OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 25 Oktober 2018

Andi Arief: Sontoloyo Teriak Sontoloyo

Andi Arief: Sontoloyo Teriak Sontoloyo


Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief.| AKURAT.CO/Yohanes Antonius


10Berita,  Presiden Joko Widodomenyebutkan politikus sontoloyo adalah politisi yang memakai cara-cara menyebarkan kebencian, mengadu domba, menggunakan isu SARA dan memecah belah masyarakat untuk menarik perhatian masyarakat. "Kalau masih memakai cara-cara lama seperti itu, masih politik kebencian, politik sara, politik adu domba, politik pecah belah, itu yang namanya tadi politik sontoloyo," kata Presiden Joko Widodo usai menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia ke 33 di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang.
Kata-kata sontoloyo itu kemudian bergulir menjadi pro dan kontra di kalangan pemerhati politik dan politisi. Director Centre for Strategic and Policy Studies Prijanto Rabbanimelalui akun Twitter @RabbaniProjects menilai kurang elok seorang Presiden menggunakan istilah seperti itu karena bisa memicu polemik.
"Penggunaan terminologi politisi sontoloyo oleh @jokowi, sangat disayangkan. Sepertinya masih banyak istilah lain yang layak dipergunakan. Seorang presiden sebaiknya tak perlu mengumbar kata-kata yang memancing polemik," kata dia.
Prijanto Rabbani menambahkan karena Jokowi pakai sontoloyo, maka dia juga coba ikut, bila nyebut pihak pemerintah yang tak beres kerjanya, pakai sontoloyo.

Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean membully Presiden Joko Widodo dengan membuat beberapa pertanyaan melalui cuitannya.
"Politisi sontoloyo? Iki presiden anti kritikkah? Karakter otoriter? Atau sengaja mau mengadu domba rakyat dengan politisi? Duhhhh pak.. pak... Semoga tidak ada yang bilang hati-hati dengan presiden sontoloyo. Saya tak setuju," kata @Ferdinand_Haean.

Menurut dia pemikiran sontoloyo itu adalah dimana ketika seseorang memprirotaskan anggaran untuk bantuan mendongkrak elektabilitas yang nyungsep daripada memprioritaskan anggaran untuk kesehatan masyarakat.

"(Ini pemikiran politisi yang bukan sontoloyo). Jangan ada yang baper..!!" kata dia.
Kolega Ferdinand Hutahaean di Partai Demokrat, Andi Arief, mengatakan tidak akan ada mampu memusnahkan keyakinan.
"Anda bisa berkumpul dan bersorak membakat tulisan. Tapi anda tak akan mampu memusnahkan keyakinan. Sontoloyo teriak sontoloyo," kata Andi Arief.
@AndiArief__ kemudian menyinggung mantan Presiden Sukarno yang pada 1940 pernah menulis Islam Sontoloyo untuk mengkritik terhadap mereka yang tidak mampu menangkap esensi agama Islam, tetapi cuma abunya. Lalu, Andi Arief penasaran dengan sasaran dari pernyataan Jokowi.
"Bung Karno adalah orang yang menyebut Islam Sontoloyo atau masyarakat onta. Kemana arah sontoloyo yang dimaksud kemarin pak?" kata Andi Arief.

Politikus Ruhut Sitompul tentu saja membela calon presiden petahana Joko Widodo yang didukungnya.

"Pak Joko Widodo berpesan hati-hati dengan politikus sontoloyo, untuk rakyat jangan dihubung-hubungkan dengan politik, “dana kelurahan itu baik karena sangat membantu rakyat, eh ini pendukung Prabowo dan Sandi pada sewot, ingat rakyat sudah sangat cerdas.” Hilangkan penyakit bohong dan nyinyir. Merdeka," kata @ruhutsitompul.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa tidak seharusnya semua hal dikaitkan dengan politik. Misalnya, rencana pemerintah untuk meluncurkan program dana kelurahan mulai tahun depan.
Saat menyampaikan sambutan pada pembagian sertifikat hak atas tanah untuk rakyat di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dana kelurahan diberikan untuk memperbaiki kampung dan digunakan untuk kepentingan masyarakat.
"Tapi kok ramai? Ini dana untuk rakyat kok, untuk memperbaiki kampung, kok malah jadi ramai. Ini semuanya komitmen pemerintah untuk rakyat, bukan untuk siapa-siapa," kata dia.
Presiden mengaku heran jika kebijakan itu dihubungkan dengan politik. Padahal menurutnya kehidupan tidak semata soal politik. "Jangan sedikit-sedikit dihubungkan dengan politik. Mohon maaf kita ini segala hal selalu dihubungkan dengan politik. Padahal kehidupan tidak hanya politik saja, ada sosial, ada ekonomi, ada budaya. Semua ada. Kenapa semua hal selalu dihubungkan dengan politik?" kata dia.

Untuk itu, Presiden Jokowi mengingatkan kepada masyarakat untuk bijak menyikapi hal-hal seperti itu.

"Itulah kepandaian para politikus mempengaruhi masyarakat. Hati-hati saya titip. Banyak politikus yang baik-baik, tapi banyak juga politikus yang sontoloyo. Saya ngomong apa adanya saja," kata dia.

Presiden Jokowi meyakini masyarakat sekarang sudah semakin matang dan pintar dalam berpolitik. Namun demikian, dia tetap berpesan agar masyarakat bisa menyaring informasi-informasi dan memilah mana yang benar dan mana yang salah.

"Masyarakat sekarang saya lihat semakin pintar dan matang dalam berpolitik. Sehingga jangan sampai kita ini dipengaruhi oleh politikus yang hanya untuk kepentingan sesaat mengorbankan persatuan, persaudaraan, dan kerukunan kita," kata dia. []
Sumber : AKURAT.CO