Kisah Zaid bin Tsabit Juru Tulis Nabi yang Diperintahkan Langsung Rasulullah Belajar Bahasa Yahudi
10Berita, Nabi Muhammad adalah seseorang yang buta huruf (tidak bisa membaca dan munulis). Sebagaimana dikatakan Allah dalam Al-Qur'an:
"Dan Engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu Kitab pun sebelum adanya Al-Qur’an dan Engkau tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (Engkau pernah membaca dan menulis), niscara ragu orang-orang yang mengingkarinya.” (QS. Al-Ankabut: 48).
Dalam sejarahnya, Nabi Muhammad tidak hanya berdakwah menggunakan lisan saja melainkan juga menggunakan tulisan (surat menyurat).
Biasanya, Nabi Muhammad mengirim surat kepada raja-raja di jazirah Arab agar bersedia memeluk Islam.
Mereka yang pernah disurati Nabi Muhammad di antaranya Muqawqis (Raja Qibthi di Mesir), Heraclius (Kaisar Romawi Timur), Raja Najasyi (Penguasa Habasyah), Gassan Jabalah bin Aiham (Raja Thaif) dan lain sebagainya.
Pertanyaannya adalah, bagaimana cara Nabi Muhammad mengirim surat sedangkan ia tidak bisa membaca dan menulis?
Adalah Zaid bin Tsabit yang menjadi juru tulis Nabi Muhammad saw.
Zaid bin Tsabit merupakan sahabat Nabi Muhammad yang cerdas, cakap dan menguasai berbagai bahasa. Ia bahkan mendapat tugas dari Nabi Muhammad untuk menuliskan wahyu dari Allah di pelepah kurma, kulit hewan dan benda-benda lainnya.
Caranya, ketika Rasulullah mendapat wahyu dari Allah, beliau akan mendiktekan ke Zaid, kemudian Zaid menuliskannya.
Hingga suatu ketika, Nabi Muhammad saw mendengar kabar bahwa ada seorang anak dari Bani Najjar (suku Yahudi) yang telah menghafal 17 surah dalam Al-Qur’an.
Nabi Muhammad saw pun kagum sehingga ia berniat untuk memahami cara berinteraksi dengan orang-orang Yahudi.
Zaid bin Tsabit pun akhirnya mendapat perintah dari Rasulullah agar ia belajar bahasa Yahudi baik lisan maupun tulisan.
Nabi saw berkata, "Wahai Zaid, pelajarilah untukku tulisan Yahudi karena demi Allah, aku tidak merasa aman terhadap suratku dari orang Yahudi."
Akhirnya, Zaid bin Tsabit pun belajar bahasa Yahudi selama setengah bulan untuk kemudian menjadi juru bicara dan juru tulis Nabi Muhammad saw kepada orang Yahudi.
Dengan demikian, ketika Nabi ingin menulis surat kepada orang Yahudi maka Zaid akan menuliskannya. Begitu pula, ketika orang Yahudi membalas surat itu maka Zaid bin Tsabit akan menerjemahkan dan membacakanya kepada Rasulullah saw.
Wallahu a'lam.[]
Sumber: AKURAT.CO
10Berita, Nabi Muhammad adalah seseorang yang buta huruf (tidak bisa membaca dan munulis). Sebagaimana dikatakan Allah dalam Al-Qur'an:
"Dan Engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu Kitab pun sebelum adanya Al-Qur’an dan Engkau tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (Engkau pernah membaca dan menulis), niscara ragu orang-orang yang mengingkarinya.” (QS. Al-Ankabut: 48).
Dalam sejarahnya, Nabi Muhammad tidak hanya berdakwah menggunakan lisan saja melainkan juga menggunakan tulisan (surat menyurat).
Biasanya, Nabi Muhammad mengirim surat kepada raja-raja di jazirah Arab agar bersedia memeluk Islam.
Mereka yang pernah disurati Nabi Muhammad di antaranya Muqawqis (Raja Qibthi di Mesir), Heraclius (Kaisar Romawi Timur), Raja Najasyi (Penguasa Habasyah), Gassan Jabalah bin Aiham (Raja Thaif) dan lain sebagainya.
Pertanyaannya adalah, bagaimana cara Nabi Muhammad mengirim surat sedangkan ia tidak bisa membaca dan menulis?
Adalah Zaid bin Tsabit yang menjadi juru tulis Nabi Muhammad saw.
Zaid bin Tsabit merupakan sahabat Nabi Muhammad yang cerdas, cakap dan menguasai berbagai bahasa. Ia bahkan mendapat tugas dari Nabi Muhammad untuk menuliskan wahyu dari Allah di pelepah kurma, kulit hewan dan benda-benda lainnya.
Caranya, ketika Rasulullah mendapat wahyu dari Allah, beliau akan mendiktekan ke Zaid, kemudian Zaid menuliskannya.
Hingga suatu ketika, Nabi Muhammad saw mendengar kabar bahwa ada seorang anak dari Bani Najjar (suku Yahudi) yang telah menghafal 17 surah dalam Al-Qur’an.
Nabi Muhammad saw pun kagum sehingga ia berniat untuk memahami cara berinteraksi dengan orang-orang Yahudi.
Zaid bin Tsabit pun akhirnya mendapat perintah dari Rasulullah agar ia belajar bahasa Yahudi baik lisan maupun tulisan.
Nabi saw berkata, "Wahai Zaid, pelajarilah untukku tulisan Yahudi karena demi Allah, aku tidak merasa aman terhadap suratku dari orang Yahudi."
Akhirnya, Zaid bin Tsabit pun belajar bahasa Yahudi selama setengah bulan untuk kemudian menjadi juru bicara dan juru tulis Nabi Muhammad saw kepada orang Yahudi.
Dengan demikian, ketika Nabi ingin menulis surat kepada orang Yahudi maka Zaid akan menuliskannya. Begitu pula, ketika orang Yahudi membalas surat itu maka Zaid bin Tsabit akan menerjemahkan dan membacakanya kepada Rasulullah saw.
Wallahu a'lam.[]
Sumber: AKURAT.CO