Sisa Jejak Kejayaan Islam di Malaga
10Berita, JAKARTA -- Spanyol menorehkan jejak pilu eksistensi umat Islam selama proses reconquista. Penaklukan kembali wilayah Iberia selatan diklaim sebagai keberhasilan Raja Ferdinand dan Ratu Isabela mengembalikan tanah Iberia kepada Kristen.
Kini jejak peninggalan Islam sebagian masih terlihat dan menjadi saksi bisu pertahanan terakhir umat Islam di wilayah selatan Spanyol. Layaknya Istana al-Hambra yang terkenal di Andalusia, Malaga juga memiliki beberapa bangunan terakhir Islam di Spanyol.
Salah satu yang kini masih tersisa adalah Kota Benteng Malaga atau lebih dikenal Alcazaba de Malaga. Kota Benteng Malaga adalah istana benteng di era Islam Spanyol, bangunan benteng atau citadel ini dibangun pada era Dinasti Hammudid, yang memerintah Kordoba dari bangsa Berber pada awal abad ke-11. Alcazaba diadopsi dari bahasa Arab, al-Qasbah, diartikan citadel atau kota benteng. Alcazaba de Malaga dibangun di atas Bukit Gibralfaro, dengan luas 15 ribu meter persegi.
Alcazaba de Málaga dibangun menghadap ke laut dan berdekatan dengan reruntuhan teater zaman Romawi pada abad pertama. Sebagian struktur tembok diambil dari batu kapur dan reruntuhan teater Romawi, sedangkan fondasi Alcazaba dibangun di atas struktur batu karang.
Posisi strategis dan panorama yang menghadap ke pelabuhan, menjadikan bangunan Alcazaba de Malaga memiliki kombinasi harmonis antara kekuatan pertahanan militer yang kokoh dan keindahan lanskap laut Alboran.
Setelah mengalami beberapa kali kehancuran, Alcazaba de Malaga kehilangan banyak luas bangunan. Struktur asli bentuk bangunan ini benar-benar telah hilang, di antaranya benteng bagian selatan, Haza Alcazaba dan penjara para tahanan. Bangunan masjid asli pun telah berubah fisik dan fungsinya sebagai gereja. Sedangkan, beberapa yang masih dipertahankan di antaranya sebagian benteng luar Puerta de la Boveda dan istana Nazarita Taifal.
Sumber: Republika