OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 06 Mei 2018

Fahri Hamzah: Usut Semua Penanggung Jawab Tragedi "Sembako Maut", Ini Pidana!

Fahri Hamzah: Usut Semua Penanggung Jawab Tragedi "Sembako Maut", Ini Pidana!


10Berita, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendesak pihak aparat mengusut tuntas kematian dua bocah di acara Forum Untukmu Indonesia di Monas, Jakarta Pusat yang diduga akibat terinjak-injak saat pembagian sembako.

"Bagaimana orang bisa ngumpul disitu? Siapa yang bagi sembako? Uangnya dari mana? Ijinnya bagaimana? Semua bertanggung jawab dari hulu ke hilir," ujar Fahri kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, seperti dilansir detikcom.

"Kita harus adil melihat persoalan, bagaimana bisa ada peristiwa yang masih misterius, ini peristiwa apa sebetulnya? Tiba-tiba ada orang dibagiin kupon, lalu orang itu datang berduyun-duyun dalam jumlah yang sangat besar, desak-desakan, tidak ada pengaturan lalu ada yang meninggal," lanjutnya.

Menurut Fahri, kematian bocah itu merupakan peristiwa pidana.

"Ini rentetannya harusnya masuk sebagai peristiwa pidana, datang ke Monas kumpulin orang, bagi sembako pasti orang rebutan. Jumlahnya tidak terkontrol, siapa yang tanggung jawab? Faktanya sekarang ada orang yang meninggal," sambungnya.

Fahri kemudian menyinggung soal persekusi terhadap Susi Ferawati dan anaknya saat kegiatan di car free day Bundaran HI pada Minggu (29/4) lalu. Menurutnya, insiden kematian bocah merupakan persoalan lebih serius daripada persekusi.

"Ini (kasus kematian 2 bocah) lebih berat dong, kita ini kadang-kadang aneh berpikirnya, orang dipersekusi pakai uang (dikibas-kibasin uang di mukanya) kita ribut satu dunia, orang yang dipersekusi pakai parang, tombak, anak panah kita diem aja gitu, harus adillah dari awal fikiran kita," tuturnya.

Menurut Fahri, polisi harus mengusut tuntas kematian bocah itu. Polisi juga diminta menyelidiki tujuan dari kegiatan pembagian sembako tersebut.

"Karena itu pengusutannya harus tuntas, ini siapa ini, acara apa gitu," tandasnya.

[Video - Pernyaan tegas Fahri Hamzah usut Tragedi Sembako Maut]

Sumber :Portal Islam 

Seorang Anak Yatim Korea dan Tentara Turki: Kisah Ayah-anak yang Tidak Biasa

Seorang Anak Yatim Korea dan Tentara Turki: Kisah Ayah-anak yang Tidak Biasa

10Berita Di sebuah negara yang membara karena api peperangan, seorang anak perempuan berumur lima tahun meringkuk kedinginan, sembari melihat sekelilingnya, matanya menyipit ketakutan.

Saat itu musim dingin tahun 1950 ketika temperatur turun hingga minus 35 derajat. Gadis itu, yang hanya menggenakan pakaian yang compang-camping, menangis sangat keras begitu keras hingga seperti paru-parunya akan meledak. Dalam jam tergelap di kehidupan sangat singkatnya, gadis kecil ini ditemukan oleh seorang tentara muda Turki yang menjaga gadis kecil Korea  ini  setelah mempelajari bahwa seluruh keluarganya telah terbunuh.

Meskipun zona perang dan markas militer dengan ribuan tentara bukanlah tempat yang sempurna untuk membesarkan seorang gadis kecil, Süleyman melakukan apapun yang dia mampu untuk membuat gadis ini merasa di rumah dan menjadi seorang ayah baginya. Gadis kecil Korea yang Süleyman temukan ialah Ayla yang telah hilang selama 60.

Perang Korea

Antara tahun 1950 dan 1953, Semenanjung Korea bertahan melalui salah satu masa paling mematikan sejarahnya. Pada 25 Juni, 1950, perang dimulai ketika sekitar 75.000 tentara dari Tentara Rakyat Korea Utara menyeberangi perbatasan antara Republik Rakyat Demokratik Korea dukungan Soviet di utara dan Republik Korea pro-Barat di selatan.

Dalam hitungan detik, seluruh Semenanjung Korea berubah menjadi taman bermain bagi kedua pihak dalam Perang Dingin.

Sebelum minggu itu berakhir, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan bantuan militer untuk Korea Selatan, dan Turki merupakan negara kedua yang menjawab seruan PBB, setelah AS.

Ayla mencium Sersan Süleyman Dilbirliği sementara pasukan Turki berada di Korea Selatan selama Perang Korea (DS)

Turkish Brigade, sebuah Brigade Infanteri Tentara Turki, diberangkatkan menuju Korea Selatan untuk membantu pihak Korea Selatan menjaga rumah mereka tetap utuh. Namun, Sersan Süleyman, seorang tentara Turki berumur 25 tahun, mungkin tidak pernah berpikir bahwa hidupnya akan berubah selamanya ketika dia secara sukarela pergi ke Korea Selatan.

Ketika takdir menetapkan

Di hari yang menentukan itu ketika kehidupan dan hati Süleyman berubah selamanya, batalionnya sedang bertempur melawan musuh di tengah malam. Setelah pertarungan sengit itu mereda, para tentara Turki melihat pergerakan diantara semak-semak di belakang mereka. Mengira itu musuh yang bersembunyi, semua tentara mengarahkan senjata mereka ke semak-semak; namun, Sersan Süleyman yang cukup berani untuk berjalan memasuki semak-semak untuk menghadapi musuh.

Memang, ada seseorang yang sedang bersembunyi di semak-semak, namun itu bukanlah musuh: itu adalah seorang gadis yang ketakutan, menangis. Süleyman mengangkatnya dan memeluk gadis itu untuk membuatnya merasa aman. Gadis itu tidak mempunyai identitas, rumah ataupun keluarga yang masih hidup. Süleyman tidak bisa meninggalkannya di sana; dia tidak mempunyai pilihan kecuali membawa gadis itu dengannya.

Para tentara Turki menyambut dengan tangan terbuka gadis itu. Mereka merawatnya dan mencarikannya pakaian. Dia adalah maskot dan favorit semua anggota brigade. Tidak hanya Süleyman yang telah seperti ayah baginya tapi seluruh kamp militer menjadi keluarganya. Segera, Süleyman menamainya “Ayla” (Bulan)  seperti wajahnya yang bersinar di bawah bulan purnama ketika dia menemukannya.

Menjadi gadis yang pintar, Ayla mempelajari bahasa Turki dalam waktu yang sangat singkat, dan dia bahkan mulai membantu para tentara menerjemahkan bahasa. Selama satu setengah tahun, Ayla dan Süleyman menjadi tidak terpisahkan; nemun, setiap dongeng akan selalu berakhir.

Sebuah perpisahan yang memilukan

Ketika waktunya telah datang bagi tentara Turki untuk meninggalkan Korea dan pulang, Süleyman ingin membawa Ayla dengannya, tapi itu tidak mungkin. Dengan air mata yang membasahi wajah mereka, Süleyman dan Ayla, yang disatukan oleh perang, dipisahkan kembali oleh perang yang sama. Süleyman kembali ke Turki, sementara Ayla ditempatkan di sebuah panti asuhan, Ankara School, yang didirikan oleh pemerintah Turki bagi anak-anak yatim piatu Korea agar dapat menerima pendidikan.

Selama bertahun-tahun, Süleyman selalu memikirkan Ayla. Ketika Korea Selatan mengirimkan tim penyelamat setelah Gempa Gölcük yang mengguncang Turki pada 1999, dia berharap Ayla akan datang dan mencarinya. Ketika Tim Sepakbola Nasional Turki bermain di Piala Dunia di Korea Selatan pada tahun 2002, Süleyman memperhatikan para penonton di TV, berharap bisa sekilas melihat Ayla, namun dia tidak pernah bisa.

Pada umur 85, Sersan Süleyman Dilbirliği menghadiri penyambutan yang diadakan untuk memperingati 60 tahun Perang Korea. Selama penyambutan itu, Süleyman berbagi kisahnya pada sesama tentara dan pejabat Turki serta Korea. Setelah mendengarkan kisahnya, seorang jurnalis Korea Selatan mulai menyelidiki kisah itu, dan semua arsip pemerintah dipindai secara detail. Sayangnya, arsip-arsip Ankara School telah hilang setelah bangunan yang lama dihancurkan untuk dibangun sebuah taman. Sebuah channel TV Korea melacak anak-anak yatim dan lulusan Ankara School, namun tidak ada yang terjadi.

Bagaimana Ayla ditemukan

Ketika harapan hampir pupus, seorang pria mengklaim bahwa saudara perempuannya terus berhubungan dengan Ayla bertahun-tahun setelah lulus, dan nama resminya ialah Kim Eunja. Ketika dia berkunjung ke rumahnya, Ayla yang telah berumur 65 tahun menunjukkan foto-foto lama. Dengan menangis, Ayla mengatakan Süleyman adalah pahlawannya.

Setelah penemuan itu, pemerintah Korea mengundang Süleyman untuk bertemu dengan Ayla, dan pada tahun 2010, ayah dan anak yang telah terpisah lama saling berpelukan di taman yang dulunya bangunan Ankara School di mana Süleyman harus meninggalkan Ayla hampir 60 tahun lalu. Pensiunan sersan itu hanya bisa mengatakan “Ini telah berakhir nak. Aku di sini.”

Mereka seringkali saling mengirimkan surat selama bertahun-tahun, dan Ayla menunjuk Dilbirliği sebagai ayahnya dan istri Dilbirliği sebagai ibunya dalam surat-suratnya.


Pada tahun 2017, kisah mengharukan Ayla dan Sersan Turki Süleyman menginspirasi lahirnya film “Ayla: The Daughter of War” yang dipilih sebagai kandidat resmi Turki untuk film berbahasa asing terbaik di Oscar. Meskipun film itu tidak dapat mencapai daftar pendek, kisah gadis kecil Korea dan seorang tentara Turki telah membuat haru jutaan hati orang di seluruh dunia.

Selama promosi film itu, Ayla dan Süleyman berkesempatan bertemu beberapa kali. Namun, reuni terakhir mereka terjadi di rumah sakit di mana veteran perang Turki itu dirawat karena kegagalan pernafasan di Istanbul.

Süleyman hanya bisa memberi isyarat dengan tangannya karena kondisi kesehatannya yang lemah, sementara Kim langsung menangis ketika melihat pria yang dia sebut “ayah” di ranjang rumah sakit. Süleyman 91 tahun dan Ayla 71 tahun saling mengucapkan selamat tinggal untuk yang terakhir kalinya. Süleyman, yang telah berada di bawah perawatan Rumah Sakit Penelitian dan Pelatihan Haydarpasa Numune sejak 12 November 2017 meninggal karena kegagalan beberapa organ pada 7 Desember 2017.

Kesayangan bangsa

Meskipun Ayla kehilangan ayah angkatnya, Ayla tidak kehilangan sentuhannya dengan Turki dan rakyatnya: Dia telah menjadi bagian dari Turki.

Pada hari terakhir kunjungan resmi Korea Selatannya pada 3 Mei, Presiden Recep Tayyip Erdoğan menemui Ayla 72 tahun di hotel di mana dia menginap selama di Seoul.*

Ayla – atau Eunja Kim – saat ini tinggal di Korea dengan anak dan cucunya.*/Nashirul Haq AR

Sumber : Hidayatullah.com

Penuturan Peserta Deklarasi #2019GantiPresiden Dihadang Oleh Pendukung Jokowi

Penuturan Peserta Deklarasi #2019GantiPresiden Dihadang Oleh Pendukung Jokowi


10Berita,  Hari ini, Ahad (6/5/2018), digelar Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden di sekitaran Patung Kuda (Jalan Masuk Pintu Monas) Jakarta.

Antusiasme warga yang hadir luar biasa. Namun ada beberapa peserta yang menyampaikan bahwa terjadi penghadangan yang dilakukan pendukung Jokowi.

Salah satunya disampaikan oleh Pak Rozi dari Menteng Jakarta.

"Nama saya Rozi dari Menteng. Saya tadi dari arah HI menuju Patung Kuda dihadang ama kelompok Jokowi. Istilahnya penggembosan untuk supaya kita nggak sampai ke daerah Patung Kuda ini (tempat deklarasi -red). Banyak saudara-saudara kita yang disana yang dihadang," tutur Pak Rozi dalam sebuah video yang diunggah akun twitter @Muslim_Bersatu1.

Berikut selengkapnya videonya penuturan bapak-bapak peserta Deklarasi #2019GantiPresiden yang sempat dihadang...

[video]

— Muslim_Bersatu (@Muslim_Bersatu1) 6 Mei 2018


Media2 Kalabong Menghilang & Tutup Mata Atas Intimidasi Terhadap Masyarakat yg Memakai Kaos #2019GantiPresiden ...
Dan, Mana PSI' ??? 😂😜 pic.twitter.com/aRf17viP2P

— Muslim_Bersatu (@Muslim_Bersatu1) 6 Mei 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

Penetrasi Cina, Belajar dari Turkistan Yang Hilang Dari Muka Bumi

Penetrasi Cina, Belajar dari Turkistan Yang Hilang Dari Muka Bumi


10Berita – MASYARAKAT Indonesia disajikan akrobat proxy war antara asing dengan rakyat. Bahkan, pertentangan satire antara ECI (China) versus Pribumi. Namun, Pribumi menjadi musuh bersama dari kans neolib, kolonialis, Aseng, Asing dan Taipanisme.

Diksi propaganda dan agitasi itu telah menjadi metodologi perjuangan antar kelompok, ras bahkan agama. Masing-masing mereka merebut lahan kekuasaan politik sebagai sumber segalanya.

Di Indonesia sendiri, kurun waktu 30 tahun ini, diskursus China versus pribumi belum usai, bahkan bermetamorfosis pada pembentukan metodologi baru yang dinamakan penguasaan “Taipanisme”. Hingga sekarang belum ada kata damai. China dianggap lakukan offside terhadap kedaulatan bangsa Indonesia. Karena, mereka dicurigai membangun tatanan baru melalui konspirasi politik tingkat tinggi.

Kita bisa lihat, 4 tahun ini di Indonesia, agenda-agenda penyajian pertarungan propaganda melawan gagasan Belt and Road Initiatif terus berlanjut tentang win-win sustainaibility (solusi berlanjut) akan pengembangan dan masa depan China. Bahkan, ada yang meyakini kelompok pribumi akan melawan, seperti semangat melawan Belanda sejak 500 tahun yang lalu.

Menurut Allesandro Alduino (2018: 13) dalam bukunya “China’s Private Army: Protecting the New Silk Road” bahwa sejak peluncuran BRI pada tahun 2013, publik Tiongkok melakukan diplomasi ekonomi, politik dan keamanan. Hal itu dilakukan untuk memanfaatkan metafora Global Silk Connectivity pembangunan berkelanjutan bagi China untuk menguasai dan menyambungkan jalur perdagangan dunia.

Di Indonesia sendiri, China terus berusaha mengelola issue-issue politik dan menjamin keamanan warga negaranya agar terhindar dari kecemasan perilaku dan tindakan yang bersifat represif dari Pribumi. China lakukan pengelolaan issue-issue strategis: kekuasaan politik di Indonesia semata-mata untuk pertahankan upaya “kebangkitan China dan Kepastian Kawat Jalur Sutra”.

Lanjut, Allesandro Alduino (2018) yang diakui oleh para pengamat intelijent melalui testimoni dalam bukunya itu bahwa “upaya BRI China masuk wilayah Indonesia sudah mulai sejak 20 tahun lalu, setelah berakhirnya masa rezim Soeharto. Wilayah pertama dijadikan aneksasi konflik adalah Sipadan-Ligitan dan laut China Selatan. Melalui propaganda militer itulah, sambil mengintip wilayah Indonesia. Tetapi, cara masuk kejantung Indonesia melalui infrastruktur yang memang selama ini menjadi kebutuhan rakyat Indonesia”.

Eliet-elit partai politik sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia, harus mampu mengelola issue ini secara baik agar tidak terjerembab pada konflik komunal. Karena sampai hari ini, cukup kuat bangsa ini dan bersyukur belum berhasil untuk membuat Indonesia masuk dalam konflik, seperti apa yang dilakukan China melalui konflik senjata di beberapa negara Islam di dunia.

Sala satu misal Turkistan. Banyak orang tak mengenal negeri Turkistan. Tetapi bagi masyarakat dunia takan akan kenal dengan salah satu negeri Islam yang kemasyhurannya hampir menyamai Andalusia, sangatlah naib. Bukankah nama-nama ilmuwan berasal dari sana? Al-Bukhari, Al-Biruni, Al-Farabi, Abu Ali Ibnu Sina, dan sejumlah tokoh ilmuwan intelektual lainnya yang sampai kini merupakan tokoh-tokoh paling tak terlupakan, berasal dari negeri tersebut.

Kita bangsa Indonesia harus belajar dari fakta sejarah Turkistan yang termaktub dalam buku berjudul “Turkistan: Kisah Hilangnya Negara Islam” yang ditulis oleh Najib Al-Kailany, seorang sastrawan terkenal dari Mesir. Bahwa eksplorasi Turkistan yang terletak di Asia Tengah dengan penduduk mayoritas keturunan Turki, merupakan salah satu benteng kebudayaan dan peradaban Islam. Pada abad ke-16 sampai abad ke-18, Negara Cina dan Rusia mulai gergaji kekuasaan Turkistan dan melakukan ekspansi teritorial militer.

China mulai bergerak menaklukkan Turkistan Timur dan kemudian merubah namanya menjadi Sinkiang, sementara Turkistan Barat telah lebih dahulu dicaplok Rusia. Dengan berbagai alasan politik, Soviet menghapuskan nama Turkistan dari peta dunia dan memancangkan nama Republik Soviet Uzbekistan, Republik Soviet Turkmenistan, Republik Soviet Tadzhikistan, Republik Soviet Kazakestan, dan Republik Soviet Kirgistan.

Atas aksi ekspansif militer dan infrastruktur China tersebut, Turkistan, kini benar-benar telah raib (musnah) dari peta dunia. Rusia dan Cina telah memecahnya menjadi negara-negara yang kini termasuk bagian dari Rusia dan Republik Rakyat Cina.

China melalui One Belt One Road dengan program invasi infrastruktur itu telah mengadakan konflik militer atas nama perlindungan terhadap infrastruktur secara total di Turkistan. Indonesia harus belajar dari hilangnya Turkistan.

Dahaga Infrastruktur dan Penetrasi China

Gayung bersambut, rakyat Indonesia dan elit politiknya masuk kategori “Dahaga Infrastruktur.” Bahkan, beberapa hari kemaren perwakilan pemerintahan China telah datang menemui Ketua DPR dan pejabat negara lainnya.

Konteks dahaga ini puluhan tahun Indonesia setelah merdeka terus memakai pendekatan infrastruktur sebagai model untuk menaikkan tingkat kesejahteraan dan menggurangi kemiskinan. Padahal, ada cara lain. Kalau invasi dan penetrasi China ini tidak terkontrol, maka Indonesia bisa lepas dan hilang dari muka bumi.

Dahaga infrastruktur itulah pertanda bahwa rakyat Indonesia masuk dalam kategori “haus kekuasaan, haus atas kemiskinan”. Padahal kalau jeli dan teliti membacanya itu bagian dari penguasaan terhadap kedaulatan bangsa ini.

Sekarang bisa diamati secara detail, China memasok perusahaan atau korporasi miliknya (BUMN China) yang menyebarkan di Indonesia untuk mengontrol kesenjangan atas munculnya persepsi yang berkaitan dengan ancaman keamanan warga negaranya. Cara kontrol mereka dilakukan melalui bentuk pemanfaatan kontraktor keamanan dan Master Of Understanding antara pengusaha. Kemudian, memasukkan tenaga kerja secara berkelompok.

Sebagian besar BUMN dan perusahaan swasta Cina yang membangun infrastruktur di sepanjang jalur BRI, termasuk Indonesia cenderung meremehkan risiko: misal tenaga kerja yang kurang pengalaman dan teknik penguasaan spesifikasi pekerjaan.

Allesandro Alduino (2018) mengatakan polarisasi ekonomi global, memunculkan perusahaan swasta China yang menawarkan layanan militer sebagai bagian dari model bisnis inti mereka. Tentara bayaran modern menjadi alat penggerak, menawarkan layanan investasi, penggerak infrastruktur dan mereka juga melakukan propaganda politik saat suksesi politik disuatu negara yang termasuk jalur BRI (Belt And Road Initiatif). Tentara-tentara yang menjelma sebagai sipil itu menggerakkan opini, agitasi, dan propaganda melalui media sosial, termasuk Facebook.

Pada setiap jalur BRI, BUMN China membutuhkan satu set layanan terintegrasi di mana personil bersenjata hanyalah satu komponen dengan investasi. Contoh kasus: setelah pembunuhan 17 warga sipil Irak di Nisour Square di Baghdad, tindakan PSC Blackwater Amerika (Tentara Bayaran), juga berlabel PMSC (sala satu pengaman perusahaan China), menghasilkan sebuah protes media terhadap pekerjaan kontraktor keamanan swasta China. Karena, propaganda senjata itulah membuat kejatuhan warga sipil. Lalu, segera memaksa CEO Blackwater Eric Prince meninggalkannya Bagdadh. Itu merupakan pelajaran seandainya, ada sesuatu yang terjadi di bangsa ini.

Karakter Suksesi Politik 2019

Seorang intelektual Peter Calven dalam bukunya berjudul “The Process Of Political Succession” Peter Calvert (Editor dkk), diterbitkan oleh Palgrave Macmillan, published in the United States of America in 1987, mengatakan suksesi politik di Republik Rakyat China dan negara-negara Jalur Belt And Road Initiatif (BRI) memaksa aturan yang mereka berlakukan melalui kerjasama bilateral.

Peter Calven (1987) mengungkapkan setidaknya tiga model suksesi politik dijalur Belt and Road Initiatif (BRI) yakni: 1). Model totaliter, yang menganggap pemimpin individu aturan pribadi dan mencakup semua sebagai sektor penting. Sekarang dianut oleh China. 2). Model konflik, bahwa kebijakan BRI harus menentukan struktur kekuasaan politik yang dibentuk berdasarkan kekuatan partai politik. 3). Model birokrasi, mereka akan pengaruhi kekuasaan politik untuk melayani kepentingan mereka dengan memberi penekanan pada pemimpin untuk menjalankan sistem kekuasaan sesuai keinginan mereka. Hal yang paling spesifik adalah menyiapkan Kartu Tanda Penduduk bagi warga negara China untuk kepentingan apapun, termasuk pemilihan (pemilu).

Namun, Robinson dalam tulisannya yang dimuat dalam buku “The Process Of Political Succession” (1987) bahwa cara suatu sistem diatur agar berjalan sesuai aturan dan norma yang berlaku dalam sistem politik. Robinson pun menyarankan China menggunakan pendekatan ini: 1). pendekatan lingkungan yang berfokus pada arah ekonomi Cina, populasi keseimbangan pangan, ancaman perbatasan, dan status negara-negara koloninya. 2). pendekatan kepribadian, terutama individu, faksi, dan gender harus dimanfaatkan. 3). pendekatan kemasyarakatan, yang mendalilkan masyarakat: lingkungan sosial, budaya, sejarah, dan struktur dan operasi institusi keluarga ekonomi sosial politik dalam menentukan pilihan politik.

Dari pendekatan di atas, sudah bisa kita prediksi semua itu terjadi di Indonesia. Menentukan pilihan politik, tentu sudah pada porsi yang telah ditentukan. Jadi konteks 2019, pendekatan itulah yang terjadi dan kehati-hatian memilih pemimpin. [rakyatmerdeka]

Rusdianto Samawa

Direktur Eksekutif Global Base Review (GBR)

Sumber : rmol, Eramuslim.com

IPW Sesalkan Kedatangan Brimob Bersenjata Lengkap ke Kantor DPD Gerindra Jateng

IPW Sesalkan Kedatangan Brimob Bersenjata Lengkap ke Kantor DPD Gerindra Jateng


10Berita, JAKARTA —Aksi Brimob bersenjata mendatangi kantor DPD Gerindra Jawa Tengah pada Sabtu (4/5/2018) sangat disesalkan. Aksi ini bisa dinilai sebagai pengkebirian terhadap demokrasi yang hendak dilakukan Brimob terhadap partai politik.

Indonesia Police Watch (IPW) mengecam keras aksi Brimob ini dan mendesak Komisi III DPR segera memanggil Kakor Brimob untuk mengklarifikasi peristiwa ini. Jika kasus ini tidak segera diklarifikasi dikhawatirkan berkembang opini bahwa Brimob sudah tidak independen dan diperalat pihak tertentu untuk memojokkan partai politik tertentu.

IPW menilai, penjelasan Kabid Humas Polda Jateng yang mengatakan kedatangan Brimob ke DPD Gerindra itu berhubungan dengan Pilkada justru akan membingungkan publik dan terkesan mengada-ada serta menimbulkan sejumlah pertanyaan.

“Pertama, kenapa di daerah lain yang juga melaksanakan pilkada, Brimob tidak beraksi mendatangi DPD Gerindra. Kedua, apakah peristiwa ini kebijakan Makin  Brimob atau hanya sebatas kebijakan Brimob Polda Jateng, karena sejauh tidak ada instruksi KorBrimob agar pasukannya mendatangi partai partai di daerah. Sehingga patut jadi pertanyaan, siapa yang menginstruksikan agar Brimob Jateng mendatangi DPD Gerindra,” tulis Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan pers yang diterima Voa Islam,Ahad (6/5/2018).

Neta melanjutkan, “Ketiga, Kasat Brimob Jateng perlu diminta pertanggungjawabannya atas peristiwa ini. Sebab Aksi ini sudah melampaui wewenangnya dan konsekwensi Kasat Brimob Jateng  harus dicopot dari jabatannya karena bisa menimbulkan kekacauan demokrasi.”

Kenapa Kasat Brimob Jateng perlu dicopot? Sebab apa yang terjadi di Jateng adalah preseden yang bisa menimbulkan kekacauan politik dan benturan politik tingkat tinggi. Selain itu peristiwa ini bertolak belakang dengan prinsip utama tugas Polri yang harusnya senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan bukan menimbulkan keresahan di masyarakat.

Jika seandainya polisi mencurigai sesuatu di DPD Gerindra Jateng seharusnya polisi cukup melakukan operasi intelijen dan bukan mengerahkan Brimob sebagai pasukan komando.

“Bagaimana pun kasus ini tidak boleh dibiarkan dan harus diselesaikan agar tidak menjadi preseden bagi demokrasi dan menimbulkan benturan di masyarakat maupun di kalangan elit politik, apalagi ke depan bangsa Indonesia menghadapi tahun politik dimana Polri diharapkan mampu bersikap profesional, independen dan proporsional serta tidak terlibat dalam manuver politik praktis,” ungkap Neta.

Seperti diberitakan banyak media, Brimob Jateng mendatangi kantor DPD Gerindra Jateng pada Sabtu (5/5/2018). Sebelumnya pada Jumat (4/5/2018) pasukan Brimob juga mendatangi kantor DPC Gerindra Semarang. Menurut informasi pengurus DPD Gerindra Jateng, kedatangan Brimob tanpa pemberitahuan dan permintaan.* [Syaf/]

Sumber :voa-islam.com

Gatot Nurmantyo: Saya Siap Jungkir Balik demi Bangsa dan Negara

Gatot Nurmantyo: Saya Siap Jungkir Balik demi Bangsa dan Negara

10Berita, YOGYAKARTA—Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan siap menyatukan partai Islam jika dirinya diberi mandat. Ia siap menjadi mediator untuk mempersatukan partai-partai Islam seperti PKS, PPP, PAN, PKB dan PBB.

Gatot mengatakan, umat Islam memilik peran yang sangat besar dalam kemerdekaan bangsa Indonesia, Islam juga dianut oleh mayoritas rakyat Indonesia. Untuk itu Gatot yakin dengan bersatunya Partai Islam negara akan semakin kuat.

“Jika para elite politik partai Islam melaksanakan ajaran agama, Indonesia saya yakin makin kuat,” kata Gatot di Masjid Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (4/5/2018).

Meski belum memiliki kendaraan politik, Gatot mengaku siap untuk menyatukan partai-partai Islam tersebut demi bangsa.

“Saya siap jungkir balik demi kebaikan bangsa dan negara,” tegasnya.

Menurut Gatot, jika sudah bersatu, maka partai-partai itu akan menjadi suara sah umat Islam. Maka nantinya siapapun yang diajukan sebagai pemimpin bangsa akan didukung sepenuhnya oleh umat lantaran dinilai mampu mengayomi.  []

SUMBER: SINDONEWS

NYALI SINGA! DIINTIMIDASI Puluhan SATPOL PP Kota Medan, Peserta CFD Melawan: INI HAK WARGA!!

NYALI SINGA! DIINTIMIDASI Puluhan SATPOL PP Kota Medan, Peserta CFD Melawan: INI HAK WARGA!!


10Berita, Area CFD di kota Medan memanas. Warga yang mengenakan kaus bertagar #2019GantiPresiden diintimidasi oleh puluhan Satpol PP yang berjaga di sekitar CFD.

Warga yang ngotot masuk ke area CFD pun diintimidasi agar melepaskan kaus bertagar #2019GantiPresiden yang dikenakannya. Satpol PP menuding warga akan kegiatan politik di area CFD.

Hal ini diungkap seorang warganet yang mengunggah sebuah video pendek dari area CFD di Lapangan Merdeka Medan, Ahad, 6 Mei 2016.

— #2019GantiPresiden (@55Annur) May 6, 2018


Warga tersebut berteriak, "Ini HAK RAKYAT untuk mengganti Presiden! Kenapa takut? Legowo aja..Legowo..," ungkap warga kesal.

Seperti dikabarkan sebelumnya, Pemkot Medan melalui surat yang ditandatangi Sekretaris Daerah meminta Satpol PP menertibkan atribut bertagar #2019GantiPresiden. (Baca: Pemkot Medan Kerahkan Aparat "TERTIBKAN" Atribut #2019GantiPresiden

Dalam kenyataannya, tak hanya menertibkan, namun para pemakai kaus bertagar #2019GantiPresiden tak diizinkan masuk ke area CFD.
Menanggapi intimidasi tersebut, warganet pun berkomentar.

— 🇲🇨🕋👉2019👈🕋🇵🇸 (@maulanatigor1) May 6, 2018

Mereka menuduh orang lain melakukan intimidasi dg memviralkan adegan intimidasi yg dibuatnya sendiri, sementara mereka dg terang benderang melakukan intimidasi memang itu ciri mereka

— Saya dukung Prabowo (@bela_bangsa_ini) May 6, 2018

kenapa satpol pp... woiii... #2019GantiPresiden bukan kampanye jgn cari gara2 ya... loe makan dr uang rakyat tau...!!!

— #2019GantiPresiden (@jo3di3) May 6, 2018

Warga #Medan Resah' Dan Protes'...
Pelarangan Atribut #2019GantiPresiden Memasuki Lapangan Merdeka Oleh Satpol PP Atas Intruksi Walikota Medan....
Padahal Disekitar Lapangan Merdeka Penuh Spanduk2 Salah Satu Calon Gubernur, Tanpa Tindakan Apapun Oleh Pemko Medan....#miris pic.twitter.com/GBwfXAKoiQ

— Muslim_Bersatu (@Muslim_Bersatu1) May 6, 2018


Abang ini Juara, nyali Singa. Salam dari pojokan Arema

— sentot (@sentot_hendro) May 6, 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

PECAH!!! Massa Tumpah di Acara Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden

PECAH!!! Massa Tumpah di Acara Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden


10Berita, JAKARTA - Lauutan masaa menghadiri acara Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden di sekitar Patung Kuda, Monas, Jakarta, Minggu (6/5/2018) pagi. Mereka menyerukan agar adanya pemimpin baru dalam Pilpres 2019.

Dari pantauan di lapangan, massa yang sebagaian besar mengenakan baju #2019GantiPresiden  ini memenuhi lapangan sisi barat Monas. Mereka didominasi oleh bapak-bapak, ibu dan anaknya.

Sebagian peserta mengaku datang sejak dini hari tadi. Mantan artis yang kini jadi aktivis Neno Warisman berorasi di atas mobil komando menyerukan ganti Presiden.

"Rakyat kita sudah jengah dengan kondisi saat ini. Mari kita galang kekuatan untuk menghadirkan adanya pemimpin baru," kata Neno di atas mobil komando, seperti dilansir Sindonews.

Neno kemudian mengajak massa menyanyikan lagu-lagu yang menyerukan ganti Presiden.

"Ikuti saya ya, kalau saya nyanyi '2019' nanti dijawab 'GantiPresiden'," kata Neno.

Acara ini rencananya akan berlangsung hingga pukul 11.00 WIB. Dengan diisi oleh orasi dari beberapa tokoh diantaranya penggagas gerakan #2019Ganti Presiden Mardani Ali Sera.

Sementara, disisi lain ada kegiatan Car Free Day yang berlangsung seperti biasa. Mereka tak tampak terganggu dengan adanya kegiatan ini.


TUMPAH RUAH....!!!
Begini kondisi saat ini Deklarasi Relawan #2019GantiPresiden.

Walau info yang beredar banyak intimidasi, banyak penggembosan penggembosan peserta.

Tapi, semangat itu tetap menyala. Semakin ditekan, maka bak bola karet akan semakin memantul semakin tinggi. pic.twitter.com/HQzKfZCYqy

— BP™ (@BangPino_) 6 Mei 2018

Seentara itu, perwakilan dari Tim Advokasi Relawan Aktivis #2019GantiPresiden Djuju Purwantoro menyebutkan, alasan pihaknya ingin 2019 nanti ada presiden yang baru yakni karena ingin kondisi negara bisa lebih baik, adil, dan makmur. Menurutnya, saat ini banyak kebutuhan maryarakat yang harganya melambung tinggi.

"Sekarang harga-harga mahal. Itu faktanya. Masyarakat merasakan seperti itu, harga-harga tarif dasar listrik, harga sembako, BBM, itu naik terus kita ingin perubahan lebih baik," kata dia saat ditemui di sekitar lokasi kegiatan, Ahad (6/5), seperti dilansir Republika.

Berikut foto-foto Deklarasi Akbar Relawan #2019GantiPresiden:

PECAH! #2019GantiPresiden di Monas...... pic.twitter.com/5WUlWuiQFz

— Mustofa Nahrawardaya (@NetizenTofa) 6 Mei 2018


Sumber: PORTAL ISLAM

Ngeri, Brimob Bersenjata Geruduk Kantor Gerindra

Ngeri, Brimob Bersenjata Geruduk Kantor Gerindra

Anggota Brimob datangi kantor Gerindra Jateng. Foto: detik.com

10Berita, Kedatangan sejumlah anggota Brigade Mobil (Brimob) ke kantor DPD Gerindra Jawa Tengah membuat kader partai besutan Prabowo Subianto itu meradang. Sekretaris DPD Gerindra Jateng, Sriyanto Saputro menyebut kehadiran anggota Brimbob secara mendadak menjelang pelaksaan Pilgub 2018 seperti tengah memburu teroris.

"Ini over acting, justru mengesankan suasana mencekam jelang Pilgub,” kecam Sriyanto seperti dikutip detik.com (5/5/18).

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Agus Triatmaja, mengatakan patroli dilakukan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan Pilkada mengakui adanya personil Brimbob yang datang ke kantor DPD Gerindra. Menurutnya hal itu terkait patroli keamanan menjelang Pilkada. Bukan hanya kantor Gerindra, Brimbob juga menyambangi kantor KPU, Bawaslu serta kantor-kantor partai politik terkait.

Pasukan Brimob. Foto: okezone.com

Tetapi isu di luar berkembang menjadi panas karena dikaitkan dengan rencana deklarasi #2019GantiPresiden yang akan digelar Minggu (6/5/18), di Simpanglima Semarang, yang kabarnya akan dihadiri Prabowo Subianto. Terlebih, menurut Sriyanto, Brimob bukan menggeruduk kantor DPD, namun juga kantor DPC Gerindra Kota Semarang.

Padahal isu tersebut tidak benar. Sriyanto memastikan Gerindra tidak terlibat dalam kegiatan tersebut dan Prabowo juga tidak akan hadir karena sedang melakukan safari di Jawa Timur.

Sudah menjadi tugas kepolisian, termasuk Brimob, untuk menjaga keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat. Potensi kerawanan sekecil apapun harus diantisipasi dengan salah satunya melakukan patroli. Tetapi mendatangi kantor partai politik tanpa dibekali surat perintah dan kejelasan tujuannya, rawan menimbulkan tafsir berbeda. Bahkan jika tidak hati-hati bisa diangga sebagai bentuk intervensi.

Ke depan, kegiatan semacam itu, hendaknya dikoordinasikan terlebih dahulu. Dan jika memang ada potensi kerawanan keamanan, jangan juga ragu-ragu. Bawa surat perintah dan langsung lakukan tindakan terukur.

Kita juga berharap kepada mereka yang akan mendeklarasikan #2019GantiPresiden tidak memanfaatkan fasilitas umum seperti arena car free day (CFD) baik di Semarang maupun di Jakarta atau daerah lain. Kegiatan politik tentu tidak dilarang dan merupakan bagian dari proses demokrasi. Tetapi menyerobot hak publik untuk menikmati fasilitas umum seperti CFD, jelas bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Di samping itu juga rawan terjadinya gesekan karena belum tentu semua warga yang ada di area CFD, setuju dengan misi politik yang diusung kelompoknya @yb

Sumber :UC News 

Gus Nur: Pilih Jokowi Haram, 70 Janji Presiden Gak Ditepati

Gus Nur: Pilih Jokowi Haram, 70 Janji Presiden Gak Ditepati

Sumber: Tribunnews.com

10Berita, Dalam beberapa hari ini di dunia maya sedang viral Video ceramah ustad Sugi Nur atau lebih dikenal Gusnur di sebuah masjid di Semanggi, Surakarta, Jawa Tengah menuai kontroversi. Ceramah yang digelar pada Minggu (29/4/2018) berbau nuansa politik tentang haram pilih Jokowi.

Sumber: Radarkontra

Dilansir Tribunnews.com (5/5/2018) Ceranah yang bertajuk Indonesia Bangkit Dari Masji ini mengenduskan ucapan Gus Nur menganggap Jokowi haram pada menit 12 detik 33 dalam video unggahan channel Youtube MUNIJAT Channel, Selasa (1/5/2018)."Bagi saya Jokowi Haram.

Jokowi diharamkan lantaran Presiden Jokowi telah berbohong karena ada sekitar 60 atau 70 janjinya yang belum ditepati. Ia juga meminta jemaah yang memilih Jokowi di Pemilu nanti untuk keluar dari masjid pada menit 25 detik 33.

Sumber: Tribunnews.com

Diketahui, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin telah menyampaikan imbauan agar tak berpolitik di Rumah Ibadah, seperti dilansir Tribun-Video.com dari Tribunnews.com, Kamis (3/5/2018).

Sumber :Rakata News