OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 27 September 2017

Ulama dan Mubaligh Diminta Berkontribusi Berantas Korupsi

Ulama dan Mubaligh Diminta Berkontribusi Berantas Korupsi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- etua MPR RI Zulkifli Hasan mengajak para ulama dan muballigh berkontribusi pada upaya pemberantasan korupsi dengan menolak praktik politik uang dan memilih pemimpin terbaik berdasarkan penilaian rasional.

"Pada pilkada serentak maupun pemilu, hendaknya rakyat memilih kepala daerah dan anggota parlemen berdasarkan penilaian rasional," kata Zulkifli Hasan dalam pidatonya pada acara "Orasi Kebangsaan dan
Pelantikan DPP Badan Koordinasi Muballigh dan Ulama Seluruh Indonesia (Bakomubin), di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (27/9).

Hadir pada acara tersebut, Ketua Dewan Pengarah Bakomubin KH Anwar Sanusi, Ketua Umum Bakomubin Deddy Ismatullah, serta ratusan kiai dan ulama dari seluruh Indonesia. Menurut Zulkifli, pemimpin terbaik adalah pemimpin yang amanah, berintegritas tinggi, dan sungguh-sungguh melakukan perubahan untuk
kemajuan masyarakat.

Zulkifli menegaskan, MPR RI siap bersinergi dengan muballigh dan ulama guna mewujudkan Indonesia yang demokratis, bersih dari korupsi, dan berkeadilan.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyatakan, betapa pentingnya peran muballigh dan ulama di masyarakat, sebagai sosok yang tidak berhenti ceramah. "Karena itu, muballigh dan ulama perlu diberikan pemahaman mengenai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

Zulkifli menegaskan, mubaligh dan ulama dekat dengan masyarakat, dan jika mereka paham materi Empat Pilar maka diharapkan dapat turut menyebarkan luaskan nilai-nilai luhur kebangsaan.

Pada kesempatan tersebut, Zulkifli Hasan juga mengingatkan, bahwa proses demokrasi melalui pilkada serentak menjadi salah satu problem bangsa Indonesia karena adanya calon-calon yang menggunakan uang.

"Calon kepala daerah yang menggunakan politik uang, maka setelah terpilih akan memanfaatkan jabatannya untuk mencari uang, untuk mengembalikan uang yang telah dikeluarkan," katanya.

Kalau kepala daerah menggunakan uang saat pilkada, kata dia, sehingga dampaknya saat ini ada kepala daerah yang tertangkap tangan melakukan praktik korupsi atau operasi tangkap tangan (OTT) oleh
KPK.

Sumber::  Republika

Related Posts:

  • Rumah Sakit Tertua dalam Peradaban Islam Rumah Sakit Tertua dalam Peradaban Islam 10Berita, JAKARTA --  Istilah rumah sakit dikenal pula dengan sebutan bimaristan yang berarti rumah orang-orang sakit dalam bahasa Persia. Sejumlah sejarawan menganggap, Kha… Read More
  • Barat Akui Keluhuran Akhlak Shalahuddin Barat Akui Keluhuran Akhlak Shalahuddin 10Berita, JAKARTA -- Akhir abad ke-3 Hijriyah, umat Islam harus menyaksikan Kota suci Yerusalem jatuh ke tangan pasukan Salib. Upaya umat untuk merebut kembali kota itu selalu kan… Read More
  • Hanya Keledai Bodoh yang Pantas Marah, tapi tidak Marah Hanya Keledai Bodoh yang Pantas Marah, tapi tidak Marah 10Berita, Oleh : Ustaz Arifin Ilham Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu. "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar....." "Al iimaanu al ihtimaa… Read More
  • Survei Eropa: Muslim Lebih Terintegrasi dan Terdidik Survei Eropa: Muslim Lebih Terintegrasi dan Terdidik 10Berita, BERLIN -- Sebuah survei dari Bertelsmann Foundation di Jerman menunjukkan, bahwa Muslim di Eropa saat ini lebih terintegrasi. Generasi baru Muslim Eropa berpendi… Read More
  • Memilih Sahabat di Surga Memilih Sahabat di Surga 10Berita,  JAKARTA -- Seorang lelaki datang ke majelis Rasulullah SAW. Seperti biasa, semua kalangan ingin menyerap madu ilmu dari sumber utama. Tak disebutkan jelas siapa nama lelaki itu. … Read More