OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 25 Juni 2018

Waktu Diamnya Setan

Waktu Diamnya Setan

10Berita, DI sepertiga malam, saat ruh-ruh berada dalam genggaman-Nya. Beberapa ruh-ruh itu, terbangun dengan jasadnya dan beranjak dari hamparan kasur yang nyaman dan selimut yang mencengkram tubuhnya. Walau gaya gravitasi tempat tidur sangat tinggi. Dengan izin-Nya, tubuh itu dituntun untuk mensucikan diri dan berbincang mesra dengan Sang Kekasih. Hingga dunia menyimak percakapan mesra hamba-hamba-Nya.

Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan, “Setiap malam, Rabb kita Tabaraka wa Ta’alaturun ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam yang terakhir, kemudian Dia ‘Azza wa Jalla berfirman, siapakah yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku mengijabahnya. Siapakah yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberi kepadanya. Dan siapakah yang memohon pada-Ku ampunan, niscaya Aku akan mengampuninya’.”

Hadist tentang nuzul Ilahi ini termasuk berderajat mutawatir. Tak kurang dari 31 shahabat meriwayatkannya. Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini dan membenarkan turun-Nya Allah SWT tanpa menyerupakan-Nya dengan makhluq, tanpa memperumakannya, dan tanpa merinci bagaimananya.

Di saat-saat inilah waktu paling indah untuk mencurahkan segala lelah, payah, dan keluh keah dalam sujud kepada-Nya. Inilah, waktu terindah menangisi dosa dan meminta ampunan-Nya dengan taubat nasuha. Inilah waktu mustajab memanjatkan permohonan dan segala pinta. Inilah waktu yang paling berkesan untuk menghayati firman-firman-Nya seakan dia bicara langsung pada diri kita.

Al-‘Allamah Muhammad Amin Asy-Syinqthi, penulis Adhwa’ul Bayan menyatakan, “Sesungguhnya Al-Qur’an ini takkan menetap dalam dada, tak mudah pula menjaganya, dan takkan dapat difahami kedalamannya hingga memberi keteguhan bagi kita, kecuali jika ia ditadabburi dalam bacaan qiyamullail di kedalam malam,”.

Inilah detik-detik yang selayaknya tak kita lewatkan. Amat agung keutamaannya, bahkan bagi yang tidur dengan memenuhi adabnya dan berserah pada Penguasa ruhnya, maka waktu sepertiga malam terakhir ini adalah mimpi seorang mukmin paling dekat dengan kebenaran.

“Mimpi yang paling benar adalah yang terjadi di waktu sahur,” ujar Rasulullah seperti disampaikan Abu Sa’id Al-Khudzri dalam riwayat Imam Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ad-Darimi.

“Hal ini dikarenakan,” catat imam Qayyim Al-Jauziyah dalam Madarijus Salikin,”ialah waktu nuzul Ilahi, kala rahmat dan ampunan didekatkan, serta saat diamnya syaithan-syaithan.” []

Sumber: Lapis-lapis Keberkahan/Salim A Fillah/Pro-U Media
Islampos)

Related Posts:

  • Jejak Islam di Bali Jejak Islam di Bali 10Berita, JAKARTA -- Masuknya Islam di Bali memiliki kisahnya sendiri. Islam datang bersamaan dengan masuknya orang Jawa ke Gelgel yang merupakan pusat pemerintahan Bali sejak abad XIV sebagai pengir… Read More
  • Ingin Tahu Fisik Baginda Rasulullah? Simak ini Ingin Tahu Fisik Baginda Rasulullah? Simak ini10Berita-SEORANG lelaki bertanya kepada Albarra bin Azib ra, “Apakah wajah Rasul saw seperti pedang ?” (bukankah beliau banyak berperang, apakah wajahnya bengis bak penguasa kejam… Read More
  • Dengan Alquran, Kejayaan Islam akan Kembali Dengan Alquran, Kejayaan Islam akan Kembali 10Berita- JAKARTA -- Rabithah Alawiyah menyelenggarakan seminar dakwah bertema Alquran dan Sains Modern di Gedung Rabithah Alawiyah, Jakarta Selatan, Sabtu (13/5). Seminar ini mene… Read More
  • Fitnah Kaum Khawarij di Akhir Zaman Fitnah Kaum Khawarij di Akhir Zaman 10Berita, JAKARTA -- Salah satu tanda kecil akan datangnya kiamat adalah munculnya berbagai macam fitnah (ujian) yang menghantam kaum Muslim dari berbagai sisi. Di antara fitnah akhir… Read More
  • Mengenang Aminah Assilmi, Dari Kristen Radikal Menjadi Seorang Muslimah Mengenang Aminah Assilmi, Dari Kristen Radikal Menjadi Seorang Muslimah 10Berita-Berawal dari kesalahan data komputer, hidup perempuan cerdas ini berubah total dari seorang penganut Kristen Baptis yang taat dan seorang femini… Read More