OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 26 Juli 2017

Bulan Dzulqo'dah, Makar Yahudi dan Spirit Pembebasan Al-Aqsa

Bulan Dzulqo'dah, Makar Yahudi dan Spirit Pembebasan Al-Aqsa

10Berita - Memasuki bulan dzulqo'dah, teringat salah satu peristiwa penting dalam sirah Nabawiyah, yakni pengepungan terhadap Bani Quraizhah, kelompok Yahudi pengkhianat Islam di Madinah. Peristiwa itu terjadi pada bulan Dzulqo'dah tahun 5 H, meskipun telah berlalu sekitar 1433 tahun yang lalu namun peristiwa ini banyak memberikan _'ibrah_ dan hukum fiqih yang bagi kaum Muslimin.

Akibat ulah Yahudi Bani Quraizhah yang melakukan pengkhianatan di saat Madinah diserbu pasukan Ahzab (sekutu) di perang Khandaq. Kaum Muslimin menjatuhkan hukuman mati pada setiap laki-laki dewasa yang terlibat perang, sedangkan sisa Yahudi Bani Quraizhah ditawan. Ada pun sebagian yang masuk Islam saat terjadi pengepungan dimaafkan. Pengkhianatan itu sendiri diprovokatori oleh Huyay bin Akhthab an-Nadhariy ( _Sirah Ibnu Hisyam_) pemimpin Yahudi Bani Nadhir, yang merupakan saudara seiman Yahudi Bani Quraizhah. Kedua bani tersebut kerap kali membuat makar terhadap kaum Muslimin.

Maka saat Rasulullah SAW dan kaum Muslimin sudah pulang ke rumah masing-masing dari perang Khandaq, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah yang sedang mandi di rumah istri beliau Ummu Salamah. Jibril berkata:

قَدْ وَضَعْتَ السِّلَاحَ وَاللَّهِ مَا وَضَعْنَاهُ فَاخْرُجْ إِلَيْهِمْ قَالَ فَإِلَى أَيْنَ قَالَ هَا هُنَا وَأَشَارَ إِلَى بَنِي قُرَيْظَةَ

"Kalian sudah meletakkan senjata kalian ? Demi Allah, kami belum meletakkannya, keluarlah menuju mereka ! Rasulullah SAW bertanya, ‘Kemana ?’ Jibril menjawab, ‘Ke arah sini.’ Jibril Alaihissallam menunjukkan ke arah Bani Quraizhah" (HR Bukhari, _al-Fath_, 15/293, no. 4117)

Tentu sebagai pemimpin dan panglima yang hebat, cepat nan cekatan Rasulullah segera menginstruksikan perang dan pengepungan terhadap Bani Quraizhah. 3000 pasukan Islam pun berkumpul dan berangkat menuju Banu Quraizhah, Rasulullah pun bersabda:

لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ

"Janganlah ada satupun yang shalat ‘Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah" (HR Al-Bukhari, al-Fath, 15/293, no. 4119)

25 hari lamanya kelompok pengkhianat Bani Quraizhah dikepung, akhirnya mereka menyerah dan Rasulullah menghukum mereka. Namun dalam keputusan hukuman, Rasulullah menyerahkannya kepada Saad bin Mu'adz "lelaki penggetar Arsy Allah". Keputusan itu diserahkan mengingat Sa'ad sebagai pimpinan suku Aus Madinah, dahulu merupakan sekutu Bani Quraizhah. Nyatanya orang yang dahulu sekutu Bani Quraizhah pun memutuskan untuk menghukum sekitar 400, (dalam riwayat lain 500-700 orang) lelaki Bani Quraizhah (Syaikh Mahdi Rizqullah Ahmad, _Biografi Rasulullah_ Perang/Pengepungan Bani Quraizhah).

Pengkhianatan dengan memberikan bantuan kepada Ahzab kala mereka mengepung Madinah, menjadikan Quraizhah ibarat musuh dalam selimut, mereka berkhianat saat kaum Muslimin dikepung oleh musuh-musuhnya. Sebanyak 1500 pedang dan 2000 tombak ditemukan saat kaum Muslimin berhasil masuk ke benteng Bani Quraizhah. Itu menjadi bukti persiapan makar kaum Yahudi tersebut kepada umat Islam (Syaikh Shafiurrahman Al-Mubarakfury, _Rahiqul Makhtum_, bab Perang Bani Quraizhah)

Alhamdulillah, ratusan pengkhianat dari Yahudi Bani Quraizhah akhirnya dihukum mati, keluarganya ditawan, hartanya menjadi ghanimah, dan sisanya yang bertaubat serta memilih memeluk Islam menjadi bagian dari kaum Muslimin. Sejak saat itulah Madinah bersih dari nilai-nilai, adat-istiadat dan masyarakat Yahudi. Sebuah agama sekaligus bangsa, yang sejak dahulu dikenal sebagai pembuat makar di berbagai peradaban yang didiaminya.

Tentu momentum bulan Dzulqo'dah dan perang Bani Quraizhah ini harus menjadi pemicu spirit kita dalam kasus terorisme Yahudi Israel dan makar mereka terhadap Masjid Al-Aqsa. Mereka adalah para penerus Yahudi di masa Rasulullah, yang memang akan selalu membuat makar terhadap Islam hingga akhir zaman. Sampai kita memerangi Dajjal dan Yahudi sebagai pasukan setianya. Bulan Dzulqo'dah dan perang Bani Quraizhah harus dirasakan sebagai pembangkit perlawanan kita terhadap Israel. Apa pun usaha kita, kendati masih terasa kecil. Namun tegaskanlah di mana kita berpihak, bersama Al-Aqsa atau bersama Yahudi. Tiada jalan tengah.

Ditulis Oleh: Ilham Martasyabana, pegiat sejarah Islam

Sumber: [islamedia]