Indonesia Masih Surganya Impor, Jokowi Gagal Lagi
10Berita, Belu - Presiden Joko Widodo mengakui adanya defisit besar dalam transaksi berjalan dan neraca perdagangan. Ini diakuinya sebagai persoalan besar yang dihadapi.
(Foto: Istimewa)
"Yang namanya defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan itu memang persoalan besar kita, bolak balik saya sampaikan," kata Jokowi usai menebar benih ikan di Bendungan Rotiklot Kabupaten Belu, NTT, Senin (20/5/2019).
Jokowi pada Senin ini meresmikan Bendungan Rotiklot di Dusun Rotiklot, Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, NTT. Usai meresmikan bendungan itu, Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Gubernur NTT Viktor Leiskodat, Wagub NTT Josef A Nai Soi, menebar benih ikan dan dan menanam pohon di kawasan bendungan tersebut.
Jokowi bilang, rumus untuk mengatasi defisit neraca perdagangan adalah meningkatkan ekspor dan memproduksi barang-barang substitusi impor.
"Kalau ekspor tidak meningkat, kemudian barang subtitusi impornya tidak diproduksi sendiri di dalam negeri, mau sampai kapan ini akan rampung," katanya.
"Kalau ekspor tidak meningkat, kemudian barang subtitusi impornya tidak diproduksi sendiri di dalam negeri, mau sampai kapan ini akan rampung," katanya.
Lebih rinci Presiden Jokowi menyebutkan kunci menyelesaikan masalah itu adalah industrialisasi dan hilirisasi. "Jangan sampe ngirim barang mentah, raw material, ke luar negeri, semuanya harus ada nilai tambah di dalam negeri, kuncinya di situ aja," katanya.
Ia menyebutkan pemerintah sudah berupaya mengurangi defisit neraca perdagangan. "Contohnya avtur, nanti mulai bulan depan, udah gak ada impor avtur dan solar karena sudah dikerjakan dalam negeri," katanya.
Ia menyebutkan pemerintah juga mendorong tumbuhnya industri petrokimia di dalam negeri karena impor produk itu cukup besar. "Semua kok impar-impor, sampai kapanpun defisit pasti terjadi kalau impor terus," katanya.
Sebelumnya BPS merilis hasil ekspor dan impor pada April 2019 serta laporan neraca perdagangan. Pada periode tersebut, ekspor tercatat US$12,6 miliar, atau turun 13,1% (year on year/yoy). Sedangkan impor mencapai US$15,10 miliar, atau turun 6,58%. Dengan hasil tersebut neraca perdagangan pada April 2019 mencatatkan defisit hingga US$2,5 miliar. [tar]
Sumber: inilah.com