OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 13 Juli 2017

Masih Mau Lakukan Dosa Setelah Tahu Perkataan Mengejutkan Setan Ini?

Masih Mau Lakukan Dosa Setelah Tahu Perkataan Mengejutkan Setan Ini?


Susah Hindari Dosa (ilustrasi:fundera)

Sulaiman bin Mahran, seperti diterangkan oleh Syeikh Abu Bakar Al-Thurthusy Al-Andalusi dalam Al-Ma’tsurat, menyampaikan sebuah riwayat terkait upaya keras yang dikerahkan oleh setan untuk menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan dosa.

Setan akan senantiasa menggoda manusia untuk melakukan dosa hingga manusia membaca istighfar. “Setan akan senantiasa menggoda manusia hingga berhasil membuat mereka melakukan dosa. Kemudian setan terus menggoda ketika manusia beristighfar (memohon ampun kepada Allah Ta’ala karena menyadari perbuatan maksiat yang dikerjakan).” ujar Sulaiman bin Mahran. 

Lalu dalam setiap dosa atau kemaksiatan yang dilakukan oleh umat manusia, setan senantiasa berlepas diri seraya menyatakan, “Aku senang jika bukan aku yang melakukannya.” 

Setan berlepas diri dari dosa yang dikerjakan oleh umat manusia. Setan mengaku berbahagia lantaran maksiat tersebut dikerjakan oleh manusia, bukan oleh golongan mereka. Meskipun manusia melakukan dosa atas bisikan makhluk yang divonis neraka oleh Allah Ta’ala ini. 

*** 

Tiada manusia yang bebas dari salah, keliru, maksiat, dan perbuatan dosa. Hidup manusia dipergilirkan antara baik-buruk, benar-salah, tepat-keliru, amal shalih-maksiat, dan pahala-dosa. Semuanya merupakan bentuk kasih sayang Allah Ta’ala sekaligus ujian dari-Nya untuk mengetahui, mana di antara umat manusia yang paling baik amalnya. 

Dosa harus dikurangi. Keliru harus dikikis. Perbuatan salah kudu diminimalisir hingga hilang tanpa bekas. Meski yang terakhir ini mustahil, usaha optimal merupakan keharusan sebagai konsekuensi atas keimanan untuk terus berupaya menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu. 

Banyak kiat yang disajikan oleh para orang shalih agar kita terhindar dari kesalahan yang menjerumuskan diri ke dalam perbuatan maksiat. 

Salah satunya adalah dengan membangun kesadaran selayak Sulaiman bin Mahran. Bahwa sekecil atau sebesar apa pun dosa yang dikerjakan, setan sebagai pembisik, promotor, dan provokator akan berlepas diri dari pelaku dosa. 

Setan bahkan akan menyalahkan para pelaku dosa atas tindakan dosa yang dilakukan manusia, meski atas bisikan mereka. Pasalnya, telah terang benderang di dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala memberitahu bahwa setan merupakan musuh yang nyata bagi umat manusia. 

Lantaran nyata permusuhan setan, sebagai manusia yang beriman, kita harus menjadikan mereka sebagai musuh, bukan malah berdekat-dekatan dan beramal dengan amalan-amalan mereka yang keji dan mungkar. 

Ingat-ingatlah. Baik-baik. Kelak para pendosa tak bisa berkata, “Ya Tuhan, hukum setan lebih berat. Aku sedikit saja. Karena setanlah yang menjerumuskan diriku dalam kubangan dosa.” 

Ingatlah, kelak setan akan menjawab, “Siapa yang perintahkan engkau mengikuti seruanku? Bukankah telah datang peringatan yang jelas dari para Nabi dan Tuhan Semesta Alam di dalam Al-Qur’an!?” (Mbah Pir)

Sumber: Tarbawia