OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 20 Januari 2019

Liburan di Pantai? Awas Fenomena Supermoon, Catat Penjelasannya


Liburan di Pantai? Awas Fenomena Supermoon, Catat Penjelasannya

Supermoon biasanya berpotensi kenaikan air laut . Meski tak signifikan kata BMKG, tak ada salahnya untuk waspada sekitar 19 -22 Januari 2019.

Liburan di Pantai? Awas Fenomena Supermoon, Catat Penjelasannya
10Berita  Jakarta -  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta menyebut fenomena supermoon yang akan terjadi pada 19 hingga 22 Januari 2019 diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap kenaikan pasang air laut di pesisir selatan Yogyakarta.


"Ada potensi kenaikan (pasang air laut) di pesisir selatan Yogyakarta akibat `supermoon` tetapi tidak berdampak signifikan atau tidak sampai maksimum," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasius Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiono, di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut Djoko, supermoon adalah posisi periegee atau posisi di mana bulanmenempati titik terdekat dengan bumi. Kondisi ini umumnya berdampak pada kenaikan pasang air laut, khususnya pada malam hari.
Pengunjung menikmati deburan ombak yang mencapai dua meter, di pantai Tambakrejo, Blitar Selatan, Jawa Timur, Kamis, 21 Juni 2018. Pada H+7 Lebaran, sejumlah destinasi wisata masih dipadati wisatawan domestik. TEMPO/Imam Sukamto
Ia mengatakan efek dari kenaikan pasang air laut itu tidak akan terlalu dirasakan masyarakat di pesisir selatan Yogyakarta sebab tinggi daratan di pesisir selatan Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan dengan lautnya.

"Berbeda dengan di daerah pantai utara (pantura), di mana umumnya daratannya lebih rendah sehingga labih banyak dirasakan warga yang tinggal di daerah pesisir," kata dia.

Meski demikian, ia menyebut saat ini sampai 22 Januari 2019 tinggi gelombang di laut selatan Yogyakarta diperkirakan mencapai 1,5 hingga 2,5 meter dengan kecepatan angin rata 5-20 knot sehingga masih perlu diwaspadai masyarakat, khususnya para nelayan.

Tinggi gelombang itu, menurut dia, lebih disebabkan oleh daerah tekanan udara rendah yang muncul di Samudera Hindia, di sebelah selatan Jawa."Sehingga meskipun tidak terlalu dipengaruhi supermoon, masyarakat tetap perlu mewaspadai tinggi gelombang laut di pesisir selatan," demikian Djoko Budiono.

Sumber : TEMPO.CO,

Related Posts:

  • Siapakah Bangsa Turki Itu? Siapakah Bangsa Turki Itu? 10Berita, JAKARTA -- Kegemilangan Islam pada masa lampau tidak hanya dicapai di bawah pemerintahan bangsa Arab, melainkan juga bangsa-bangsa non-Arab. Salah satu nya adalah bangsa Turki yang m… Read More
  • Makna dan Keutamaan Bismillah Dalam Al-Qur’an Makna dan Keutamaan Bismillah Dalam Al-Qur’an 10Berita~Bacaan bismillah memiliki makna yang dasyat sebagai awal di balik semua ciptaanya. Bismillah dalam Al Fatihah sebagai Ummul Kitab dengan 7 ayat… Read More
  • NASIONALIS itu adalah... NASIONALIS itu adalah... Nasionalis itu adalah: 1. Bila berani membuat aturan seperti Malaysia dimana Melayu bisa memperoleh alokasi kredit dengan porsi 70 persen dari total kredit yang disalurkan bank Nasional. 2. Bila bera… Read More
  • Kesungguhan dalam Beribadah Kesungguhan dalam Beribadah 10Berita,  JAKARTA -- Suatu kali, datanglah seorang sahabat yang tua renta lagi buta kepada Rasulullah SAW. Ia adalah Abdullah bin Ummi Maktum. Ia da tang meminta izin agar bisa ab sen m… Read More
  • Kantor Khalifah Ottoman Jadi Tempat Mengadu Rakyat IndonesiaKantor Khalifah Ottoman Jadi Tempat Mengadu Rakyat Indonesia10Berita – Mendapati ibu-ibu berpakaian batik merupakan hal langka di Jakarta. Mereka lebih senang berkemeja dan celana panjang karena lebih praktis. Padahal sampai … Read More