OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 30 Januari 2017

01
Demonstasi Menentang Larangan Muslim Masuki AS Berlanjut di Seluruh Amerika Serikat

10Berita-AMERIKA SERIKAT  - Demonstrasi tetap berlangsung di sejumlah kota di AS pada hari Ahad (29/2/2017) ketika ribuan orang berkumpul untuk memprotes larangan perjalanan kontroversial yang dilaksanakan oleh Presiden AS Donald Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas Muslim memasuki Amerika Serikat.

Pemrotes berkumpul di terminal bandara di sejumlah kota sejak Ahad dini hari dengan banyak orang juga berkumpul di ruang publik di New York Battery Park, di tangga hotel Trump International di Washington DC, di Boston Copley Square, dan di tempat lain.

Selama protes, demonstran membawa poster yang mengungkapkan solidaritas dengan para pengungsi membawa pesan terbaca "Panggilan Kemanusiaan", "Pengungsi Selamat datang", dan "Membuat Amerika Ramah Lagi".

Slogan-slogan yang dinyanyikan dalam pertemuan tersebut menyatakan kecaman terhadap putusan Trump, menyerukan Presiden AS untuk "melakukan pekerjaan Anda".

Di bawah perintah sweeping, yang telah mulai dilaksanakan oleh pejabat perbatasan AS, warga negara dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman telah dilarang memasuki negara itu.

Trump mengatakan bahwa langkah-langkah itu bertujuan untuk membatasi imigrasi dan pengetatan keamanan untuk menekan ancaman teror potensial.

Namun, tanda tanya telah meningkat dengan dihilangkannya negara mayoritas Muslim lain dari daftar terutama negara dimana Trump diduga memiliki kepentingan bisnis yang kuat, termasuk Arab Saudi dan UEA.

Turki dan Mesir - yang keduanya mengalami serangan teror profil tinggi di seluruh 2016 - juga dihilangkan dari daftar Trump.

Berbicara pada hari Ahad di saat para demonstran berkumpul, Trump membela larangan tersebut.

Dalam sebuah postingan di Twitter taipan miliuner real estate yang menjadi presiden itu menulis bahwa AS memerlukan "perbatasan yang kuat dan pemeriksaan ekstrim, SEKARANG" menambahkan bahwa jika langkah-langkah tersebut tidak diadopsi pergerakan pengungsi dan warga asing ke AS bisa membawa negeri itu menjadi "kekacauan yang mengerikan", membandingkan dengan "apa yang terjadi di seluruh Eropa dan, tentu saja, dunia."

Negara yang terkena dampak menyatakan kecaman terhadap larangan itu pada hari Ahad dengan Sudan memanggil Kuasa Usaha AS di negara itu untuk Khartoum, sementara politisi Irak dikatakan mempertimbangkan "membalas" larangan perjalanan Trump - sebuah saluran yang juga diadopsi oleh Iran, dengan Liga Arab juga mengungkapkan "keprihatinan yang mendalam".

Di AS baik anggota parlemen asal partai Republik dan Demokrat, pengacara, kelompok masyarakat sipil, anggota industri teknologi, selebriti, dan veteran Angkatan Darat AS telah mengambil bagian dalam demonstrasi dan menyerukan untuk semakin banyak penentang larangan selama akhir pekan. (st/TNA)

Sumber: voa-islam


Related Posts:

  • Kalau Takut Sampaikan Visi-Misi, Mundur Saja Kalau Takut Sampaikan Visi-Misi, Mundur Saja 10Berita – Keputusan Komisi Pemilihan Umum membatalkan digelarnya pemaparan visi misi pasangan calon presiden diduga sebagai bentuk nyata dari ketakutan pasangan nomor uru… Read More
  • Hamas Tak akan Biarkan Kekacauan Berlanjut di Gaza Hamas Tak akan Biarkan Kekacauan Berlanjut di Gaza 10Berita, PALESTINA–Hamas menuding ketua otoritas Palestina yang telah berakhir masa jabatannya, Mahmud Abbas dan kelompoknya bertanggung jawab penuh atas dampak kebenc… Read More
  • Perlawanan Massal Salam Dua Jari Perlawanan Massal Salam Dua Jari 10Berita  - Kabar dari Ponorogo, Jawa Timur itu sungguh mengejutkan. Kunjungan Presiden Jokowi Jumat (4/1/2019) disambut oleh aksi salam dua jari oleh sejumlah pelajar dan warg… Read More
  • Ma’ruf Amin Minta Pembuat Hoaks Dihukum Hingga Jera Ma’ruf Amin Minta Pembuat Hoaks Dihukum Hingga Jera 10Berita  –  Cawapres nomor urut 01 Ma’ruf Amin menyatakan prihatin dengan penyebaran hoax menjelang Pilpres 2019. Dia mengatakan dirinya tidak akan menggunak… Read More
  • Dilema Beban Debat Pilpres Dilema Beban Debat Pilpres 10Berita  - DEBAT kandidat presiden bagian dari kultur demokrasi. Tahun 1960, debat di televisi antara John F. Kennedy dan Richard Nixon disaksikan 70 juta orang. Kennedy mencukur Nixo… Read More