Jumat, 02 Agustus 2024
Palestina terzalimi oleh para pemimpin Arab sendiri. Bayangkanya Zionis hanya 5 juta orang tapi bisa bikin takut 50 juta orang arab
Kamis, 01 Agustus 2024
Dunia Mengutuk! Ini Reaksi Global terhadap Pembunuhan Pemimpin Hamas Oleh Teroris Israel
10Berita: Dunia mengutuk pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyah, menyusul pengumuman kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Rabu (31/7/2024) pagi bahwa kepala biro politiknya Ismail Haniyeh gugur dalam serangan udara Zionis penjajah yang menargetkan kediamannya di ibu kota Iran, Teheran.
Para pejabat tinggi Palestina, termasuk Presiden Mahmoud Abbas, pada Rabu mengutuk pembunuhan kepala biro politik kelompok Hamas Ismail Haniyah, dengan menyebutnya sebagai “perkembangan yang berbahaya”.
Abbas menyerukan kepada rakyat Palestina “untuk bersatu, bersabar dan tabah menghadapi pendudukan/penjajahan Zionis”.
Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hussein al-Sheikh, mengutuk pembunuhan Haniyah. Ia mendorong rakyat Palestina untuk tetap lebih tabah menghadapi pendudukan/penjajahan (Zionis), dan perlunya menggalang persatuan pasukan dan faksi Palestina.
Pemimpin partai Inisiatif Nasional Palestina, Mustafa Barghouti, berduka atas terbunuhnya pemimpin Hamas. Ia mengatakan, “Rakyat Palestina hari ini kehilangan seorang pemimpin patriot pemberani, yang dikenal karena integritas dan keterusterangannya, dan karena perhatiannya yang jujur terhadap persatuan nasional.”
Turki
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah di Teheran pada Rabu (31/7/2024).
“Itu adalah upaya tercela untuk melemahkan Perjuangan Palestina, perlawanan gemilang Gaza, dan perjuangan sah saudara-saudara Palestina kita. (Pembunuhan) itu bertujuan untuk melemahkan semangat, mengintimidasi dan menekan mereka (Hamas-rakyat Palestina),” ujar Erdogan.
Menurut Erdogan, pembunuhan ini mencerminkan serangan sebagaimana dialami sebelumnya oleh tokoh-tokoh Palestina seperti Syaikh Ahmad Yassin dan Syaikh Abdul Aziz al-Rantisi. Erdogan menegaskan bahwa “kebiadaban Zionis sekali lagi akan gagal mencapai tujuannya”.
Ia menyerukan sikap agar dunia Islam bersatu untuk mengakhiri penindasan di Gaza. Erdogan juga menegaskan kembali komitmen Turki untuk mendukung pembentukan negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Erdogan mengakhiri pernyataannya dengan doa untuk Haniyah, kemudian menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan rakyat Palestina.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menyampaikan “duka mendalam” pada Rabu (31/7) atas pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyah di Iran.
“Saya mengetahui dengan kesedihan yang mendalam bahwa saudara saya Ismail Haniyah telah menjadi martir (syuhada) di Iran,” kata Fidan di X.
“Kami menjadi saksi atas upayanya baru-baru ini untuk mengupayakan gencatan senjata. Bahkan ketika anggota keluarganya dibunuh oleh Zionis, ia tidak pernah kehilangan kepercayaannya pada perdamaian,” tulis Fidan, menyampaikan duka citanya.
Menggambarkan Haniyah sebagai “simbol” perlawanan Palestina, Fidan mengatakan bahwa “kenangan mulia pemimpin Hamas akan terus hidup dalam perjuangan rakyat Palestina”.
Iran
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei memuji Haniyah sebagai “seorang pemimpin pemberani dan pejuang Palestina yang terhormat” seraya menambahkan bahwa kelompok perlawanan (Hamas) “sedang berduka”.
“Rezim Zionis kriminal dan teroris telah membunuh tamu kami yang terkasih di rumah kami dan membuat kami berduka, tetapi ia juga telah menyiapkan dasar untuk hukuman berat bagi dirinya sendiri (Zionis),” Khamenei memperingatkan.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian bersumpah untuk membuat “para penjajah menyesali tindakan pengecut mereka” dalam membunuh Ismail Haniyah, Kepala Biro Politik Hamas.
“Ikatan antara negara-negara yang membanggakan di Iran dan Palestina akan lebih kuat dari sebelumnya, dan jalan perlawanan serta pembelaan bagi yang tertindas akan ditempuh lebih kuat dari sebelumnya,” kata Pezeshkian di akun X.
“Republik Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, martabat, dengan kebanggaannya, dan akan membuat para penjajah (teroris) menyesali tindakan pengecut mereka,” tambahnya.
Lebanon
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati “dengan keras” mengutuk pembunuhan Ismail Haniyah. Ia menganggapnya sebagai ”ancaman serius yang dapat memperluas cakupan perhatian dan bahaya global di kawasan”.
Yordania
Kementerian Luar Negeri Yordania di X mengatakan pembunuhan pemimpin Hamas itu sebagai “pelanggaran hukum internasional dan hukum humaniter”. Ia menggambarkannya sebagai “kejahatan eskalasi” yang akan menyebabkan ketegangan dan kekacauan lebih lanjut di kawasan tersebut.
Pernyataan itu menambahkan bahwa juru bicara kementerian Sufyan Al-Qudah menegaskan kembali “sikap tegas” Yordania terhadap pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan negara, mengutuk pembunuhan politik, terorisme dan kekerasan, terlepas dari motifnya.
Qatar
Qatar pada hari Rabu mengecam pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah, karena khawatir hal itu akan meningkatkan kekacauan di wilayah tersebut dan meredupkan prospek perdamaian.
Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan “mengutuk dengan keras pembunuhan kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh”. Kementerian itu menyebutnya sebagai “eskalasi yang berbahaya dan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan humaniter”.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa pembunuhan Haniyah dan “penargetan warga sipil yang sembrono di Gaza kemungkinan akan membawa wilayah tersebut ke dalam kekacauan dan merusak peluang perdamaian”.
Pakistan
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Pakistan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Haniyah dan rakyat Palestina.
“Pakistan mengutuk terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, termasuk pembunuhan di luar hukum dan di luar wilayah tanpa memandang motifnya,” kata kementerian tersebut.
“Kami sangat terkejut dengan waktu tindakan sembrono ini, yang bertepatan dengan pelantikan Presiden Iran, sebuah acara yang dihadiri oleh beberapa pejabat asing, termasuk Wakil Perdana Menteri Pakistan,” lanjut Kementerian tersebut.
Islamabad mengatakan mereka memandang dengan sangat prihatin meningkatnya petualangan “Israel” di wilayah tersebut dan tindakan terbarunya yang merupakan eskalasi berbahaya di wilayah yang sudah tidak stabil sehingga merusak upaya perdamaian.
Rusia
Moskow pada hari Rabu mengutuk pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah. Negara pimpinan Vladimir Putin ini menyebutnya sebagai “pembunuhan politik yang tidak dapat diterima”—yang akan memperburuk ketegangan regional.
“Pembunuhan Haniyah merusak upaya untuk membangun perdamaian di kawasan itu dan dapat secara signifikan mengganggu situasi yang sudah tegang,” tegas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
China
Beijing mengutuk pembunuhan Ismail Haniyah, Kepala Biro Politik kelompok perlawanan Palestina Hamas yang terbunuh.
“Kami dengan tegas menentang dan mengutuk pembunuhan dan tindakan kekerasan apa pun dan kami sangat prihatin dengan potensi peningkatan ketidakstabilan regional akibat peristiwa ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian tentang pembunuhan Haniyah di Teheran.
Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pembunuhan itu dirancang untuk menggagalkan pembicaraan yang sedang berlangsung. Pembicaraan itu terkait dengan upaya mengakhiri pembantaian di Gaza, tempat “Israel” melakukan pembunuhan lebih dari 39.000 warga Palestina sejak 7 Oktober.
“Jelas sekali bahwa ini hanya dapat dilakukan dalam lingkungan yang benar-benar bebas dari hukuman,” kata Anwar, saat menyampaikan ucapan belasungkawanya kepada pimpinan Hamas melalui telepon.
“Hanya orang yang tidak peduli dan tidak bermoral yang tidak akan melihat perlunya meningkatkan tekanan pada Zionis untuk menghentikan pembunuhan yang mereka lakukan,” ujar Anwar.
Anwar mengatakan “para pengkritiknya … gagal menghargai keinginan mendalam Haniyah untuk Timur Tengah yang damai dan negara Palestina yang dikembalikan ke martabatnya yang semestinya.”
Indonesia
Indonesia juga mengutuk pembunuhan tersebut, karena khawatir hal itu dapat memperburuk konflik yang sedang berlangsung.
“Itu merupakan tindakan provokatif yang dapat meningkatkan konflik di kawasan tersebut dan menggagalkan negosiasi yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Australia
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan negaranya “tentu ingin memastikan bahwa tidak terjadi eskalasi (setelah peristiwa pembunuhan ini) karena konsekuensinya akan “sangat besar”.
Sri Lanka
Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengecam pembunuhan tersebut. Ia menekankan bahwa pihaknya tidak akan pernah memaafkan tindakan seperti itu.
Afghanistan
Pemerintahan sementara Taliban di Afghanistan mengutuk pembunuhan tersebut. Juru bicara Zabihullah Mujahid menggambarkan Haniyah sebagai “pemimpin Palestina yang terhormat, bijaksana dan tegas, yang telah berkorban banyak dalam perjuangan dengan jihadnya yang sukses”.
Menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Haniyah dan pimpinan Hamas, Mujahid mengatakan, “Emirat Islam Afghanistan menganggap membela Hamas dan tanah suci Palestina sebagai tugas Islam dan kemanusiaan.”
Jerman
Jerman mendesak de-eskalasi segera setelah pembunuhan Haniyah. “Sekarang saatnya untuk tetap tenang dan melakukan segala yang mungkin untuk meredakan eskalasi, dan peluang kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata di Gaza tidak boleh disia-siakan sekarang,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Sebastian Fischer dalam jumpa pers di Berlin.
Menurutnya, upaya diplomatik lebih lanjut sekarang diperlukan untuk mengamankan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
“Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin. Logika saling membalas dendam adalah pendekatan yang salah arah,” tegasnya.
Italia
“Situasinya mengkhawatirkan, dan kami berupaya untuk menghindari eskalasi,” kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani, seperti dilansir kantor berita negara ANSA.
Tajani mengatakan bahwa negaranya berupaya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Swiss
“Swiss sangat prihatin dengan risiko eskalasi yang tinggi di kawasan tersebut,” kata Kementerian Luar Negeri Swiss di X.
Kementerian tersebut mendesak semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya dan memprioritaskan jalur diplomatik untuk meredakan ketegangan.
Inggris menegaskan kembali kekhawatirannya atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Menteri Luar Negeri David Lammy dan Menteri Pertahanan John Healey melakukan perjalanan ke kawasan tersebut untuk menyerukan diakhirinya konflik di Gaza dan de-eskalasi di kawasan yang lebih luas.
“Eskalasi dan destabilisasi tidak menguntungkan siapa pun. Sangat penting bagi kita untuk terlibat erat dengan mitra seperti Qatar, yang memainkan peran kunci dalam memediasi konflik di Gaza, sehingga kita dapat mengakhiri perang yang menghancurkan ini,” kata Menlu Inggris, David Lammy.
Lammy dan Healy juga akan menegaskan kembali dukungan Inggris kepada Qatar atas peran negara tersebut, termasuk upaya untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza.
“De-eskalasi harus menjadi fokus utama kita karena wilayah ini berada di persimpangan jalan. Hilangnya nyawa yang tidak bersalah dalam beberapa pekan dan bulan terakhir tidak dapat ditoleransi. Ini harus diakhiri,” kata Healy.
“Semua pihak harus mundur dari konflik dan meningkatkan diplomasi,” katanya, seraya menambahkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan mitra seperti Qatar untuk mendorong perdamaian.
Mesir
Mesir memperingatkan tentang “dampak kebijakan pembunuhan, pelanggaran kedaulatan negara lain, dan pemicu konflik di wilayah tersebut”.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pembunuhan itu bertepatan dengan kurangnya kemajuan dalam negosiasi untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza.
Hal ini memperumit situasi dan menunjukkan tidak adanya kemauan politik “Israel” untuk de-eskalasi dan melemahkan upaya keras Mesir dengan mitranya.
Oman
Oman menyampaikan kecaman kerasnya atas pembunuhan Haniyah. Negara kesultanan (monarki) dengan sistem parlementer ini menyebutnya sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan serta jelas-jelas melemahkan upaya untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.”
Irak
Irak menyebut pembunuhan itu sebagai “tindakan agresif, pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, dan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.”
Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengumumkan Rabu pagi bahwa Haniyah dibunuh dalam serangan udara Zionis “Israel” di kediamannya di ibu kota Iran, Teheran. (S)
Sumber:
Gus Yaqut Kembali Dilaporkan ke KPK Terkait Kuota Haji
Rabu, 31 Juli 2024
BERITA TERKINI: Ismail Haniyah dan Pengawalnya Syahid di Iran
Foto: Middle East Eye
10Berita – Ismail Haniyah, kepala biro politik Hamas, telah dibunuh di Teheran, menurut pernyataan resmi Hamas yang dirilis pada Rabu (31/7/2024) pagi.
Hamas mengatakan bahwa Haniyah “meninggal akibat serangan licik Zionis di kediamannya di Teheran.” Hingga kini ‘Israel’ belum berkomentar.
Kantor Berita Iran melaporkan bahwa salah satu pengawal Haniyah juga terbunuh setelah kediaman mereka di ibu kota menjadi sasaran.
Dalam pernyataan lain, Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki insiden tersebut: “Kami sedang mempelajari dimensi insiden kesyahidan Haniyah di Teheran.”
Haniyah melakukan perjalanan ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Selasa.
Pejabat senior Hamas Musa Abu Marzouk mengatakan serangan itu “adalah tindakan pengecut dan sia-sia,” ia juga menambahkan bahwa “Hamas adalah sebuah institusi dan ideologi yang tidak akan terpengaruh oleh pembunuhan salah satu pemimpinnya.”
Sejak dimulainya genosida ‘Israel’ di Gaza, lebih dari 60 anggota keluarga Haniyah syahid dalam serangan ‘Israel’, termasuk saudara perempuannya, tiga putranya, dan tiga cucunya. Pada bulan April, ia berkata, “Melalui darah para syuhada dan rasa sakit orang yang terluka, kita menciptakan harapan, kita menciptakan masa depan, kita menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan negara kita.” (Middle East Eye)
Rabu, 24 Juli 2024
Ini Daftar Anggota Kongres AS Boikot Pidato Netanyahu, Respons Tlaib Mengejutkan
Namun tidak bagi Senator AS Bernie Sanders. Senator Sanders telah mengeluarkan pernyataan yang merinci mengapa dia enggan menghadiri pidato Netanyahu di depan Kongres.
“Saya setuju dengan jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan komisi independen PBB bahwa Benjamin Netanyahu dan Yahya Sinwar adalah penjahat perang,” kata Sanders, merujuk pada para pemimpin Israel dan Hamas.
Sanders juga mengatakan dia yakin pemerintahan sayap kanan dan ekstremis Netanyahu tidak boleh menerima satu sen pun dari dukungan pembayar pajak AS untuk melanjutkan penghancuran Gaza yang tidak manusiawi.
Beberapa anggota kongres lain juga juga mengatakan tidak akan menghadiri pidato tersebut. Selain Sanders, berikut anggota Kongres yang enggan hadir di pidato Netanyahu.
Senator Patty Murray
Senator Patty Murray sejatinya duduk di bangku belakang PM Netanyahu yang akan berpidato. Ia menggantikan Kamala Harris yang dikabarkan juga tidak hadir dalam pidato Netanyahu. Salah satu alasan Murray enggan datang yakni karena mendorong genjata di Gaza.
“Menjamin gencatan senjata yang langgeng dan saling menguntungkan adalah hal yang paling penting saat ini, dan saya akan terus mendorong agar gencatan senjata (di Jalur Gaza) dapat dicapai sesegera mungkin,” kata Murray dalam sebuah pernyataan yang menjelaskan keputusannya.
Rashida Tlaib
Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Rashida Tlaib juga memboikot pidato Benjamin Netanyahu. Menurut Tlaib, Netanyahu adalah penjahat perang. yang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.
Sungguh memalukan, kata ia, bahwa para pemimpin dari kedua partai mengundangnya untuk berpidato di Kongres. Dia harus ditangkap dan dikirim ke Pengadilan Kriminal Internasional.
“Sejak tahun 1948, AS telah memberikan lebih dari $141 miliar senjata kepada pemerintah Israel untuk mendanai pembersihan etnis warga Palestina, termasuk $17,9 miliar sejak bulan Oktober," ujarnya.
Rezim apartheid Netanyahu, kata Tlaib, telah membantai lebih dari 39 ribu warga Palestina di Gaza, termasuk lebih dari 15 ribu anak-anak. "Namun rekan-rekan saya dan Pemerintahan Biden terus menyetujui lebih banyak pendanaan dan mengirimkan lebih banyak senjata," ujarnya
Bahkan ketika anak-anak tak berdosa seperti Hind Rajab menjadi sasaran 355 peluru, ditembak di kepala oleh penembak jitu Israel. Anak-anak dan warga tak berdosa dibakar sampai mati di tenda mereka dengan senjata buatan AS, dibom saat bermain di sekolah atau dibiarkan sengaja mati kelaparan. "Tidak dapat disangkal bahwa ini adalah kejahatan perang menurut hukum internasional."
Senator Van Hollen
Senator Chris Van Hollen dari Maryland hadir di Senat menuduh Netanyahu menggagalkan perdamaian dan penciptaan resolusi dua negara atas konflik di Palestina.
“Netanyahu dan sekutu ekstremisnya seperti [Menteri Keuangan Bezalel] Smotrich dan [Menteri Keamanan Nasional Itamar] Ben-Gvir ingin tanah Tepi Barat sepenuhnya dimasukkan ke dalam negara Israel," ujarnya dilansir laman Jerusalem Post.
Senator Jeff Merkley
Senator Jeff Merkley dari Oregon menuduh Netanyahu membunuh perempuan dan anak-anak di Gaza dan menyebabkan kelaparan di wilayah tersebut.
Dia telah memprioritaskan kelangsungan politiknya sendiri dibandingkan pembebasan para sandera. Ia seharusnya tidak diberikan ruang di hadapan Kongres.
James Clyburn
Anggota Kongres James Clyburn juga diperkirakan tidak hadir. Demikian menurut pernyataan yang dia berikan kepada Associated Press.
Dicky Durban
Anggota Senat Dick Durban dari Illinois mengatakan dia tidak akan berdiam diri dan menyemangati Netanyahu mengingat cara dia menangani perang Gaza dan penolakannya untuk mempertimbangkan rencana perdamaian apa pun.
Sementara itu Wakil Presiden AS dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris juga tidak akan hadir, meski juru bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan hal ini karena masalah jadwal.
Harris dikabarkan telah membuat beberapa komitmen sebelumnya untuk bertemu dengan Netanyahu. Menurut laporan, Harris akan menggunakan pertemuan pribadi dengan Netanyahu untuk menyampaikan komitmennya terhadap keamanan Israel dan hak untuk membela diri.
Selain itu, Harris akan menekankan pandangannya bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri konflik dengan cara yang menjamin keamanan Israel, mencapai kesepakatan untuk membebaskan semua sandera, serta mengakhiri penderitaan warga sipil Palestina di Gaza.
Harris berencana untuk membahas dengan Netanyahu status negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, tambah laporan tersebut.
Dengan mengutip seseorang yang dekat dengan kantor wakil presiden, laporan itu mengatakan bahwa Harris percaya Amerika Serikat harus lebih tegas terhadap Netanyahu.
Pada Ahad kemarin, Presiden Joe Biden mengumumkan mundur dari pemilihan AS tahun 2024 demi kepentingan terbaik partai Demokrat dan Amerika Serikat. Biden mendukung Harris untuk menjadi calon partai Demokrat untuk presiden AS, dan Harris telah menerima dukungan tersebut.
Sumber: konten islam
Prabowo Disebut Mau 'Membuang' Gibran ke IKN
10Berita - Pegiat media sosial Tonanda Putra menyampaikan kabar yang beredar bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto mau membuang Wakil Presiden (Wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Prabowo Berpotensi Lebih Suka Ahok Menjadi Gubernur DKI Jakarta di 2024
10Berita - Pegiat media sosial Rinny Budoyo menilai Presiden terpilih Prabowo Subianto berpotensi lebih suka Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta di 2024.
Bagaimana drone-drone Hizbullah menaklukkan iron dome Israel?
10Berita - Hizbullah telah menunjukkan kemampuan untuk mempelajari dan memanfaatkan apa yang disebut "titik-titik buta" dalam pertahanan Israel dengan memetakan wilayah Palestina utara yang diduduki dengan drone pengintai, kata Sarit Zehavi, pendiri dan presiden Alma Research and Education Center, sebuah lembaga think tank Israel, seperti yang dilaporkan oleh WSJ.
Bagaimana Hizbullah memanfaatkan titik-titik buta Iron Dome?
Seberapa besar kemampuan Hizbullah menyerang Israel?
Apakah Iron Dome Israel sudah tak bisa diandalkan?
Hizbullah Kerahkan Drone Canggih
Sumber: Konten Islam
Cak Imin: Soeharto Angkat Mbak Tutut jadi Menteri Jatuh, Jokowi jadikan Anaknya Wapres Aman saja
10Berita - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bicara soal kondisi politik saat ini yang dinilainya banyak perubahan. Ia menyinggung Soeharto dan Presiden Jokowi.
Mengapa Kaum Mukmin Harus Berkuasa?
“Kekuasaan itu bisa nikmat dan juga bisa laknat”
Kekuasaan adalah fitrah. Setiap manusia -baik laki-laki maupun perempuan ingin berkuasa. Minimal menguasai diri sendiri. Syukur-syukur bisa menguasai keluarga, masyarakat, negara atau dunia.
Nafsu kuasa manusia bila tidak diatur, maka akan bertabrakan satu sama lain. Karena itu perlu musyawarah untuk mengatur hal ini. Sistem pemilihan demokrasi, satu orang satu suara, sebenarnya tidak tepat diterapkan di negeri Islam. Kelemahan sistem ini, seperti diterangkan banyak ahli, suara kiai sama dengan suara pelacur.
Padahal manusia bukan binatang. Kalau binatang bisa diukur sama (kadang juga tidak). Kalau manusia tidak bisa. Satu manusia karena kehebatannya bisa nilainya dengan satu juta manusia. Karena itu sistem yang tepat untuk pemilihan pemimpin adalah musyawarah, bukan pemilu. Apalagi dalam pemilu pembelian atau permainan kotak suara ‘mudah’ untuk dilakukan.
Meski demokrasi tidak sesuai dengan Islam, tapi bisa dikatakan ia lebih dekat kepada Islam daripada kerajaan. Di dalam demokrasi ada kemerdekaan berpendapat, budaya kritik, transparansi keuangan pejabat dan lain-lain. Sesuatu yang dianggap ‘tabu’ dalam sistem kerajaan.
Imam Al Ghazali menegaskan bahwa sumber kekuasaan adalah dari Tuhan. Dasar kriteria pemimpin Islam menurutnya adalah Al-Qur’an surah al Nisa’ ayat 59. Ayat ini memerintahkan orang-orang mukmin taat kepada Allah, kepada Rasul-Nya, dan kepada para pemimpin. Kemudian dalam surat ‘Ali Imran ayat 26, yang menegaskan bahwa Allah memberikan kekuasaan kepada yang Ia kehendaki. (Samsudin, 2016)
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Masalah kekuasaan negara atau dunia adalah masalah yang pelik. Bila tidak dilakukan dengan musyawarah atau pemilu, bisa terjadi pembunuhan. Dan itu terjadi di banyak negara. Padahal pembunuhan adalah suatu tindakan yang sangat dicela dalam Islam. Kecuali pembunuhan dalam hukum Qishash (‘harus dibunuh karena ia membunuh orang lain’).
Nafsu kuasa bila tidak dikendalikan maka nafsu ini akan buas seperti serigala atau drakula. Nafsu kekuasaan yang menggelegak bisa menyebabkan pemimpin membunuh jutaan atau ribuan orang. Seperti yang dilakukan Mao Ze Dong, Lenin, George W Bush atau Netanyahu.
Bila ia sanggup mengendalikan nafsu kuasanya, maka rakyat bisa adil dan makmur dibawah ridha Allah. Dalam Islam, kendali kuasanya adalah Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah. Para pemimpin yang berpegang teguh pada keduanya, maka ia dapat menyejahterakan rakyatnya. Sejahtera lahir dan batin.
Karena itu Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisaa’ 59)
Sumber: SUARAISLAM.ID