OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 23 Maret 2018

Pengamat; Proyek Infrastruktur Untuk Biaya Politik 2019 ?

Pengamat; Proyek Infrastruktur Untuk Biaya Politik 2019 ?

10Berita – Proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang dibiayai dengan utang, selama ini dikerjakan oleh BUMN dengan para pemasok, yakni kontraktor swasta yang merupakan bagian dari oligarki penguasa sendiri. Pendapat ini disampaikan pengamat ekonomi politik Salamuddin Daeng, Kamis (23/03).

“Sudah menjadi rahasia umum bahwa oligarki penguasa Indonesia memiliki dua sumber keuangan penting, yakni belanja proyek yang dibiayai oleh APBN dan belanja proyek yang dibiayai oleh BUMN,” beber Salamuddin.

Menurut Salamadddin, proyek besar, anggaran besar, untung besar, kesemua itu sangat berarti bagi penyediaan biaya politik dalam proses menuju Pemilu 2019 mendatang.

“Resiko paling buruk bagi bangsa Indonesia adalah, BUMN disita investor swasta asing karena tidak bisa bayar utang,” jelas Salamuddin.

Salamuddin menyorot pembangunan infrastruktur di sektor minyak dan gas (migas). Di mana, pembangunan infrastruktur migas sudah pasti akan dibangun dengan dana utang. Mengapa? karena keuangan internal Pertamina tidak mungkin mencukupi.

“Memang selama ini Pertamina dibebankan untuk melalukan subsidi BBM premium karena pemerintah telah menghapus subsidi BBM tersebut di dalam APBN,” papar Salamuddin.

Salamuddin juga menyoroti holding BUMN minyak dan gas yakni Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Pertamina. Kedua perusahaan memiliki fungsi paling vital di dalam bidang ekonomi dan politik, dikarenakan tugas dan fungsinya berhubungan langsung dengan hajat hidup paling mendasar rakyat Indonesia yakni minyak dan gas.

“Jika terjadi masalah dalam dua BUMN sektor migas tersebut, maka tidak menutup kemungkinan terjadi gejolak politik. Apalagi dalam tahun politik,” pungkas Salamuddin Daeng. (it)

Sumber : Eramuslim

Ngaku-ngaku Saya Pancasila tapi Kala Tanah Negeri Mayoritas Dimiliki Asing Tak Bergeming

Ngaku-ngaku Saya Pancasila tapi Kala Tanah Negeri Mayoritas Dimiliki Asing Tak Bergeming

10Berita, JAKARTA - Sempat hangatnya pengkuan beberapa oknum dengan pernyataan bahwa dia dan kelompoknya saja yang merasa pancasilais, dianggap bisa jadi bahwa merekalah yang sebenarnya tidak pancasilais. Belum lagi dalam pengakuan tersebut, bisa jadi juga mereka menafikan yang lain tidak pancasilais.

“Sementara ada anak-anak bangsa memonopoli Pancasila, ‘Saya Pancasila’, ‘Aku Pancasila’. Seolah-olah dengan kalimat itu orang lain tidak Pancasila. Saya berpendapat, ketika saya menyatakan ‘Saya Pancasila’ secara absolut dan monopolistik sesungguhnya dia tidak ber-Pancasila. Saya berbhineka tunggal ika, seolah-olah orang lain tidak seperti itu.

Bahkan ada nada mengeritik ke umat Islam, maka sikap itu justru dia tidak sedang bertoleransi dan berbhineka tunggal ika,” kata Din Syamsuddin, Rabu (21/3/2018), di MUI Pusat, Jakarta.


Melihat hal itu sebagai contohnya, Din pun berpendapat bahwa Pancasila kini telah mengalami beberapa persoalan dari maknya sendiri. “Di Kongres Umat Islam, Bapak Herindra, bahwa NKRI juga ada di sini (sambil mengangkat buku) konsep bela negara kita. NKRI berpancasila mengalami penyimpangan.

Istilah kongres itu mengalami deviasi, distorsi, dan disorientasi dari Pancasila itu sendiri. Saya bacakan lagi: ‘Adanya landscape, tata ruang Indonesia dewasa ini telah meninggalkan pendapat budaya Indonesia yang sangat kental akan nilai-nilai keislaman. Terkikisnya kedaulatan bangsa tata negata akibat kepemilikan aset, khususnya tanah menjadi monopoli hegemoni para pemilik modal kemudian diragukan komitmen kebangsaannya.

Atas kepemilikan tersebut, selain menunjukkan ketidakadilan, berpotensi mengganggu dan menggoyahkan sendi-sendi kerukunan’,” dia menjelaskan.

Dan apabila hal itu berlanjut, maka bisa jadi menurut dia akan terus mengalami disorientasi atas Pancasila itu sendiri. “Maka, kalau kondisi ini berlanjut, distorsi, deviasi, disorientasi dari nilai-nilai dasar bangsa ini akan mengganggu kedaulatan bangsa,” tutupnya mengingatkan. (Robi/)

Sumber : voa-islam.com

Jejak Pelaut Bugis dan Islamnya Warga Aborigin

Jejak Pelaut Bugis dan Islamnya Warga Aborigin

penelitian telah memperlihatkan hubungan orang-orang Makassar dengan Australia.

10Berita, JAKARTA -- Sebelum penunggang unta datang ke Australia, sekitar tahun 1650, sebenarnya nelayan dari Makassar sudah menginjakkan kaki di benua itu. Para nelayan Makassar tersebut secara teratur berlayar ke perairan Australia sebelah utara dalam bentuk armada perahu yang berjumlah 30 sampai 60 perahu, masing-masing memuat sampai 30 orang. Mereka menyebut Tanah Arnhem wilayah utara Australia dengan sebutan Marege dan bagian daerah barat laut Australia disebut Kayu Jawa.

Nelayan Bugis-Makassar yang sudah beragama Islam itu menjalin kerja sama dalam bisnis dengan penduduk asli Australia, Aborigin. Hubungan ini dimungkinkan oleh perjalanan melalui laut lepas sejak dikembangkannya perahu kano yang kemudian menjadi perahu layar.

Pada abad ke-16, nelayan Bugis-Makassar mendominasi kawasan pantai utara Australia Barat (Western Australia, Northern Territory, dan Queensland). Di Benua Kanguru itu, mereka membangun rumah-rumah sementara, menggali sumur, dan menanam pohon-pohon asam. Mereka memang tidak menetap. Para nelayan itu datang di saat musim teripang.

Banyak orang Aborigin yang bekerja untuk para nelayan teripang tersebut, mempelajari bahasa mereka, menggunakan kebiasaan menghisap tembakau, membuat gambar perahu, mempelajari tarian mereka, dan meminjam beberapa kisah yang mereka ceritakan. Beberapa orang Aborigin ikut berlayar dengan para nelayan itu pada saat mereka pulang ke Sulawesi, bahkan ada yang menetap di Sulawesi.

Berbagai penelitian telah memperlihatkan hubungan orang-orang Makassar dengan Australia, terutama dengan Suku Aborigin. Misalnya, beberapa bagian bahasa Makassar menjadi bahasa yang dipakai Suku Aborigin sampai sekarang. Bahkan, keislaman nelayan Makassar yang didasarkan pada tradisi pengkhitanan, akhirnya menjadi kebiasaan sejumlah penduduk di kawasan Australia Utara.

Mereka yang tinggal di daerah pesisir mengenal kata 'prau' untuk kapal tradisional Makassar. Juga, beberapa artefak khas Makassar yang ditemukan di perkampungan Aborigin. Di gua-gua Aborigin, banyak ditemukan lukisan perahu Makassar. Kisah-kisah pelayaran cukup populer di kalangan Aborigin dan blasteran Arobirign-Bugis. Mereka mengenal istilah pulang kampung ke 'Tanah Marege' atau 'Tanah Orang Hitam' (land of the black people).

Masa-masa itu, pelaut Bugis-Makassar memerlukan waktu sekitar 60 hari untuk menempuh perjalanan Makassar-Timor-Darwin. Pada tahun 1867, Gubernur Jenderal Belanda di Makassar mencatat ada 17 Aborigin beragama Islam di Makassar. 

Sumber :Republika.co.id 

Tulisan Pigai Ini Bentuk “Amukan” Dari Hati Terdalam Tokoh Papua Untuk Rezim Jokowi

Tulisan Pigai Ini Bentuk “Amukan” Dari Hati Terdalam Tokoh Papua Untuk Rezim Jokowi


10Berita, Pembantaian Di Papua Dan Ancaman 2030
oleh: Natalius Pigai (Mantan Komisioner Komnas HAM, aktivis kemanusiaan)

IRONIS! Memang, judul ini sedikit keras, sekeras kepala batunya orang Papua dan sekasar-kasarnya orang Papua. Apa adanya, tanpa tedeng aling-aling dan munafik. Kami juga bukan manusia tipe kedondong tetapi tipe durian. Kasar di luar halus di dalam. Kami tidak perlu dipaksa berlanggam Jawa terlihat seperti halus, terlihat harmoni.

Jokowi sampai saat ini tidak pernah bicara tentang persoalan manusia dan bagaimana menyelamatkan manusia Papua serta menghentikan kejahatan kemanusian dan menciptakan prospek perdamaian. Jokowi lebih banyak eksploitasi penderitaan infrastruktur tentang Nduga sebuah kabupaten kecil di Papua yang memang satu-satunya ruas jalan hasil keringatnya selama 4 tahun di Papua dan sebuah pasar mama-mama senilai 50 miliar, sebuah proyek kecil yang bisa saja dibangun oleh Pemerintah Kota Madya Jayapura sendiri.

Berbagai hasil penelitian oleh lembaga kredibel internasional telah menyatakan adanya ancaman pemusnahan etnis Papua secara perlahan (slow motion genocide) dan genocida yang diabaikan (neglected genocide in west Papua). Kedua laporan yang dikeluarkan baik oleh gereja Katolik Brisbane Australia juga oleh Amnesti International ini juga melengkapi berbagai laporan lainnya termasuk laporan-laporan penyelidikan Komnas HAM RI.

Sekarang sudah tidak bisa dibendung lagi bahwa Papua sudah berada dalam genggaman dunia internasional. Papua setelah lebih dari 50 tahun berada dalam sunyi dan bisu sebagai arena pembantaian yang tersembunyi karena negara pandai menutupi semua kejahatan kemanusiaan yang terus menerus berlangsung.

Dunia internasional mengenal Papua adalah pulau terbayang (tera incognita), arena tragedi terlupa (killing filed in the darkness atau blank spot). Kemajuan teknologi informasi yang bergerak cepat secara bebas hambatan menembus batas wilayah negara (borderless nations) telah membuka berbagai kedok dan kejahatan dan tragedi kemanusiaan di Papua yang telah berlangsung lama dan kebencian masif pada Indonesia semakin hari makin solid.

Apakah Indonesia akan tetap bertahan? Pertanyaan ini untuk dijawab, tetapi juga hanya sekedar untuk bisa di renungkan. Di lihat dari sudut pandang historiografi dan kartografi politik, maka Indonesia adalah negara yang paling labil dan memiliki potensi disintegrasi politik paling mungkin di dunia. Meski pun dalam negeri Britania raya terancam pecah karena perbedaan keyakinan dengan Irlandia utara, namun Kepulauan Inggris Raya adalah negeri sentrum utama penjajah. Sampai saat ini tidak ada negara besar dan luas yang terdiri dari gugusan pulau-pulau bisa bertahan selama Indonesia.

Dalam historiografi politik, Sriwijaya negeri maritim yang disegani dengan armada laut dan tata niaga sektor laut yang kuat akhirnya runtuh. Demikain pula Majapahit dengan wilayah kekuasaannya dari Madagaskar sampai Formosa juga hanya tinggal nama. Inggris raya negeri asal penjajah dengan imperiumnya luas dibawah naungan britis commonwealt of nation, negara maritim seperti Jepang, sejak 1945 paska peritiwa penyerangan ke Hawai dan kekalahan akibat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki sektor pertahanan masih dibawah protektorat Amerika yang berkedudukan di Okinawa. Demikian pula Philipina negara yang mungkin paling kuat sebagai negara Katolik di bawah pengaruh imperium Vatikan dan juga Amerika Serikat.

Ada beberapa faktor yang bisa menjadi ancaman serius integrasi nasional:

1). Sebagai negara Kepulauan secara geopolitik Indonesia berada dalam kekuatan Eksternal (external treath) sebagai ancaman Labilitas integrasi nasional. 2). Selain itu juga berbatasan langsung dengan 13 negara tetangga sebagai musuh. 3). problem politik kawasan Asia Tenggara seperti konflik laut China Selatan. 4). dinamika politik yang ditunjang persaingan pengaruh penetrasi kapital kekuatan China dan Barat. 5). fragmentasi ideologi agama paska perang teluk dan 911. 6). Belum lagi Indonesia terancam bahaya perang proxy melalui jaringan teknologi informasi yang bergerak cepat membuat dunia ini tanpa batas (borderless nations).

Selain penetrasi kapital juga hegemoni sipil dan militer telah menjadi kian mengancam negeri ini. Korporasi asing yang menguasai sendi-sendiri perekonomian nasional, konglomerasi kelompok elit oligarki yang menguasai lebih dari 70 persen kekayaan nasional baik berupa sumber daya alam, penguasaan tanah juga penguasa fiskal dan moneter melalui permainan volatilitas mata uang baik Juan maupun juga USD dan akhir-akhir ini sing dolar.

Selain ancaman eksternal juga Indonesia adalah negara memiliki labilitas integrasi nasional dari ancaman internal. Selain keanekawargaan suku, agama, ras dan antar golongan hari ini telah menjadi komoditas politik yang membahayakan. Politik rasisme yang makin mengkristal, demikian pula kelomok oligarki politik tingkat nasional yang mengedepankan politik primordialisme, penuh dengan nepotisme.

Monopoli suku bangsa Jawa yang menguasai politik nasional adalah ancaman serius Indonesia akan bubar. Bayangkan 72 tahun Indonesia merdeka Presiden selalu bersuku bangsa Jawa, sedangkan luar Jawa dianggap sebagai kacung dan babu politik. Sistem demokrasi satu orang, satu suara dan satu nilai (One men, One vote and One value) hanya dibuat untuk menguntungkan dan melestarikan adidaya bangsa Jawa menguasai panggung politik nasional. Pada hal sistem perwakilan dan sistem proporsional atau sistem pemilu berbasis representasi wilayah jauh lebih relevan dibandingkan pemilihan berbasis penduduk.

Kenyataannya, kita lihat pemimpin amatiran muncul dari pulau Jawa dan akan terus muncul jika sistem demokrasi tidak disesuaikan dengan kondisi kekinian bangsa Indonesia. Presiden Jawa yang terbaik hanya Ir. Sukarno dan SBY, sedangkan Suharto alumni SMP di Godean Yogya bernalar otoriter, Megawati, Gusdur orang hebat di tempat yang tidak telat (rightmen on The bed place), juga Joko Widodo pemimpin. Presiden dari Jawa muncul hanya sebagai pemimin yang melakukan ekperimen atau coba-coba untuk menjadi pemimpin karena didorong mayoritas suara, maka negara dikelola secara amatiran dan negara cendrung menjadi amatiran, kata Yusril. Monopoli kekuasan oleh suku bangsa Jawa akan menjadi benih perpecahan. Pengusiran besar-besaran terhadap orang Jawa di Aceh, peristiwa Sampit, Sambas, Armopa di Papua telah memberi signal bahwa ancaman terhadap suku bangsa Jawa itu akan ada pada masa yang akan datang.

Faktor kepemimpinan nasional menjadi problem penentu integrasi nasional. Berbagai persoalan yang muncul di bangsa kita ini hanya karena Presiden tidak mampu mengelola politik dan pemerintahan secara baik dan benar. Mungkin bangunan sosial baik vertikal antar suku, agama, ras dan antar golongan ikut hancurkan, selain itu adanya hegemoni negara secara wewenang-wenang menekan rakyat, sementara rakyat apatis pada negara dan negara kian kehilangan wibawa di hadapan rakyat.

Problem hak asasi manusia adalah faktor terpenting yang mengancam keutuhan NKRI atau Indonesia bubar 2030, bahkan sebelumnya. Tesis ini paling mungkin karena hari ini kita berada di era milenium kemanusiaan (human right milenium) di mana pilar demokrasi, hak asasi manusia dan perdamaian menjadi pilar penting.

Siapa yang bilang kalau Jokowi tidak memiliki catatan kelam atau catatan buram sebagai seorang yang dapat diindikasikan sebagai pelaku pelanggar HAM berat selama 4 tahun kepemimpinan, jika dilakukan penyelidikan secara profesional dan imparsial?

Dilihat dari kebijakan dan tindakannya dalam memimpin negeri ini selama 4 tahun sederet kasus pelanggaran yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki keterkaitan dengan kepemimpinan Jokowi jika dilihat dari perspektif hukum HAM:

1. Kasus Paniai tercatat sebagai kejahatan kemanusiaan (gross violation of human right) termasu dalam kategori pelanggaran HAM berat yang berkasnya sedang diproses dan terhenti di Komnas HAM. Kasus Paniai adalah salah satu hasil produk rezim kepemimpinan Joko Widodo. Jokowi menitipkan peristiwa kelam baru bagi bangsa ini. Sebagai kepala negara, Jokowi tidak bisa lepas tanggung jawab (commander resposibilities). Bagaimana pun juga Jokowi menambah 1 berkas pelanggaran HAM berat di Komnas HAM.

2. Adanya penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang, penyiksaan/penganiayaan (torture) dan pembunuhan (kilings) terhadap lebih dari 6 ribu orang Papua selama 3 tahun merupakan catatan negatif rezim Jokowi. Jokowi tidak bisa menghindari sebagai kepala negara/kepala pemerintahan sebagai penanggungjawab komando (commander resposibilities).

3. Dugaan terjadinya genocida secara perlahan melalui berbagai kebijakan (slow motion genocide) di Papua berdasarkan hasil penyelidikan beberapa lembaga internasional, menguatkan dugaan Jokowi sebagai kepala negara, dengan sadar atau sengaja (by commision) melakukan pembiaran (by ommision). Hasil penyelidikan keuskupan Brisbane Australia menyatakan secara fakta terjadi genocida perlahan (slow motion genocida in west Papua) di Papua. Demikian pula amnesti internaional juga menyatakan genocida yang disembunyikan di Papua (neglected genocida in west Papua). Laporan kejahatan kemanusiaan ini telah mendunia dan Indonesia telah dikategorikan sebagai pelaku utama pembatain di tanah Papua.

Tindakan 1 dan 3 ini mengancam integritas nasional. Kita menyaksikan sendiri Pemerintah kepemimpinan Jokowi didemo di luar negeri sebagai penjahat kemanusiaan terhadap rakyat Papua. Berbagai kritikan oleh orang asing juga di dalam negeri menunjukkan bahwa kredibilitas Jokowi sudah mulai mulai hancur.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika faktor kepemimpinan sangat menentukan sebagai perekat bangsa, mampu mengontrol secara baik, tidak membohongi dan mengumbar janji, tidak mengejar citra, tidak haus kekuasan dan jabatan. Pemilihan umum sudah dekat, negara harus mencari solusi untuk menciptakan tanah Papua damai, aman, tenteram dan sejahtera. Oleh karena tabiat pemimin sekarang ini adalah pemimpin tanpa simpati kemanusiaan di Papua, maka Indonesia harus mencari figur yang tepat dan mampu membawa perubahan baik demokrasi, perdamaian dan hak asasi manusia di tanah Papua. [***]

Sumber: rmol

Tidak hanya 74% Tanah Dikuasai, Menurut Walhi Justru Sebesar Ini

Tidak hanya 74% Tanah Dikuasai, Menurut Walhi Justru Sebesar Ini


10Berita, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyatakan 82 persen lahan di Indonesia dikuasai oleh korporasi besar.

“Penguasaan saat ini oleh korporasi sebesar 82 persen, itu oleh konsesi dan izin di sektor kehutanan, perkebunan, pertambangan,” kata Direktur Eksekutif Walhi Yaya Nur Hidayati saat dihubungi Tempo pada Kamis, 22 Maret 2018.

Walhi mencatat dominasi penguasaan ruang dari sektor kehutanan 31,7 juta hektar, perkebunan kelapa sawit melalui hak guna usaha 11,1 juta hektar, pertambangan 32,7 juta hektar, dan pertambangan minyak dan gas 83,5 juta hektar.

Sebelumnya Amien Rais mengkritik pemerintah soal penguasaan lahan. Amien menuding program bagi-bagi sertifikat oleh Jokowi adalah ngibul.

Yaya mengatakan bagi-bagi sertifikat memang dilakukan pemerintah, namun menurut dia, hal tersebut belum dalam konteks addressing (menangani) ketimpangan penguasaan tanah.

Ia menilai pemerintah perlu memperbaiki persoalan tanah dan hutan yang saat ini dominan dikuasai oleh perusahaan melalui HGU dan izin-izin lainnya. Yaya menyarankan kepada pemerintah untuk mengambil beberapa langkah, seperti tidak memberikan izin baru untuk landbank perusahaan yang belum ditanami.

“Atau hutan belum dikonversi, maka harus dilakukan penghentian konversi hutan, dan hentikan penanaman. Hutan atau lahan bekas terbakar diambil negara dan dipulihkan berdasar tanggung jawab perusahaan,” kata Yaya.

Menurut Nur, pemerintah perlu melihat kembali dan mengkaji ulang seluruh perizinan dan konsesi lahan atau hutan. Hal tersebut bisa dilakukan penyesuaian luasan melalui berbagai penapisan (seleksi wajib AMDAL), seperti wilayah yang berkonflik dengan warga harus dikeluarkan dari konsesi dan mengembalikan ke rakyat.

Yaya juga menyarankan lahan yang perolehannya secara ilegal, maupun korupsi harus dicabut dan diambil alih negara, dan dialihkan ke rakyat melalui Perhutanan sosial atau skema lain. “Pemerintah juga perlu mendukungan dan memfasilitasi rakyat berproduksi untuk memenuhi perekonomi dengan jenis tanaman berdasarkan fungsi ekologis kawasan,” ujarnya.

Sumber: tempo

Dukung Media Islam dan Lawan Hoaks, UKMBKI UWKS Gelar Forum Media Inspiratif

Dukung Media Islam dan Lawan Hoaks, UKMBKI UWKS Gelar Forum Media Inspiratif

10Berita, “Saya sakit hati umat Islam disebut sebagai biang hoaks,” kata salah seorang mahasiswa Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) mencurahkan perasaannya. Ia mengikuti pemberitaan soal Saracen hingga Muslim Cyber Army (MCA) yang banyak menyudutkan umat Islam.

Kerisauan semacam itulah yang melatarbelakangi Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Kerohanian Islam (UKMBKI) UWKS menggelar Forum Media Inspiratif, Kamis (22/3/2018). Lembaga Dakwah Kampus yang diketuai Dwi Bagus Utomo ini ingin mengajak civitas akademika se-Surabaya untuk lebih mengenal media Islam dan jurnalisme Islam. Juga mengkampanyekan melawan hoaks karena Islam adalah agama anti hoaks.

Bertajuk “Buka Mata, Buka Hati untuk Media Islam”, Forum Media Inspiratif UKMBKI UWKS menghadirkan Pemred BersamaDakwah, Muchlisin BK, sebagai nara sumber.

Dalam paparannya, Muchlisin BK memulai dari istilah berita dalam Al Qur’an. Mulai dari an naba’al khabar, hingga al hadiits. Istilah-istilah itu terdapat pada 41 ayat dalam Al Qur’an. Ada juga istilah al ‘ifk dalam Al Qur’an yang mengacu pada berita bohong atau hoaks di zaman sekarang.

Setelah itu, ia menerangkan dua ayat tentang jurnalisme Islam. Bagaimana mengambil sumber berita dan menjauhi hoaks dalam Surat An Nisa’ ayat 83 dan Al Hujurat ayat 6. Dua ayat ini dikupas dengan penjelasan dari empat mufassirin yakni Ibnu Katsir, Sayyid Qutb dengan Fi Zilalil Qur’an, Syaikh Wahbah Az Zuhaili dengan Tafsir Al Munir dan Buya Hamka dengan Tafsir Al Azhar.

Selesai membahas pondasi jurnalisme dalam Al Qur’an, barulah materi masuk pada teori modern tentang media Islam dan jurnalisme Islam. Dilanjutkan dengan peran media Islam hingga kondisi media Islam di Indonesia yang masih kalah jauh rating dan traffic-nya dibandingkan media umum.

Mendapatkan data perbandingan traffic media Islam dan media online lainnya, salah seorang peserta bertanya dengan antusias bagaimana cara mendukung media Islam agar bisa mengejar traffic media umum?

Menjawab pertanyaan itu, Muchlisin BK menjelaskan bahwa traffic media online berasal dari empat sumber. Pertama, direct. Yakni pembaca membuka website secara langsung baik dengan mengetikkan domainnya atau boorkmark. Kedua, social media. Yaitu pembaca datang dari media sosial entah mengklik tautan dari Facebook, Twitter maupun media sosial lainnya. Ketiga, search engine. Yakni pembaca datang dari mesin pencari seperti Google atau Bing. Keempat, referral. Yaitu pembaca datang dari link yang tertera di website lainnya.

Untuk mendukung media Islam, bisa memanfaatkan empat sumber traffic itu. Selain membaca media Islam, umat Islam juga bisa menshare berita dan artikel ke media sosial yang ia punya. Bisa juga dengan mengutip media Islam saat ngeblog dan mencantumkan tautan ke sumbernya (backlink).

Kedua, mendukung media Islam juga bisa dilakukan dengan menjadi kontributor untuk artikel-artikel Islami atau reportase.

Di akhir acara, peserta dari berbagai universitas di Surabaya dihibur dengan penampilan tim Nasyid UKMBKI UWKS. [Ibnu K/]

Sumber :BersamaDakwah

“Fatwa Haram” Memilih PSI

“Fatwa Haram” Memilih PSI

10Berita, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) layaknya abg yg masih galau mencari identitas tiba2 mnjadi partai yg berkomentar paling keras terhadap Pak Amien

apalagi yg bicara mewakili PSI adalah Raja Juli dan Danik yang notabene dibesarkan di kawah pengkaderan Muhammadiyah

Ibaratnya kacang lupa kulitnya dua pentolan PSI ini menyudutkan pak Amien dengan kata kata tidak pantas yang juga menyakiti keluarga besar Muhammadiyah, maka selayaknya mereka disematkan sebagai icon “Malin Kundang Politik Era Milenial”

selama ini kami gak terlalu peduli akrobat politik PSI, tapi jika kemudian mereka secara vulgar menyerang pribadi pak Amien Rais yang notabene mantan ketua umum PP Muhammadiyah dan juga sosok kiyai panutan warga Muhammadiyah, tindakan tersebut telah merusak suasana psikologis sebagian besar warga Muhammadiyah maka sudah sepatutnya kita juga bersikap terhadap partai bocah ini.

Berdasarkan hasil musyawarah dan masukan dari para netizen maka dengan ini kami keluarkan “Fatwa Haram” memilih PSI kepada seluruh warga Muhammadiyah dan follower FP Sang Pencerah sebagai bentuk perlawanan terhadap partai yg secara terang terangan menyerang keluarga besar Muhammadiyah.

Dan kami menyeru kepada kader kader muda Muhammadiyah yang masih bercokol di PSI agar segera kalian bertobat kembali ke jalan yang benar jangan menjadi golongan orang yg durhaka terhadap orang tua kita

Sumber : Sangpencerah

Rasis, Rabbi Yahudi Israel Sebut Orang Afro-Amerika “Monyet”

Rasis, Rabbi Yahudi Israel Sebut Orang Afro-Amerika “Monyet”

10Berita, ISRAEL—Pemuka Rabbi Yahudi Israel Yitzhak Yosef, menggambarkan bahwa orang kulit hitam keturunan Afrika atau Afro Afrika, sebagai “monyet”. Pernyataan Yosef tersebut dikemukakannya dalam sebuah sesi pelajaran keagamaan mingguan.

Yosef membuat pernyataan itu saat dirinya mengutip cerita hipotetis tentang bagaiman menghadapi orang kulit hitam di AS.

Yosef merujuk pada orang kulit hitam dengan menggunakan kata Ibrani yakni “kushi”, mengacu pada orang berkulit gelap yang biasanya merupakan keturunan Afrika, dan menyebut orang kulit hitam sebagai “monyet”.

“Kami tidak akan mendoakan keberkahan untuk setiap negro,” ujar Yosef sambil menjelaskan bahwa pujian dan berkat hanya diberikan untuk “negro” yang ayah dan ibunya berkulit putih.

Yosef, rabbi kepala yang diakui secara konstitusional, tidak asing dengan komentar-komentar panas dan kontroversial. Sebelumnya Yosef memfatwakan “aturan keagamaan” yang mendorong siapapun untuk membunuh warga Palestina dengan pisau.

Meskipun hasutan kekerasan Yosef terhadap orang Palestina mungkin telah dilupakan untuk sementara waktu, sebutan monyet untuk Afro-Amerika telah menarik perdebatan masyarakat luas.

Sumber: Middle East Monitor,  Islampos.

OTORITER, Berdalih Hapus Informasi Hoax, Mesir Bungkam Jurnalis Jelang Pemilu

OTORITER, Berdalih Hapus Informasi Hoax, Mesir Bungkam Jurnalis Jelang Pemilu


10Berita, Ketika pemilihan presiden Mesir, yang akan diadakan antara 26-28 Maret, Mesir memfokuskan ancaman ke outlet berita dan wartawan yang dituduh menyebarkan kebohongan. Termasuk beberapa media asing, seperti BCC, dan bahkan seorang komentator pro-pemerintah, juga terkena imbasnya.

Jaksa penuntut umum Mesir menyerukan tindakan hukum atas penyebar dan pembuat berita hoax dan mengatakan “kekuatan jahat” meruntuhkan negara Mesir.

Jaksa penuntut umum bahkan mengumumkan hotline telepon bagi warga untuk melaporkan “berita yang mengandalkan kebohongan dan desas-desus”.

Menanggapi hal tersebut, seorang pengacara AFTE yang bekerjasama dengan wartawan mengatakan, “Negara sekarang menggunakan istilah hoax (berita palsu) untuk menyerang wartawan – siapa pun yang menerbitkan informasi yang tidak mereka inginkan,” uangkapnya.

Film Dokumenter Dianggap Hoax

Pengacara Mostafa al-Asar mengatakan dia baru saja mulai mengerjakan sebuah film dokumenter, mengkritik Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi ketika polisi menangkapnya pada tanggal 4 Februari, dan menuduhnya mempublikasikan “berita palsu”.

Wartawan itu ditangkap sebelum dia memulai syuting, kata pengacaranya. Pemerintah tidak menanggapi permintaan untuk komentar.

Menurut pengacaranya, pembuat film dokumenter Asar sedang menyiapkan wawancara untuk sebuah film dokumenter tentang pendukung Sisi yang membelot. Ketika itu dia ditangkap dalam perjalanannya untuk bekerja.

“(Asar) sedang berbicara dengan seorang tamu untuk mengoordinasikan wawancara dan panggilan itu direkam dan dipantau,” kata Halim Hanish, pengacaranya.

Jurnalis lain, Hassan al-Banna, ditangkap bersamanya saat mereka naik bus bersama-sama. “Hanya karena kebetulan dia bersama Asar,” kata Hanish.

Keduanya sekarang bisa menghadapi penjara setelah dituduh mempublikasikan berita palsu dan bergabung dengan organisasi terlarang, biasanya merujuk pada Ikhwanul Muslimin yang dilarang, kata Serag.

Tuduhan Pemerintah: Media Tidak Profesional

Pihak berwenang mengatakan membatasi berita fiktif diperlukan untuk keamanan nasional. Mereka secara teratur menuduh outlet kurangnya profesionalisme dalam meliput Mesir dan mendesak wartawan untuk hanya menggunakan outlet resmi sebagai sumber.

Pada 1 Maret, As-Sisi mengatakan bahwa siapa pun yang menghina tentara atau polisi – dan dengan ekstensi dirinya sebagai panglima tertinggi – maka akan dianggap bersalah karena berkhianat.

Kata-katanya mendorong legislator untuk mempertimbangkan undang-undang baru yang akan memenjarakan pelanggar seperti itu hingga tiga tahun, menurut media pro-pemerintah.

Laporan BBC

Perdebatan tentang standar media memanas bulan lalu ketika BBC merilis laporan tentang hak asasi manusia yang merinci dugaan pembunuhan paksa seorang wanita Mesir yang kemudian muncul di sebuah acara bincang-bincang pro-pemerintah untuk membantah klaim tersebut.

Pusat pers pemerintah Mesir mengatakan laporan BBC “sangat penuh kebohongan” dan mendesak para pejabat untuk memboikot penyiar publik Inggris tersebut.

BBC mengatakan bahwa pihaknya menurunkan berita tersebut dengan penuh profesionalisme dan integritas. Pengadilan Kairo telah mengatakan bahwa pada bulan April akan mendengar sebuah kasus yang diajukan oleh seorang pengacara atas laporan itu, menyerukan penutupan kantor BBC di Kairo.

Sumber: seraamedia, Dakwah Media 

Capres 2019 Banyak Stok, Ustaz Tengku Seru Umat Islam Besarkan Nama-nama Ini

Capres 2019 Banyak Stok, Ustaz Tengku Seru Umat Islam Besarkan Nama-nama Ini


10Berita, JAKARTA  Banyak tokoh muslim Indonesia yang nampaknya layak menjadi salah satu kandidat calon Presiden di 2019. Mulai dari Tuan Guru Bajang (TGB) M. Zainul Majdi, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, Aher Heryawan, hingga Ketum PBB, Yusril Ihza Mahendra.

Dari nama-nama tersebut misalnya TGB, disebut oleh ustaz Tengku Zulkarnain akan mampu menjadi presiden terbaik. Hal ini misalkan saja dilihat olehnya karena TGB memimpin NTB dengan prestasi yang gemilang.

“Kalau jadi Gubernur 10 tahun mampu menjadi Gubernur Terbaik se-Indonesia, In Sya Allah akan menjadi Presiden terbaik Pula. Dan, pastinya lebih baik dari Presiden yang hanya berpengalaman jadi Gubernur kurang dari 3 tahun. Bagaimana Natizen? Are You Okay #tgbcanbepresident,” katanya, saat mengomentari kala Tuan Guru Bajang (TGB) M. Zainul Majdi meraih Leadership Award sebagai Gubernur Terbaik dalam kepemimpinan birokrasi dan sosial [dalam bentuk gambar], Kamis (22/3/2018), melalui akun Twitter pribadi miliknya.


Selain TGB, umat Islam menurutnya juga punya stok satu lagi hafizh Qur'an yang hebat. “Jika jadi Gubernur 10 tahun bisa jadi yang terbaik. Jadi Presiden In Sya Allah akan lebih hebat dari yang pengalaman Gubernur kurang dari 3 tahun Itu. Siapa bilang tidak ada yang lebih hebat dari si dia?” tambahnya, saat mengomentari judul di salah satu media: ‘Rahasia Gubernur Jabar Bisa Dua Kali Raih Penghargaan Pemprov Terbaik’.”

Ia pun menghimbau ke umat Islam untuk bersama-sama ikut membesarkan nama-nama calon tersebut, pun berikut dengan partainya. “Ayo umat Islam besarkan Gerindra PAN, PKS, PBB. Menu pasangan Capres/Cawapres yang terbaik dari umat Islam.  Prabowo-TGB, Prabowo-Aher, Prabowo-Zulkifli Hasan, Prabowo-YIM.

Atau pokoknya salah satunya jadi Presiden baru 2019. Dengan musyawarah berkah. Demokrat Gabung, AHY Menteri.” (Robi/)

Sumber : voa-islam.com