OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 23 Maret 2018

Mengenal Arti Keberkahan

Mengenal Arti Keberkahan

10BeritaBogor  Masjid Alumni IPB Bogor menggelar kajian rutin bersama Ustaz Syauqi Hafiz dengan tema Keberkahan Makkah dan Baitul Maqdis yang dikutip langsung dari Kitab Parameter Keberkahan Antara Mekkah dan Baitul Maqdis, Rabu malam (21/3).

Ustaz Syauqi menjelaskan sedikit mengenai awal dibangunnya Kabah oleh Nabi Adam ‘alaihis salam yang kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Kabah adalah bangunan yang telah disucikan oleh malaikat atas perintah Allah sebelum manusia diciptakan. Bangunan Kabah berbentuk persegi panjang merupakan bentuk asli dari Kabah pada zaman Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Pada zaman suku Quraisy terjadi pemugaran besar-besaran akibat kerusakan yang timbul dari bencana alam maupun peperangan, hingga pada saat itu terjadi perselesihan antara para tetua untuk meletakkan hajar aswad yang kemudian diselesaikan dengan damai oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Allah Taala berfirman dalam Surat Al Isra Ayat 1 yang berbunyi: "Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Menilik dari ayat tersebut, terdapat dua hal yang menjadi bahasan Ustaz Syauqi di kajian tersebut. Pertama, keberkahan atau Al-Baroqah. Keberkahan adalah konsep asli dalam Islam dan hanya dikenal oleh para muslim saja. “Barokah adalah sesuatu yang menetap dan sesuatu yang melekat. Keberkahan adalah kebaikan dari Allah yang melekat dan tumbuh berkembang.” jelas Ustaz lulusan Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan itu.

Sedangkan bagaimana keberkahan di mata Islam? Keberkahan tidak berkaitan dengan segala hal yang baik. Keberkahan ini perkara ghaib sehingga tidak bisa dikaitkan dengan keimanan, kekuatan dan kedudukan seseorang. “Dijelaskan pula dalam doa istikharah bahwa keberkahan belum tentu bersanding dengan kebaikan. Karena kebaikan yang ada di seluruh dunia sesungguhnya cerminan dari kasih sayang Allah SWT meliputi semua makhluknya, baik yang beriman maupun tidak." tambahnya.

Lalu, bahasan berikutnya yaitu seluruh kebaikan berasal dari Allah. Kadang kita salah paham, yang kita harapkan adalah kebaikan dari orang lain, sampai-sampai hati pun bergantung padanya. Mestinya kita tahu bahwa seluruh kebaikan dan keberkahan asalnya dari Allah.

Allah Taala berfirman dalam surah Ali Imron ayat 26 yang berbunyi: Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, engkau berikan kerajaan kepada orang yang engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang engkau kehendaki. di tangan engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam kuasa Allah-lah segala kebaikan. Tiada seorang pun yang dapat mendatangkannya kecuali atas kuasa Allah. Karena Allah-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, demikian penjelasan dari Ath Thobari rahimahullah.

“Kita telah mengetahui bahwa setiap kebaikan dan nikmat itu berasal dari Allah. Inilah yang disebut dengan barokah. Maka ini menunjukkan bahwa seluruh barokah, berkah atau keberkahan berasal dari Allah semata." tandasnya.

Sumber : SI Online