10Berita, Keributan persoalan pembakaran bendera yang disinyalir bendera HTI kini berbuntut panjang. Bagaimana tidak, jika bendera tersebut berisi kalimat tauhid, panji Rasulullah, jelas umat islam yang waras merasa tidak terima.
Pernyataan plin-plan dari pihak GP Ansor pun semakin membuat umat muslim geram, mereka tidak terima jika panji Rasulullah diperlakukan dengan cara tidak beradab hanya karena dicerminkan sebagai bendera HTI. Padahal ada atau tidak ada HTI, bendera itu tetap menjadi bendera umat muslim.
Aksi tersebut rupanya mengundang reaksi dari berbagai pihak. Tak terkecuali Penasehat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Ustadz Haikal Hassan yang sengaja menemui tiga pelaku di Polres Garut.
"Mereka menyatakan menyesal dan mengaku tidak ada maksud untuk membakar bendera tauhid. Itu tadi ada rekamannya," kata Ustad Haikal kepada CNNIndonesia.com, Selasa (23/10).
Referensi pihak ketiga
Selain itu, menurut Ustad Haikal, ketiga pelaku itu telah mengakui jika pembakaran dilakukan atas perintah atasan, meskipun begitu, dirinya tidak mendapatkan nama atasan itu.
Namun siapa pun atasan atau dalangnya itu, sepertinya adalah orang yang memang menyukai keributan, menyukai kebisingan dan tidak menginginkan perdamaian, sebab aksi banser jelas-jelas melukai hati umat muslim. Tidak kah dia memikirkan segala resikonya dulu?
Lagipula, kalau memang ingin menjaga, mengapa harus dilakukan dengan cara tidak sopan, diiringi nyanyian, dengan ekspresi kebencian pula. Itu kah yang dinamakan sebagai bentuk penjagaan?
Jika hati diliputi rasa dengki dan dendam, maka logika akan susah menghampiri. Segalanya akan dikira buruk. Seperti itu lah kira-kira pikiran dari dalang pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid.
Sumber : UC News