Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China

10Berita, JAKARTA - Tensi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China kembali meningkat.
Terakhir, Presiden Donald Trump kembali mengancam akan menaikkan tarif impor produk China jika Presiden Xi Jinping tak menemuinya di gelaran pertemuan kepala negara G20 di Jepang.
Gubernur BANK INDONESIA Perry Warjiyo pun memaparkan dampak dari perang dagangantara kedua negara adidaya tersebut terhadap Indonesia, yaitu aliran modal asing yang kian tertekan lantaran risiko berinvestasi yang meningkat.
"Dengan adanya eskalasi perang dagang itu memang risiko berinvesatsi di negara berkembang termasuk Indonesia jadi meningkat," ujar dia ketika memberi penjelasan kepada Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Perry mengatakan, berbeda dengan akhir kuartal 2018 ketika Indonesia mendapatkan aliran modal asing yang cukup deras, pada kuartal I-2019 ini terjadi penurunan arus investasi atau protofolio asing.
Pada kuartal IV tahun lalu, investasi portofolio yang masuk ke Indonesia mencapai 10,5 miliar dollar AS, sementara kuartal I 2019 ini hanya sebesar 5,4 miliar dollar AS.
"Terutama memang karena itu tadi, ketidakpastian dampak dari perang dagang," ujar Perry.
Namun dirinya meyakini Indonesia masih memiliki peluang yang besar untuk menarik investasi asing di dalam negeri.
Sebab, dalam dua tahun ke depan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diprediksi bakal tertekan dan bank sentral setempat yang sempat agresif menaikkan suku bunga satu tahun terakhir, tidak akan lagi menaikkan suku bunganya.
"Dengan demikian memang ini menjadi peluang daya tarik investasi protofolio ke negara berkembang termasuk indonesia. Tentu saja sepanjang imbal hasil menrik dan premi risiko terjaga," jelas dia.(*
Sumber: Tribunnews