OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 29 September 2018

Tuntunan Memohon Hujan

Tuntunan Memohon Hujan

Hujan (ilustrasi)

Foto: ist

10Berita , JAKARTA -- Tradisi memanggil hujan tak lepas dari berbagai ritual di antaranya menghadirkan sesaji berikut merapal berbagai mantra. Padahal, Islam sudah memiliki tuntunan bagaimana memohon hujan kepada Sang Khalik.

Ketua Komisi Dakwah Majlis Ulama Indonesia Cholil Nafis menjelaskan, sejatinya upaya untuk memanggil hujan telah diajarkan sejak masa Rasulullah SAW. Ketika itu, Rasulullah SAW meng seluruh sahabat untuk menunaikan shalat Istisqa guna meminta kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan.

Kiai Cholil juga menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang percaya dengan mitos atau tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Misalnya, sesajen. Itu sama saja dengan membuang-buang makanan dan itu jelas tidak baik.

"Sebaiknya cobalah bersedekah atau berinfak dengan tujuan un tuk menolak bala dari musibah ke ke ringan, kata Kiai Cholil saat di hubungi Republika.co.id, belum lama ini.

Menurut dia, pencampuran unsur agama dan ritual kebuda yaan memang banyak ditemui di banyak daerah, di mana tradisi turun temurun leluhur dibuka de ngan lantunan shalawat.

Kiai Cholil menilai, bacaan shalawat dalam upaya kebudayaan sangat dibolehkan dan mendatangkan pahala bagi yang mengucapkan-nya. Namun, jika inti dari tradisi tersebut justru bersinggungan dengan nilai agama, kata dia, sebaiknya dihilangkan atau dialihkan dengan kegiatan lain.

"Apalagi, jika tradisi budaya itu seolah olah menyekutukan Allah dengan makhluk lain baik itu jin, hewan, atau lainnya karena sama artinya kita melakukan penyimpangan akidah sebagai seorang Muslim," kata dia.

Tradisi, kata Cholil, sejatinya tidak perlu dihentikan, tapi perlu diluruskan agar tidak ada lagi tradisi atau kepercayaan masya rakat yang berbenturan dengan nilai agama. Terlebih, jika tradisi tersebut berkedok acara keagamaan, tapi berisi hal yang jauh dari nilai-nilai agama.

Menurut dia, solusi yang perlu dilakukan adalah memperkuat keimanan dan meyakini bahwa tiada zat yang lebih kuat dibandingkan Allah SWT. Selain itu, umat Islam dianjurkan untuk le bih mengenal aga manya dengan cara mempelajari nilai-nilai aga ma dan mempraktikkannya da lam kehidupan sehari-hari.

Itu perlu dilakukan agar asumsi kita sebagai Muslim bukan karena menganut agama warisan turun-temurun, melainkan memang ada iman dan ajaran Islam yang sudah terbangun dalam diri sehingga tradisi budaya yang sekiranya bertentangan dengan nilai agama dapat diluruskan.

Sumber : Republika.co.id

Related Posts:

  • 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijah, Ini Keutamaannya 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijah, Ini Keutamaannya 10Berita, BULAN Dzulhijah atau yang lebih dikenal dengan sebutan bulan haji merupakan bulan yang mulia. Umat Islam menghiasi bulan tersebut dengan berbagai amalan., terutama … Read More
  • Ustaz Adi Hidayat Hadiahi Umrah untuk Lalu ZohriUstaz Adi Hidayat Hadiahi Umrah untuk Lalu Zohri 10Berita , JAKARTA -- Kemenangan Lalu Muhammad Zohri dalam lomba lari di Finlandia menuai banyak perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Ustaz Adi Hidayat yan… Read More
  • Komjen Syafruddin Bantah 41 Masjid Disebut RadikalKomjen Syafruddin Bantah 41 Masjid Disebut Radikal Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Komjen (Pol) Syafruddin 10Berita, JAKARTA  Lembaga Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) bekerja sama dengan Rumah … Read More
  • Periksa Kembali Arah Kiblat Anda di Dua Tanggal Ini Periksa Kembali Arah Kiblat Anda di Dua Tanggal Ini Kakbah, kiblat sholat umat Islam dari seluruh dunia Foto: Republika Pada 17 dan 18 Juli, matahari diperkirakan melintas tepat di atas Ka'bah. 10Berita , JAKARTA -- Mat… Read More
  • Masjidku Dikata Radikal, Kok iso?Masjidku Dikata Radikal, Kok iso? Oleh: Astia Putriana, SE Tak habis-habisnya umat Islam dibuat geleng-geleng kepala dengan berbagai fenomena yang terjadi belakangan. Tak perlu dibahas lagi mirisnya hati atas fenomena t… Read More