Tajuk: Harga BBM dan Gas Naik, Rakyat Miskin Bertambah
Ilustrasi
10Berita, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi sinyal pemerintah akan menaikkan harga BBM dan elpiji 3 Kilogram (Kg) pada 2019. Hal tersebut dengan mempertimbangkan kenaikan harga berbagai komoditas terutama harga minyak mentah dunia.
Menurut Sri, kenaikan harga minyak mentah dunia mendorong kenaikan ICP yang secara langsung akan meningkatkan komponen biaya produksi BBM (solar), dalam hal ini termasuk LPG. Peningkatan biaya produksi tersebut tentu saja akan menyebabkan naiknya harga keekonomian.
"Tanpa adanya kebijakan penyesuaian harga, maka selisih antara harga keekonomian dan harga penetapan pemerintah akan semakin lebar dan pada akhirnya akan meningkatkan beban subsidi BBM khususnya elpiji tabung 3 Kg," ujarnya di Gedung DPR-MPR,Jakarta, Kamis (31/5).
Kenaikan BBM i ni tentu akan berdampak terhadap kondisi perekonomian rakyat. Kenaikan harga BBM justru rentan terhadap bertambahnya masyarakat miskin karena bisa melemahkan daya beli masyarakat.
Ketika harga BBM naik harga-harga barang dan komoditi ikut naik, khususnya komoditi seperti beras dan bahan pokok lainnya. Pasti, karena orang miskin di Indonesia sangat elastis dengan perubahan harga.
Ketika terjadi penaikan harga maka daya beli masyarakat langsung jatuh, dan menempatkan mereka pada garis kemiskinan. Namun disaat harga BBM turun, tidak secara otomatis harga-harga barang kebutuhan pokok ikut turun.
Akhirnya masyarakat kecil akan tercekik dengan inflasi yang tinggi. Ketikan inflasi tak terkendalikan, maka terjadilah yang kaya makin kaya, miskin makin miskin.
Publik berharap harusnya pemerintah tidak menaikkan harga BBM dan gas elpiji. Kalau tetap dinaikkan maka lengkap sudah penderitaan rakyat. Karena kebijakan tersebut akan memberikan efek kepada harga – harga barang kebutuhan pokok semakin melambung tinggi. Padahal harga harga bahan pokok yang ada sekarang sudah sangat memberatkan rakyat.
Kalau sudah seperti itu pertanyaannya, mau diapakan rakyat? Pasti kenaikan ini akan memberatkan masyarakat, yang saat ini tengah sekarat akibat kenaikan harga- harga kebutuhan dan lainnya.
Apalagi, kenaikan BBM itu akan mendorong para pengusaha melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjanya karena tak sanggup membayar gaji akibat tingginya biaya produksi.
Kita berharap agar pemerintah tidak boleh gegabah dalam menaikkan harga BBM dan elpiji. Pasalnya hal ini menyangkut kebutuhan dasar masyarakat. Satu hal yang harus dilakukan pemerintah harus melakukan kajian lebih dalam terkait rencana kenaikan ini.
Jika harga BBM, elpiji, harga-harga kebutuhan pokok, ongkos transportasi naik, apakah ini yang disebut pemerintahan Jokowi-JK pro rakyat? Kita berharap pemerintah harus lebih bijak, kemudian tidak menaikkan harga BBM dan elpiji.
Jangan sampai rakyat kecewa dan sakit hati dengan pemimpinnya, karena kebijakan pemerintah yang membuat mereka menderita. Apalagi saat ini sudah memasuki tahun politik.
Sumber :UC News