OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 24 Juli 2017

Kini Giliran HAM Eropa Desak Arab cs Akhiri Blokade Qatar, Begini Laporannya

Kini Giliran HAM Eropa Desak Arab cs Akhiri Blokade Qatar, Begini Laporannya

 

10Berita-BRUSEL  – Sebuah organisasi hak asasi manusia Eropa telah meminta Arab Saudi, UEA dan Bahrain untuk mengakhiri blokade mereka atas Qatar dan membantu meringankan penderitaan warga di pihak yang bersengketa.

Delegasi beranggotakan 16 orang dari Aliansi Kebebasan dan Kemerdekaan (the Alliance for Freedom and Dignity) AFD, yang berbasis di Brussels, melakukan perjalanan ke Doha untuk menyelidiki dan mendokumentasikan dampak kemanusiaan terhadap rakyat biasa akibat blokade yang diberlakukan di Qatar sejak 5 Juni.

Kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada hari Ahad (23/7/2017) bahwa mereka bertemu dengan banyak korban di Qatar termasuk wanita dan anak-anak yang tidak dapat bersatu kembali dengan ayah mereka karena mereka adalah warga negara dari negara-negara yang memblokade.

Kelompok tersebut terutama mengecam negara-negara yang memblokade karena “memisahkan keluarga” dan “menolak memberi ijazah kepada siswa atau melarang siswa melakukan ujian” hanya karena mereka adalah warga negara Qatar.

Abdelmajid Mrari, direktur wilayah Timur Tengah AFD, mengatakan bahwa kelompoknya telah menjangkau semua negara yang terlibat dalam krisis tersebut untuk menyelidiki penderitaan rakyat biasa di wilayah tersebut.

Mrari mengatakan bahwa hanya Komite Hak Asasi Manusia Nasional (National Human Rights Committee-NHRC) di Qatar yang menanggapi pertanyaan mereka secara positif dan mengundang delegasi mereka ke Doha untuk menyelidiki situasi di lapangan.

Dia mengatakan Arab Saudi, UEA dan Bahrain tidak menanggapi sedikit pun penyelidikan AFD maupun permintaan untuk mengunjungi negara mereka.

Ketika ditanya oleh Al Jazeera apakah laporan akhir AFD mungkin hanya dilihat dari satu sisi atau bias karena kelompok tersebut hanya mengunjungi Doha dan bukan negara-negara lain, Mrari mengatakan bahwa kelompoknya telah mencoba yang terbaik untuk menjangkau negara-negara yang memblokade tapi tidak berhasil.

“Mereka tidak bisa menuduh kita bias atau condong kepada satu pihak saat mereka tidak memberi kesempatan kepada kita untuk mendengar pendapat mereka,” katanya.

Laporan akhir AFD akan dipresentasikan ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan Parlemen Eropa untuk mendapat rekomendasi mengenai bagaimana menyelesaikan krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung itu.

Dr Francois Deroche, seorang dokter medis Prancis dan seorang anggota delegasi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia mendokumentasikan enam kasus anak-anak autis yang ayahnya adalah warga negara Arab Saudi, Bahrain, dan UEA hanya dirawat ibu-ibu Qatar mereka sendiri.

“Perlakuan terhadap anak-anak dengan kondisi medis seperti itu tidak manusiawi,” kata Deroche.

Francois Burgat, ilmuwan politik Prancis dan direktur penelitian di Institute for Research and Studies on the Arab and Muslim World, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa alasan banyak negara Eropa untuk tidak terburu-buru mendukung Arab Saudi dan UEA karena

mereka dapat melihat bahwa negara-negara tersebut tidak tampak seperti apa yang mereka ingin tampilkan mengenai diri mereka terutama ketika menyangkut klaim “anti-terorisme” mereka.

Pada tanggal 5 Juni, Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan politik dan ekonomi mereka dengan Qatar. Mereka juga memberlakukan blokade laut, darat dan udara di negara tersebut, menuduh Qatar mendukung ekstremis. Qatar membantah keras tuduhan itu.

AFD adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2006 dan didedikasikan untuk mempromosikan hak asasi manusia di seluruh dunia, menurut situsnya.

Sumber: Jurnal Islam