OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 21 Maret 2018

3 Kiat cepat mendapatkan pekerjaan untuk para fresh graduate

3 Kiat cepat mendapatkan pekerjaan untuk para fresh graduate

10Berita - Setelah lulus kuliah, hal yang paling diimpikan adalah memiliki pekerjaan. Apalagi pekerjaan tersebut yang sesuai dengan passion atau kemampuan kita.

Saat ini sudah banyak sekali platform digital untuk prang mengakses informasi lowongan pekerjaan yang sesuai. Sayangnya, masih banyak pencari kerja pemula yang masih bingung dan tidak percaya diri ketika hendak melamar pekerjaan.

Managing Director, APAC, LinkedIn, Olivier Legrand pun memberikan tips agar para pencari kerja pemula bisa cepat mendapatkan pekerjaan. Berikut tipsnya.

1. Buat profil semenarik mungkin
Buat profil semenarik mungkin sehingga orang lain memahami hasrat pekerjaan yang kamu minati, tentunya didukung dengan memasukan keterampilan apa yang dimiliki.

2. Ketahui apa passion kamu
Untuk fresh graduate, menurut Olivier masih dalam tahal bejar. Jadi harus fokus pada bidang yang akan didalami. Sebelum memiliki banyak skill, lebih baik cari satu yang spesifik yang harus difokuskan. "Punya spesifik skill yang harus ditonjolkan. Kalau memang sudah tau keahliannya, lalu dikembangkan," katanya saat ditemui di acara LinkedIn Dream Jobs, di Jakarta, Selasa (20/3).

3. Perbanyak koneksi dengan orang yang sesuai dengan passion kamu
Kamu bisa masuk dalam komunitas yang sesuai dengan passion kamu. Jadi bila kamu sudah memiliki banyak koneksi kamu bisa dengan mudah mendapat pekerjaan. Mereka bisa merekomendasikan kamu untuk masuk di perusahaannya.

Sumber : Brilio.net

Bukan Omong Kosong, Amien Rais Siapkan Tulisan Buktikan Kebenaran Pernyataannya Soal Jokowi

Bukan Omong Kosong, Amien Rais Siapkan Tulisan Buktikan Kebenaran Pernyataannya Soal Jokowi




10Berita, Wakil Ketua Umum DPP PAN, Hanafi Rais mengatakan bahwa saat ini, Amien Rais sedang menyiapkan sebuah tulisan terkait pernyataannya soal program Joko Widodo membagi sertifikat tanah yang disebut sebagai pengibulan. Tulisan ini, nantinya akan diperlihatkan kepada publik.

“Ada buktinya (pernyataan Amien). Pak Amien sudah menyiapkan tulisan, nanti akan diperlihatkan kepada khalayak untuk men-substantiate (menyokong) kritik kemarin itu,” kata Hanafi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 21 Maret 2018.

Menurutnya, sebenarnya yang dilakukan Jokowi ketika membagikan sertifikat tanah memang sudah kewajiban pemerintah. Kemudian, sekarang dibuat selebrasi di berbagai macam forum.

“Itu hal yang biasa sebenarnya, sehingga malah itu justru mengubur semangat Nawacita sendiri yang akan melakukan land reform. Kalau mau land reform gampang, seluruh mereka yang punya perusahaan tambang, sawit, dan sebagainya itu disetop diambil alih oleh negara, dibagi rata ke masyarakat. Itu baru land reform, reformasi agraria,” kata Hanafi.

Ia menilai, kalau ada yang merasa panas terkait kritik kepemilikan lahan, maka hal ini justru menjadi isyarat seakan para penguasa lahan ini yang terganggu. Sebab, kritik yang dilancarkan oleh masyarakat dan anak bangsa kepada pemerintah berdasarkan rasa cinta keadilan.

“Diterima baik-baik saja gitu dan tidak usah ditanggapi ancaman, teror, dan intimidasi yang lain. Itu namanya, berarti mengkhianati demokrasi yang selama ini kita bangun. Jadi, jangan merusak demokrasi yang sudah dihasilkan karena jerih payah mahasiswa dan masyarakat pascareformasi, karena bisa jadi bisa berbalik sendiri,” kata Hanafi.

Sumber: viva

Muslim Rusia dan Masa Kelam di Era Kekaisaran dan Soviet

Muslim Rusia dan Masa Kelam di Era Kekaisaran dan Soviet

Akan tetapi, geliat Islam tak lantas pudar.

10Berita , JAKARTA -- Terentang jauh ke belakang, agama Islam pertama kali masuk ke Rusia, yakni di Dagestan pada pertengahan abad ke-7 lalu berkembang hingga ke Kaukasus Utara, terutama lewat jalur perdagangan dengan negara-negara Muslim sekitar.

Ketika itu, pasukan Muslim di bawah kepemimpinan Abd Rahman ibn Rabiah, mencapai Kaukasus Selatan setelah mengambil alih kendali di Persia dan al-Quds (Yerusalem). Pasukan tersebut berhasil menaklukkan Kerajaan Kazar yang berkuasa di wilayah ini selama masa Pemerintahan Bani Umayyah, tahun 737 masehi. Tak lama, Kerajaan Kazar pun tunduk kepada penguasa Bani Umayyah, yang lantas mengubah wilayah ini sebagai pusat administrasi sekaligus penyebaran Islam kepada penduduk asli Kaukasus.

Hingga selanjutnya, terbentuklah negeri Muslim yang pertama, Volga Bulgaria pada tahun 922. Dari sinilah akhirnya Islam dapat lebih melebarkan pengaruhnya sampai ke wilayah utara dan timur Rusia, khususnya Siberia.

Oleh penduduk lokal, agama Islam dapat diterima dengan terbuka. Ini karena ide-ide universal yang dibawa seperti keadilan, persaudaraan, antikezaliman, dan mencintai ilmu, mampu merebut hati warga.

Gelombang kedua masa penyebaran Islam di Rusia berlangsung pada periode kekuasaan bangsa Mongol di bawah pimpinan Jusi Ulusi atau Altan Ordon, yang mendiami kawasan utara Mongolia pada tahun 1242. Mereka memang sempat mengendalikan wilayah Kaukasus dan Dagestan, akan tetapi tidak memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan sosial warga.

Jadilah, segala yang ada di masyarakat tidak berubah, misalnya budaya, agama, bahasa, dan lainnya. Maka itu, di awal abad 15, muncul kerajaan-kerajaan Islam di setiap kawasan, kecuali wilayah antara kota Moskow dan Kiev yang memang dihuni etnis Slav.

Hingga akhirnya, kerajaan-kerajaan kecil Islam ini ditaklukkan oleh Kekaisaran Rusia pada abad ke-16. Dan, yang pertama kali tunduk adalah kerajaan Islam di Volga-Ural, mengingat Rusia memang mengincar kawasan itu karena dinilai amat strategis untuk jalur transportasi.

Pada 15 Oktober 1552, seusai mengalahkan Kerajaan Kazan, kerajaan terkuat di kawasan tadi, peluang Imperium Rusia untuk kian menancapkan pengaruh di daerah Volga dan Laut Kaspia, semakin terbuka lebar.

Inilah awal kemunduran itu. Pada pertengahan abad ke-18, Muslim Rusia tidak dibolehkan melakukan aktivitas keagamaan, membangun masjid, dan sekolah. Intinya, apa pun yang bernafaskan keagamaan, coba diredam oleh penguasa Rusia.

Situasi kelam terus berlangsung selama berpuluh-puluh tahun. Pun, ketika meletusnya revolusi komunis pada 1917, semakin memunculkan situasi yang sangat buruk bagi semua pemeluk agama, terutama Muslim. Puncaknya adalah saat terjadi pemberantasan agama sejak 1927.

Akan tetapi, geliat Islam tak lantas pudar. Kendati tertindas semasa rezim komunis berkuasa, akar budaya ataupun sejarah Islam yang panjang, tak pernah tercabut.

Sampai terjadilah momentum reformasi ekonomi, sosial, dan politik di penghujung tahun 80-an, dengan runtuhnya negara adidaya Uni Soviet. Hal itu lantas dimanfaatkan oleh elemen Muslim Rusia untuk berbenah serta menata kembali kehidupan sosial dan keagamaannya.

Kini, komunitas Muslim Rusia boleh berbangga. Mereka tercatat merupakan komunitas Muslim terbesar di Eropa. Jumlahnya mencakup sekitar 15-20 persen populasi penduduk dan terus bertambah dari waktu ke waktu.

Di samping berasal dari Muslim keturunan, banyak di antara mereka merupakan Muslim Rusia yang mualaf. Bahkan, bisa dikatakan, 60 persen pemeluk baru adalah etnis Rusia yang sebelumnya tidak beragama (ateis).

Faktor imigrasi dari wilayah Utara Kaukasus dan Asia Tengah, juga memengaruhi pertambahan populasi Muslim. Tapi, ada satu hal yang menjadi perhatian serius kalangan Kristen Ortodoks Rusia, yakni adanya krisis kependudukan di kalangan etnis Rusia yang menyebabkan penurunan populasi 700 ribu orang per tahun.

Inilah yang menimbulkan kekhawatiran, lantaran mereka bisa saja menjadi minoritas dan kehilangan identitas Rusia-nya. Apabila tren semacam ini terus berlanjut, diperkirakan populasi Muslim dalam 30 tahun mendatang bisa melebihi etnis Rusia. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan Muslim akan menjadi mayoritas di dinas ketentaraan Rusia.

Sumber : Republika.co.id

Soal Masjid di Papua, Ini Kesepakatan MUI dan PGI

Soal Masjid di Papua, Ini Kesepakatan MUI dan PGI

10BeritaJakarta  – Pasca meletusnya kasus pelarangan azan yang melibatkan umat Islam dan Kristiani di Sentani, Jayapura belum lama ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa sore (20/3).

Pada pertemuan itu, Ketua Umum MUI KH. Ma’ruf Amin, Wakil Ketua Umum MUI Buya Zainut Tauhid Sa’adi, Sekjen MUI Buya Anwar Abbas, serta beberapa dewan pimpinan harian MUI berunding dengan Ketua Umum PGI Pdt Dr. Henrietta Tabita Lebang.
 
Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Saadi, setelah acara tersebut menerangkan ada empat kesepakatan antara MUI dan PGI.

Pertama, kedua belah pihak menyetujui agar masalah di Sentani, tidak boleh merebak ke daerah lain. Sehingga tidak memicu permasalahan yang lebih luas.

“Kedua belah pihak setuju bahwa persoalan yang terjadi di Sentani, Papua harus dilokalisir menjadi persoalan daerah dan jangan sampai berkembang di daerah lain,” ujar Buya Zainut.

Agar terwujudnya hal ini, baik MUI maupun PGI berusaha menyelesaikan masalah ini secara cepat melalui dialog antar tokoh agama, dengan tetap menjunjung musyawarah, toleransi dan kekeluargaan.

Kedua, MUI dan PGI mengimbau semua pihak menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.

“Mengimbau kepada semua pihak untuk menahan diri, tidak terpancing dan terprovokasi oleh pihak-pihak yang sengaja ingin membuat kekacauan dengan memanfaatkan kasus ini,” kata Buya Zainut.

Selanjutnya, MUI dan PGI menyepakati usulan-usulan penyelesaian yang nanti akan disampaikan kepada tim perunding melalui jalur komunikasi organisasi masing-masing.

Terakhir, MUI dan PGI berharap pemerintah setempat aktif membantu penyelesaian masalah yang sedang terjadi di Sentani.

“Meminta kepada pemerintah daerah untuk secara aktif membantu proses penyelesaian masalah secara damai, adil dan beradab,” katanya.

Sebelum pertemuan ini, Buya Zainut mengingatkan bahwa kemerdekaan Indoneaia tercipta karena usaha bersama seluruh elemen bangsa. Maka perasaan merasa lebih berhak dari golongan lain, tidak boleh ada.

“Karena hal itu dapat merusak dan menciderai nilai-nilai persaudaraan kebangsaan yang selama ini kita hormati dan kita junjung tinggi,” ungkapnya.

Kebhinekaan, lanjut Buya Zainut, adalah berkah yang patut disyukuri. Dengan hidup damai, saling menolong, dan bekerjasama, otomatis kita akan mensyukuri kebhinekaan.

“Beragama adalah perintah Tuhan yang paling hakiki, dan setiap warga negara diberikan hak kebebasan untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu,” tuturnya.

sumber: mui.or.id

Menara Masjid Tetap Tak akan Dibongkar

Menara Masjid Tetap Tak akan Dibongkar

10BeritaPapua - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua menegaskan tidak akan membongkar menara Masjid Al Aqsha, Jayapura yang kini masih dalam pengerjaan.

Dilansir Anadolu Selasa (20/3), Ketua MUI Papua Saiful Islam menegaskan: “Menara tidak akan kita turunkan. Kita tetap akan melanjutkan pembangunan,” Saiful mengatakan MUI Papua sudah melakukan musyawarah dengan Bupati Jayapura, Persekutuan Gereja-gereja Papua di Kabupaten Jayapura (PGGJ), Kementerian Agama, dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Hasilnya, ujar Saiful, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw membentuk tim untuk menyelesaikan polemik ini dan menyerahkan persoalan ini kepada pihak masjid.

“Kita juga menolak larangan pengeras suara dalam azan karena ini bentuk intoleransi,” kata Saiful. Dijelaskannya, MUI berkomitmen mengaja hubungan toleransi antara umat beragama di Papua. “MUI sudah berkomitmen tanah Papua adalah tanah damai dan tidak boleh ada konflik,” jelas Saiful.

Sebelumnya, PGGJ melarang tinggi menara masjid dan rumah ibadah agama lain melebihi gereja. PGGJ juga mengeluarkan tuntutan kepada umat Muslim agar tidak mengarahkan pengeras suara keluar saat azan. Selain itu, PGGJ melarang siswi di sekolah negeri menggunakan busana bernuansa agama tertentu dan pendirian mushola di ruang fasilitas publik.

Merespons hal tersebut, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap agar masalah ini bisa diselesaikan dengan musyawarah. “Selesaikan dengan musyawarah. Kami mendukung penuh langkah-langkah pemuka agama, tokoh masyarakat, dan Pemda yang akan melakukan musyawarah antar mereka,” kata Menteri Lukman di Jakarta.

Empat  Langkah Menag Selesaikan Protes Pembangunan Masjid di Jayapura

Dilansir IDN Times, Menteri Agama  Lukman Hakim Saifuddin berharap bisa menyelesaikan perselisihan pembongkaran menara Masjid Al Aqsha Sentani, yang diminta Persekutuan Gereja-Gereja di Kabupaten Jayapura (PGGJ) melalui empat cara.

1. Menag mendukung langkah musyawarah dengan menggelar dialog antar tokoh.
Menag mendukung langkah musyawarah dengan menggelar dialog yang produktif dengan pihak terkait. Dia mengingatkan agar ketentuan regulasi sebagai hukum positif dan hukum adat beserta nilai-nilai lokal yang berlaku harus lah menjadi acuan bersama.

“Selesaikan dengan musyawarah. Kami mendukung penuh langkah-langkah pemuka agama, tokoh masyarakat, dan Pemda yang akan melakukan musyawarah antar mereka,” kata Lukman di Jakarta, Minggu (18/3).

2. Menag merangkul pemuka agama.
Selain musyawarah, Menag Lukman, juga mengaku sudah menjalin komunikasi dengan tokoh agama di Papua untuk menyelesaikan masalah ini. “Saya telah berkomunikasi dengan para tokoh Islam Papua, juga Ketua Umum PGI Pusat dan Ketua FKUB Papua, untuk ikut menyelesaikan masalah tersebut," kata dia.

3. Menag mengimbau warga saling menghargai dan menghormati.
Menag juga mengimbau masing-masing pihak mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai, serta tidak memaksakan kehendak dan pandangan masing-masing. Menurut dia, kerukunan antar umat serta persatuan dan kesatuan bangsa harus ditempatkan pada tujuan tertinggi dalam menyelesaikan masalah.

“Kedepankan suasana kedamaian dan kerukunan antarumat beragama di Papua yang telah dicontohkan dan diwariskan para pendahulu kepada kita semua,” ujar Lukman.

4. Menag perintahkan jajarannya turut berperan aktif.
Selain itu, Menag juga telah memerintahkan jajarannya di Papua dan Jayapura untuk proaktif dalam menyelesaikan persoalan ini. Mereka diminta bertindak konkret dengan memfasilitasi proses dialog dan musyawarah yang akan digelar dengan baik. “Saya minta Kakanwil dan Kakankemenag proaktif dan terus melaporkan progress penyelesaian masalah di sana,” ujar dia.

Sumber : Anadolu/IDN Times

FENOMENA PARTAI POLITIK DIBAWAH "KETEK INTEL"

FENOMENA PARTAI POLITIK DIBAWAH "KETEK INTEL"



Oleh: Dedy Wahyudi*

10Berita, Pada 2008, Mantan menteri Rizal Ramli, pada sidang pembunuhan Munir dengan tersangka Direktur Utama Garuda Indonesia Indra Setiawan mengatakan bahwa kegiatan intelijen di lembaga pemerintahan sudah umum terjadi, bahkan perekrutan agen pun biasa dilakukan.

Proses panjang bisa dilakukan oleh pihak intelijen dengan tujuan infiltrasi, penanaman agen disebuah lembaga milik pemerintah untuk sebuah agenda yang ditetapkan, sudah pasti menjadi operasi yang biasa dilakukan oleh badan Intelijen.

Dengan tujuan, pada waktu yang tepat, akan dipakai manfaat si 'asset' untuk kebutuhan intelijen.

Catatan pembunuhan Munir, dengan meilbatkan orang-orang penting seperti Indra Setiawan seorang Direktur Utama Garuda Indonesia adalah sebuah catatan penting yang harus digarisbawahi.

Bahwa Intelijen bisa saja masuk dan merekrut sejumlah orang atau pihak yang duduk pada level elite sebuah lembaga pemerintahan (BUMN), dengan proses panjang tidak instan.

Melalui proses panjang dan tidak instan, penempatan agen-agen intelijen bisa dilakukan tanpa disadari ataupun diketahui oleh stakeholder ataupun pegawai penting di BUMN tersebut.

Fenomena Indra Setiawan, kini merambah juga pada dunia politik, pengamat Intelijen Sofjan Lubis pernah mengatakan didalam sebuah diskusi politik nasional.

Partai Politik saat ini tidak ada lagi yang murni, semuanya kini dibawah ketek intel atau dalam artian sudah didalam kendali intelijen, baik itu intelijen kekuasaan ataupun intelijen oposan.

Semua dikendalikan tanpa disadari dengan proses panjang.

Kisah di Mesir bisa menjadi sebuah catatan, bagiamana penguasa harus turun tangan untuk ikut 'mengendalikan' partai politik yang ada dengan tangan intelijen yang dtanam sejak era presiden Hosni Mobarak.

Dan di Indonesia, agenda perekrutan dilanjutkan dengan penyusupan (infiltrasi) dilakukan sejak adanya faksi jenderal merah anti pada gerakan Islamis.

Pengawasan ketat (screening melekat) pada era orba, terhadap orang per orang ataupun lembaga serta organisasi Islam biasa dilakukan dengan mengatasnamakan kamtibnas.

Peristiwa-peristiwa seperti peristiwa priuk, talangsari hingga penangkapan-penangkapan aktivis Islam adalah bagian dari agenda pengkondisian, pembungkaman serta pengendlian dengan mengatasnamakan kamtibnas.

Pola dengan mengedepankan kekerasan serta penangkapan, akhirnya berubah sesuai perubahan jaman, mengikuti perkembangan didunia paska berakhirnya perang dingin, tergantikan dengan pola penyusupan, penanaman serta penguasaan demi pengendalian.

Seperti Fenomena Indra Setiawan, Badan Intelijen kini lebih memilih menanam untuk mengendalikan.

Merekrut orang per orang untuk bisa ditanam di lembaga atau partai poltik.

Kisah Ahmad Fathanah alias olong bisa menjadi contoh, bagaimana Intelijen melakukan infiltrasi kepada partai politik.

Ahmad Fathanah adalah rekrutan Intelijen yang sengaja ditanam untuk agenda yang dimiliki oleh intelijen demi merusak dan membenamkan.

Aksi Ahmad Fathanah adalah aksi tanpa disadari tetapi sistematis dengan menargetkan sejumlah nama untuk sebuah agenda dalam waktu yang sudah ditentukan.

fenomena Indra Setiawan serta Ahmad Fathanah sudah seharusnya menjadi catatan bagi kita semua, bagaimana baik lembaga pemerintah ataupun organisasi seperti partai politik sudah biasa menjadi target intelijen.

Tidak ada organisasi yang tidak bisa dimasuki oleh bagian intelijen, semakin ketat organisasi tersebut, maka semakin kuat, massif dan sistematis bagian intelijen lakukan infiltrasinya.

maka pantas, kini ada kalimat "partai politik dibawah ketek Intel", partai politik yang sudah dikuasai dan dikendalikan oleh bagian intelijen.

Sumber: fb, PI

Ini Malaikat Penjaga Nabi Muhammad Semasa Muda

Ini Malaikat Penjaga Nabi Muhammad Semasa Muda


10Berita, Ibnu Ishaq menceritakan bahwa ketika pendeta Buhaira bersumpah dengan menyebut nama Lata dan Uzza sebagaimana kebiasaan sumpah orang Quraisy, Muhammad muda berkata kepadanya,

“Janganlah engkau bertanya sesuatu pun kepadaku tentang Lata dan Uzza, sebab demi Allah aku tidak pernah membenci sesuatu sebagaimana membenci hal yang satu ini…”

Tidak hanya itu, Allah juga senantiasa memelihara Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam dari berbagai tipu daya setan sejak masa Jahiliyah hingga datangnya Islam. Beliau tidak pernah mau melakukan iktikaf di rumah berhala.

Padahal masyarakat Quraisy saat itu selalu mengadakan upacara besar untuk berhala ini sekali setahun. Paman beliau, Abu Thalib, dan istrinya sampai marah kepada beliau.

Demikianlah, pada saat orang-orang Quraisy Jahiliyah mendewa-dewakan berhala-berhala mereka, Allah senantiasa menjaga beliau agar tak menyentuh berhala-berhala itu.

Disebutkan bahwa Rasulullah selalu dikawal oleh malaikat yang menjelma menjadi seorang lelaki putih dan tinggi. Orang inilah yang mencegahnya dari menyentuh atau mengusap berhala-berhala Jahiliyah sehingga beliau sepanjang hidupnya tidak pemah mengikuti peribadatan kaum Jahiliyah.

Al-Baihaqi menambahkan bahwa ada dua malaikat yang selalu mencegah Muhammad muda menyaksikan upacara-upacara peribadatan kaum Jahiliyah bersama orang-orang musyrik. Hingga beliau pun terhindar dari hal itu.

Sumber: jalansirah.com


Diancam Luhut, Amien Rais Tetap Tenang, Puasa Daud dan Ngaji

Diancam Luhut, Amien Rais Tetap Tenang, Puasa Daud dan Ngaji

10Berita , JAKARTA – Putra Amien Rais yang juga Wakil Ketua Umum PAN, Hanafi Rais, kembali membela ayahnya yang kini, bisa dibilang, berseteru dengan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan.

Menurut Hanafi, ayahnya tak terganggu dengan pidato Luhut yang terkesan marah kepada Amien. “(Pak Amien) Tenang-tenang saja, tetap puasa Daud, tetap ngaji, tetap terima tamu. Santai-santai saja,” ujar Hanafi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Menurut Hanafi, apa yang disampaikan Amien soal sertifikasi tanah murni kritik seorang anak bangsa. Bagi Hanafi, Luhut seharusnya tidak mengancam Amien. “Kritik Pak Amien yang disampaikan hari Minggu lalu itu, itu karena menyuarakan suara silent majority yang selama ini sebenarnya rindu keadilan terkait kepemilikan lahan,” jelas dia. 

Amien Rais sang senior PAN itu menilai program bagi-bagi tanah sebagai pengibulan atas kenyataan 74 persen lahan dikuasai pengusaha besar. Pernyataan Amien ini disambut kemarahan Luhut. 

Luhut berang terhadap senior yang disebut menuding program sertifikasi Jokowi hanyalah bohong alias pengibulan. Luhut mengaku paham betul rekam jejak sang pengkritik yang disebutnya senior itu dan tak segan mencari dosa-dosanya.

“Jangan asal kritik saja. Saya tahu track record-mu kok. Kalau kau merasa paling bersih, kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok, ya sudah diam sajalah. Tapi jangan main-main, kalau main-main, kita bisa cari dosamu kok. Emang kau siapa?” tegas Luhut, Senin (19/3). 

Sumber : Ngelmu.co

Tingkah Luhut Pada Amien Rais disebut Cari Muka Sama Jokowi

Tingkah Luhut Pada Amien Rais disebut Cari Muka Sama Jokowi


10Berita, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengecam pernyataan Amien Rais soal isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di era pemerintahan Joko Widodo. Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Arief Pouyono justru menilai omongan Amien memang benar.

“Yang diomongin oleh Amien Rais tentang kebangkitan PKI yang sudah menyebar kemana-mana memang benar yaitu menyebar lewat medsos. Terlalu carmuk (cari muka) sama Jokowi,” kata Arief dalam pesan singkatnya kepada VIVA, Selasa, 20 Maret 2018.

Menurut dia, respons Luhut terkesan emosi dan tak menyimak pernyataan Amien Rais. Kata dia, pernyataan Luhut ini untuk membela Jokowi sebagai atasannya.

“Luhut kurang nyimak omongan Amien Rais. Luhut emosi secara refleks mau bela Joko Widodo sebagai bosnya yang dikritik Amien Rais,” tutur Arief.

Arief menilai omongan Amien masuk akal. Sebab, di era Jokowi, ada beberapa kebijakan seperti adanya nonton bareng film G 30 S-PKI.

“Sampai ada nobar nonton film G-30 S PKI sebagai cara mengingatkan generasi yang sekarang tentang apa itu PKI,” ujarnya.

Kemudian, ia lagi-lagi tak setuju dengan pernyataan Luhut soal pernah memberantas TNI. Pengakuan Luhut itu dinilai kurang relevan dibandingkan sekarang.

“Luhut berantas PKI waktu jadi tentara bukan artinya Luhut nasionalisme. Wong PKI sendiri sangat nasionalis kok pada saat Orde Lama,” tutur Arief.

Sumber: viva

Wartawan Senior; Kenapa Media Mainstream Tidak Beritakan Tobat Pendukung Jokowi?

Wartawan Senior; Kenapa Media Mainstream Tidak Beritakan Tobat Pendukung Jokowi?

10Berita – Wartawan senior Yus Soema di Pradja menyebut pers di Indonesia saat ini sudah tak lagi bekerja sesuai dengan fungsi awalnya. Bahkan para pekerja pers kini malah mau diatur oleh rezim pemerintahan atau oleh orang yang memiliki kekuatan ekonomi yang sangat besar.

“Padahal pers itu kan tidak boleh berpihak,” tegasnya dalam diskusi bertajuk ‘Ngopi Ngerumpi’ di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (20/3).

Berita-berita yang disampaikan oleh seorang wartawan harusnya berisikan informasi soal dinamika kehidupan masyarakat. Misalkan, kata Yus, sapaan akrab dia, tentang bagaimana kehidupan ekonomi mereka, termasuk berita soal mahasiswa ataupun masyarakat yang tengah berdemo.

Foto: FB Iwan Sumule

“Saya diajarkan kalau ada satu orang demo dekat Istana itu berita. Pergi wawancara rakyat, bagaimana kehidupan mereka, bagaimana ekonomi mereka,” ucap mantan wartawan Indonesia Raya dan Kompas.

Contoh paling konkret adalah berita soal aktivis Jaringan ProDEM yang melakukan taubat nasuha di Istana Negara. Mereka menyatakan menyesal menjadi pendukung Jokowi. Namun kebanyakan media tidak menyorot hal ini.

“Tobat nasuha di depan Istana, pers mainstream tidak memberitakan. Hanya Rakyat Merdeka Online yang memberitakan itu,” sesal putra dari Mr. Ma’mun Soema di Pradja, Menteri Dalam Negeri Pasundan zaman Soekarno.

Jumat siang 16 Maret 2018, sejumlah aktivis yang sebelumnya mendukung Joko Widodo menyatakan tobat nasuha di depan istana negara.

Para demonstran yang tergabung dalam kelompok Pro Demokrasi atau Prodem ini menyatakan menyesal mendukung Jokowi di Pilpres 2014 lalu, dan menyebut janji-janji mantan walikota Solo ini palsu. (rmol)

Sumber : Eramuslim