Darmin: Ekonomi Bocor. Prabowo Sudah Ingatkan 4 Tahun Lalu, Tapi
Foto: Detik
10Berita, Pemilihanan Presiden 2014 sempat dihebohkan dengan kabar yang dibawa Calon Presiden Prabowo Subianto. Capres nomor urut 1 itu melansir perekonomian telah terjadi bocor Rp1.000 triliun/tahun.
Mantan Danjen Kopassus itu mengatakan kebocoran ekonomi itu salah satunya karena uang milik WNI yang mengalir ke luar negeri. Kekayaan Indonesia tidak tinggal di dalam negeri, kekayaan terus menerus mengalir ke luar negeri.
Kebocoran ekonomi tidak hanya dipakai dalam kampanye pilpres. Dalam setiap debat pilpres, mantan Danjen Kopassus itu selalu menyebut bahaya kebocoran ekonomi. Saat itu, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa mendapat nyinyiran bocor, bocor, bocor.
Foto: Merdeka
Capres Jokowi dilansir Merdeka, Kamis, (19/6/2014), sempat menyinggung soal kebocoran APBN itu. Gubernur DKI itu tidak yakin APBN bocor sebanyak Rp 1.000 triliun karena APBN hanya sekitar Rp 1.400 triliun. Sebelumnya 1.000, kalau bocor 1.000 dari mana?
Jubir Pasangan Jokowi-JK turut berkomentar. Anies Baswedan menilai pernyataan Prabowo sulit diterima akal sehat. Bayangkan, belanja gaji pegawai negeri Indonesia mulai dari PNS, ABRI, POLRI dan pejabat negara tahun 2014 tercakup di angka Rp 275,8 trilliun per tahun. Kalau ada pernyataan kebocoran Rp1.000 triliun artinya hampir empat kali gaji tahunan mereka. Orang yang paham anggaran pasti heran mendengar angka ini.
Foto: Tempo
Kini, setelah rupiah bergejolak nyaris menyentuh Rp14.500 per dolar AS, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution seperti membenarkan pernyataan Prabowo 4 tahun silam. Dilansir cnbcindonesia, Kamis (2/8/2018), menyebut ekonomi Indonesia bocor. Kebocoran pertumbuhan ekonomi akibat devisa hasil ekspor yang tidak kembali pulang ke dalam negeri. Ekspor semestinya bisa menjadi tambahan tenaga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara signifikan.
Sekarang ekonomi bocor, sayangnya, belum ada ekonom yang menjelaskan secara detail apa dampak langsung dari ekonomi bocor bagi rakyat. Pemerintah selalu mengklaim ekonomi dalam kondisi baik. Di sisi lain, masih banyak rakyat yang belum merasakan dampak dari ekonomi yang baik-baik itu.(triaji)
Sumber :UC News