Ferdinand Hutahaean: Jika Ratna Sarumpaet yang Berbohong, Kita Hukum Dia Sama-sama
Ferdinand Hutahaean
Politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean: Jika Ratna Sarumpaet yang Berbohong, Kita Hukum Dia Sama-sama
10Berita - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat,Ferdinand Hutahaeankembali berkomentar terkait penganiayaan yang menimpa Aktivis Ratna Sarumaet.
Hal tersebut diungkapkan Ferdinand melalui laman Twitternya@LawanPoLitikJW,Rabu (3/10/2018).
Ferdinand menuturkan, jika kabar penganiayaan adalah hoax, makaRatna Sarumpaetakan dihukum.
Namun jika ternyata benarRatna Sarumpaet dianiayahingga babak belur, maka masyarakat yang menuduh hoax telah berdosa.
Ferdinand menyebut, rasa empati merupakan sikap awal yang sesuai dengan nilai kemanusiaan.
"Emphati itu tidak menunggu, apalagi menunggu konperensi pers.
Pembuktian itu setelah emphati kita tunjukkan sebagai sikap awal sesuai nilai kemanusiaan yang kita miliki.
Jika hoax? Nanti kita hukum sama2. Tp jika benar? Kalian berdosa telah menuduh hoax sejak awal,"tulis Ferdinand dalam akun Twitternya.
Ferdinand juga akan membuktikan terkait siapa yang benar dalam kabar penganiayaan tersebut.
"Kita akan buktikan siapa yang berbohong. Tapi emphati itu menunjukkan kita siapa, manusia atau bukan.
Jika RS yang berbohong, kita hukum dia sama2. Tapi jika peristiwa itu benar, kalian mau apa?,"tulis@LawanPoLitikJW.
Unggahan Ferdinand Hutahaean pada Twitter
Diberitakan sebelumnya dariKompas.com, menurut Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ratna mengalami penganiayaaan di area parkir mobil di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, pada Jumat 21 September 2018.
Fadli Zon sempat menjenguk Ratna Sarumpaet di rumahnya pada Minggu (30/9/2018).
"Jadi beliau juga sedang recovery karena ada luka jahitan di bagian kepala, oleh oknum-oknum yang saya kira melakukan satu tindakan keji pada Mbak Ratna," ujar Wakil Ketua DPR ini di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Fadli juga menambahkan bahwa Ratna juga mengalami trauma.
Setelah kejadian pemukulan, Ratna pun enggan untuk menceritakan kejadian tersebut kepada koleganya.
Dalam pertemuan itu, Ratna juga tidak menceritakan kepada Fadli mengenai ciri-ciri pelaku pemukulan.
Namun, menurut Fadli, Ratna memperkirakan penganiayaan tersebut dilakukan oleh 2-3 orang.
"Mbak Ratna sendiri memang tidak ingin diekspose sebelumnya karena ingin prosesrecoverydan juga tentu juga saya yakin beliau juga mengalami trauma, tidak pernah menyangka dalam hidup beliau ada satu perlakuan seperti itu," kata Fadli.
"Penganiayaan itu dilakukan oleh mungkin 2-3 orang laki-laki, di parkiran, di luar mobil. Tapi mengenai detailnya saya belum tahu," tuturnya.
Bantahan dari Angkasa Pura
Angkasa Pura II mengaku jika penganiayaan ini tidak ada.
Hal itu disampaikan oleh Executive General Manager Angkasa Pura II Andika Nuryaman pada Jumat (2/10/2018).
Andika menyebutkan bahwa hal itu tidak terjadi.
"Enggak bener ah, itu enggak pernah kejadian di bandara," katanya.
Bahkan pihaknya sudah memastikannya dengan memintai keterangan dari beberapa pegawai di bandara bahwa tidak ada kejadian penganiayaan.
"Teman FC (staf), teman sekuriti, OIC (officer in charge), Personal, enggak ada (kejadian itu). Kan itu disebutin tanggal 21 tuh, enggak ada kejadiannya," ujarnya.(/ Qurrota Ayun)
Sumber : Tribun Lampung