OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 20 Agustus 2017

Kecemasan Tatar Crimea

Kecemasan Tatar Crimea

10Berita, JAKARTA -- Aneksasi Rusia atas Semenanjung Crimea pada tahun lalu membawa pengaruh cukup besar bagi kehidupan masyarakat di kawasan itu. Dampak tersebut juga dirasakan oleh komunitas Muslim Tatar yang sudah mendiami tanah Crimea selama berabad-abad.

Menurut laporan Irish Times, sebagian besar masyarakat Tatar sesungguhnya tidak menghendaki adanya kekuasaan Rusia di Crimea. Penolakan itu muncul lantaran kekejaman rezim Moskow di masa lalu masih membekas di dalam ingatan umat Muslim Tatar. Kini, bayang-bayang suram tersebut kembali menghantui mereka.

Seperti yang diungkapkan oleh Safinar Dzhemilev, misalnya, aneksasi Rusia di Crimea ternyata malah meletakkan masyarakat Muslim Tatar di bawah ketakutan. Sejak dulu, orang-orang Tatar Crimea punya kenangan buruk dengan para penguasa Rusia maupun Soviet. Mulai dari era pemerintahan Catherine Agung (1762  - 1796), Joseph Stalin (1922 - 1952), dan sekarang Vladimir Putin.

“Kami yakin, mereka semua ingin menyingkirkan kami, orang-orang asli Crimea,” tutur Safinar kepada Irish Times.

Suami Safinar, Mustafa Dzhemilev, yang juga merupakan salah satu tokoh Muslim Tatar, diusir dari Crimea lantaran dicap sebagai ekstremis oleh Pemerintah Rusia. Kini, Mustafa diketahui sedang berada di Kiev, Ukraina, terpisah jauh dari istrinya yang tetap bertahan di Crimea.

Ketika Rusia mengambil alih Crimea pada Maret tahun lalu, Pemerintah Moskow berjanji akan menghormati hak-hak etnis minoritas, termasuk umat Muslim Tatar. Namun, kenyataannya, ada 18 pemuda Tatar yang dilaporkan hilang secara misterius atau diculik dalam setahun terakhir.

Penghilangan, yang diduga kuat dilakukan oleh rezim Moskow, tersebut semakin menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat Tatar Crimea. Hal paling buruk sekarang ini adalah ketika orang-orang kami diculik, ditangkap, dipukuli, dan dibunuh. “Tidak ada lagi rasa aman bagi kami,” kata Safinar.

Hal serupa juga diungkapkan Ernes Ayserezli (26 tahun). Pemuda Tatar Crimea itu merasa kebebasannya kian terkekang sejak Rusia mencaplok tanah kelahirannya. “Hari ini, setiap kali saya mengunggah sesuatu di media sosial, saya selalu merasa tidak aman. Apalagi, ketika saya mengunggah berbagai berita tentang penculikan,” katanya seperti dikutip stasiun radio AS, NPR.

Ernes juga melihat adanya upaya Rusia untuk mengaburkan identitas etnis Tatar di Crimea. Hal itu tampak pada kebijakan Moskow yang memaksa orang-orang Tatar untuk mengubah data kependudukan mereka menjadi “warga negara Rusia sepenuhnya”. Jika tidak, maka mereka bakal kesulitan memperoleh akses pelayanan kesehatan, SIM, atau izin usaha.

Sumber : Republika

Related Posts:

  • Legenda di Balik Keelokan Menara Kalan Legenda di Balik Keelokan Menara Kalan 10Berita,  JAKARTA -- Kemegahan Masjid Kalan terlihat pada menara masjid yang memiliki 14 pita hias dengan bentuk dan karakter yang berbeda. Menurut legenda setempat, menara M… Read More
  • Masjid Kalan Pernah Dirusak Genghis Khan Masjid Kalan Pernah Dirusak Genghis Khan 10Berita, JAKARTA -- Bukhara atau Bux-oro, yang saat ini berada di bawah Republik Uzbekistan merupakan kota bersejarah yang kaya dengan situs-situs mewah nan menawan. Kota kelahi… Read More
  • Di Mana Masjid Pertama Inggris Dibangun? Di Mana Masjid Pertama Inggris Dibangun? 10Berita,  JAKARTA  -- Masjid pertama di Inggris tercatat berada di Glyn Rhondda Street 2, Cardiff, pada tahun 1860. Kemudian, Masjid Shah Jahan di Woking dibangun pada… Read More
  • Sisa Jejak Kejayaan Islam di Malaga Sisa Jejak Kejayaan Islam di Malaga 10Berita, JAKARTA -- Spanyol menorehkan jejak pilu eksistensi umat Islam selama proses reconquista. Penaklukan kembali wilayah Iberia selatan diklaim sebagai keberhasilan Raja Ferdina… Read More
  • Alcazaba de Málaga Saksi Pertahanan Terakhir Umat Islam Alcazaba de Málaga Saksi Pertahanan Terakhir Umat Islam 10Berita, JAKARTA -- Tembok Alcazaba de Málaga menjadi saksi pertahanan terakhir umat Islam selama proses panjang penaklukan kembali atau reconquista. Be… Read More