OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 20 April 2018

Heboh Kemdikbud Adakan Nobar Film "Dilan", Inilah yang Terjadi

Heboh Kemdikbud Adakan Nobar Film "Dilan", Inilah yang Terjadi

10Berita, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengadakan agenda nonton film bersama masyarakat. Hal itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional bulan Mei mendatang.

Kemdikbud pun mengunggah pengumuman tersebut lewat akun jejaring sosial Instagram. Unggahan tersebut ternyata mengundang caci maki dan respons kurang menyenangkan dari warganet. Pasalnya, nobar tersebut menayangkan film Dilan karena dinilai kontraduktif dengan nilai pendidikan.

"Membaca post dari akun  KEMDIKBUD RI, membuat mengelus dada bagi saya seorang pendidik.

Tidak ada kah film alternatif dan menginspirasi seperti Laskar Pelangi, Naga Bonar, atau yang lebih baik dari film-film ini... 😭

Generasi ini, generasi masa depan Indonesia yg siap membangun negeri, bukan generasi penyumbar cinta tanpa tanggungjawab...😭

Betapa beratnya beban guru, penuh dengan lika-liku, dan terkadang diabaikan." Kata akun Idrus Afandi.

Tak lama kemudian, unggahan tersebut menghilang karena menghebohkan jagat maya. Kemdikbud dinilai melakukan blunder nobar.

Sumber : bersamadakwah.com

Gulirkan Pansus Perpres Jokowi soal TKA, Fahri: “Tidak ada tempat untuk buruh kasar asing di Indonesia”

Gulirkan Pansus Perpres Jokowi soal TKA, Fahri: “Tidak ada tempat untuk buruh kasar asing di Indonesia”


10Berita, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mendukung pembentukan Pansus Angket terkait Tenaga Kerja Asing (TKA). Menurutnya, penerbitan Perpres Nomor 20/2018 tentang TKA oleh Joko Widodo jelas melanggar UU.

"Pansus angket untuk menginvestigasi diperlukan," ujar Fahri di gedung DPR, Kamis (19/4/2018).

Fahri menganggap pembentukan pansus angket lebih efektif menyelidiki dugaan sebuah peraturan melanggar UU daripada sekedar melalui rapat kerja atau interpelasi.

Melalui pansus, DPR bisa memanggil semua pihak yang bertanggungjawab atau berlakunya sebuah peraturan.

Terkait dengan keberadaan pekerja asing, Fahri melihat sampai saat ini buruh kasar asing sudah banyak berdatangan ke Indonesia.

"Buruh kasar gak boleh masuk Indonesia. Buruh kasar tidak ada tempat di Indonesia, ini aturan Undang Undang. Orang kita masih banyak stok (buruh) kok," tegas Fahri.

Fahri membantah klaim Pemerintah yang mengklaim Prepres TKA hanya untuk tenaga kerja asing dengan jabatan tertentu. Sebab, saat melakukan tinjauan ke lapangan, Fahri melihat banyak TKA yang dipekerjakan sebagai buruh.

"Sudahlah, (alasan) itu bohong," kata Fahri.

Selengkpanya video pernyataan Fahri Hamzah.

[video]


“Tidak ada tempat untuk buruh kasar asing di Indonesia”
Dikirim oleh Fahri Hamzah pada 19 April 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

Ini Pernyataan Sri Bintang Pamungkas soal ‘Islam Pura-pura’

Ini Pernyataan Sri Bintang Pamungkas soal ‘Islam Pura-pura’



10Berita, Sri Bintang Pamungkas dipolisikan oleh Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Islam Tionghoa (DPP-PITI) gara-gara jawabannya dalam sebuah diskusi mengenai ‘Islam pura-pura’. Ini pernyataan lengkap Sri Bintang yang bikin dia dipolisikan itu.

Pelapor merasa keberatan dengan pernyataan Sri Bintang soal keislamannya yang diragukan. Padahal persoalan agama itu adalah hak asasi manusia.

Sri Bintang mengucapkan pernyataan itu dalam sebuah diskusi. Video diskusi itu kemudian diunggah di Youtube dengan judul ‘Jokowi Pura Pura Islam menurut Sri Bintang Pamungkas’. Video ini yang dijadikan bukti oleh pelapor.

Baca juga: Diperiksa karena ‘Islam Pura-pura’, Ini Kata Sri Bintang Pamungkas

Awalnya, seorang pembawa acara menanyakan kepada Sri Bintang soal China yang memeluk agama Islam.

“Satu lagi pak, kalau China itu masuk Islam gimana pak?” ucap pembawa acara.

“Pura-pura,” tegas Sri Bintang dalam menit ke 12.25 dalam video yang diunggah di Youtube tersebut.

Sri Bintang lantas menyinggung soal Presiden Joko Widodo. Dia mengatakan, dalam sebuah momen tertentu, Jokowi sempat terekam oleh para pewarta mengambil air wudu dengan cara yang keliru.

“Jokowi kan pura-pura juga tuh awalnya diketahui sama para wartawan. ‘Oh kok ngambil air wudunya salah’, terus kemudian ketemu di Jombang, nggak tahu dengan siapa, dengan Khofifah mengatakan mbak Khofifah aja yang menjadi imam. Ini kan pura-pura,” tutur Sri Bintang.

Sebelumnya, Sri Bintang telah diperiksa di Polda Metro Jaya sebagai terlapor atas ceramah ‘Islam pura-pura’. Menurut Sri Bintang, tuduhan itu salah alamat.

“Itu tuduhan UU ITE salah alamat. Mestinya yang dituduh itu mereka (yang) menyebarkan dan mengunggah, saya saja nggak tahu,” kata Sri Bintang kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.

Sri Bintang juga membantah telah mendiskreditkan masyarakat muslim Tionghoa atas ceramahnya itu. Menurutnya, dia hanya berbicara tentang sifat penjajah China dalam konteks global.

“Kemudian bahwa saya juga tidak pernah bicara soal China-Islam. Jadi yang saya maksud dan yang menjadi pikiran mereka laporkan, loh saya itu bicara tentang China yang sifatnya menjajah kok tiba-tiba dilaporkan,” tuturnya.

Sri Bintang dilaporkan oleh Ketua Umum DPP-PITI Ipong Wijaya Kusuma. Laporan Ipong ini tertuang dalam laporan polisi bernomor TBL/1698/III/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus tanggal 29 Maret 2018. Perkara yang dilaporkan adalah menyebarkan informasi yang menimbulkan SARA di media online (YouTube) dengan pasal 28 ayat (2) Jo pasal 45 A ayat (2) UU RI No 19 tahun 2016 tentang perubahan UU RI Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sumber: detik

20 Tahun PKS: Menembus Dua Digit, Ganti Presiden dan Angin yang Kian Kencang Berembus

20 Tahun PKS: Menembus Dua Digit, Ganti Presiden dan Angin yang Kian Kencang Berembus

10Berita, Waktu 20 tahun tak cukup mampu menghapus  ingatan kita terhadap tulisan Dahlan Iskan. Di Harian Suara Indonesia pada 21 September 1998, Dahlan yang masih menjadi Direktur Jawa Pos saat itu memberi pujian setinggi langit kepada Partai Keadilan (PK) dan sekaligus kekhawatiran di akhir tulisannya.

Dalam artikelnya yang berjudul Massa Santun Di Dunia yang Bergetah, Dahlan tak mampu menyembunyikan kekagumannya kepada  partai ini. Saya nukilkan beberapa kalimat menarik dari Dahlan.

Menyaksikan deklarasi Partai Keadilan di Gelora Pancasila Surabaya Minggu kemarin, bulu kuduk saya merinding. Susana religius yang teduh lebih mendominasi daripada suasana hingar-bingar yang biasa tampak di sebuah forum rapat besar partai.

Wajah-wajah mereka juga tampak sangat bersih, cerah dan kelihatan benar wajah intelektualnya. Lihat, begitu banyak yang mengenakan kaca mata putih dari jenis yang juga menunjukkan kelas sosialnya. Rasanya saya seperti berada di sebuah paroki dengan gambaran para biarawatinya.

Dari jalannya acara terlihat mereka adalah kelompok yang sangat terorganisasi. Misalnya saja bagaimana acara seperti itu sekaligus dimanfaatkan untuk mendapatkan daftar anggota lengkap dengan riwayat hidup mereka. Formulir dibagi dengan sistematis dan dikumpulkan dengan cara yang sistematis pula.

Seorang wartawan ‘nyeletuk’ bahwa mereka inilah kelompok reformis sejati.
Maksudnya barangkali, karena usia mereka umumnya masih muda, maka mereka bukanlah kelompok yang pernah terkena getah pemerintahan Orde Baru. Mereka memang para aktivis masjid kampus, yang selama Orde Baru bertekad tidak mau ke mana-mana, karena melihat di mana-mana sudah penuh dengan getah.

Dahlan kemudian menutup tulisannya dengan kalimat:

Yang kita tunggu, bagaimana ketika mereka bertekad untuk berkiprah di panggung politik, yang bukan hanya banyak getah lama tapi juga akan muncul getah-getah baru…

Bagaimana kita melihat kekhawatiran Dahlan setelah partai dakwah ini berusia 20 tahun? Saya coba menjawabnya dengan tiga kalimat: menembus dua digit, ganti presiden dan angin yang kian kencang berembus.

Menembus Dua Digit

Jika jarum jam bisa diputar ulang, saya yakin kita tak hanya menemukan sosok Dahlan Iskan yang memiliki keraguan terhadap PK di tengah keterpesonaannya. Tak banyak orang yang yakin partai dakwah ini akan bertahan hingga kini. Ada cukup alasan untuk itu.

Pertama, PK dan kini menjadi PKS, dianggap memiliki keterputusan sejarah dengan Indonesia. PKS dinilai sebagai partai yang bukan lahir dari rahim Ibu Pertiwi. Banyak yang menyebutnya “diimpor” dari Timur Tengah. Stigmatisasi itu bahkan hingga saat ini terus digaungkan. PKS dilekatkan kepada Wahabi.

Kedua, basis kadernya yang berasal dari perkotaan dan terpelajar disebuut sebagai kelebihan sekaligus kelemahan. Mengapa? Dengan mayoritas penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, PKS dianggap akan kesulitan melakukan penetrasi dan melebarkan sayapnya hingga ke pelosok-pelosok Nusantara.

Asumsi ini terlihat benar pada awalnya. Itu tercermin dari hasil pemilu 1999 yang hanya meraih 1.436.565 suara (1,36%) atau setara dengan 6 kursi DPR. Partai ini tak lolos parliamantary treshold (ambang batas parlemen) sehingga harus mengubah nama dari PK menjadi PKS.

Pemilu 2004 mulai mengubah cara pandang banyak orang terhadap PKS. Partai ini secara tak terduga melejit perolehan suaranya dengan mendapat 8.325.020 (7,34%).Lalu pada pemilu 2009 memperoleh 8.204.946 (7,88%). Dan pada pemilu 2014, di saat banyak pihak menduga PKS akan terkubur karena kasus yang menimpa presidennya Lutfi Hasan Ishaq, justru suara partai ini tetap stabil. PKS mendapatkan 8.480.206 suara (6,79%).

Tiga pemilu terakhir PKS selalu berada pada kisaran 8 juta suara. Pertanyaan besarnya, tak bisakah PKS melebihi angka tersebut dan menembus dua digit?

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Mardani Ali Sera mengatakan partai menargetkan perolehan suara sebanyak 12 persen secara nasional pada Pemilihan Umum serentak 2019.

“Kami targetnya 12 persen, atau naik hampir dua kali lipat dibanding Pemilu 2014,” katanya.

Ini target yang sangat realistis. Analisisnya begini. Dalam tiga pemilu terakhir, PKS selalu mendapat 8 juta suara. Angka itu diperoleh ketika suasana PKS aman dari goncangan hingga munculnya tsunami masalah pada 2014. Bisa disimpulkan, inilah captive market PKS. Inilah konstituen PKS yang setia dan tak bisa pindah ke lain partai meski digoda dengan uang dan lainnya.

Dalam pemilu 2019, potensi pertambahan suara PKS sangat besar. Positioning sebagai partai oposisi yang kuat dan pembelaan terhadap isu-isu keumatan menjadi daya ungkit yang bisa melejitkan PKS.

Diakui atau tidak, ada variabel baru dalam pemilu 2019 mendatang yakni 212. Aksi Bela Islam yang menyejarah tersebut menjadi tolok ukur tambahan bagi umat dalam menentukan pilihannya.

PKS sudah mengambil posisi yang tepat. Melawan Ahok, Si Penista Agama dalam Pilkada DKI Jakarta lalu, menolak Perppu Ormas yang menyudutkan umat Islam, dan selalu terdepan dalam isu keumatan seperti menolak kriminalisasi ulama dan lainnya, membuat PKS mendapat tempat istimewa di hati umat.Terlebih lagi, ikon 212 Habib Rizieq Shihab kerap kali memberikan dukungannya kepada PKS atau calon yang didukung PKS di pilkada.

Ganti Presiden

Target 12% atau menembus dua digit juga menjadi realistis jika melihat fenomena belakangan ini. Isu #2019GantiPresiden mewabah. Menjalar ke penjuru negeri. Dan pencipta gelombang dahsyat tersebut adalah Mardani Ali Sera, politisi PKS yang sukses mengalahkan Ahok saat menjadi Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi.

Tagar ini tak boleh dianggap remeh. Di media sosial sudah menjadi trending. Di dunia nyata juga demikian. Kaos bertuliskan #2019GantiPresiden laris manis. Topi hingga mug gelas juga tak ketinggalan bertuliskan demikian.

Karena itu, tak perlu heran jika Presiden Jokowi terlihat khawatir. Dia pun mengatakan mana bisa kaos menggantikan presiden.

Ada aroma ketakutan dibalik pernyataan tersebut. Wajar, mungkin karena Jokowi teringat aksi unjuk rasa kaos yang berujung pada pergantian kekuasaan di Taiwan dan Thailand.

Pada titik ini, PKS menunjukkan kelasnya dalam menciptakan gelombang isu, bukan cuma pengikut isu. Sekaligus pula ini menunjukkan kian matangnya PKS dalam kancah perang opini publik.

Terdepan dalam isu keumatan dan terdepan pula dalam menyuarakan pergantian presiden, menjadi bekal luar biasa bagi PKS untuk mendongkrak suaranya menembus dua digit.

Menariknya, kian bertaringnya PKS dalam kancah politik nasional justru terjadi saat kian kencangnya angin yang berembus menerpa partai ini. Jika jelang pemilu 2014 ada kasus Lutfi Hasan Ishaq, kini ada masalah Fahri Hamzah.

Persoalan yang menimpa Lutfi Hasan Ishaq membuat partai ini solid karena dianggap ada musuh dari luar. Namun, berbeda dengan kasus Fahri Hamzah. Eskalasinya kian meningkat jelang pemilu 2019 sehingga soliditas internal terusik.

Masalah Fahri sebenarnya sederhana. Soal ketaatan kepada qiyadah. Hal sangat penting yang harus dimiliki semua kader PKS. Tapi itu justru tak dilakukan Fahri. Bahkan dia melakukan perlawanan dan melaporkan Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman ke polisi. Upaya mendelegitimasi struktur begitu terasa meski Fahri berdalih untuk menyelamatkan PKS.

Dengan pemilu 2019 yang sudah di depan mata, dan sederet kelebihan PKS di atas serta begitu besarnya gelombang harapan rakyat dan umat kepada partai dakwah ini, sulit atau bahkan tidak bisa bagi kita untuk mempercayai alasan Fahri Hamzah. Karena begitu absurd.

Tapi inilah konsekuensi logis yang harus diterima PKS di usianya yang ke-20 tahun. Persis seperti yang ditulis Dahlan Iskan, banyak getah di dunia politik. Dan getah itu kini semakin sering dirasakan.

Apakah PKS mampu bertahan?

“Damage control management control PKS patut diacungi jempol dan ditiru partai lain,” kata AS Hikam dalam sebuah kesempatan.

Masih bertahannya PKS hingga sekarang, tetap bersuara lantang membela umat serta terus berkhidmat untuk rakyat meski angin kian kencang berembus, menjadi bukti tak terbantahkan partai ini memiliki daya tahan luar biasa sekaligus mematahkan kekhawatiran Dahlan Iskan, dua dasawarsa silam. Dan mimpi menembus dua digit akan menjadi nyata. Aamiin.

Selamat Milad PKS…

Erwyn Kurniawan
Presiden Reli

Sumber : Ngelmu.co

Tak Sabar Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem, Trump: Tak Ada Teman yang Lebih Baik Selain Israel

Tak Sabar Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem, Trump: Tak Ada Teman yang Lebih Baik Selain Israel

10Berita, WASHINGTON— Terkait rencana pemindahan sejumlah Kedutaan Besar dari Tel Aviv ke Yerusalem ditanggapi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Trump mengatakan bahwa ia sangat menantikan waktu menjelang pemindahan kedutaan besar tersebut.

Kemudian, Trump berterima kasih kepada orang-orang Israel dan menyatakan AS memiliki tidak ada teman yang lebih baik (selain Israel) di mana saja.

“Salam hangat untuk Perdana Menteri Netanyahu dan semua orang Israel pada HUT ke-70 Kemerdekaan Anda yang hebat. Kami tidak punya teman yang lebih baik di mana saja. Berharap untuk memindahkan Kedutaan Besar kami ke Yerusalem bulan depan!” cuit Trump seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (19/4/2018).

Sebuah markas konsulat di lingkungan Arnona Yerusalem telah diubah menjadi tempat kedutaan AS. Situs ini akan menjadi tuan rumah kantor Duta Besar AS dan kantor kecil sejumlah staf. Ada rencana untuk menambahkan bagian lain pada akhir 2019.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada bulan Desember 2017 bahwa AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Pengumuman sepihak Trump ini membuat marah Palestina dan negara-negara Arab termasuk sekutu Washington.

Sebagian besar negara tidak mengakui kedaulatan Israel atau pun Palestina di Yerusalem, kota suci yang jadi sengketa. Kebanyakan negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel menempatkan kantor kedutaannya di Tel Aviv. []

Sumber : Islampos.

Jaksa Agung Didesak Usut Kasus Bus Berkarat era Jokowi Gubernur DKI

Jaksa Agung Didesak Usut Kasus Bus Berkarat era Jokowi Gubernur DKI


10Berita – Secara provokatif, Jaksa Agung HM Prasetyo menanggapi “harapan” Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di akun Twitter @SBYudhoyono.

Kader Partai Nasdem ini menanggapi salah satu point dari kultwit @SBYudhoyono soal harapan SBY agar jelang Pilpres 2019, “hukum rimba” tidak berlaku.

“Dari dulu juga tidak ada hukum rimba. Itu zaman dulu kala mungkin seperti itu, cuma Tarzan yang seperti itu (hukum rimba). Ini kan enggak,” sindir Prasetyo di Kompleks Istana Bogor, seperti dikutip cnnindonesia (18/04).

Kader Partai Demokrat pun menyoal pernyataan Prasetyo itu. Komunikator Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean bahkan meminta Jaksa Agung M Prasetyo untuk tidak celometan menanggapi harapan SBY.

Ferdinand meminta Jagung untuk mengurus perkara yang benar, salah satunya skandal bus berkarat DKI di era Joko Widodo. “Daripada Jaksa Agung celometan nanggapin twit-nya @SBYudhoyono, lebih baik urus perkara yang benar. Coba dijawab kasus 2014 ini udah gimana? @KejaksaanRI,” tegas Ferdinand di akun @LawanPoLitikJKW. @LawanPoLitikJKW menyertakan link tulisan bertajuk “Kasus Bus, Kejagung Didesak Segera Periksa Jokowi”.

Tak hanya itu, @LawanPoLitikJKW juga mengingatkan: “Inilah yang paling bahaya dalam sebuah negara, ketika INTELIJEN dan JAKSA AGUNG berasal dari sebuah Partai. @KejaksaanRI.”

Penegasan Ferdinand itu mengutip salah satu harapan @SBYudhoyono: “Semoga penegak hukum (kepolisian, kejaksaan & KPK) tidak “kesusupan” agen-agen politik. Semoga intelijen juga tidak jadi alat politik.”

Sebelumnya, HM Prasetyo menegaskan, Indonesia sebagai negara hukum pasti menjunjung hukum yang terukur dan selalu berjalan di atas fakta serta bukti. Jelang tahun politik, penerapan hukum seperti itu diklaim Prasetyo tetap akan dijunjung tinggi.

Atas dasar itu, Prasetyo enggan mengomentari lebih lanjut imbauan Presiden kelima RI tersebut karena hal itu sama sekali tidak pernah terjadi di Indonesia terutama dalam pemerintahan Joko Widodo.  “Enggak perlu ditanggapi karena tidak berlaku. Itu kan hanya praduga atau kecurigaan saja,” tutur Prasetyo.(kl/)

Sumber : itoday,Eramuslim.com 

Cekrek, Cekrek... Sambut Pagi Asyik di Pasar Tradisional

Cekrek, Cekrek... Sambut Pagi Asyik di Pasar Tradisional

10Berita , Menikmati pagi dapat dilakukan dengan berbagai cara, tidak melulu harus melihat matahari terbit. Menyambut hari bisa juga dengan sarapan bersama di pasar tradisionalsembari belajar fotografi.

Komunitas Hunting Pasar memang baru seumur jagung. Tetapi aktivitasnya mampu menghipnotis ribuan kaum milenial se-nusantara.

Bermula dari sepasang suami istri muda asal Yogyakarta, Bagoes Kresnawan (31) dan Astri Wulandari (28), yang memiliki kebiasaan ke pasar tradisional setiap Sabtu pagi. Bukan untuk berbelanja, melainkan menikmati aneka jajaran dan makanan berat yang dijual di sana.

Bagoes tidak lupa menentang kamera dan mengabadikan kuliner serta aktivitas yang terdapat di pasar tradisional. Potret-potret itu diunggahnya ke media sosial Instagram milik pribadi.

"Sebenarnya saya juga bukan fotografer profesional, tetapi sekalian saja jalan-jalan ke pasar tradisional dan memotret untuk kepuasan pribadi," ujar Bagoes, Rabu (18/4/2018).

Setelah mengunggah foto ke Instagram, Bagoes kerap mendapat pertanyaan dari warganet. Pertanyaan seputar teknis foto dan pasar tradisional yang selaku menjadi objek.

Lelah karena harus membalas banyak pertanyaan yang sama, ia pun mendapat ide untuk mengumpulkan orang-orang yang penasaran. Tujuannya, supaya rasa penasaran mereka terjawab dan bisa belajar bareng.

Pada awal 2018, mulai lah ia memakai nama Komunitas Hunting Pasar. Sesuai namanya pula segala kegiatan tidak pernah jauh dari seputar pasar tradisional.

Instagram @huntingpasar.id pun dibanjiri pengikut. Jumlah anggota di Yogyakarta tercatat sekitar 250 orang.

Komunitas yang dibentuk di Yogyakarta itu pun mulai tersebar di berbagai kota. Setidaknya ada 37 kota di Indonesia yang memiliki komunitas Hunting Pasar dengan jumlah anggota mencapai 5.800 orang. Komunitas ini tidak hanya ada di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera, melainkan sampai ke Papua, yakni Kota Sorong dan Manokwari.

Kegiatan rutin komunitas ini adalah menyambangi pasar tradisional  setiap Sabtu atau Minggu pagi, tergantung dari kesepakatan anggota di setiap daerah.

 

Persaudaraan yang Kuat

Objek pasar tradisional menarik perhatian kaum muda yang mulai jarang menyambangi pasar bersama dengan orangtua. Kebanyakan anggota berstatus pelajar dan mahasiswa.

"Lewat komunitas ini kami belajar fotografi sekaligus melestarikan jajanan di pasar tradisional dengan membeli," kata Bagoes.

Ia mengaku heran, komunitas yang dibentuknya bisa menjadi viral dan diikuti banyak orang. Namun, kalau dilihat lebih dalam Hunting Pasar tidak semata-mata kelompok fotografi, sehingga tidak harus semua orang yang bergabung memiliki alat kamera profesional.

"Ada juga yang ikut berkumpul, sarapan bareng, atau cari kenalan baru," ucapnya.

Mungkin hal itu pula yang membuat orang menjadi tidak canggung untuk masuk ke komunitas ini.

Ikatan persaudaraan antar komunitas di berbagai kota juga kuat. Ketika ada anggota Hunting Pasar dari satu kota berkunjung ke kota lain. Komunitas Hunting Pasar yang menjadi tuan rumah secara otomatis menyambut dan menemani jalan-jalan.

 

Event Khusus Hunting Pasar

Bagoes bercerita selain kegiatan rutin ke pasar tradisional, setiap sebulan sekali komunitasnya juga mengadakan event. Perhelatan itu biasanya diisi dengan permainan dan pelatihan fotografi atau videografi.

"Beberapa region juga mulai mengadakan event bulanan berupa workshop fotografi atau videografi dengan mengundang beberapa praktisi," ucap Bagoes.

Ia juga punya rencana jangka panjang untuk Hunting Pasar, yakni memberikan kontribusi kepada pasar tradisional yang selama ini menjadi objek belajar mereka.

"Sudah ada skemanya akan seperti apa, tetapi karena belum terealisasi dan masih jadi target tahun depan, saya belum bisa bilang sekarang," tuturnya.

Untuk saat ini, komunitas masih fokus dengan kegiatan edukasi untuk para anggotanya.

 

Alasan Memilih Pasar Tradisional

Pasar tradisional memiliki nilai lebih sebagai tempat belajar. Hal itu yang mendasari komunitas ini konsisten dengan lokasinya.

Di Yogyakarta, setiap Sabtu pukul 07.00 sampai 10.00 WIB, mereka menyambangi beragam pasar tradisional yang ada di kota.

"Ke pasar itu bisa tampil apa adanya, tidak perlu dandan," kata Bagoes.

Berkunjung ke pasar tradisional, baginya juga membuat orang lebih menghargai proses sebuah barang. Ketika hendak memotret salah satu penjual pasti meminta izin terlebih dulu. Saat itu lah percakapan personal terjadi dan penjual bercerita tentang aktivitas dan barang dagangannya.

Komunitas ini juga menumbuhkan rasa percaya diri. Mereka tidak dinilai dari foto yang dihasilkan, melainkan bagaimana berinteraksi dengan sesama anggota maupun para pedagang pasar. Mengawali percakapan berarti memulai keberanian diri.

 

Pengalaman Tidak Terlupakan

Bagoes juga berkisah tentang pengalaman di Hunting Pasar yang tidak terlupakan. Ketika itu mereka berkegiatan di Pasar Prawirotaman dan memotret aktivitas pedagang.

Beberapa hari kemudian, para anggota kembali ke pasar itu dengan membawa hasil cetakan foto. Mereka membagikan kepada para pedagang.

"Banyak pedagang yang terharu, ada juga yang senang dan minta difoto lagi, kami yang melihat juga merasa senang," ujarnya.

Komunitas ini juga pernah membuat artis tertarik bergabung. Di Kalimantan, misalnya, aktor Dion Wiyoko pernah mengikuti kegiatan Hunting Pasar bersama anggota komunitas di region itu.

Menurut Bagoes, artis yang tertarik dengan dunia fotografi biasanya ditawari oleh anggota komunitas untuk ikut bergabung sehari.

"Kalau mereka tidak sibuk, biasanya mau," ucapnya.

Sumber : Liputan6.com

Kontrak Migas Asing Pemasok Minyak Nasional Berakhir, Ujian Baru Nasionalisme Pemerintah?

Kontrak Migas Asing Pemasok Minyak Nasional Berakhir, Ujian Baru Nasionalisme Pemerintah?

10Berita – MENJELANG Pemilu 2019 rasa nasionlisme pemerintahan Jokowi tengah diuji.

Bagaimana tidak! Sebagian besar kontrak migas akan berakhir dan dapat diperpanjang atau diakhiri dalam sisa waktu satu setengah tahun pemerintahan yang terpilih pada pemilu 2014 ini.

Tidak main main, jumlah kontrak yang berakhir tersebut seluruhnya memasok 80 persen produksi minyak national, dengan nilai kontrak sekitar 137 trilliun.

“Indonesia’s expiring PSCs: $10 billion of potential upstream value, Wood Mackenzie valued Indonesia’s expiring oil and gas production licenses or production sharing contracts (PSCs) at close to $10 billion.” (sini)

Salah satu blok migas terbesar yang akan berakhir kontraknya adalah Rokan Blok Riau. Berdasarkan loporan PWC Blok Rokan yang dimiliki Chevron Pacific Indonesia memproduksi 33 persen minyak mentah Indonesia, yang merupakan basis produksi terbesar. Pada nomor kedua adalah Blok Cepu yang dikuasai oleh Exxon Mobil yang memproduksi 28 persen produksi Minyak mentah Indonesia.

Tentu saja pemerintahan Jokowi dihadapkan pada dilema yang tidak mudah di tahun politik dan menjelang Pemilu 2019 yang menentukan nasib pemerintahan ini. Berlanjut hingga 2024 atau ganti president 2019.

Pada satu sisi adalah kepentingan nasional untuk melakukan nasionalisasi menemukan kesempatan yakni kontrak perusahaan asing berakhir. Jika nasionlisasi dijalankan maka pemerintah tidak dapat digugat di arbitrase internasional manapun karena merupakan bentuk tindakan nasionalisasi alamiah dengan cara mengakhiri kontrak.

Sementara pada sisi yang lain pemerintahan Jokowi membutuhkan dukungan politik dan dana yang besar untuk dapat memenangkan Pemilu 2019 mendatang, sehingga menuntut sikap politik Jokowi yang menguntungkan bagi dirinya dan masa depan politiknya.

Begitu besarnya jumlah dan nilai kontrak migas yang akan berakhir dan dapat diperpanjang dalam satu setengah tahun ke depan adalah pertaruhan lahir batin yang besar dari pemerintahan Jokowi.

Pilihannya cuma dua yakni : Akhiri kontraknya lalu kembalikan ke tangan negara untuk dikelola oleh BUMN Migas, atau berkhianat bangsa dan konstitusi negara dengan menyerahkan kembali kepada asing. (rmol)

OLEH: SALAMUDDIN DAENG

Penulis merupakan Pengamat Ekonomi AEPI

Sumber : rmol,

Pasukan Zionis Tahan 2700 Warga Palestina sejak Trump Akui Yerusalem Ibukota Israel

Pasukan Zionis Tahan 2700 Warga Palestina sejak Trump Akui Yerusalem Ibukota Israel

 



10Berita, TEPI BARAT, PALESTINA - Pasukan pendudukan Israel telah menangkap sekitar 2.700 warga Palestina sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengakuan pemerintahannya atas Yerusalem sebagai ibukota Israel, Komisi Urusan Tahanan Palestina mengungkapkan hari Rabu (18/4/2018).

Dari mereka yang ditahan, 600 anak di bawah umur, sementara penyiksaan terhadap tahanan telah meningkat, kelompok hak asasi tahanan memperingatkan.

Badan itu mengatakan bahwa tidak ada garis merah untuk pemerintah Israel dalam berurusan dengan para tahanan. Setiap tahanan dipukuli, disiksa dan dihina sejak saat penangkapannya dan selama interogasi, tambahnya.

Yerusalem telah menyaksikan jumlah penangkapan tertinggi, kata kelompok itu, dengan 570, termasuk 70 anak di bawah umur dan 22 perempuan ditahan. (st/)

Sumber : MeMo, voa-islam.com

8 Tumbuhan untuk Mempercantik Taman Anda

8 Tumbuhan untuk Mempercantik Taman Anda

 

10Berita, Anda sedang mencari bunga-bunga indah yang mudah tumbuh dan beradaptasi dengan baik terhadap klim tropis untuk mempercantik taman dan rumah Anda? Silahkan baca artikel ini, di mana kami memiliki beberapa pilihan terbaik dari berbagai spesies yang ada!

1. Melati

Bunga ini sangat indah di musim panas. Sangat cerah dan juga mudah dirawat, bunga dengan berbagai warna – ungu, merah mudah, putih, merah – ini, sangat menarik perhatian, cute, dan cocok untuk ditanam di lorong-lorong rumah Anda.

2. Mawar

Kecantikan dan keindahan dari bunga mawar, pasti akan mencuri perhatian semua tamu yang menginjakkan kakinya di kebun Anda. Dan selain warna merah muda beludru seperti yang ada di foto atas, saat ini banyak variasi mawar yang telah dibiakkan untuk menyesuaikan dengan iklim tropis, guna yang sangat menarik di hunian Anda.

3. Bugenvil

Bunga ini adalah tumbuhan yang sangat populer karena memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat baik terhadap segala jenis cuaca, yang dapat dijadikan kanopi cantik seperti pada foto di atas, atau sebaliknya, juga fleksibel untuk dibonsai. Dan tak hanya itu, bugenvil juga mudah perawatannya.

4. Ilalang

Ilalang banyak tumbuh liar di ladang-ladang besar. Tidak perlu perawatan yang menjelimet, tumbuhan ini akan terus tumbuh dan berbunga di sepanjang tahun. Anda dapat membuat ruang yang sangat personaldan rustic dengan tumbuhan ini.

5. Kaktus Sukulen

Kaktus sukulen, juga merupakan spesies yang sangat saat ini. Memiliki toleransi yang baik terhadap kondisi kering, sangat bervariasi pilihannya, dan yang paling penting adalah: saat tumbuhan ini dewasa, akan memberikan tampilan yang unik dan cantik.

6. Asoka

Memiliki warna-warna yang cerah seperti merah muda, kuning, merah, dan mampu bertahan di bawah sinar matahari, tumbuhan ini merupakan pilihan yang tepat untuk menciptakan highlight yang luar biasa pada taman Anda.

7. Bunga Matahari

Jika Anda mencari bunga yang cerah dan mampu bertahan di sepanjang tahun – yang sangat cocok dengan iklim tropis seperti di negara kita – maka tumbuhan yang satu ini, adalah pilihan yang tidak boleh Anda abaikan.

8. Anggrek Bulan

Bunga ini membawa kecantikan yang absolut, yang akan menjadi sorotan di antara banyak bunga lainnya. Sangat tepat bagi Anda yang romantis dan lembut, bunga ini akan membawa kelas yang berbeda untuk tampilan rumah Anda.

Sumber :homify