OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 27 Mei 2017

Ketika Imam Malik Menangis Saat Berbuka Puasa

Ketika Imam Malik Menangis Saat Berbuka Puasa

10Berita-DALAM sebuah riwayat, Sayidina Al-Imam Malik bin Anas (Mālik ibn Anas bin Malik bin ‘Āmr al-Asbahi), penggagas Mahdzab Maliki lahir di Madinah pada tahun 714 M atau 93 H. Beliau yang merupakan pakar ilmu fiqh dan hadits meninggal pada tahun 800 M atau 179 H.

Suatu waktu di bulan Ramadhan saat berbuka puasa, beliau menangis. Menitikkan air mata hingga janggutnya basah karenanya. Salah seorang muridnya bertanya,

“Wahai guruku yang mulia, kenapa engkau menangis sedemikian rupa? Tangismu menyayat hati kami? Apakah di antara kami ada yang menyebabkan engkau bersedih, atau apakah hidangan ini kurang berkenan?”

“Tidak. Tidak wahai murid-muridku. Kalian adalah murid-murid terbaik, sangat khidmat padaku. Bahkan hidangan ini teramat nikmat buatku,” jawab Imam Malik.

“Jika demikian, kenapakah wahai guru kami yang tercinta?” murid Imam Malik kembali bertanya, penasaran.

“Suatu ketika aku pernah berbuka puasa dengan guruku (Sayidina Al-Imam Ja’far As-shodiq), cucu baginda Rasulullah SAW. Ketika berhadapan dengan hidangan yang begitu nikmat layaknya makanan saat ini, Beliau berisak tangis,

“Wahai Ibnu Anas ketahuilah bahwa Rasulullah terkadang berbuka hanya dengan 3 buah kurma dan air saja, namun Beliau sangat menikmatinya dengan penuh syukur. Bahkan seringkali Rasulullah hanya berbuka dengan sebutir kurma yang dibagi dengan Aisyah, tapi sungguh Beliau merasa sangatlah nikmat. Beliau menyedikitkan santap sahur dan berbuka, tapi sebaliknya sangatlah banyak dalam beribadah dan bersyukur. Pun Beliau senantiasa mendo’akan kita sebagai umatnya yang padahal selalu abai kepada-nya.”

Lalu Imam Malik berkata “Hari ini, kita dipenuhi makanan penuh nikmat. Namun kita sangat-sangatlah jauh dari ibadah dan rasa syukur!”

“Dan tahukah kalian, setelah beliau menceritakan ihwal berbuka Rasulullah, ia seketika tak siuman karena berat hati mengenang Rasulullah SAW.”

Tak lama ruangan tersebut menjadi penuh haru, isak tangis penuh kerinduan mengumandang kepada Rasulullah.

Allah. Allah. Ya Rasulullah. []

Sumber: Islampos


Related Posts:

  • Belajar Kisah Musa, Visi Politik Al-QuranBelajar Kisah Musa, Visi Politik Al-Quran 10Berita- Pasca aksi 212 yang fenomenal, banyak yang mencoba menerawang, ke mana arah politik umat Islam. Apakah cukup dengan membingkai politik dengan Al-Maidah: 51 yang bermakn… Read More
  • Wahai Suami, Percantiklah Istrimu Agar Matamu Lebih TerjagaWahai Suami, Percantiklah Istrimu Agar Matamu Lebih Terjaga    Wahai Suami, Percantiklah Istrimu Agar Matamu Lebih Terjaga Sahabat Ummi, alasan klasik para suami yang bersikap dingin pada istri atau bahkan berkhian… Read More
  • Ini Kelemahan Manusia yang Disebutkan Alquran Ini Kelemahan Manusia yang Disebutkan Alquran 10Berita, JAKARTA -- Oleh: mahmud Yunus Manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah kepada-Nya (QS adz-Dzariyat [51]: 56). Manusia ditugaskan untuk mengemban amanah (tugas… Read More
  • Malaikat Maut Menangis Saat Mencabut Nyawa Perempuan IniMalaikat Maut Menangis Saat Mencabut Nyawa Perempuan Ini 10Berita – Malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang suci dan terhindar dari segala perbuatan dosa. Dan salah satu malaikat yang erat kaitannya dengan ke… Read More
  • Al-Aqsho, Nasibmu Kini Al-Aqsho, Nasibmu Kini “Kita harus berjuang sampai Allah menurunkan kecintaan pada Palestina,” (Khalid Misyal) Lagi, ini pertemuanku untuk kesekian kalinya dengan Ustazah Nurjannah Hulwani. Selalu ada jejak yang … Read More