahadat menjelang shalat Ashar. Diiringi gema “Allahu Akbar!” dia menerima ucapan selamat dari ratusan jama’ah yang shalat Ashar di Islamic Center of New York.

Saat itu Dion pernah mengikuti ceramah saya di Yale University dengan tema “Islam, Freedom and Democracy in Contemporary Indonesia”. Pada kesempatan itu saya perkenalkan dia kepada masyarakat Muslim yang ada di Connecticut, khususnya Stamford.

Sayang, belum ada tempat di daerahnya di mana dia bisa mendalami Islam lebih jauh. Hingga kini, dia masih bolak balik Stamford-New York yang memakan waktu sekitar 1 jam, untuk belajar Islam.

Semoga Dion dikuatkan dan selalu dijaga dalam lindunganNya! []

Sumber: pitidki, Eramuslim

Oleh : M. Syamsi Ali, Imam Masjid Islamic Cultural Center New York

Peran Masjid Cheng Ho dan Rintisan Jalan Sutra Baru

Peran Masjid Cheng Ho dan Rintisan Jalan Sutra Baru

Ada beberapa Masjid Cheng Ho yang bisa kita jumpai hari ini.

10Berita , JAKARTA — Salah satu identitas budaya etnis Tionghoa di Indonesia dapat dijumpai pada Masjid Cheng Ho, yakni tempat ibadah yang dibangun dengan arsitektur bergaya Cina. Saat ini, keberadaan Masjid Cheng Ho tidak hanya menunjukkan karakteristik khas Cina Muslim, tetapi juga menjadi tujuan wisata religi dan media baru untuk mempelajari budaya Tionghoa Islam di Indonesia.

“Selain itu, Masjid Cheng Ho juga dipahami sebagai ‘Jalan Sutra Baru’ karena dianggap memiliki peranan penting dalam membina hubungan yang harmonis antara Pemerintah Indonesia dan Cina pada masa lalu,” ungkap peneliti Cina-Indonesia, Choirul Mahfud Marsahid, dalam karyanya, The Role of Cheng Ho Mosque: The New Silk Road Indonesia-China Relations in Islamic Cultural Identity.

Ada beberapa Masjid Cheng Ho yang bisa kita jumpai hari ini, antara lain, di Surabaya, Pasuruan, Malang, Jember, Palembang, Jakarta, dan Kalimantan. Akhmad Muzzaki dalam salah satu makalahnya menuturkan, Masjid Cheng Ho memiliki peran penting dalam proses asimilasi dan akulturasi antara budaya lokal masyarakat Indonesia dan Cina.

“Bahkan, masjid ini juga berperan sebagai media untuk mempertahankan identitas orang-orang Tionghoa ketika gerakan anti-Cina merebak setelah runtuhnya Orde Baru,” ungkap Muzzaki dalam makalahnya berjudul “Negosiasi Identitas: Masjid Cheng Ho dan Etnis Cina Muslim di Indonesia Pasca-Soeharto”.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia IV: Nusantara dari Abad ke-18 dan ke-19 menuturkan, pelabuhan-pelabuhan rempah-rempah nusantara, seperti di Sumatra, Ternate, Tidore, dan Banda, menjadi terkenal pertama-tama karena para pedagang Cina. Kemudian, para pedagang dari Jawa dan Melayu juga menjadi penting dalam Jalur Sutra. Semuanya bermuara di Cina dan diteruskan melalui Jalur Sutra.

Karena berada pada jalur perdagangan laut dari Timur Tengah ke Cina, tidak mengherankan jika agama Islam telah dianut di nusantara sejak lama, jauh sebelum kedatangan Cheng Ho. Hanya saja, sumber agama Islam di nusantara tidak saja langsung dari Timur Tengah, tetapi juga bersamaan dengan terbentuknya emporium-emporium (pasar-pasar) sepanjang jalur perdagangan itu sejak abad ke-10. “Kota-kota pelabuhan di India, seperti Kalikut, menjadi sumber penyebaran agama Islam di nusantara,” ungkapnya.

Sumber : Republika.co.id