Jokowi dan Prabowo (Foto: merdeka.com)
10Berita, Pilpres 2019 hanya diikuti dua pasangan kandidat Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo – Ma’ruf Amin dengan nomor urut 1 dan pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno nomor urut 2.
Masing-masing kandidat punya dukungan masing-masing. Dukungan itu baik kader partai, maupun komunitas dan kelompok tertentu. Tetapi dukungan kader partai terkadang tidak linear dengan dukungan elite partainya. Boleh jadi, elite partai ke Jokowi – Ma’ruf, tapi kader partainya atau massa akar rumputnya justru memilih pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno.
Buktinya, seperti dikutip dari republika.co.id(27/09/2018), massa di akar rumput partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum bulat mendukung Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan dari sembilan anggota KIK, akar rumput di empat parpol tidak solid mendukung Jokowi-Ma'ruf. 
Empat partai yang kadernya tidak solid dukung Jokowi – Ma’ruf itu adalah Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Hanura. Lantas, siapakah yang punya kekuatan, apakah elite partai atau massa akar rumput? Dalam politik, suara sopir dan penumpang punya pengaruh yang sama.
Berdasarkan survei Indikator, basis massa PKB mendukung Jokowi-Ma'ruf sebanyak 76,3 persen, Golkar 55,4 persen, PPP 48,9 persen, dan Hanura 50 persen. Sementara, basis massa PKB mendukung Prabowo-Sandiaga 22,4 persen, Golkar 36 persen, PPP 44,4 persen, dan Hanuda 50 persen.
Hasil survei ini sebetulanya sangat mengejutkan. Pasalnya, seharusnya pilihan massa akar rumput partai itu sinkron dengan keputusan partainya di tingkat pusat tapi itu terjadi. Mereka malah mbalelo dan mendukung Prabowo – Sandiaga.
Ini kabar baik bagi kelompok oposisi, sehinga yang harus dilakukan adalah tingga maintenance terhadap pemilih dari partai pro pemerintah itu. ***(nova daga) 
Sumber : UC News