OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 19 Desember 2017

Inilah 4 Guru yang Harus Meringkuk di Jeruji Besi Hanya Karena “Cubitan” Pada Siswa

Inilah 4 Guru yang Harus Meringkuk di Jeruji Besi Hanya Karena “Cubitan” Pada Siswa


10Berita - Zaman dulu, namanya di hukuman oleh guru adalah hal yang  biasa. Mulai dari dicubit hingga dipukul dengan sebuah kayu kecil pun pernah dilakukan. Namun uniknya, anak dulu tidak ada yang melawan. Bukannya apa sih, memang mereka sudah sadar diri kalau namanya salah, wajar kalau dapat hukuman.

Namun siapa sangka zaman sekarang justru yang terjadi berkebalikan. Ya, saat guru memberikan hukuman harus berakhir di pengadilan.

Padahal mungkin hukuman yang diberikan hanya sebuah cubitan. Terlepas apakah benar para oknum guru ini yang benar atau malah justru memang melakukan tindak kekerasan, berikut para pengajar yang harus mendekam karena cubitan.

Menegur Siswa yang Main Hape, Guru Ini Malah Dipolisikan
Nasib malang harus terjadi pada seorang guru di daerah Wajo Sulawesi Selatan. Pasalnya pengajar yang satu ini beberapa waktu yang lalu harus dipolisikan oleh salah satu murid dan walinya lantaran diduga melakukan aksi “kekerasan”.

Ternyata “kekerasan fisik” yang dimaksud adalah sebuah cubitan kecil yang dilakukan pada muridnya karena dari terus-terusan memainkan smartphone saat pelajaran berlangsung.

Alhasil beberapa ormas setempat melayangkan protes terhadap kejadian tersebut, mengingat apa yang dilakukan guru itu bukanlah sesuatu hal yang kelewatan, bahkan mereka menganggap memang begitulah tugas seorang pendidik. Beruntung permasalahan ini tidak sampai ke meja hijau, karena kedua pihak sudah menyelesaikannya secara damai.

Cubit Anak Tentara, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Ini Dicyduk Polisi
Sebelumnya, ada sebuah kasus yang lebih heboh terjadi di Sidoarjo. Pasalnya seorang guru bernama Samhudin ( Pak Sam) harus berurusan dengan polisi lantaran aksi tegurannya saat di kelas.

Ya, sempat mencubit salah salah satu murid karena tidak ikut sholat berjamaah, bahkan  anak itu mengganggu siswa lain yang sedang ibadah.

Beruntung atas bantuan solidaritas dari para guru yang ada, lumayan bisa menolong sang pendidik ini dari jeratan hukum yang ada.

Di sisi lain, siswa yang melaporkan sang gurunya ini sempat ditolak oleh seluruh sekolah yang ada di sana karena dianggap kebablasan menganggap gurunya melakukan penganiayaan, padahal hanya cubitan untuk mengingatkan.

Teguran Pada Anak Polisi Berujung Hukuman di Hotel Prodeo
Nasib serupa juga dialami oleh Nurmayani Salam, seorang guru di SMPN 1 Bantaeng, Sulawesi Selatan. Masih serupa dengan kasus sebelumnya, alasan mengapa guru yang satu ini, masuk di jeruji besi adalah karena sebuah “cubitan” yang dilakukan pada murid.

Dilansir dari IDN, peristiwa terjadi saat ada dua orang murid yang melakukan kejar-kejaran waktu sholat Duha.

Melihat hal tersebut, bu Maya, sapa Nurmayani Salam, datang dan mengingatkan mereka dengan cubitan. Alih-alih didengarkan, beliau malah dilaporkan ke kepolisian.

Alhasil dirinya harus mempertanggung jawabkan aksi “cubitan” yang seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Banyak dukungan dari banyak pihak terutama ikatan guru saat kasus ini viral, namun kembali lagi, semua terserah keputusan sang hakim.

Sama Dengan yang Lain, Namun Jarang Terekspos Media
Sebelum adanya kasus-kasus viral  itu, ternyata tahun 2015 sudah ada kejadian serupa namun jarang diekspos oleh media. Tepatnya di sebuah sekolah  di Kecamatan Samarinda Ilir, seorang oknum guru juga dilaporkan karena cubitan.

Ya, orang tua siswa bernama M Rully Nata Atmaja merasa tidak terima perlakuan tersebut apalagi sang guru menambahkan kata-kata yang dianggap tidak pantas.

Akhirnya kasus ini harus dibawa ke meja hijau lantaran pihak orang tua tetap tidak terima meskipun sang guru sudah minta maaf. Alhasil polisi pun melakukan penyelidikan lebih dalam atas kasus ini untuk membuktikan siapa yang benar-benar bersalah.

Memang benar kekerasan pada murid sangat tidak dibenarkan. Namun bukan berarti jika teguran kecil berupa cubitan itu tidak boleh dilakukan.

Bukan kah itu memang cara mereka memberikan hukuman sebagai ganjaran atas kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Tapi kalau sampai kelewatan memberikan cubitan hingga berdarah atau mengakibatkan kerusakan fatal, itu lain lagi ceritanya.

Sumber: boombastis.com



Turki Rancang Resolusi Majelis Umum PBB Lawan Hak Veto AS di Dewan Keamanan

Turki Rancang Resolusi Majelis Umum PBB Lawan Hak Veto AS di Dewan Keamanan


BANDARpost –  Pemerintah Turki mengkonsentrasikan upaya untuk mengeluarkan sebuah resolusi di Majelis Umum PBB untuk melawan keputusan Veto AS yang mendeklarasikan Al Quds yang diduduki sebagai ibukota Israel.

Ankara memimpin upaya menekan Majelis Umum karena Washington sudah diperkirakan akan memveto sebuah rancangan resolusi yang akan diambil suaranya oleh Dewan Keamanan PBB pada hari Senin (18/19), ujar pejabat Turki mengatakan kepada Al Jazeera.

Amerika Serikat adalah satu dari lima anggota tetap badan tertinggi PBB tersebut. Anggota tetap Dewan Keamanan PBB memiliki hak veto.

Setelah sesi Dewan Keamanan di hari Senin, Turki, Palestina dan pihak-pihak lain diharapkan untuk mendorong isu tersebut ke Majelis Umum PBB, di mana semua 193 anggota organisasi internasional diwakili.

Rabu 6 Desember 2017, Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan Amerika Serikat yang mendeklarasikan Al Quds sebagai ibukota Israel, menyimpang dari kebijakan yang telah berlangsung puluhan tahun dan menyalahi konsensus internasional bahwa status kota Yerusalem harus diselesaikan melalui perundingan damai.

Dalam resolusi yang diajukan Mesir di DK PBB, Kairo meminta semua negara untuk menahan diri dari pembentukan misi diplomatik di Kota Suci Yerusalem.

Keputusan dan tindakan yang mengubah karakter, status atau komposisi demografis Kota Suci Yerusalem “tidak memiliki efek hukum, tidak sah dan tidak berlaku lagi dan harus dibatalkan sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan yang relevan,” lansir Al Jazeera dari draft tersebut. (Ji/Ram)

Sumber : Eramuslim

Ketika Pemimpin Khilafah Turki Utsmani Mengusir Pentolan Zionis

Ketika Pemimpin Khilafah Turki Utsmani Mengusir Pentolan Zionis


Sultan Hamid II

10Berita -  “Selama aku masih hidup, tak akan kubiarkan siapapun merampas tanah kaum Muslimin!” ucapan tegas itu dilontarkan oleh Sultan Abdul Hamid II, pemimpin Khilafah Turki Utsmani (Ottoman), kepada pentolan pendiri Zionisme, Theodore Hertzl, saat berusaha membujuknya agar memberikan sebagian wilayah Palestina yang saat itu berada di bawah kekuasaan Ottoman untuk bangsa Yahudi.

“Al-Quds harus tetap milik kami!” ujar Sultan Abdul Hamid II, sambil mengusir pergi Hertzl dan seorang rabbi Yahudi yang menemani tokoh Zionis itu. Padahal ketika itu, Hertzl datang tak sekadar melakukan lobi-lobi, tetapi juga membawa uang lira emas yang cukup banyak agar Sultan Ottoman itu bersedia memberikan sebagian wilayah Palestina untuk bangsa Yahudi.

Selain itu, Hertzl juga menjanjikan pinjaman dua juta lira untuk Kekhalifahan Ottoman. Namun Sultan Abdul Hamid II dengan tegas menolak permukiman bagi bangsa Yahudi di Palestina dan menolak tawaran uang tersebut.

“Yahudi internasional membentuk organisasi dan berupaya–melalui jaringan-jaringan rahasia Freemasonry—untuk mendapatkan apa yang dinamakan Al-Ardh Al-Mau’udah (the Promised Land) dan mereka menghadap kepadaku setelah beberapa lama seraya meminta kepadaku sebuah tanah atau wilayah untuk menempatkan bangsa Yahudi di Palestina dengan imbalan sejumlah harta. Tentu aku menolaknya!” tulis Sultan Abdul Hamid II dalam memoarnya.

Penolakan itu tentu saja membuat berang Hertzl. Dalam catatan hariannya, Theodore Hertzl menyatakan, “Tidak ada harapan bagi bangsa Yahudi di Palestina dan mereka tidak akan mampu memasuki tanah yang dijanjikan selama Sultan Abdul Hamid masih berkuasa,” sebagaimana dikutip sejarawan Dr Muhammad Harb, penyusun ulang “Memoar Sultan Abdul Hamid II”, dari buku Tarikh Buyunzah Yahudiyalr va Turklr (Jilid I, hlm. 464-465, 1976 M).


Sultan Hamid II

Bagi Sultan Abdul Hamid II, memberikan sejengkal tanah saja bagi bangsa Yahudi, sama artinya memberikan kematian bagi kaum Muslimin di Palestina. Jika bangsa Yahudi diberikan tanah di Palestina, maka mereka akan menyusun kekuatan agar bisa merampas seluruh wilayah itu.

Sultan mengingatkan karakter tamak dari bangsa Yahudi yang harus diwaspadai. “Kaum Zionis ini tidak hanya ingin bercocok tanam saja di Palestina, melainkan menghendaki pembentukan pemerintahan merdeka dan memilih perwakilan politik bagi mereka,” terangnya.

Sultan menambahkan, “Sesungguhnya aku sangat memahami persepsi dan keyakinan mereka yang tamak ini. Mereka mengira bahwa aku akan menerima usaha-usaha mereka itu dengan mudah. Hertzl menghendaki sebuah tempat bagi saudara-saudaranya seagama. Akan tetapi kecerdikannya tidak akan mampu meluluhkanku.”

Mengenai Baitul Maqdis (Al-Quds/Yerusalem), dengan tegas Sultan Abdul Hamid menyatakan, “Mengapa kami harus meninggalkan Al-Quds? Al-Quds adalah wilayah kami sampai kapan pun dan di mana pun. Dan Al-Quds akan selalu bersama kami, sebab Al-Quds merupakan kota-kota suci kami dan terletak di wilayah negara Islam. Al-Quds senantiasa menjadi milik kami.”

Sejak saat itu, maka pada 28 Juni dan 7 Juli 1890, Sultan Abdul Hamid II mengeluarkan dua instruksi penting yang menjadi pukulan telak bagi upaya Zionis untuk mendapatkan tanah di Palestina. Dua instruksi itu adalah: pertama, tidak boleh menerima keberadaan orang-orang Zionis Yahudi di wilayah kekuasaan Ottoman. Kedua, mengembalikan bangsa Yahudi ke tempat asal mereka datang. Untuk menghindari penyusupan orang-orang Yahudi, sultan juga memerintahkan agar rakyat Palestina tidak menjual tanah-tanah mereka kepada para pendatang.


Gembong Zionis, Theodore Hertzl

Sejarawan Turki, Jamal Quthai menulis, “Setelah konferensi Zionis III di Zuricht tahun 1896 M, kaum Yahudi mengajukan permohonan kepada Sultan Abdul Hamid agar berkenan menjual persawahan milik Ottoman yang tertelak di pesisir Palestina atau menyewakannya selama 99 tahun dengan imbalan emas sebesar tiga kali lipat keuangan pemerintah Ottoman.” Namun tentu saja, permintaan itu kembali ditolak.

Sejak penolakan itu, Hertzl dan para aktivis Zionis merancang sebuah agenda untuk menghancurkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid II. Mereka mulai menyebarkan propaganda yang mendiskreditkan Sultan dan membentuk suatu gerakan revolusioner yang disebut dengan Al-Utsmaniyyun Al-Judad(Generasi Baru Turki) atau Young Turk Movement (Gerakan Turki Muda). Orang-orang Yahudi Dunamah/Donameh yang aktif di jaringan Freemasonry disusupkan ke dalam pemerintahan. Kelompok Freemasonry yang terus berusaha menjegal kepemimpinan Sultan juga tergabung dalam organisasi “Al-ittihad wa At-Taraqqi/ Ittihad ve Terakki”(Organisasi Persatuan dan Kemajuan).

Bisa dikatakan, sejak saat itu Sultan Abdul Hamid II terus mendapat rongrongan dari kelompok Yahudi, anggota-anggota Freemason, dan kaum sekular-liberal yang ingin meruntuhkan kekuasaannya dan menjadikan Turki sebagai negara sekular yang berada di bawah kendali Yahudi. Sultan Abdul Hamid menulis dalam memoarnya, “Musuh-musuhku yang menamakan kelompoknya ‘Turki Muda’ secara keseluruhan adalah anggota jaringan Freemasonry Inggris (Freemason Grand Lodge of England),” ujarnya.


Presiden Recep Tayyip Erdogan-Sultan Hamid II: beda zaman, beda generasi

Perjuangan Sultan Abdul Hamid II dalam mempertahankan tanah Palestina dari bangsa Yahudi adalah teladan bagi kaum Muslimin untuk tidak tunduk dan menyerah pada penjajahan Zionis “Israel”. “Al-Quds adalah milik kami!” Seruan itu harus terus disuarakan sampai Zionis hengkang dari Al-Quds dan seluruh wilayah Palestina. (AW/Salam-Online)

Sumber Tulisan:

DR Muhammad Harb, Mudzakiraat as-Sultan Abdul Hamid ats-Tsani (Memoar Sultan Abdul Hamid II), Damaskus: Daar al-Qalam, 2012


Satu Abad Tragedi Kemanusiaan Palestina, dari Balfour ke Trump (6-habis)

Satu Abad Tragedi Kemanusiaan Palestina, dari Balfour ke Trump (6-habis)


10Berita - JAKARTA , - Penelusuran sejarah itu menjelaskan alasan mengapa Inggris, Prancis dan negara-negara Eropa lainnya kemudian mendukung ide pendirian Negara Israel. Itu cara Eropa membayar “utang budi” mereka kepada kaum Yahudi. Dukungan itu jadi kebijakan yang realistis setelah kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia I tahun 1918. Namun menjadi kewajiban setelah peristiwa holocaust yang dialami kaum Yahudi di bawah Hitler, dan kemudian takluk oleh Sekutu dalam Perang Dunia II tahun 1945.

Tapi yang membayar utang budi Eropa kepada kaum Yahudi adalah Kaum Muslim Palestina. Kaum Yahudi yang menjadi korban pembantaian di Eropa sekonyong-konyong datang ke tanah Palestina untuk menjadi pelaku pembantaian baru atas kaum Muslim disana. Itu adalah transfer tragedi kemanusiaan dari Eropa ke Palestina. Dan kini, satu abad sudah tragedi kemanusiaan itu berlangsung. Dimulai oleh Balfour disempurnakan oleh Trump.

Misi Konstitusi

Negara Israel berdiri 1948, persis tiga tahun setelah Indonesia merdeka tahun 1945. Kita yang merasakan getirnya penderitaan akibat penjajahan lebih dari tiga abad pasti membawa rasa senasib sepenanggungan dengan kaum Muslim Palestina dan semua bangsa lain yang sampai saat itu belum merdeka.

Perasaan senasib sepenanggungan itulah yang mendorong para pendiri bangsa kita menjadikan kebebasan dan kemerdekaan seluruh bangsa dunia sebagai misi konstitusi Indonesia. Semangat itu pula yang melatari pendirian Konfrensi Asia Afrika yang dipelopori salah satunya oleh Bung Karno. Sejak saat itu satu demi satu negara-negara Asia Afrika merebut kemerdekaannya.

Yang tersisa kini tinggal Palestina. Ya. Tinggal Palestina. Dan, “selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel”, kata Bung Karno. Sebagai bangsa Indonesia, kata Bung Karno lagi dalam pidato HUT RI ke 21, “kita harus bangga bahwa kita adalah satu bangsa yang konsekuen terus, bukan saja berjiwa kemerdekaan, bukan saja berjiwa antiimperialisme, tetapi juga konsekuen terus berjuang menentang imperialisme”.

Semangat pembelaan kepada orang-orang tertindas adalah darah revolusi yang terus mengalir abadi dalam diri setiap manusia Indonesia. Inilah yang menggerakkan kita berdiri tegap dan bergerak tanpa henti mengakhiri satu abad tragedi kemanusiaan di Palestina. Demikian tulisan panjang dari mantan Presiden PKS, M. Anis Matta. (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Yang Masih Takut Donor Darah, Simak Deh Cerita Ini! Ada Penghargaan Khusus Bagi yang Dermawan Darah

Yang Masih Takut Donor Darah, Simak Deh Cerita Ini! Ada Penghargaan Khusus Bagi yang Dermawan Darah


10Berita - Selama ini mungkin banyak diantara kalian yang masih suka takut-takut dan belum pernah donor darah. Banyak yang sebenarnya kepengin coba tapi karena satu dan lain hal, akhirnya belum pernah kesampaian. Nah mungkin cerita yang satu ini bakal buat kamu lebih berani dan bisa membulatkan tekad untuk paling tidak sekali mencoba mendonorkan darah. Selain aman karena diawasi petugas medis, ternyata justru banyak manfaat-manfaat kesehatan kalau suka donor darah secara rutin, seperti yang pernah Hipwee bahas di sini. Dan dalam prosesnya, tentu aja kita membantu sesama yang memang membutuhkan sumbangan darah.

Kabar baiknya, di samping semua keistimewaan di atas, negara kita ternyata sangat menghargai pendonor darah lho! Bahkan ada penghargaan khusus bagi mereka yang telah 100 kali mendonorkan darah. Nggak tanggung-tanggung, penghargaan itu diberikan oleh Presiden Joko Widodo langsung. Ya meskipun tidak seharusnya donor darah hanya karena semata ingin mendapat penghargaan, tapi nice to know-lah kalau Indonesia tuh menghargai jasa-jasa pendonor darah. Mau tahu ceritanya lengkapnya?! Yuk simak bareng Hipwee News & Feature!

Jokowi anugerahkan tanda kehormatan Satya Lencana Kebaktian Sosial kepada pendonor darah sukarela 100 kali. Kebaikan mereka emang patut jadi inspirasi!

Jokowi sematkan tanda kehormatan pada para pendonor via news.okezone.com

Segala kebaikan sudah seharusnya mendapat apresiasi. Hal itulah yang dilakukan Presiden Jokowi kepada para pendonor yang sudah mendonorkan darahnya hingga 100 kali. Sperti dilansir Tempo, sebanyak 857 orang berkumpul di Istana Bogor untuk memenuhi undangan Jokowi dalam acara “Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada Pendonor Darah Sukarela 100 Kali oleh Presiden Republik Indonesia”. Acara itu digelar Minggu (17/12) kemarin.

Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan terima kasih kepada para pendonor yang sudah rutin mendonorkan darahnya sedikitnya 30 liter dalam periode minimal 25 tahun dan menyelamatkan lebih dari 150 nyawa manusia. Kebaikan dan ketulusan hati itu membuat mereka layak diberi gelar pahlawan kemanusiaan.

Sebelum mencapai 100 kali, para pendonor juga sudah terima penghargaan saat donor ke-50 dan 75 lho

Advertisement

Acara juga dihadiri Irianan Jokowi, Wapres Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah via poskotanews.com

Selain diberi penghargaan Satya Lencana itu ternyata mereka juga mendapatkan cincin emas dari Presiden. Sebelumnya, saat masih donor ke-50, beberapa dari mereka juga mendapatkan penghargaan dari PMI. Saat donor ke-75, mereka mendapat lagi penghargaan serta cincin emas 10 gram dari Gubernur DKI, Soerjadi Soedirdja. Rata-rata pendonor yang hadir di Istana Bogor kemarin berusia 50 tahun lebih. Mereka pertama kali mendonorkan darah saat masih usia 20-an tahun.

Indonesia saat ini belum bisa mencapai angka keamanan darah nasional yang ditetapkan WHO, yaitu sebesar 2% dari total populasi lho

Indonesia masih belum mencapai target minimal stok darah via www.tribunnews.com

Jokowi berharap dengan pengabdian kemanusiaan yang telah dilakukan para penerima penghargaan itu bisa jadi sumber motivasi bagi orang lain khususnya anak muda untuk melakukan hal yang sama. Karena kalau dilihat dari angka keamanan darah nasional yang sudah ditetapkan World Health Organization (WHO), yaitu sebanyak 2% dari total populasi, Indonesia masih butuh seenggaknya 5 juta kantong darah lho.

Advertisement

Ini sudah jadi tugas generasi millennial untuk melakukan donor darah demi ribuan bahkan jutaan nyawa di luar sana

Donor darah seharusnya jadi rutinitas via palembang.tribunnews.com

Untuk itulah generasi millennial yang telah berusia di atas 17 tahun dan mencukupi syarat, diharapkan tak lagi pikir-pikir untuk jadi dermawan darah, demi kemanusiaan. Syaratnya sendiri sebenarnya nggak ribet kok. Selain ada batas minimal usia, calon pendonor juga harus punya berat badan minimal 45 kg, tensi darah normal, dan jumlah haemoglobin yang mencukupi yakni sekitar 12 gram untuk perempuan dan 12,5 gram untuk laki-laki.

Setiap kamu masih ragu untuk mendonor, bayangkan aja kalau suatu saat keluargamu yang membutuhkan darah demi bisa bertahan hidup, tentu kamu akan sangat mengharapkan bantuan dan kebaikan orang lain, ‘kan? Hal yang sama juga terjadi saat kamu mau mendonorkan darah. Ingatlah bahwa setetes darahmu akan sangat berarti bagi orang lain yang membutuhkan. Nyawa mereka bukan nggak mungkin bisa terselamatkan karena kedermawanan hatimu. Yang belum pernah coba donor darah, yuk jangan ragu lagi!

Sumber : Hipwee 

Lukman Hakim: Tidak Ada Agama yang Tolerir Tindakan LGBT

Lukman Hakim: Tidak Ada Agama yang Tolerir Tindakan LGBT


Foto: Ari Cahya/Islampos

10Berita - JAKARTA–Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin kembali menjadi buah bibir warganet karena dianggap mendukung lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT), karena beberapa waktu lalu Menag pernah memberikan apresiasi atas adanya event pemberian penghargaan kepada LGBT.

Namun Lukman Hakim Saifuddin menegaskan kembali bahwa apa yang disampaikan dirinya dalam acara tersebut, bukan berarti menyetujui perilaku LGBT.

Menag menyatakan tidak ada agama apapun yang mentolerir tindakan seperti LGBT. “Tidak ada agama yang mentolerir tindakan LGBT,” tegas Lukman seperti dalam siaran pers yang disampaikan Kementerian Agama, Senin (18/12/2017).

Semua agama, menurut Menag, tidak menyetujui tindakan atau perilaku LGBT. Penolakan terhadap LGBT bahkan sudah menjadi kesepakatan bersama dalam hukum positif masyarakat di Indonesia, sehingga tidak ada keraguan lagi untuk mendukung hal itu.

“Persoalannya adalah bagaimana kita menyikapi mereka-mereka yang memiliki orientasi seksual seperti itu, menyenangi sesama jenis misalnya atau memiliki orientasi seksual yang biseksual atau tergolong transgender,” kata Lukman.

Di masyarakat, menurut Lukman, muncul berbagai perspektif soal latar belakang yang menyebabkan terjadinya LGBT. Keragaman pandangan ini tidak hanya terjadi di kalangan pemuka agama, tapi juga para akademisi, para ahli baik ahli kejiwaan, kesehatan, maupun ahli sosial.

Sebagian ada yang mengatakan LGBT itu muncul karena adanya penyimpangan dan masalah sosial. Karena itu, LGBT pun dianggap sebagai perilaku menyimpang. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa LGBT merupakan kutukan dari Tuhan dan juga sebagai takdir.

Karena itu, Lukman mengatakan masing-masing pandangan tersebut harus dihargai dan dihormati.
“Yang penting adalah bahwa kita tidak mentolerir tindakan seperti itu. Itu tindakan yang semua agama tidak mengakuinya,” katanya. []

Sumber : Islampos

Satu Abad Tragedi Kemanusiaan Palestina, dari Balfour ke Trump (5)

Satu Abad Tragedi Kemanusiaan Palestina, dari Balfour ke Trump (5)



10Berita - JAKARTA - Di bawah pendudukan Inggris dan operasi militer milisia Zionist semua perlawanan itu gagal. Puncaknya adalah perang tahun 1948 dimana gabungan Pasukan Pembebasan Arab di bawah Liga Arab takluk. Negara Israel langsung dideklarasikan tahun 1948 itu juga, dan segera diakui sebagai anggota PBB tahun 1949.

Resolusi PBB nomor 181 tahun 1947 sebelumnya, yang tertuang dalam apa yang disebut Palestine Partition Plan, telah membagi Palestina kedalam tiga zona. Satu zona dikuasai pemerintahan Israel, satu zona dikuasai pemerintahan Palestina dan satu lagi merupakan zona bersama, yaitu Al Quds atau Yerusalem.

Setelah perang 1948, Israel menguasai wilayah Barat Al Quds, sementara wilayah Timur dikuasai Jordania. Tapi wilayah Timur Al Quds itu kemudian dicaplok lagi oleh Israel tahun 1967.

Bagi kaum Yahudi Zionist, 70 tahun waktu yang terbentang antara 1947 hingga 2017, adalah penundaan mimpi Israel Raya akibat kepengecutan para pemimpin Amerika Serikat dan Eropa. Itu adalah kesia-siaan. Sebab mimpi Israel Raya, yang digagas Theodor Herzl dan kemudian dikenang sebagai Bapak Negara Israel, tidak sempurna tanpa Al Quds. Dan keberanian Trumplah yang mengakhiri kesia-siaan itu 6 Desember 2017 lalu.

Inilah yang mereka sebut sebagai Deal of The Century. Inilah pesta sejarah terbesar Kaum Yahudi, dimulai dari Deklarasi Balfour 2 November 1917, disempurnakan oleh Deklarasi Trump 6 Desember 2017…. (Robi/)

Sumber : voa-islam.com

Satu Abad Tragedi Kemanusiaan Palestina, dari Balfour ke Trump (4)

Satu Abad Tragedi Kemanusiaan Palestina, dari Balfour ke Trump (4)



10Berita - JAKARTA - Awalnya Kaum Zionist punya empat pilihan negara tempat mereka menampung Kaum Yahudi dari berbagai belahan dunia; Palestina, Argentina, Uganda dan Mozambik. Tapi kemudian mereka memilih Palestina karena justifikasinya secara keagamaan lebih mudah dilakukan. Dan itu juga sekaligus memudahkan proses mobilisasi global Kaum Yahudi untuk berimigrasi ke Palestina sebagai tanah yang dijanjikan. Termasuk diantaranya memobilisasi para donatur untuk membiayai mobilisasi imigrasi besar-besaran itu.

Kelak kita mengetahui bahwa salah satu donator utama mobilisasi imigrasi itu adalah keluarga Rothchild, pemilik jaringan perbankan terbesar di dunia.


Jika hari ini kita menyaksikan migrasi besar-besaran para korban konflik dari Timur Tengah dan Afrika ke Eropa, pemandangan itu pula yang terjadi bagi Kaum Yahudi dari Eropa dan Rusia ke Palestina sejak tahun 1882 hingga tahun 1948. Dalam kurun waktu hampir 70 tahun itu, 521.000 orang Yahudi telah berimigrasi ke Palestina dalam enam gelombang migrasi, yang terbesar diantaranya adalah migrasi sepanjang tahun 1932 hingga tahun 1939, yaitu sebanyak 225.000 orang dan antara tahun 1940 hingga tahun 1948, yaitu sebesar 118.000 orang.

Dua gelombang migrasi besar ini terjadi persis di era Hitler. Sementara dua gelombang migrasi terjadi sebelum Perang Dunia I dan Deklarasi Balfour, yaitu sebanyak 25.000 orang antara tahun 1882 hingga tahun 1903 dan 40.000 orang antara tahun 1904 hingga tahun 1914.

Jika perang adalah alat paling efektif untuk mengubah peta geografi dan politik, maka migrasi adalah alat paling efektif untuk mengubah komposisi demografi dalam sebuah wilayah.

Akibat migrasi itu, warga Yahudi di Palestina berkembang dari 3 persen dari total 460.000 orang tahun 1882 menjadi 31,5 persen dari total 2.065.000 penduduk Palestina tahun 1948 dan menguasai sekitar 78 persen lahan. Begitulah cerita Negara Israel dimulai; warga Yahudi sudah memenuhi wilayah Palestina sebelum Negara Israel berdiri tahun 1948. Pada mulanya adalah konflik penguasaan lahan yang tidak disadari oleh warga Palestina hingga Intifada Pertama tahun 1921, Demonstrasi Besar Al Quds tahun 1933 dan Syahidnya Izzuddin Al Qassam tahun 1935, Revolusi Palestina antara tahun 1936 hingga tahun 1939…. (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Kejar Pajak, Pelaku Olshop Diharuskan Daftar Diri ke Kementrian Perdagangan

Kejar Pajak, Pelaku Olshop Diharuskan Daftar Diri ke Kementrian Perdagangan


10Berita – Kementerian Perdagangan (Kemdag) akan mewajibkan pelaku usaha perdagangan secara elektronik (e-commerce) atau online shop untuk mendaftarkan diri. Kewajiban ini menjadi bagian rancangan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) tentang e-commerce yang kini sedang digodok oleh kementerian.

Permendag ini menjadi pelaksana teknis dari Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang saat ini juga masih dalam pembahasan.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemdag Tjahya Widayanti mengatakan, RPP tentang Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik sudah diserahkan kepada Sekretariat Negara. Oleh karena itu dia menargetkan bakal aturan ini bisa terbit pada akhir tahun nanti.

Seiring proses penerbitan RPP, kini Kemdag tengah menggodok aturan turunan berupa Permendag tentang transaksi perdagangan melalui sistem elektronik.

Isi permendag ini fokus mengatur tata cara pendaftaran dan penerbitan nomor identitas penjual (seller) online.

“Melalui peraturan ini, Kemdag akan mewajibkan pelaku usaha yang melakukan kegiatan transaksi perdagangan melalui sistem elektronik mendaftarkan kegiatan usahanya di Kemdag,” kata Tjahya, Jumat (17/12/2017).

Setelah mendaftar, nantinya penjual online akan mendapatkan nomor identitas yang harus dipajang di platform e-commerce. Kelak data seluruh penjual online yang terdaftar ini akan dikumpulkan Kemdag agar bisa diakses publik.

Data ini akan berguna bagi konsumen untuk mengetahui legalitas penjual online. Sebab, para penjual yang tak mau mendaftarkan usaha online miliknya kelak akan masuk Daftar Prioritas Pengawasan dari Kemdag. “Konsumen juga akan merasa lebih aman untuk bertransaksi di platform yang yang telah terdaftar dengan penjual yang sudah terdaftar,” jelas Tjahya.

Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Kemdag Budi Santoso menambahkan, kini Kemdag masih membahas data-data seller yang dibutuhkan saat pendaftaran. Menurutnya pembahasan turut melibatkan pelaku usaha alias penjual yang menjual barangnya secara online.

Sejumlah pelaku olshop mengaku tidak keberatan dengan rancangan peraturan baru ini asalkan bukan untuk membebani mereka dengan pajak. “Janganlah kita yang cari uang receh begini terus dipajakin, coba kejar tuh maling BLBI yang merampok uang rakyat ratusan triliun. Atau kalau pemerintah kekurangan uang, ya kurangilah fasilitasnya dan jangan pelesir melulu ke luar negeri…,” ujar Salma (42) yang memiliki usaha olshop pakaian muslimah sejak sepuluh tahun terakhir. (kl/tr)

Sumber : Eramuslim

Pelajaran dari Mr. Donald Trump

Pelajaran dari Mr. Donald Trump

Presiden AS, Donald Trump. (Aljazeera.net)

10Berita  – Mayoritas umat Islam yang tak henti-hentinya menyuarakan pernyataan dan gerakan dorongan atau dukungan terhadap Rakyat Palestina. Yerusalem atau al-Quds adalah ibukota Palestina. selain itu, sebagai wujud penolakan atas kebijakan pemerintah Amerika melalui presidennya Mr. Donal Trump.

Di balik semua gonjang-ganjing akan viralnya pernyataan dan keputusan yang diambil oleh Amerika melalui Presiden Donal Trumpnya, setidaknya umat muslim dunia perlu berterima kasih atas keputusan sepihak tersebut, konteks terima kasih di sini dimaksudkan sebagai nilai-nilai pelajaran atau positif yang bisa kita ambil dari sebuah peristiwa yang telah terjadi. Setidaknya ada beberapa nilai positif dari peristiwa atau pernyataan kontroversial, di antaranya:

Umat Islam diuji persatuannya dan kesamaan tanggapannya

Salah satu nilai positif yang dapat kita ambil sebagai umat Islam atas pernyataan dan keputusan sepihak tersebut yakni seakan menguji atau memancing reaksi apakah umat Islam bersatu untuk menanggapi pernyataan ini? Apakah umat Islam responsif atas pernyataan tersebut?

Mr. Donal Trump seakan menguji dan ingin mengetahui respon terhadap seluruh umat Islam di dunia. Apakah keputusan Amerika itu akan menimbulkan tanggapan atau reaksi keras dari negara-negara dan umat Islam pada umumnya di seluruh dunia ini, ataukah hanya respon biasa yang tak sampai kepada gerakan perlawanan karena belum bersatunya negara-negara Islam di dunia.

Untuk itu kita sebagai umat Islam, harus bersatu dan cepat tanggap merespon dan menyatakan sikap atas klaim kontroversial sepihak tersebut.

Jangan biarkan masalah-masalah kecil internal terus menjadi bumerang dan memecah belah umat sehingga menjadi penghalang dan melupakan kita untuk memperhatikan permasalahan besar sebagai wujud penjagaan kewibawaan Islam ini. Umat Islam tentu harus berhenti dari gejolak perpecahan internal yang akan membuat pihak-pihak luar menari dan tertawa di atasnya.

Umat Islam harus bangkit dalam menggalang opini, membangun perekonomian dari kemiskinan, dan tumbuh bersama dalam memupuk kesadaran politik dari ketidakpedulian dan sikap apatis. Umat ini, dulunya sangatlah dihargai dan disegani oleh semua kalangan, termasuk dari umat agama lain di seluruh dunia ini. Oleh karenanya, masalah klaim Israel atas kota Yerusalem atau Al-Quds ini tentu tidak bisa kita anggap sepele atau sebelah mata, karena banyak indikator variabel yang mempengaruhinya, salah satunya adalah menyindir issu sensitif persatuan yang sudah lama diperjuangkan para pejuang Islam.

Tugas kita sebagai umat untuk terus mengandrungkannya, menjaga dan mempertahankannya. Jangan biarkan umat ini kembali dilecehkan dan kehilangan wibawanya dengan sebuah insiden atau kejadian yang kontroversi.

Umat Islam diuji dan diingatkannya kembali akan isu Palestina

Selain masalah persatuan umat yang diuji, masalah lainnya adalah masalah Palestina. Umat Islam di seluruh dunia diingatkan kembali akan issu Palestina bahwa ini adalah tanggung jawab bersama Umat Islam seluruh dunia. Umat ini mungkin lupa bahwa Palestina dan al-Quds adalah isu sentral yang harus menjadi perhatiannya. Kita mungkin lupa bahwa sampai saat ini Palestina belum mencapai kemerdekaan yang hakiki dari penjajahan Zionis Israel.

Untuk itu, dengan adanya insiden tersebut, tentu membuka hati kita dan seluruh Umat Islam di dunia, bahwa Palestina dan al-Quds memanggil kita untuk terus diperjuangkan dan diselesaikan permasalahannya. Masalah al-Quds dan al-Aqsa bukan hanya masalah rakyat Palestina, tapi menjadi kewajiban individual seluruh umat Islam di dunia.

Setidaknya keputusan Amerika yang jelas mendukung Zionis Israel tersebut kembali menyadarkan kita semua bahwa Palestina masih butuh dukungan kita, bahwa Issu Palestina dan simbol suci Islam di dalamnya belumlah berakhir, kembali mengingatkan dan menyadarkan kita semua, bahwa luka besar rakyat Palestina yang menjadi korban atas kebringasan Zionis Israel tidak bisa kita lupakan. Perjuangan mereka tentu harus kita hargai dengan terus berupaya dalam mewujudkan tujuannya demi Palestina Merdeka.

Untuk itu, mari kita terus bantu dan memberi dukungan untuk kedaulatan Palestina sebisa ikhtiyar yang kita lakukan dengan gagasan, materi, atau tindakan nyata dalam melawan Zionis Israel dan membela Palestina dan al-Aqsa tercinta.

Umat Islam diuji kesetiaannya dalam membela agamanya sendiri

Nilai yang bisa kita ambil lainnya dari kontroversial baru-baru ini adalah untuk menguji apakah umat Islam yang banyak itu masih memiliki ghirah dalam menjaga kemuliaan atau Izzatul Islam, karena selama ini tentu kita sadari bahwa umat ini sebetulnya sudah cukup banyak jika ditinjau dari segi kuantitasnya, akan tetapi dalam hal kesadaran untuk menjaga nilai-nilai Islam mungkin masih bisa dipertanyakan?

Buktinya mengapa sampai hal ini terjadi, selain karena masih lemahnya persatuan dan kurangnya kepedulian umat ini, faktor lain yang cukup menarik perhatian adalah masalah pengujian akan rasa kesadaran (ghirah) umat ini dalam menjaga Izzatul Islam.

Sehingga dengan adanya peristiwa ini, semoga akan mampu kembali membangkitkan ghirah umat muslim untuk peduli dengan agamanya, untuk peduli dan memiliki rasa kepemilikan dalam menjaga nilai dan simbol-simbol Islam. Mungkin selama ini umat ini telah banyak lalai dan tak peduli dan memiliki rasa lagi dalam menjaga dan terus mempertahankan kemuliaan Islam Ini.

Terakhir, tentu kita berharap semoga Issu Palestina ini akan segera berakhir dengan cerita kemenangan di akhirnya, dengan ending kemerdekaan digenggamnya, melalui seluruh darah juang para syuhada yang telah memperjuangkannya, Insya Allah Palestina dan al-Quds akan kembali menjadi milik umat Islam sebagai hadiah kemenangan bersama. (saeful/)

Sumber :dakwatuna.com