OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 13 April 2018

Kasus Novel, Busyro Muqoddas: Sikap Presiden Sangat Lemah dan Lepas Tanggung Jawab

Kasus Novel, Busyro Muqoddas: Sikap Presiden Sangat Lemah dan Lepas Tanggung Jawab

10Berita, JAKARTA – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sekarang menjadi Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas menyesalkan sikap Presiden Joko Widodo yang belum juga membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) terkait kasus penyerangan Novel Baswedan.

Menurutnya, Jokowi sudah lepas tangan atas teror yang menimpa penyidik KPK itu.

“Sikap Presiden yang sangat lemah dan sudah lepas tanggung jawab, dan maaf ya, ini cacat sebagai Presiden. Dia Panglima tertinggi Polri masalahnya,” ujar Busyro di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (12/4/2018)/ sebagaimana dilansir Sang Pencerah.

Busyro menekankan, penyerangan terhadap Novel bukan lah tanggung jawab Polri semata. Namun, kasus tersebut sudah menjadi tanggung jawab pemerintah. Ia menyesalkan setelah genap setahun, pelaku penyerangan belum juga terungkap dan Presiden terus bergeming untuk membentuk TGPF.

“Ini sebenarnya memalukan bangsa, memalukan negara, karena kasus yang sesederhana itu kemudian sudah satu tahun tidak ada indikasi kesungguhan dari pemerintah,” tandas Busyro.

Penyerangan terhadap Novel, lanjutnya, bukan lah sebuah teror kepada individu semata. Namun, penyerangan itu merupakan teror terhadap agenda pemberantasan korupsi.

Ia juga mengkhwatirkan, sikap presiden bisa memicu kejadian yang serupa terhadap mereka yang melakukan pemberantasan korupsi.

“Sikap (Presiden) yang seperti ini dikhawatirkan sekali akan menjadi stimulus bagi kerja pelaku kejahatan terhadap kekuatan-kekuatan yang concern memberantas korupsi itu,” pungkas Busyro.

(ameera/)

Sumber :arrahmah.com

Pilkada 2018, Komisi III Ingatkan Netralitas Polisi, Jaksa, dan Hakim

Pilkada 2018, Komisi III Ingatkan Netralitas Polisi, Jaksa, dan Hakim

rifa'i fadhly/hidayatullah.com

Pilkada DKI Jakarta, Rabu (15/02/2017).

10Berita – Pilkada Serentak yang akan digelar di 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota pada 27 Juni 2018 mendatang, menjadi salah satu persoalan yang dibahas pada Kunjungan Kerja Komisi III DPR RI ke Provinsi Sumatera Utara.

Kesuksesan perhelatan pesta demokrasi ini tentunya tidak lepas dari peran serta Polri, Kejaksaan Agung, dan Mahkamah Agung yang merupakan mitra kerja Komisi III DPR RI.

“Kunjungan Kerja ke Sumatera Utara ini didasari pada hal-hal yang berkaitan dengan laporan dan keluhan tentang netralitas aparat dalam Pilkada Serentak, ada kekhawatiran kecenderungan aparat Polri yang berpihak pada satu pasangan Pilkada tertentu,” ujar Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Mulfachri Harahap, saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Komisi III DPR RI ke Mapolda Sumatera Utara, kemarin lansir Parlementaria, Jumat (13/04/2018).


Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengimbau seluruh aparat, tidak hanya polisi, termasuk jaksa dan hakim, untuk bersikap netral.

Ia mengatakan, netralitas ini penting, supaya Pilkada Serentak ini bisa berlangsung sesuai dengan asasnya. Sehingga dapat terus menjamin upaya-upaya seluruh pihak dalam membangun demokrasi Indonesia yang lebih baik ke depan.

“Permasalahan Pilkada Serentak setiap daerah sebenarnya tidak akan jauh berbeda. Misalnya soal netralitas aparatur negara, efektivitas penegakan hukum, penyelesaian sengketa pilkada, pelanggaran kampanye seperti politik uang, isu SARA, hoax, dan kampanye hitam. Semua persoalan ini perlu segera diantisipasi dan dicari resep penyelesaiannya,” imbuh Mulfachri.


Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan, Pilkada Serentak ini akan menjadi perhatian nasional.

“Semua aparat harus tidak berpihak terhadap salah satu calon mana pun, ini menjadi early warning dari Komisi III kepada semua pihak seperti KPU, Kejaksaan, dan Kepolisian, untuk terus berupaya mengantarkan Pilkada yang jujur bersih dan adil,” ujar Aboe Bakar.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini memberikan apresiasi kepada Polri, terhadap sosialisasi netralitas Polri yang telah dilakukan. Hal itu menurutnya tercermin dengan adanya Pedoman Netralitas Polri dalam Pilkada 2018, yang telah diatur oleh Kadiv Propam Polri.

“Pedoman netralitas ini telah disosialisasikan dengan baik, dan lebih penting dari itu, harus dilaksanakan dengan konsekuen,” imbuhnya.*

Sumber : Hidayatullah.com

Penyebab RONTOKNYA Elektabilitas Jokowi, Pencitraan yang Gagal Atau Kaos #2019GantiPresiden?

Penyebab RONTOKNYA Elektabilitas Jokowi, Pencitraan yang Gagal Atau Kaos #2019GantiPresiden?

10Berita,  Langkah DR. Mardani Ali Sera, salah satu tokoh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengadopsi isu dan tagar kekinian yang beredar di lini masa media sosial, harus diakui memang sungguh cerdas.

Tagar #2019GantiPresiden yang diejawantahkan dalam rupa kaos dan merchandise bertulis #2019GantiPresiden sangat efektif dalam meraih respon publik. Bahkan, tak tamggung-tanggung, respon langsung pun diberikan oleh Joko Widodo, Sang Petahana.

Dalam pertemuan dengan para relawannya, Joko Widodo dengan emosi menanggapi, “masa mengganti Presiden pakai kaos?”.

Keesokan harinya, komentar tersebut langsung ditanggapi oleh pihak yang anti-Joko Widodo, bahwa banyak yang berhasil menjadi Presiden saat kampanye dengan idiom baju/kaos, termasuk Jokowi yang di tahun 2014 memakai kemeja kotak-kotak.

Kaos #2019GantiPresiden sebagai gimmickkampanye sangat jenius, karena rakyat dengan segala yang dihadapi terkait kesulitan ekonomi memperoleh cara untuk menumpahkan kejengkelan mereka dengan membeli kaos tersebut.

Terhitung, Neno Warisman bersama kelompok ibu-ibu Gerakan 212 turut getol kampanye #2019GantiPresiden. Semacam kampanye negatif, tapi berhasil mendegradasi popularitas dan elektabilitas Joko Widodo.

Kampanye ini berdampak pada beberapa hasil survei yang menunjukkan semakin besarnya porsi rakyat yang menginginkan Presiden Baru (di atas 50%).

Joko Widodo Men-downgrade Diri Sendiri

Joko Widodo, khususnya di tahun 2018 sering lepas dari citra diri yang dulu kerap dimainkan sebelumnya: lugu, sabar (dengan ungkapan ‘aku rapopo’), tulus, dan sangat populis.

Kini Jokowi muncul dengan dengan citra motor Chopper, marah-marah, bagi-bagi sembako, sertifikat, dan komunikasi dengan nada arogan. Hal ini seperti ingin menunjukan pada rakyat bahwa dulu keluguan wajah Joko Widodo adalah pencitraan belaka.

Setelah berkuasa ia menjadi pede (percaya diri), dan terkesan mudah emosi, misalnya ketika merespon pidato Prabowo Subianto yang menyatakan bahwa Indonesia tahun 2030 akan bubar. Joko Widodo menyatakan, “Pemimpin itu harus optimis dong, jangan pesimis!”, ucap Jokowi dengan nada tinggi.

Terlihat, dia menanggapi segala sesuatu dengan sangat reaktif. Seolah Prabowo menuding, di bawah kepemimpinan Jokowi Indonesia mengalami degradasi.

Terkesan pula, secara intelektual menjadi masalah, karena seruan Prabowo Subianto (PS) sebagai “wake-up call” (istilah Kapolri Tito Karnavian), yang tidak perlu ditanggapi serius, apalagi oleh seorang Presiden.

Citra Petahana Berbasis Kinerja

Joko Widodo lupa bahwa rakyat sudah merasakan kinerjanya 3,5 tahun ini, dan banyak janjinya yang tidak terpenuhi, termasuk Nawacita yang sangat populer.

Pemerintahan Joko Widodo dianggap sangat neolib dengan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan, sehingga utang negara bertambah 15% setiap tahun semenjak menjadi Presiden.

Ekonomi melambat, hanya tumbuh 5% per tahun, perdagangan defisit, rupiah melemah, dan APBN defisit karena pajak tidak pernah mencapai targetnya semenjak tahun 2014.

Akibatnya, utang membengkak, harga kebutuhan sehari-hari (sembako) mahal ekses Dollar Amerika Serikat (USD) yang mencapai Rp 13.700-an pada dua bulan terakhir, padahal dalam APBN diperhitungkan USD 1 hanya Rp 13.400.

Hal ini diperburuk dengan meningkatnya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) karena harga minyak dunia jauh dari asumsi APBN yang hanya USD 48 per barrel, padahal harga sekarang adalah USD 67 per barrel. Tekanan likuiditas APBN sangat mendegradasi posisi elektabilitas Joko Widodo.

Sayangnya, Joko Widodo tetap melakukan pencitraan dengan naik motor Chopper, seolah ingin membujuk segmen milenial bahwa dengan begitu ia terkesan macho dan gaul setelah pamor sebagai vlogger yang aktif.

Namun, dia lupa bahwa petahana tidak lagi bisa hanya mengandalkan pencitraan, karena publik pasti sudah merasakan kinerjanya selama 3,5 tahun ini sebagai Presiden Republik Indonesia.

Pencitraan yang artifisial (palsu) dan bersifat bayangan, sementara Petahana adalah realita. Kinerja yang mengandalkan pembangunan infrastruktur, sementara rakyat akan merasakan dampaknya 4-5 tahun ke depan.

Sementara, rakyat dihadapkan persoalan sehari-hari yang riil, apalagi subsidi untuk rakyat; sembako, BBM, energi, dan jaring pengaman sosial dihapus, dan rakyat mengetahui itu digunakan untuk infrastruktur.

Di sisi lain utang negara sudah mencapai Rp 5.200 triliun bahkan Indef (Institute for Development of Economics and Finance) meyakini seharusnya mencapai Rp 7.000-an triliun, karena utang BUMN dan sektor publik tidak termasuk pemantauan Bank Indonesia.

Pencitraan itu hanya salah satu cara berkampanye, tapi bagi Petahana kampanye terbaik adalah berbasis kinerja.

Pertanyaannya, selain infrastruktur nyaris sulit kita mencari prestasi pemerintahan Joko Widodo. Infrastruktur juga dipaksakan nilainya (19,5% anggaran APBN 2018) dan cenderung kejar tayang sehingga bermasalah.

Sesuai pengakuan Direktur Utama Waskita Karya, M. Choliq bahwa kinerja terlalu dipacu, sehingga abai terhadap keamanan proyek.

Bagi petahana sewajarnya elektabilitas di atas 50%, karena sampai saat ini belum ada calon Presiden yang menandingi.  

Joko Widodo men-downgrade diri sendiri dengan berbagai pencitraan dan perilaku orang-orang sekitarnya yang over acting dan “menjilat”. Akibat ulah segelintir pembisiknya, Jokowi menjadi terlalu percaya diri dan cenderung melakukan pencitraan yang tidak efektif.

Jokowi tidak siap untuk melihat fakta elektabilitaanya melorot. Jokowi terlihat emosional dan panik ketika kampanye kaos “#Ganti Presiden 2019” direspon publik dengan gegap gempita.

Citra rendah hati, lugu, sabar, dan sangat populis berubah dengan kesan arogan dan kurang elegan. Hal ini diperburuk dengan mangkir dari janji-janji alias tidak amanah, dengan janji tidak berutang, tidak impor pangan, ekonomi meroket, menciptakan 10 juta tenaga kerja yang dituntut rakyat perwujudannya.

Rakyat kemudian mendapat teladan dari seorang Anies Baswedan yang amanah dengan janjinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebut saja, janji tentang pencabutan Raperda reklamasi, penutupan Alexis, rumah DP 0% yang sulit secara normatif diwujudkan, ternyata terealisasi.

Kampanye Negatif

Kaos dan tagar #Ganti Presiden 2019 adalah bentuk kampanye negatif, sebagai antitesa #Jokowi2Periode, tapi sah secara hukum. Dalam kampanye negatif unsurnya subjektif, tapi berbasis fakta.

Gagasan rakyat yang diadopsi dan diendorse oleh seorang Madani Ali Sera tak akan berhasil jika rakyat mencintai Joko Widodo.

Celakanya, hal ini ditanggapi oleh pendukung Joko Widodo secara negatif sehingga terjadi eskalasi emosi rakyat. Persis kejadiannya dengan Ahok, walau respon Joko Widodo tidak searogan Ahok.

Menilik pidato Joko Widodo yang emosional menanggapi Indonesia bubar tahun 2030, akan sangat berbahaya jika pidato reaktif dan emosional tersebut terlalu sering dilakukan, karena akan men-downgrade diri Jokowi sendiri.

PS akan menang jika head to head dengan Joko Widodo, bukan karena citra, kapasitas dan kapabilitasnya tapi karena kesalahan yang dilakukan Joko Widodo sendiri. Mirip yang terjadi dengan Ahok versus Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Anies menang karena kelakuan Ahok sendiri.

Sikap PDI Perjuangan dan partai politik pendukung Joko Widodo yang cenderung berbenturan dengan Islam, tidak akan cukup diperbaiki dengan intensitas Joko Widodo menggunakan KH. Ma’ruf Amin (Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia) sebagai operator dan kadang-kala juru bicara, karena rakyat Islam sudah terbuka matanya dengan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pendekatan pada umat Islam tidak lagi hanya bisa dengan Bank Wakaf atau bentuk materi di saat Pemilu, tapi dari kebijakan pemerintah yang berpihak kepada Islam.

Peraturan Presiden terhadap pekerja asing dan longgarnya Joko Widodo terhadap investasi asing khususnya Cina berekses bahwa yang bersangkutan adalah boneka. Kelonggaran terhadap impor produk-produk pertanian dan sering dilakukan di saat petani panen, dan ini sungguh menyakitkan.

Padahal rakyat Indonesia lebih 50% hidup dan tergantung dari pertanian dan kelautan.

Kampanye negatif akan selalu terjadi adalah bentuk respon masyarakat terhadap situasi, dan saat ini belum dominan dilakukan oleh lawan-lawan politiknya, baru sebatas respon emosional yang memperoleh feedback dari masyarakat.

Kubu Joko Widodo seharusnya merapatkan barisan untuk mengatur strategi komunikasi politik yang efektif, bukan sekadar menjawab opini dengan debat kusir nyinyir yang justru men-downgrade posisi elektabilitas Joko Widodo.

Joko Widodo Mulai Ditinggalkan Pendukungnya

Kalau mau jujur Joko Widodo diakui tidak dapat “merawat pendukungnya”, jika tidak dikatakan balas budi pada relawannya secara objektif. Sebagian relawan diakomodasi menempati posisi Komisaris dan kelembagaan tapi abai untuk sebagian lainnya.

Celakanya, relawan yang tulus dan membantu secara ideologi dan kecewa dengan mazhab yang jauh dari Nawacita diabaikan, sehingga Joko Widodo kehilangan kekuatannya. Harus jujur diakui, salah satu kekuatan Jokowi untuk menang di Pilpres 2014 adalah pasukan media sosial yang berjibaku habis-habisan.

Saat ini, Jokowi justru kedodoran di media sosial. Hal ini menjadi langkah awal kekalahannya dalam sektor public opini, karena Jokowi cenderung memperoleh sentimen negatif.

Segmen lainnya adalah media massa, kita paham di 2014 Joko Widodo adalah ‘media darling’ berbagai media online. Kini, bisa dilihat, Jokowi sudah banyak ditinggalkan.

Di media mainstream masih aman karena pemiliknya (konglomerat) masih belum menentukan pilihan. Namun jika publik opini dan elektabilitasnya rontok, media mainstream akan berbalik pro pada arus besar publik opini.

Selanjutnya adalah segmen aktivis Pro Demokrasi, walau sedikit secara jumlah (kuantitas) tapi mereka adalah pengunggah aktif sehingga menentukan dalam pembentukan publik opini.

Demonstrasi di depan Istana dari puluhan aktivis senior, menjadi viral atas tema “taubat nasuha-nya”, dan sangat berpengaruh pada mahasiswa dan aktivis lainnya. Segmen Islam, walau secara kelembagaan (Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah) bisa didekati, tapi dalam pilihan Presiden mereka sangat rasional.

Ingat Pilpres 2014 antara PS dan Joko Widodo beda suara sangat tipis, andai netral dan objektif sulit bagi KPU (Komisi Pemilihan Umum) untuk menentukan siapa pemenangnya saat itu.

Dengan kinerja pas-pasan dan buruknya kondisi ekonomi tentu tidak sulit bagi PS untuk memenangkan Pilpres 2019. Hanya saja memang harus mengidentifikasi masalah dan menyusun strategi, dan jangan terbatas hanya pada kelompok segmen Islam tertentu. Segmen Islam yang mencapai 90% dari 196 juta DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan tersebar di 780.000 TPS (Tempat Pemilihan Suara) meningkat karena Pileg dan Pilpres 2019 dilakukan serentak.

Faktor penentu selain Islam, adalah siapa pun yang mampu menggaet generasi milenial (usia 16–34 tahun) yang mencapai 86 juta orang.

Kampanye dengan motor Chopper, jaket denim, dan tampilan macho adalah asosiasi dari jiwa muda Joko Widodo. Sayangnya, secara tampilan terkesan “salah kostum”, dan memaksakan citra tersebut yang justru menjadi bumerang pada dirinya.

Pilpres 2019 kurang satu tahun lagi, dan Agustus 2018 sudah mulai pendaftaran, kemudian September 2018 s/d April 2019 adalah masa kampanye dan politik pasti eskalatif setelah lebaran tahun ini. Kita berharap terpilih presiden yang mampu membawa Indonesia keluar dari krisis multi-dimensi dan kembali pada UUD 1945 yang asli, di mana ekonomi yang berkeadilan sosial menjadi roh ekonomi nasional.

Sumber :Portal Islam 

Ini Hasil Poling VIVA #Jokowi2Periode Vs #2019GantiPresiden

Ini Hasil Poling VIVA #Jokowi2Periode Vs #2019GantiPresiden

10Berita Redaksi VIVA menggelar sebuah poling jajak pendapat lagi. Kali ini mengangkat tema ‘perang’ dua hastag menjelang Pemilihan Presiden RI 2019, yaitu #Jokowi2Periode Vs #2019GantiPresiden.

Adapun pertanyaan yang diajukan pada jajak pendapat kali ini adalah “Mana yang Anda pilih di antara kedua Hastag di bawah ini?”, menampilkan dua hastag terhits di media sosial, yakni #Jokowi2Periode dan #2019GantiPresiden.

Poling yang telah dibuka sejak 24 jam lalu dan ditutup Jumat sore, 13 April 2018, telah diikuti 35.607 suara. Dengan hasil sebagai berikut:

Hastag #Jokowi2Periode mendapatkan 25 persen suara dan #2019GantiPresiden meraih 75 persen suara.

Selama jajak pendapat digelar, setidaknya poling telah di-retweet sebanyak 2.742 dan disukai 2.000 akun Twitter.

Sebelumnya redaksi News VIVA menggelar jajak pendapat tentang Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2018. Poling yang digelar selama 24 jam di akun Twitter @VIVA.co.id, Kamis, 11 April 2018, VIVA memberikan pertanyaan, sebagai berikut: “Akankah terulang Pilpres 2014, Jokowi Vs Prabowo. Bagaimana jika Pilpres digelar saat ini, siapa yang Anda pilih?”

Diberikan dua opsi jawaban, A. Joko Widodo dan B. Prabowo Subianto. Hasilnya, ada sebanyak 31,609 pengguna Twitter ikut dalam jajak pendapat ini. Diretweet 2.526 kali dan disukai 1.835 pengguna Twitter.

Dari poling ini, hasilnya mengatakan bahwa sebanyak 71 persen peserta yang memilih Prabowo Subianto dan sebanyak 29 persen yang memilih Joko Widodo.

Sumber : Ngelmu.co

Warga Palestina Berencana Bakar Masal Bendera Israel saat Demo Pekan ke-3 di Perbatasan Gaza

Warga Palestina Berencana Bakar Masal Bendera Israel saat Demo Pekan ke-3 di Perbatasan Gaza



10Berita, JALUR GAZA, PALESTINA  - Tagar #KibarkanBendera, mengacu pada bendera Palestina, dan #BakarBendera, mengacu pada bendera Zionis Israel, telah lazim dalam beberapa hari terakhir di antara media sosial Palestina ketika mereka berniat untuk melakukan protes hari Jum'at (13/4/2018) di dekat pagar perbatasan Gaza.

Pembakaran massal bendera Israel direncanakan untuk hari Jum'at ketika "The Great March of Return" memasuki akhir pekan ketiga. Salah satu demonstrasi tersebut telah diamati oleh tentara IDF yang mengikuti perkembangan di Jalur Gaza pada hari Kamis.

Ahmed Abu Ratima, seorang juru bicara untuk "Great March of Return," yang dimulai pada 30 Maret dan akan mencapai puncaknya pada 15 Mei, mengatakan publik Palestina di Jalur Gaza sedang mempersiapkan untuk protes ketiga, berjudul, "Mengibarkan bendera Palestina dan membakar bendera pendudukan."

"Selama prosesi, akan ada kehadiran besar media lokal dan internasional yang telah menempatkan prosesi tersebut untuk perdamaian Jalur Gaza di puncak prioritas mereka," kata Abu Ratima, menyeru masyarakat, bahkan melalui media yang berafiliasi dengan Hamas, untuk mempertahankan pawai non-kekerasan, dan tidak mengalihkan dari jalur yang mereka tuju.

"Prosesi akan berlanjut sampai tujuan tercapai - hak kembali di bawah Resolusi PBB 194 dan pecahnya pengepungan Israel di Jalur Gaza," katanya kepada harian Hamas Al-Risala.

Penyelenggara mengatakan bahwa ketika mereka melihat protes menikmati kesuksesan besar-besaran di arena internasional dan akan mencapai puncaknya pada 15 Mei, belum ada keputusan untuk mengakhiri demonstrasi pada tanggal tersebut.

"Prosesi telah mencapai banyak tujuan dan telah menjadi sakit kepala yang serius di antara para pemimpin Israel," tambah Abu Ratima.

"Para pemimpin pendudukan hidup dalam histeria ketika kejahatan penembak jitu mereka terhadap demonstran Palestina terungkap, dan ketika warga Palestina tewas dengan amunisi tajam atau [gas air mata]."

Pasukan IDF sendiri sedang mempersiapkan untuk menghadapi protes pada hari Jum'at, laporan mengatakan. (st/JP) 

Sumber :Voa-islam.com 

Isra’ Mi’raj Disebut Tak Logis, Begini 3 Penjelasan Telak Ustadz Abdul Somad

Isra’ Mi’raj Disebut Tak Logis, Begini 3 Penjelasan Telak Ustadz Abdul Somad


10Berita, Ustadz Abdul Somad Lc MA menyampaikan tiga argumen telak untuk membungkam mereka yang masih tidak mempercayai Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Menurut mereka, Isra’ Mi’raj tidak logis sehingga sukar dipercaya.

Celakanya, semua yang tak percaya Isra’ Mi’raj hidupnya menderita di dunia dan akhirat.

Kisah Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam

Argumen pertama yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Somad adalah kisah Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam dan Ratu Bilqis di Negeri Saba’. Disebutkan di dalam Al-Qur’an, Ratu Bilqis akan mendatangi kerajaan Nabi Sulaiman.

Guna menunjukkan kekuasaannya atas izin Allah, Nabi Sulaiman ingin memberikan kejutan dengan menghadirkan singgasana Ratu Bilqis di Kerajaan Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman mengadakan sayembara. Jin Ifrit mengajukan diri. Ia menyatakan bisa memindah singgasana Bilqis sebelum Nabi Sulaiman duduk dari berdirinya.

Lantaran tak puas, nabi Sulaiman kembali bertanya kepada kaumnya. Hingga ada satu orang shalih yang mampu menghadirkan singgasana Bilqis dalam sekejap mata. Laki-laki itu bernama Asif bin Balkhiyah.

Asif yang manusia biasa bisa memindahkan singgasana Bilqis dari Yaman menuju Palestina dalam sekejap mata. Dan itu terjadi jauh sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam melakukan Isra’ Mi’raj atas izin Allah Ta’ala.

Nyamuk Jakarta ke Pekanbaru

Saat melakukan perjalanan dari Jakarta ke Pekanbaru, Ustadz Abdul Somad duduk di bangku pesawat yang dekat dengan jendela. Di jendela pesawat, Ustadz Abdul Somad melihat seekor nyamuk. Nyamuk itu diam di jendela bagian dalam hingga sampai di Pekanbaru.

Ustadz Somad menjelaskan, jika nyamuk Jakarta bertemu dengan nyamuk Pekanbaru akan terjadi dialog antara keduanya.

“Kamu dari mana?”

“Dari Jakarta”

“Berangkat jam berapa?”

“Jam 6.00”

“Sampai sini jam berapa?”

“Jam 7.30.”

Jika menggunakan sudut pandang nyamuk, perjalanan nyamuk Jakarta ke Pekanbaru sangatlah mustahil. Namun hal itu masuk akal bagi umat manusia karena mengetahui proses kejadian yang sangatlah logis.

Ustadz Somad menjelaskan, Nabi melakukan Isra’ Mi’raj bukan berjalan sendiri, tetapi diperjalankan oleh Allah dengan kendaraan bernama Buraq. Mudah bagi Allah untuk mentaqdirkan apa pun sesuai Kehendak dan Ilmu-Nya.

Kecepatan Cahaya

Penjelasan ketiga yang digunakan oleh Ustadz Somad untuk membantah kaum yang tak percaya dengan Isra’ Mi’raj karena dinilai tidak logis adalah konsep kecepatan cahaya.

Sebagaimana diketahui, cahaya memiliki kecepatan sekitar 3.000.000.000 meter per detik. Nabi Muhamamad menaiki Buraq yang bermakna kilat (cahaya). Ditemani oleh Malaikat Jibril yang terbuat dari cahaya. Dan Nabi Muhammad berkali-kali berdoa agar memiliki cahaya di bagian kanan-kiri-depan-belakang-atas-bawah.

Di akhir doa tersebut, Nabi berdoa, “Dan jadikanlah aku cahaya.”

Doa itu dikabulkan oleh Allah, kata Ustadz Somad, sehingga tiga cahaya melakukan perjalanan di malam hari sehingga bisa menempuh Makkah ke Palestina dan naik ke Sidratul Muntaha hanya dalam waktu sepertiga malam, dimana Makkah ke Palestina saja saat itu membutuhkan waktu sekitar satu bulan dengan menggunakan onta.

Rahasia Kalimat Tasbih dalam Ayat Isra’ Mi’raj

Ketika menerangkan Isra’ Mi’raj, Allah menggunakan kalimat tasbih ‘Subhanalladzi’ (Maha Suci Dia). Menurut Ustadz Somad, hal ini untuk menunjukkan kelemahan manusia.

Manusia lemah dalam memahami kronologis Isra’ Mi’raj sehingga ia harus mengucapkan kalimat tasbih untuk memuji Allah Yang Mahasuci dan Mahakuasa.

“Isra’ Mi’raj menunjukkan bahwa manusia lemah. Makanya kalimat pertama dalam ayat Isra’ Mi’raj berbunyi Subhana.” kata Ustadz Somad.

Hukum Ingkari Isra’ Mi’raj

Banyaknya oknum yang tidak percaya kepada Isra’ Mi’raj karena menganggap tidak logis merupakan perbuatan berbahaya yang bisa mengeluarkan seseorang dari keimanan. Isra’ Mi’raj merupakan bagian dari keimanan yang jika diingkari akan menjadikan seseorang kafir.

“Siapa tidak percaya Isra’ dan Mi’raj, maka dia kafir.” tegas Ustadz Somad.

Umat Islam harus menerima hukum Al-Qur’an seluruhnya. Jangan menerima sebagian dan menolak sebagian lainnya hanya karena alasan tidak logis atau menuruti hawa nafsu lainnya.

Para Penolak Isra’ Mi’raj

Mereka yang menolak Isra’ Mi’raj dari umat-umat terdahulu berakhir dalam kenestapaan dan kenistaan di dalam hidupnya. Mereka dihinakan di dunia dan akhirat.

Seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan lainnya yang menganggap Nabi sebagai pembohong, tukang sihir, pendongeng kisah nenek moyang, gila karena mengaku melakukan Isra’ Mi’raj.

Sumber: tarbawia

Mahfud MD Soal Polemik dengan Yusril, “Kami Sahabat, Tak Ada yang Bisa Adu Domba Kami”

Mahfud MD Soal Polemik dengan Yusril, “Kami Sahabat, Tak Ada yang Bisa Adu Domba Kami”


Tersenggol Yusril soal SBY, Mahfud MD Ungkap Sejarah Lahirnya Pilkada Langsung

10Berita, Yusril Ihza Mahendra dan Mahfud MD akhirnya menyudahi perselisihan soal Perppu Pilkada Langsung yang sempat dikeluarkan di akhir masa pemerintahan SBY.

Mahfud mengaku sudah berkomunikasi dengan Yusril terkait perselisihannya itu.

“Perbedaan pendapat sy dgn Pak @Yusrilihza_Mhd sdh selesai. Masalahnya clear, ada media yg mengembangkan interpretasinya sendiri di luar yg dikatakan Pak Yusril,” ujar Mahfud lewat akun Twitternya, Jumat (13/4/2018).

Mahfud memafhumi perbedaan pendapat keduanya namun tidak ada yang patut diperselisihkan.

“Kami adl sahabat akademis yg sama2 pernah memimpin institusi/kementerian bdg hukum. Tak bisa ada yg mengadu domba antara kami, percayalah,” ujarnya.

Keakraban Yusril dan Mahfud tetap tak bisa melenyapkan perbedaan ketika berdiskusi dan berdebat di ruang publik.

“Di forum ekspressi publik saya sering berbeda dgn Pak @Yusrilihza_Mhd Tapi kalau bertemu langsung kami sangat akrab. Pak Yusril memanggil sy dgn al-mukarrom sedang sy memanggil Pak Yusril dgn al-ustadz,” kata Mahfud.

Sumber: pojoksatu

Masya Allah... Dulu Sarang Narkoba, Kini Kampung Ini Jadi Kampung Anies-Sandi

Masya Allah... Dulu Sarang Narkoba, Kini Kampung Ini Jadi Kampung Anies-Sandi


10Berita, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Basawedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno diabadikan menjadi nama sebuah perkampungan di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Warga RW 005 Tanjung Priok menamakan lingkungan perumahannya dengan nama " Kampung Anies-Sandi". Anies-Sandi merupakan singkatan "Asri-Nyaman-Indah-Elok-Santun dan Sejahtera-Adil-Nasionalis-Damai-Iman".

Ketua RT 005 Tanjung Priok Pudjiono mengatakan, kampung tersebut menjadi basis pendukung Anies-Sandiaga pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Awal mulanya memang tim suksesnya terbanyak di sini. Kemenenangan terbesarnya Anies-Sandi, ya, di sini. Jadi, hatinya masih Anies-Sandi," kata Pudjiono kepada Kompas.com, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (13/4/2018).

Kampung itu didominasi warna-warni cerah yang memanjakan mata.

Bukan hanya jalanan aspal yang dicat warna-warni, beberapa teras rumah warga juga dicat. Sementara langit-langit gang juga dihiasi ornamen-ornamen berwarna cerah.

Pernah jadi sarang narkoba

Pudjiono mengatakan, suasana warna-warni tersebut diciptakan untuk menghilangkan stigma negatif yang melekat di kampung berpenduduk 800 orang tersebut.

Kampung Anies-Sandi sebelumnya dinamakan Kampung Bahari dan dikenal sebagai salah satu sarang narkoba.

"Dulu orang mau masuk ke sini takut. Kami ingin biar orang masuk ke sini sudah berbeda (kesannya) dari yang dulu. Kami akan buat Kampung Bahari ini menjadi kampung yang aman, nyaman, dan ceria," katanya.


Lomba Lingkungan Bersih, Berseri, dan Partisipatif yang digelar Pemerintah Kota Jakarta Utara menjadi momen kebangkitan warga kampung tersebut.

Pudjiono mengatakan, lomba tahunan itu menjadi pemicu warga menyulap kampung yang dulunya gersang menjadi warna-warni.

"Kami dana swadaya semua warga, tidak ada bantuan pihak mana pun. Cat, pengerjaan, makan-makan, semuanya dari warga, sama sekali tidak ada sponsor," ujarnya.

Ia berharap, usaha yang telah dilakukan warganya bisa menjadikan kampung mereka menarik dikunjungi dan menghilangkan stigma negatif di sana.

"Jangan dianggap negatif terus. Sekarang Tanjung Priok bukan Tanjung Priok yang dulu, tetapi Tanjung Priok yang baru," ucap Pudjiono.

Sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/13/12484271/dulu-sarang-narkoba-kini-kampung-ini-jadi-kampung-anies-sandi

***

Selamat dan Berkah buat warga Jakarta..

Maju Kotanya, Bahagia Warganya

Sumber :Portal Islam 

Prediksi Rizal Ramli Soal Resesi Ekonomi Mulai terjadi

Prediksi Rizal Ramli Soal Resesi Ekonomi Mulai terjadi

10Berita – Perkiraan ekonom senior Rizal Ramli atau biasa disapa RR pada akhir tahun 2017 kemarin soal kekhawatiran akan resesi ekonomi nampaknya mulai terjadi.

Setidaknya hal itu tercermin dari survei Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia Kuartal IV 2017 yang diterbitkan Nielsen Indonesia di Jakarta pekan ini.

Dalam survei itu ditemukan bahwa kekhawatiran konsumen Indonesia terhadap kemungkinan resesi ekonomi mengalami peningkatan. Sebanyak 53% konsumen Indonesia berpendapat bahwa Indonesia akan mengalami resesi. Angka ini naik dari kuartal sebelumnya yang menunjukkan angka 47%.

Hal itulah yang memicu konsumen melakukan langkah penghematan serta cenderung menaruh dana cadangan untuk menabung atau berinvestasi di produk keuangan.

Sejumlah isu yang menjadi kekhawatiran terbesar masyarakat antara lain, kondisi ekonomi, toleransi antar umat beragama, dan stabilitas politik. Sama seperti periode sebelumnya, isu kesejahteraan keluarga, terorisme, kriminal, kesehatan, dan pemanasan global masih menjadi bahan pembahasan.

Namun yang menarik, masyarakat memiliki kekhawatiran terhadap peningkatan biaya hidup seperti biaya listrik, gas, bahan bakar minyak, dan lainnya. Hal itu tak muncul pada periode sebelumnya.

RR sendiri dalam keterangannya kepada redaksi mengaku sedih dan prihatin dengan kecenderungan semacam ini.

“Sedih karena yg kuasa terlalu percara diri, nyaris sombong, tidak punya kemampuan antisipatif dan preventif,” sindir mantan Menko Kemaritiman ini. (rmol)

Sumber : rmol,

Buahnya Memang Asam, Tapi Manfaatnya Sempat Menggemparkan Dunia Kesehatan

Buahnya Memang Asam, Tapi Manfaatnya Sempat Menggemparkan Dunia Kesehatan

Referensi pihak ketiga

10Berita, Seperti dengan namanya, asam jawa memiliki rasa yang masam. Buahnya berbentuk polong dan menggelembung. Terkadang jumlah biji di dalamnya tidak sama, ada yang memiliki 4 - 10 biji. Hal ini dikarenakan bentuk buahnya yang tidak sama, ada yang memiliki bentuk yang lurus, dan ada juga yang bengkok.

Tanaman ini memiliki buah yang berwarna abu-abu dan coklat. Meskipun tanaman ini memiliki kulit yang keras, namun memiliki tekstur yang rapuh dan mudah dipatahkan. Jika masih mudah, dagingnya berwarna putih. Namun, jika sudah tua warna dagingnya berubah menjadi hitam.

Asam jawa adalah tumbuhan tropis. Meskipun berasal dari Afrika timur, namun asam jawa sekarang sudah tersebar di dataran Asia, seperti India, Thailand, dan Indonesia. Tanaman ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan asam jawa memiliki banyak kandungan yang baik untuk tubuh sebagaimana yang dilansir www.carasehat.com (19/03/2018) seperti karbohidrat, serat, kalori, lemak, niacin, thiamin, protein, kalsium, kalium, fosfor, zat besi, mangan, potasium, magnesium, dan vitamin (A, B, C, E).

Setelah mengetahui kandungan yang ada pada asam jawa, kini tiba saatnya anda mengetahui beberapa manfaat asam jawa bagi kesehatan sebagaimana yang dilansir www.medisku.net (20/03/2018) antara lain :

1. Mengobati rematik

Referensi pihak ketiga

Caranya :

- Siapkan daun asam jawa secukupnya, dan 3 biji asam jawa

- Haluskan kedua bahan di atas

- Kemudian tempelkan pada bagian yang sakit karena rematik, hingga rasa sakitnya perlahan menghilang.

2. Melancarkan pencernaan

Caranya :

- Haluskan sekitar 4 gram daging buah asam jawa

- Masukkan ke dalam gelas yang berisi air hangat

- Aduk hingga merata

- Saring airnya

- Kemudian minumlah 1 gelas sehari secara rutin agar bisa melancarkan pencernaan.

3. Menjaga kesehatan jantung

Caranya :

- Siapkan daun asam jawa sekitar 150 gram yang sudah dicuci bersih

- Masukkan ke dalam gelas yang berisi air hangat

- Saring airnya

- Kemudian minumlah 2 gelas sehari secara rutin agar kesehatan jantung anda bisa terjaga.

4. Mencegah hipertensi

Caranya sama persis dengan menjaga kesehatan jantung.

- Siapkan daun asam jawa sekitar 150 gram yang sudah dicuci bersih

- Masukkan ke dalam gelas yang berisi air hangat

- Saring airnya

- Kemudian minumlah 2 gelas sehari secara rutin agar bisa mencegah hipertensi.

Demikian ulasan mengenai beberapa manfaat asam jawa bagi kesehatan.

Sumber : UC News