OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 10 Agustus 2017

Cara Azzam Tamimi Berjuang untuk Palestina ^

Cara Azzam Tamimi Berjuang untuk Palestina

10Berita, JAKARTA --  Pria berdarah Palestina ini dikenal luas sebagai aktivis politik dan kolumnis. Azzam Tamimi (62 tahun) lahir di kota para nabi, Hebron, Tepi Barat. Sebagaimana warga Palestina lainnya, keluarganya turut berjuang mempertahankan kedaulatan negara terhadap penjajahan Israel yang kian merangsek sepanjang paruh kedua abad ke-20.

Pakar politik Timur Tengah ini menghabiskan masa kecil hingga usia tujuh tahun di kota kelahirannya itu. Kemudian, keluarga Tamimi memutuskan untuk bermigrasi ke Kuwait. Di negeri Kawasan Teluk itu, Azzam menjalani masa remaja. Lulus dari sekolah menengah, keluarganya memutuskan untuk mengirim Azzam ke London, Inggris Raya. Tujuannya agar putra kesayangan itu dapat menempuh pendidikan tinggi. Akhirnya, Azzam meraih gelar sarjana sains pada 1979 dari Universitas Sunderland.

Dalam masa itu, keluarganya pun mulai ikut berhijrah ke Inggris. Sejak saat itu, me reka menjadi warga negara Negeri Albion tersebut. Sejak menikah, bapak tiga anak ini menetap di Willesden yang berlokasi di barat-laut London. Meskipun secara akademis menguasai bidang sains, minat Azzam juga sampai ke ranah politik. Hal ini antara lain dibuktikan nya dengan memahami berbagai teori politik di Universitas Westminster.

Pada 1998, dia memperoleh gelar doktor dari kampus tersebut. Keterlibatannya dalam ruang publik bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga aktivis dan juru debat. Ia kerap menghadiri pelbagai forum diskusi agamaagama. Di antaranya, Azzam ber hasil menangkis tudingan-tudingan pendeta Kristen terkemuka Amerika Serikat, Jay Smith.

Azzam Tamimi masuk keanggotaan Asosiasi Muslim Inggris (MAB; berdiri sejak 1997). Tidak memerlukan waktu lama, ia mendapatkan peran penting membela hak-hak kaum Muslim melalui lembaga tersebut. Satu momentum baginya adalah demonstrasi mengutuk invasi Amerika Serikat atas Irak pada 2003. Sebelumnya, MAB juga menyuarakan dukungan kepada perjuangan pembebasan Palestina dalam Intifadah Kedua periode 2000-2005. Mereka sering menggelar diskusi publik dan unjuk rasa damai di berbagai titik di Inggris.

Sumber: Republika