3 Kejanggalan Investasi Syariah Hartadinata Harianto versi Shamsi Ali
10Berita - Imam besar masjid di New York asal Indonesia Shamsi Ali mengunggah kejanggalan sebuah perusahaan investasi syariah asal Amerika Serikat. Perusahaan pimpinan Hartadinata Harianto tersebut tengah merambah bisnis properti syariah di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Shamsi Ali melalui broadcast WhatsApp dan Twitter pada Kamis (12/12). Shamsi mengatakan perusahaan Hartadinata, Syariah Indonesia LLC dari perusahaan Sinergi Stern Investindo (SSI) telah membangun kebohongan di Indonesia.
Setidaknya ada tiga kejanggalan perusahaan itu menurut Shamsi:
1. Tanggal Pendirian Perusahaan.
Shamsi Ali mengatakan Hartadinata telah mendirikan empat perusahaan yang beralamat di New York. Berdasarkan penelusuran di situs pemerintah kota New York, keempat perusahaan tersebut dibuat dalam waktu berdekatan.
"Perusahaan-perusahaan itu didaftar dalam waktu yang hampir sama. Malah dua hanya berselang dalam sehari, tanggal 10 dan 11 Desember 2018," kata Shamsi.
Untuk perusahaan Syariah Indonesia LLC dicatatkan di New York pada Agustus 2019. Shamsi mengatakan, mudah saja mendaftarkan perusahaan di AS, asal punya social security. Bisa melalui situs Departemen Perdagangan atau ke akuntan. "Kita bisa punya nama perusahaan dan menjual ke orang-orang," ujar Shamsi.
Menurut Shamsi, pembentukan perusahaan-perusahaan ini dalam waktu yang berdekatan mencurigakan. Dia mengatakan, keempat perusahaan itu "untuk dijadikan umpan bagi investor di Indonesia".
2. Alamat Palsu
Kejanggalan lainnya alamat yang digunakan oleh perusahaan tersebut menurut Shamsi adalah palsu. Alamat di New York yang terdaftar di situs SSInvestindo.com adalah restoran Thailand berdasarkan penelusuran Google Map. Shamsi mengatakan akan segera mendatangi lokasi tersebut.
"Kantornya kita cari tidak ada. Perusahaan yang dia daftar tidak ada usaha riil di lapangan. Alamat yang dicantumkan di registrasi itu alamat agen yg membantu dia mendaftar. Nomor telepon juga tidak jalan. Alamatnya juga alamat NJ, itu restoran Thai," kata Shamsi.
Di Indonesia, SSI berkantor di Plaza Simatupang, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Awak media mendapati memang benar ada kantor tersebut, namun hanya disambut seorang resepsionis. Dia mengatakan Hartadinata tengah berada di New York. Dirut SSI Ismail R Harahap, kata Lia, juga sedang tidak ada di kantor. Kontak pribadi kedua petinggi SSI tidak diberikan.
3. Riwayat Penipuan
Shamsi merasa perlu mengungkapkan kejanggalan tersebut karena keluarga Harianto memiliki riwayat penipuan sebelumnya. Bahkan Shamsi adalah salah satu korbannya.
Kepada awak media , Shamsi mengaku menjadi korban penipuan investasi ayah Hartadinata, Richard Harianto. Peristiwa itu, kata Shamsi, terjadi pada 2005 ketika Richard menawari pembangunan channel TV Indonesia di Amerika.
"Menarik sekali bicaranya dan proposal yang dibuatnya, saya kasih dia USD 4.500 (Rp 62 juta)," kata Shamsi. Uang tersebut tidak pernah kembali.
Shamsi merasa perlu bersuara ketika perusahaan tersebut mulai merambah Indonesia dan coba memasuki bisnis Syariah. Hal ini jugalah yang membuat Shamsi mencari tahu soal perusahaan tersebut dan alamatnya.
"Sekarang masuk pesantren, menjual syariah, cari investor, dan lain-lain....untuk memudahkan menjual Nama itu bagi masyarakat Muslim yang semangat dengan syariah saat ini," kata pemuka agama kelahiran Sulawesi ini. (Kumparan)