OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 08 Juni 2018

Terbongkar! Ternyata Jokowi Bukan Presiden RI Ketujuh, Simak Daftar Presiden RI Ini

Terbongkar! Ternyata Jokowi Bukan Presiden RI Ketujuh, Simak Daftar Presiden RI Ini



10Berita, Saat ini umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa bulan Ramadan. Bulan Ramadan memang terasa istimewa bagi umat Islam. Sebab, pada bulan Ramadan, semua amalan umat Islam akan dilipatgandakan nilainya.

Oleh karena itu, tidak mengherankan saat banyak yang mengatakan bulan Ramadan merupakan bulan penuh kemenangan. Selain itu, bulan Ramadan juga memiliki kaitan erat dengan bangsa Indonesia.

Alasannya, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia juga dilakukan pada bulan Ramadan.Proklamasi Repulik Indonesia yang dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945, rupanya juga bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan 1364 Hijriyah.

Sehingga, bila dikonversi pada penanggalan Hijriyah, maka pada tahun ini usia bangsa Indonesia sudah mencapai 74 tahun.Dalam sejarah perjalanannya, bangsa Indonesia juga sudah memiliki banyak pemimpin.

Berulang kali Indonesia melakukan suksesi kepemimpinan. Seperti yang diketahui oleh banyak orang, hingga saat ini Republik Indonesia sudah memiliki presiden sebanyak tujuh orang.

Namun, tidak banyak yang tahu sebenarnya Indonesia sudah memiliki presiden lebih dari itu. Tepatnya, Indonesia sebenarnya sudah memiliki presiden sebanyak sembilan orang.Berikut ini adalah daftar nama-nama presiden yang pernah memimpin Indonesia.

1. Soekarno

Referensi pihak ketiga

Bung Karno (IST) Sudah banyak orang yang mengetahui, presiden pertama Republik Indonesia adalah Soekaro. Soekarno dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Semasa menjadi presiden, kondisi Indonesia memang belum stabil.

Sebab, selain karena baru seumur jagung, Indonesia juga harus menghadapi gempuran dari Belanda yang ingin kembali berkuasa di Indonesia melalui agresi militer Belanda I dan II.

Tidak hanya itu, Republik Indonesia juga harus dihadapkan pada persoalan sejumlah pemberontakan yang dilakukan berbagai elemen bangsa. Alasannya, tentu mereka tidak puas dengan kepempimpinan Soekarno.

Meski demikian, kiprah Soekarno diangap cukup bersinar di kancah internasional. Itu terbukti dari adanya Konferensi Asia Afrika (KAA), dan Gerakan Non Blok (GNB) yang dipelopori oleh Soekarno.

Namun, karir Soekarno harus berakhir pasca peristiwa pemberontakan PKI pada 30 September 1965.

Sidang Istimewa yang digelar oleh MPRS menolak pidato pertanggungjawaban Soekarno yang berjudul Nawaksara.

Sehinga, Soekarno pun harus lengser dari kursi kepresidenan, dan digantikan oleh Soeharto.

2. Sjafruddin Prawiranegara

Lazimnya masyrakat Indonesia mengetahui, presiden kedua Republik Indonesia adalah Soeharto.

Namun, ternyata presiden kedua Republik Indonesia yang kedua bukan Soeharto.

Presiden kedua Republik Indonesia ternyat adalah Sjafruddin Prawiranegara.

Sjafruddin Prawiranegara pernah menjabat presiden sekaligus merangkap sebagai Menteri Pertahanan dan Luar Negeri ad interim.

Hal itu terjadi pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Tepatnya, pada tanggal 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.

PDRI dibentuk untuk menyelamatkan Pemerintahan RI pasca agresi militer Belanda II atas Ibukota RI, Yogyakarta, pada tanggal 19 Desember 1948.

Selain melakukan serangan agresi, Belanda juga menahan Soekarno dan Hatta yang saat itu menjabat sebagai presiden dan wakil presiden.

Oleh karena itu, Soekarno pun mengirimkan telegram kepada Sjafruddin yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Kemakmuran, serta sedang berada di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Dalam telegramnya, Soekarno menyebutkan, saat pemerintah dalam keadaan tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka dia meminta Sjafruddin untuk membentuk pemerintahan darurat di Sumatera.

Jabatan Sjafruddin Prawiranegara sebagai presiden berakhir setelah dia kembali menyerahkan mandatnya kepada Soekarno.

Sebab, saat itu Soekarno kembali ke Yogyakarta pada 13 Juli 1949.

Meski demikian Sjafruddin pernah berkonflik dengan Soekarno.

Saat itu dia tengah terlibat dalam aktivitas Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) Semesta, yang memprotes kebijakan Soekarno karena terlalu dianggap Jakarta sentris.

3. Mr Assaat

Mr Assaat menjadi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 hingga 5 Agustus 1950.

Saat itu dia menjabat sebagai pemangku sementara jabatan Presiden RI.

Jabatan itu diberikan kepada Mr Assaat usai Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949.

Ketika itu pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan indonesia pada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS).

RIS adalah bentuk negara serikat yang terdiri dari 16 negara bagian.

Republik Indonesia ketika itu merupakan bagian dari RIS, dan pemangku jabatan Presiden RI adalah Mr Assaat.

Sedangkan, Soekarno-Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden RIS.

4. Soeharto

Referensi pihak ketiga

Soeharto (IST)

Soeharto merupakan presiden yang menjabat setelah Soekarno jatuh.

Saat menjabat, Soeharto lebih memfokuskan perhatiannya pada bidang pembangunan fisik, serta ekonomi.

Meski demikian, pada akhir kepemimpinannya pada 1997 hingga 1998, perekonomian Indonesia dilanda krisis hebat.

Hal itu pula yang akhirnya memaksa Soeharto segera lengser dari posisinya sebagai presiden.

5. BJ Habibie

Referensi pihak ketiga

BJ Habibie (IST)

Lengsernya Soeharto sebagai presiden, langsung digantikan oleh BJ Habibie yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden pada era Soeharto.

Habibie dikenal sebagai satu di antara putra terbaik Indonesia.

Dia pula yang mewujudkan mimpin Indonesia untuk bisa membuat pesawat sendiri, yaitu pesawat Gatot Kaca atau yang biasa disebut N-250.

6. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Referensi pihak ketiga

KH Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur. (Tribunnews)

Usia kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai Presiden RI memang tidak lama.

Namun, Gus Dur telah meninggalkan pondasi penting bagi bangsa Indonesia.

Sebab, era Gus Dur keberagaman, dan kerukunan hidup umat beragama di Indonesia begitu terasa.

Itu terbukti dari dimasukkannya Konghucu sebagai satu di antara agama yang diakui di Indonesia.

Tidak hanya itu, Gus Dur juga yang menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional.

Oleh karena itu, tidak mengherankan Gus Dur mendapatkan sebutan sebagai Bapak Pluralisme.

7. Megawati Soekarnoputri

 Megawai Soekarnoputri merupakan sosok yang menggantikan Gus Dur sebagai presiden.

Sebab, sebelumnya, Megawati menjabat sebagai wakil presiden pada era Gus Dur.

Kepemimpinan Megawati berakhir saat dia kalah dalam Pilpres 2004.

Saat itu, Megawati dikalahkan oleh Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diusung oleh Partai Demokrat.

8. Soesilo Bambang Yudhyono (SBY)

Referensi pihak ketiga

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan Presiden RI saat memberikan kuliah umum di Gedung Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Jalan Ir Soekarno, Kota Batu, Selasa (13/10/2015). Dalam kegiatan ini nama SBY juga diabadikan menjadi nama gedung kampus tersebut. (SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo)

Soesilo Bambang Yudhoyono atau yang dikenal SBY menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 2004.

Dia menjadi presiden usai mengalahkan Megawati dalam Pilpres 2004.

Saat itu, SBY diusung oleh Partai Demokrat, dan sejumlah partai pendukung lainnya.

SBY menjadi presien selama dua periode, yaitu hingga tahun 2014 lalu.

Sebab, pada tahun 2009 SBY terpilih kembali sebagai presiden untuk periode kedua.

9. Joko Widodo (Jokowi)

Referensi pihak ketiga

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dalam peresmian SMAN Taruna Nala di Kelurahan Tlogowaru, Kota Malang, Sabtu (3/6/2017). (SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo)

Joko Widodo menjadi Presiden RI sejak tahun 2014 lalu.

Saat itu dia berpasangan dengan Jusuf Kalla, dan berhasil mengalahkan pasangan Prabwo Subianto dan Hatta Rajasa.

Dalam pilpres tersebut pasangan Jokowi-JK diusung oleh PDIP, serta didukung oleh beberapa parpol lainnya.

Meski demikian, berdasarkan versi resmi pemerintah, Presiden RI hingga saat ini hanya berjumlah sekitar tujuh orang.

Di antaranya Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo atau Jokowi.

Sumber: suararakyat.com