OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 11 April 2017

Kereta Para Shalihin

Kereta Para Shalihin

Oleh: Dra Hj SIti Faizah *)

10Berita-Betapa senang dan bahagia saat menemukan makna yang lebih jelas, bermutu, dan menggugah semangat. Entah mengapa, makna itu, ditemukan saat berlangsung rakaat-rakaat yang sunggah terasa dapat bermesraan dengan Yang Maha Penyayang dan Mahalembut. Bacaan yang sudah dibaca selama 40 tahun hidup ini, baru bisa dirasakan hakekat maknanya yang ternyata memang sangat indah dan menyenangkan hati. Pikiran ini melambung tinggi, mengingatkan dan membayangkan betapa kalimat itu memang bukan sembarang kalimat. Tapi, tutur kalimat indah yang hadir dari Yang Maha Indah. Sehingga, kalimat itu, tidak akan pernah kehilangan makna sampai kapan pun dan betapa jalinan kasih sayang itu dibuat untuk menunjukan lapisan Rahmat Yang Maha Abadi.

Harapan yang muncul dihati, semoga hal ini bagian dari tanda-tanda kebaikan, buah petunjuk dari-Nya seiring dengan jatah usia yang semakin hari semakin berkurang. “Rabbi Habli Minash-shalihin”. Doa khailullah Ibrahim as yang selalu beharap keturunan yang shaleh (QS Ash-Shoffat : 100).

Keshalihan selalu menjadi harapan orangtua yang shalih. Mereka begitu mendambakan pada dirinya dan keturunannya. Keshalihan bukan sekedar harapan laksana pepesan kosong, namun kalimat yang sarat makna dari manusia yang menghargai waktu hidup dengan perbuatan yang bermanfaat.

“Assalam’alainaa wa’alaa, ibaadillaahish-shoolihiin,” konon kalimat ini memang dipasangkan atas permintaan manusia terbaik dan pilihan-Nya, Muhammad SAW. Karena, ia dibaca setelah membaca “Assalaamu’aaika ayyuhan Nabiyyu wa Rahmatullohi wa barakaatuh”. Tersasa bahwan permintaan tersebut diinginkan oleh manusia unggulan yang sangat lihai berterimakasih pada sesame, telah menorehkan perasaan cinta dan sayangbegitu mendalam terhadap umatnya.

Ya Allah, jadikanlah hamba bagian dari orang-orang yang shalih itu. Karena keshalihan itulah yang akan menyatukan hati dan diri yang tidak berbekal apapun untuk menghadap-Mu, sekedar berharap bahwa doa itu Engkau terima sebagai bekal di keabadian, agar Engkau sudi mengumpulkan hamba yang tak pantas memasuki surga-Mu itu, layak mendapat ampunan dan keridhaan-Mu, sehingga bisa bertemu dan menyapa orang-orang shalih.

Sungguh bahagia bila bisa masuk dalam gerbong kereta orang-orang shalih itu. Karena keshalihan tidak lekang oleh waktu. Mereka senantiasa ada disetiap masa meski orang-orang jahat dan amoral mengelilingi mereka, demikian maka pesan Rasul SAW, “akan senantiasa ada golongan yang menyeru kebaikan dari umatku disepanjang massa, naka upayakan agar kalian bersama dengan mereka”.

Bagi orang shalih tidak ada kekhawatiran akan orang-orang yang selalu menumbuhkan kebahagiaanbagi mereka, neski jasad terkubur sekalipun. Karena diantara mereka sepanjang kehidupan, satu sama lain terikat dengan janji setia dan asa yang tak pernah putus. Yang hidup dimasa kini merasa perlu berterima kasih terhadap yang mendahului, karena jasa kebaikan dan keshalihan merekalah bisa melampaui hidup yang terasa berat kemudia menjadi ringan karena tutur kata dan nasehat mereka.

Sehingga menjadi wajar jika perasaan yang tumbuh pada generasi mendatang aakn memiliki tali  ikatan yang sangat kuat terhadap pendahulu kami,  “Ya Rabb kami, ampunilah kami dan suadara-sudara kami yang telah beriman terlebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sungguh Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang”. (QS Al Hasyr : 10)

Di antara cara yang Maha Melindungi memberikan multi perlindungan yang lekat selamanya. Mereka saling menaruh hati dan simpati, menjalin tali kasih dan saling menyemangati antara mereka yang telah berlalu meski tak pernah berjumpa. Mungkin sekedar mengetahui nama mereka, meski belum pernah bersua.

Namun berbekal keimanan dan amal shalih, tetap mempersembahkan yang terbaik, bersemangat dan terus berharap masuk dalam catatan orang-orang shalih dan kelak bisa duduk berdampingan di satu gerbong kereta bersama mereka, seperti yang sudah dijanjikan Yang Maha Kuasa dan di firmankan dalam ayat-Nya yang ke 21 surat At-Tur, “dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (dalam surga), dan kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka. Seiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya”.

*) Ketua Umum PP Salimah 2015-2020

Sumber: Republika