OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 22 Oktober 2017

Masuk Islam Cuma Gara-gara Dikejar Anjing

Masuk Islam Cuma Gara-gara Dikejar Anjing


Disuatu shubuh, tepat di sebuah pasantren yang selalu membahasa satu kitab untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah usai sholat shubuh berjama’ah.

Ada seorang pemuda tergesa-gesa mendekati tempat pengajian tersebut. Salah seorang dari mereka dengan penuh lembut dan senyum menyapa pemuda itu.

“Kenapa Anda terlihat sangat ketakutan, apa yang terjadi?”

Pemuda itu masih berusaha mengatur nafasnya, setelah agak tenang, pemuda itu mulai berbicara.

“Tadi, sewaktu saya keluar rumah, di jalan ada anjing menggonggong, saya ketakutan, saya lari, dan anjing itu mengejar saya. Kemanapun saya lari saya dikejarnya. Di ujung jalan saya melihat ada rumah yang terbuka pintunya, di belakang saya anjing terus mengejar, dan akhirnya saya masuk ke sini. Tapi yang membuat saya heran, kenapa anjingnya tidak masuk mengikuti saya, sedangkan tadi kemana arah saya lari dia terus mengejar saya. Ini rumah siapa dan tempat apa?” tanya pemuda itu.

“Ini rumah Allah, tempat kaum Muslimin beribadah,” salah seorang dari mereka menjawab.

“Maksud Anda?” tanyanya heran.

“Rumah Allah tidak dimasuki anjing, dia makhluk yang najis, sedangkan rumah ini suci, dinaungi oleh malaikat, dan siapa yang masuk ke rumah ini ia akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian,” jelas salah satu pemuda di pengajian tersebut.

Pemuda itu tercengang-cengang masih diliputi rasa penasaran yang tinggi. Kemudian mereka menjelaskan tentang islam padanya. Hati pemuda itu tersentuh.

Tentang keagungan rumah Allah, tentang islam, tentang indahnya persaudaraan dalam islam, tentang hakikat hidup dan dunia, tentang kematian dan tentang akhirat.

Mereka melihat air matanya menetes, ia terharu, hatinya seolah merasakan tetesan embun hidayah yang menyejukkan, kemudian mereka mengajaknya memeluk Islam dan pada saat itu juga pemuda tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat.

Salah seorang dari mereka bertanya kepada temannya yang meneteskan air mata tersebut.

“Kenapa menangis akhi?” tanyanya.

“Saya begitu terharu akhi, Allah telah menggerakkan satu dari makhluknya dan menjadikan sebab masuk Islamnya saudara kita ini. Subhanallah.”

Dan pemuda mualaf itu kini telah menjadi seorang muslim yang gigih dan ikut menyebarkan menyebarkan risalah bersama para santri di daerahnya. Allah akan memberikan hidayah secepat kilat bila itu adalah takdir-Nya.

Sumber: inspiradata.com