OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 29 Desember 2017

Cerita di Balik Intifadah Pertama: 'Mereka Mematahkan Tulang Saya'

Cerita di Balik Intifadah Pertama: 'Mereka Mematahkan Tulang Saya'


10Berita, Sudah 30 tahun sejak intifada palestina pertama terjadi, bara perlawanan masih terus berlanjut. Membawa pesan-pesan heroik di setiap penjuru Palestina. Intifada adalah gambaran total dari pemberontakan terhadap pendudukan dan sebagai simbol perlawanan rakyat Palestina.

Gambaran yang begitu akrab di mata kita, bagaimana orang-orang Palestina yang hanya bersenjatakan batu, melempari tentara Israel yang lengkap dengan kendaraan militernya.

Bagaimana Intifadah Pertama Kali Muncul?

Pada tanggal 8 Desember 1987, sebuah kendaraan Israel melindas sebuah mobil yang membawa empat pekerja Palestina di kamp pengungsi Jabalya, di Jalur Gaza utara. Keempat orang Palestina terbunuh, disusul oleh demonstrasi spontan yang dengan cepat menyebar melintasi tepi Barat.

Ketegangan sudah meninggi sebelum pecahnya demonstrasi, yang didukung oleh iklim politik yang buruk. Selain pengambilalihan lahan secara terus menerus, Israel memiliki kontrol penuh atas pembangunan sosial, ekonomi dan politik Palestina. Hingga kemudian muncul Intifadah enam tahun ditandai oleh mobilisasi dan demonstrasi massa yang populer.

Ketika pasukan pendudukan Israel memberlakukan jam malam yang berjalan lama di kota-kota, warga Palestina menjalankan universitas, sekolah, dan klinik bawah tanah. Boikot produk dan bisnis Israel menyebabkan munculnya ekonomi nasional yang didorong oleh barang-barang rumahan dan peningkatan produktivitas pertanian.

Menurut organisasi hak asasi manusia Israel B'Tselem, 1.070 orang Palestina dibunuh oleh pasukan Israel selama tahun-tahun Intifada, termasuk 237 anak-anak. Pemukim Yahudi juga membunuh 54 warga Palestina.

Lebih dari 175.000 warga Palestina juga ditangkap pada periode yang sama, dan 2.000 rumah dihancurkan dengan metode penghukuman kolektif Israel.

Di bawah perintah menteri pertahanan Israel Yitzhak Rabin, komandan tentara Israel diinstruksikan untuk tidak ragu dalam melumpuhkan pemrotes Palestina. Saat ini, kebijakan ini telah berevolusi untuk secara khusus menargetkan lutut dan kaki pemuda Palestina untuk melumpuhkannya.

Di bawah ini, tiga orang Palestina yang mengalami intifadah pertama, berbagi pengalaman mereka.

Wael Joudeh ( 46) desa Irak al-Tayeh, Nablus

Pada tanggal 26 Februari 1988, Wael Joudeh yang berusia 17 tahun dan sepupunya Osamah pulang ke rumah selepas menggembalakan domba mereka. Saat itu mereka melihat sekelompok tentara Israel mengikuti mereka kembali ke desa mereka, sebelah timur Nablus.

Saat tentara berhasil menyusul mereka, mereka mulai memukul mereka.

Hari ini, Wael duduk di tempat yang sama dimana dia diseret dan dipukuli oleh tentara Israel. Menerawang masa lalunya yang begitu menyakitkan.

"Awalnya, salah satu tentara melepaskan topi militernya dan memukulkannya ke kepala saya hingga saya terjatuh ke tanah. Kemudian setelah itu dia memukuli saya dengan bertubi-tubi.” kata Wael kepada Al Jazeera.

"Saya lahir untuk membunuh orang-orang Palestina," teriak tentara itu kepada Wael.

"Salah satu dari mereka memutar lenganku ke punggungku, sementara yang lain mulai menumbuk pergelangan tanganku dengan sebuah batu, mencoba mematahkan tanganku sepenuhnya," terang Wael.

Sementara itu, Osamah berusaha melarikan diri, namun langsung terseret oleh tiga tentara Israel dan dipukuli di tanah.

"Mereka memukuli kita dengan semua energi yang mereka punya. Mereka tidak hanya ingin mematahkan tulang kita dan untuk menyakiti fisik kita, mereka juga ingin merendahkan kita dan menghancurkan semangat kita," kata Wael.

"Batu-batu Palestina itu penuh belas kasihan," kenangnya. "Karena itulah kita selamat."

Mereka berdua tidak sadar, pada saat itu, bahwa seorang pria di sebuah bangunan yang berjarak 200 meter mendokumentasikan setiap saat siksaan menyakitkan mereka.

Meskipun ada seorang wanita dari desa terdekat berusaha menghentikan serangan tersebut, tentara Israel menyeret Wael dan Osamah ke kendaraan yang akhirnya memindahkan mereka ke pusat penahanan Tubas di al-Faraa, di Tepi Barat yang diduduki.

Malam itu, seorang perwira Israel menyerbu masuk ke sel Wael dan bertanya, "Apakah Anda yang tulangnya hancur oleh tentara itu?"

"Sekarang seluruh dunia mengira Anda sudah mati," katanya pada Wael.

Wael dan Osama kemudian dibawa ke sebuah ruangan di pusat penahanan, di mana mereka terkejut melihat kerumunan wartawan bergegas menuju mereka. Kamera dihadapkan ke wajah mereka sementara pertanyaan diteriaki tentang kejadian yang tertangkap di kaset.

"Kami tidak tahu itu didokumentasikan, kami shock," kata Wael, yang berbicara tentang apa yang terjadi padanya.

Tak lama setelah itu, keduanya dilepaskan. Israel mendapat tekanan setelah pemberitaan media dan tersebarnya dokumentasi penyiksaan Wael dan osama.

Ini bukan kali pertama Wael selamat dari penculikan. Pada tanggal 31 Desember 1985, sekelompok pemukim Israel menculiknya saat dia dalam perjalanan ke sekolah.

Ketika pasukan Israel melakukan intervensi, mereka dengan cepat menahan dan menginterogasinya. Pada usia 17 tahun, Wael divonis tujuh bulan penjara.

Selama rentang waktu enam tahun selama Intifadah, Wael ditangkap lima kali dan menghabiskan banyak waktu di penjara dan pusat penahanan Israel.

Kini 46 tahun, Wael bekerja sebagai pegawai Kementerian Keuangan Palestina. Ia menikah pada tahun 1996 dan memiliki empat anak, dua di antaranya saat ini adalah mahasiswa.

"Saya selalu mengatakan kepada anak-anak saya apa yang terjadi pada saya, saya tidak pernah mencoba menyembunyikannya," katanya. "Mereka selalu menceritakan kisah saya kepada rekan dan teman mereka."

Wael dan Osamah dianggap sebagai ikon menonjol dari Intifadah pertama. Apa yang mereka lalui memicu demonstrasi dan pemberontakan di tingkat akar rumput, yang memaksa Liga Arab mengadakan pertemuan darurat mengenai nasib orang-orang di wilayah Palestina yang diduduki.

Tapi Wael yakin dia dan Osamah tidak pernah mendapat kehormatan yang pantas mereka dapatkan.

"Penghormatan terhadap rakyat adalah hal yang paling penting, tapi sayangnya, Otoritas Palestina belum menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada kami," katanya.

Khadijah Abu Shreifa, 65, kamp Jalazone, Ramallah

Khadijah berjalan perlahan, menyeret kakinya yang lumpuh setelah ditembak oleh tentara Israel.

Anak-anaknya dan cucu-cucunya berkumpul di sekelilingnya di rumahnya di kamp Jalazone, sebelah utara Ramallah, dan dia menceritakan kisah perjuangannya selama Intifadah pertama.

Dia adalah seorang yang selamat ketika penindasan yang mengerikan itu terjadi. Ketika itu tentara Israel melakukan berbagai macam cara untuk membendung perlawanan Intifadah. Parahnya mereka tidak membedakan antara pria dan wanita, anak-anak dan orang tua. Semua diperlakukan sama sadisnya.

Khadijah Abu Shreifa adalah pengungsi Palestina. Keluarganya dipaksa keluar dari rumah mereka di desa Safriyya pada tahun 1948. Mereka pindah ke kamp Aqabat Jabr di Yerikho, lalu ke kamp Wahdat di Yordania, dan akhirnya ke kamp Jalazone setelah perang pada bulan September 1970.

Khadijah (65) tidak ingat tanggal pastinya, tapi dia ingat setiap detailnya hingga hari ini. Dia mengingat bagaimana warga Palestina di kamp Jalazone memimpin sebuah demonstrasi besar, yang berakhir dengan penindakan secara keras oleh pasukan Israel yang menyebar ke seluruh kamp.

"Saya mendengar salah satu tentara melecehkan sekelompok gadis muda secara verbal, mereka mengatakan hal-hal seksual kepada mereka. Hal itu membuat saya marah, jadi saya mencoba untuk menghadapinya.Tentara itu mulai mengutuk saya dan bergerak ke arah saya untuk memukul saya."

Khadijah mengatakan kepada Al Jazeera seluruh pasukan militer Israel menyerangnya, tentara tersebut memukulinya dan menarik rambutnya. Salah satu tentara menembaknya dari jarak dekat, berniat membunuhnya.Tapi ternyata dua peluru yang mereka tembakan hanya bisa melukainya, satu di bahu dan yang lainnya di kaki. Hal ini membuatnya menjadi orang pertama yang terluka di kamp Jalazone selama Intifadah pertama.

Para wanita kamp bergegas untuk menyelamatkan Khadijah dari tentara Israel. "Salah satu wanita merobek jilbabnya untuk mengikat luka saya. Kemudian orang-orang di kamp tersebut membawa saya ke rumah sakit di Ramallah, di mana seorang perwira Israel datang untuk mencoba menangkap saya.

"Tapi saya diselundupkan keluar dari rumah sakit," kenangnya.

Khadijah menambahkan bahwa para wanita kamp berangkat untuk menunjukkan dan mengungkapkan kemarahan mereka atas serangan tersebut. Pasukan Israel menekan demonstrasi dengan perlakuan keras, dan 40 perempuan terluka oleh peluru karet.

Begitu Khadijah kembali ke Jalazone, dia disambut oleh warga dengan parade besar yang mengaraknya ke seluruh kamp.

Dia dibawa di pundak mereka sembari meneriakkan "Kita tidak akan takut!" dan penduduk bernyanyi bersamanya.

Ini bukan akhir dari keterlibatan Khadijah; Dia melanjutkan perjuangannya bersama dengan wanita kamp lainnya.

"Tentara Israel selalu mengejar anak-anak, mereka akan menangkap mereka dan memukul mereka. Setiap kali saya melihat mereka menangkap seorang anak, saya akan menariknya menjauh dari mereka, dengan mengklaim bahwa dia adalah anak saya."

Selama Intifadah pertama, pasukan Israel sering memberlakukan jam malam, kadang selama 40 hari berturut-turut. Ketika jam malam itu lama, warga akan kehabisan makanan di rumah mereka, dan saat itulah Khadijah akan keluar dari kamp untuk mengambil makanan dan mendistribusikannya.

"Saya mengatakan kepada tentara Israel bahwa anak perempuan saya sakit dan membutuhkan obat-obatan, dan saya mendapat izin untuk pergi menggunakan mobil keluarga kami. Dalam perjalanan pulang, saya mengisi mobil dengan makanan dan sayuran dan membagikannya kepada penduduk di kamp tersebut."

Apa yang diceritakan Khadijah diaminkan oleh Presiden Uni Komite Wanita Palestina, Khitam Saafin. Khitam Saafin mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perempuan Palestina memainkan peran penting selama Intifadah pertama.

Yang terpenting di antara peran ini adalah pembentukan komite, di berbagai lingkungan, yang mendidik anak-anak selama serangan umum yang terjadi pada tahun pertama Intifadah.

Perempuan memainkan peran sentral dalam demonstrasi dan konfrontasi dengan pasukan pendudukan Israel. Saafin menceritakan banyak perempuan yang mengangkut batu dan berdiri  di garis depan. Kemudian melemparkan batu-batu tersebut ke arah tentara Israel.

"Wanita juga berhasil mencegah pasukan Israel menahan pemuda dan anak-anak, tanpa rasa takut, para wanita palestina akan menyerang tentara dan menarik anak atau pemuda itu dengan paksa, sehingga mereka bisa lolos dari cengkeraman tentara israel."

Saafin menambahkan bahwa para wanita Palestina juga berhasil dalam menggerakan pemboikotan produk israel sehingga menghasilkan produk alternatif Palestina. Ia juga berbicara tentang sekelompok tetangga wanita yang akan bertemu secara teratur untuk menghasilkan produk buatan tangan lokal, sebagai pengganti orang-orang Israel.

"Produk Israel stagnan di toko-toko, tidak ada yang membelinya. sementara produk Palestina mulai menggantikannya."

"Jika seseorang memiliki sebidang tanah kecil, mereka akan memberikannya secara sukarela kepada wanita yang akan menanamnya dan memanfaatkannya. Para wanita akan melakukan penanaman dan pemanenan dan membagikan hasil panen mereka kepada orang-orang di lingkungan mereka," pungkasnya. [syahid/]

Kiriman Uni Mubarok

Sumber: Aljazeera, voa-islam.com

Kak Seto: LGBT adalah Kekejian

Kak Seto: LGBT adalah Kekejian

10Berita - Maraknya kasus Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) sangat mengkhawatirkan berbagai pihak. Termasuk Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi ikut menyoroti kasus yang tengah mencuat di tengah masyarakat tersebut.

Pria yang biasa disapa Kak Seto itu menilai bahwa Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) merupakan kekejian orientasi seksual menyimpang yang akan berdampak buruk bagi pelaku maupun korbannya. Dampaknya ialah merusak secara psikis dan seksual.

“Kekejian orientasi seksual menyimpang, seyogyanya terbayangkan bahwa seharusnya kita sepakati bersama sebagai salah satu bentuk kejahatan psikis dan seksual,” Ungkapnya saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Kamis (28/12/17).

Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) lanjut Kak Seto, adalah suatu perilaku keji yang memang tidak mengakibatkan cucuran darah, apalagi lepasnya nyawa dari raga. Namun kadar buruknya tidak kalah dari kasus pembunuhan atau penganiayan. Dikarenakan kejinya perilaku tersebut.

Selain itu, penyimpangan tersebut juga dikatakan suatu penyesatan orientasi seksual. Kodrat heteroseksual manusia dirusak sedemikian rupa, termasuk dengan cara yang lunak agar manusia mengembangkan kecenderungan terhadap Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).

“Kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) mengampanyekan orientasi seksual penyimpang mereka secara masif dan terorganisir. Kejahatan sedemikan rupa tidak bisa diredam dengan pendekatan hit and run. Butuh nafas panjang untuk bertarung melawan LGBT,” terang pria yang kerap disapa Kak Seto.

“Inti dari kampanye mereka adalah menyimpangkan persepsi khalayak luas. Sejak usia belia harus ditanamkan kecenderungan ketertarikan terhadap sesama jenis,” tutupnya.sumber: kiblat

Sumber : kontenislam.com

Video Ini Bikin Ade Armando Mencak-Mencak, Begini Komentarnya

Video Ini Bikin Ade Armando Mencak-Mencak, Begini Komentarnya






10Berita, Ade Armando merasa diserang dengan beredarnya video berjudul 10 “Dosa” Kaum Liberal yang Terbongkar di #ILCZinaLGBT. Ia pun membela Dede Oetomo yang menyebut di pesantren-pesantren ada praktek homo.

Berikut ini komentar lengkap Ade Armandomelalui akun Facebook pribadinya:

Kaum Bumi Datar ini memang jarang membaca, sehingga sulit diajak diskusi.
Kini mereka bikin kampanye menyerang saya, Cania Citta, Dede Oetomo.
Mereka bilang ada 10 'dosa' kami di ILC.
Masalahnya argumen mereka sangat dangkal dan mencerminkan keterbelakangan pengetahuan.

Salah satu contoh saja, mereka bilang dosa pertama saya adalah menyatakan gay bukan penyakit.
Lho kok saya jadi salah?
Yang bilang Gay bukang penyakit adalah World Health Organization, badan PBB.
Makanya, bapak dan ibu, banyak-banyaklah membaca.
Perluas pengetahuan.

Kekacauan logika mereka yang lain banyak. Cania misalnya dibilang berdosa karena menyebut 'Ketuhanan Yang Maha Esa' sebagai 'pasal satu Pancasila'; dan bukan 'sila pertama Pancasila'. Lho, apa bedanya?????

Dede Oetomo dibilang berdosa karena menyebut di pesantren ada praktek2 homoseksualitas. Lha itu kan memang pengetahuan umum? Memang tidak di semua pesantren. tapi kisah-kisah semacam itu sih sudah sering terdengar.

Tapi ya, begitulah.
Bagaimana kita bisa berdsikusi dengan mereka yang jarang baca dan diskusi?

Seperti apa video yang membuat Ade Armando mencak-mencak dan berkomentar di akun Facebook pribadinya itu? Ini dia videonya:








Sumber : Tarbiyah 

Ormas Islam Sayangkan UIN Alauddin Hadirkan Pembicara dari Iran

Ormas Islam Sayangkan UIN Alauddin Hadirkan Pembicara dari Iran

10Berita - Bermaksud mengikuti kegiatan yang dibawakan dua pengajar dari di Al Mustafa University of Iran di Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN), Samata, Kabupaten Gowa, Rabu (27/22/2017), rombongan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS), dan Lembaga Penelitian dan Pengambangan Islam (LPPI) Indonesia Timur, serta Laskar Pemburu Aliran Sesat, dicegat panitia penyelenggara.

“Alasannya hanya dosen dan mahasiwa UIN yang bisa masuk,” kata Ketua ANNAS Sulsel, Farid Ma`ruf Nur, saat ditemui.

Ia mencurigai kedua warga Iran itu sengaja didatangkan untuk mensosialisasi ajaran Syiah mereka, yang dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah dinyatakan sesat dan menyesatkan. Tim dari Forum Pegiat Media Islam (Forpemi) Sulsel juga mendapatkan penolakan, padahal mereka bermaksud untuk melakukan peliputan.

“Mohon maaf, ini kegiatan tertutup bagi media,” kata salah seorang dosen yang sengaja turun dari meja utama pembicara dan langsung menghampiri.

Dua warga Iran yang didatangkan itu bernama Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar. Mereka sudah beberapa hari di Makassar, dan di ruang Lecture Theatre UIN Alauddin, Samata itu, keduanya menjadi pembicara dalam rangka peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.

Namun, yang membuat Ketua LPPI Indonesia Timur, KH M Said Abd Samad, tidak terima pernyataan lantaran saat berdialog sebelum membawakan materi, orang Iran menuduh rombongan LPPI, ANNAS, dan LPAS, anti Palestina.

“Tetapi yang kami sayangkan, kenapa pihak UIN memberikan ruang kepada orang Syiah ini, padahal sudah sangat jelas fatwa MUI tentang kesesatan Syiah. Ini yang kami tidak terima sebentarnya,” tutur Kyai Said.

Fery, salah seorang mahasiswa UIN, yang mengikuti kegiatan itu, mengungkapkan kedatangan orang Iran itu memang bagian dari sosialisasi paham Syiah, sebab penyampaiannya berisi sanjungan kepada Khomeini dan negara Iran.sumber: kiblat

Sumber : kontenislam.com

Mengapa Menang dan Kalah dalam Pilkada Dikaitkan dengan SARA?

Mengapa Menang dan Kalah dalam Pilkada Dikaitkan dengan SARA?



10Berita, JAKARTA - Salah satu pengamat mengatakan bahwa Pilkada DKI Jakarta yang lalu, ada uunsur politik SARA-nya (baca: agama), pun dengan yang kalah. Sehingga, yang menang maupun yang kalah ia katakan nampak sama-sama merasa menang dan kalah karena SARA. 

“Sekarang setidaknya Pilkada di Jakarta sampai sekarang itu masyarakatnya bukan saja berbeda, tetapi terbelah. Jadi ada orang yang mengatakan move on-move on. Jadi yang menang tidak move on, yang kalah juga tidak move on. Yang menang itu selalu menganggap, apa ya namanya, soal ada agama. Dan yang kalah juga begitu. Terbelah.


Jadi kita sudah merasa terbentur akan hal itu dari pelaksanaan Pilkada dengan isu SARA. Itu yang kita alami,” kata Ray Rangkuti, belum lama ini di Jakarta. Bahkan Ray berani mengatakan bahwa politik SARA itu lebih berbahaya daripada politik uang.

“Yang istilah saya politik SARA ini masih jauh lebih berbahaya dibandingkan politik uang. Sebab efek, ya. Panjang sekali efeknya. Sampai sekarang, begitu,” ia menambahkan.

Pun ia mencoba memprediksi bahwa isu SARA itu akan terjadi di Pilkada 2018 seperti di Jawa Barat dan sekitarnya. “Dan prediksi saya tidak akan berhenti. 2018 hal itu mungkin bisa dilakukan di Jawa barat. Dan kita lihat seperti apa petanya. Mungkin juga akan berlaku di Jawa Timur. Jawa Tengah dan seterusnya,” tutupnya. (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Kesederhanaan

Kesederhanaan

10Berita , Oleh: Ahmad Agus Fitriawan

Suatu ketika, sahabat Umar bin Khattab RA berkunjung ke rumah Rasulullah SAW ketika dia telah masuk ke dalamnya, dia tertegun melihat isi rumah beliau, yang ada hanyalah sebuah meja dan alasnya hanya sebuah jalinan daun kurma yang kasar. Sementara yang tergantung di dinding hanyalah sebuah geriba (tempat air) yang biasa Beliau gunakan untuk berwudhu.

Keharuan muncul dalam hati Umar RA. Tanpa disadari air matanya berlinang, maka kemudian Rasulullah SAW menegurnya, "Gerangan apakah yang membuatmu menangis?" Umar pun menjawabnya, "Bagaimana aku tidak menangis, ya Rasulullah?

Hanya seperti ini keadaan yang kudapati di rumah Tuan. Tidak ada perkakas dan tidak ada kekayaan kecuali sebuah meja dan sebuah geriba, padahal di tangan Tuan telah tergenggam kunci dunia Timur dan dunia Barat, dan kemakmuran telah melimpah?"

Lalu Beliau menjawab, "Wahai Umar, aku ini adalah rasul Allah, aku bukan seorang kaisar dari Romawi dan bukan pula seorang kisra dari Persia. Mereka hanya mengejar duniawi, sedangkan aku mengutamakan ukhrawi."

Kata-kata "Aku bukan kaisar Romawi", "Aku bukan kaisar Persia", tidak berarti Rasulullah tidak memiliki kesempatan, mengingat keterangan Umar bahwa di tangan Rasulullahlah tergenggam kunci dunia Timur dan dunia Barat. Namun, niat Rasulullah SAW dalam kalimat terakhir itu merupakan kata paling berharga, "Mereka hanya mengejar duniawi, sedangkan aku mengutamakan ukhrawi."

Apa yang diisyaratkan Rasulullah SAW sangatlah jelas bahwa tidak selamanya hidup dengan kemewahan dan gelimang harta adalah berkualitas, justru sebaliknya. Sering kali kehidupan semacam itu menjadikan hidup terasa kering dan sunyi.

Kesederhanaan akhir-akhir ini menjadi makhluk langka, apalagi di tengah-tengah perkotaan yang megah. Kesederhanaan identik dengan kebodohan dan kemiskinan. Jangankan barangnya, disebut saja sangat jarang. Kesederhanaan sebagai konsep dan perilaku kini telah menjadi orang asing di rumah sendiri. Kesederhanaan mulai tergusur dengan kemewahan, dengan perbelanjaan (konsumerisme) dan segudang aktivitas ekonomi lainnya.

Kesederhaan tidak hanya tecermin dalam gaya hidup, tetapi juga dalam pola pikir mencari penghidupan. Seorang yang berpikiran sederhana tentunya tidak akan sampai melebihi batas kebutuhan hidup. Tuntutan dan keinginan akan selalu disesuaikan dengan kemampuan. Sehingga, tidak ada rasa ingin menguasai dan memiliki hak orang lain di luar haknya.

Sebuah perkataan yang perlu dipikirkan adalah cukupkanlah hidupmu dengan penghasilanmu. Artinya, dalam ranah perekonomian individu dan keluarga perlu adanya strategi pendanaan yang berakar pada pengendalian nafsu berbelanja dan membeli. Kita harus kembali belajar memilah antara perkara yang harus dibeli, yang boleh dibeli, dan yang tidak perlu dibeli.

Kisah kesederhanaan Rasulullah SAW yang terekam dalam hadis di atas, menceritakan betapa beliau tidak mempunyai ke inginan menumpuk harta, walaupun jika mau sangatlah mudah bagi nya. Rasulullah telah mengajarkan arti kesederhanaan. Wallahu a'lam.

Sumber :  Republika.co.id

Kamis, 28 Desember 2017

Deddy Mizwar tidak merasa ditinggalkan PKS

Deddy Mizwar tidak merasa ditinggalkan PKS


10Berita, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyatakan tidak merasa sedih atau ditinggakan oleh PKS usai partai politik ini memutuskan berkoalisi kembali dengan Partai Gerindra mengusung Mayjen TNI (Purn) Sudrajat di Pilgub Jawa Barat 2018.

"Tidak merasa ditinggalkan, saya bahagia karena setiap ketetapan Allah adalah yang terbaik. Tiba-tiba kan kita tidak menduga, ada jalan keluar. Kemudian tiba-tiba ada yang mendekat Partai Golkar. Ini sudah ketetapan Allah," kata Deddy Mizwar di Bandung, Kamis.

Menurut dia, Presiden PKS Sohibul Iman langsung mengontak dirinya dan mengabari keputusan PKS bergabung dengan Partai Gerindra, sebelum pengumuman disampaikan di Jakarta.

"Ini sebagai etika politik yang harus dihargai. Beliau memberi tahu keputusannya, saya respect. Dia bukan pemilik partai, ada forum tertinggi. Kita hormati dan tidak paksakan. Pak Syaikhu juga, tadinya mau datang sore, tapi saya harus ke Jakarta. Jadinya besok," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, Sohibul Iman jufa meminta kepada dirinya agar tetap menjaga komunikasi dengan semua bagian PKS. "Bahkan Pak Sohibul minta grup Whatsapp jangan dihapus. Isinya ada saya, ada Syaikhu dan kader PKS lain," kata dia.

Dia juga memastikan hubungan dengan Ahmad Syaikhu tidak banyak berubah. "Jadi seharusnya hari ini sebetulnya Ahmad Syaikhu mau ketemu saya. Tapi saya ada jadwal kedinasan di Jakarta. Paling besok insya Allah ketemu," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Demiz ini mengaku memiliki banyak sahabat terbaik di PKS dan setelah pecah koalisi tersebut dirinya akan tetap berkomunikasi baik sebagai sahabat dengan para kader PKS tersebut.

"Jadi tidak ada yang menyakiti saya. Doa saya terkabul, Pak Sudrajat akhirnya mendapat pasangan," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan Ahmad Syaikhu yang sempat diusung menjadi calon wakil gubernurnya akan tetap menjadi tetangganya dan tetap menjadi guru mengaji di kompleks perumahannya di Bekasi.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017

Sumber : ANTARA News

Kivlan Zein: Tahun Politik, Umat Islam Harus Selektif Pilih Pemimpin

Kivlan Zein: Tahun Politik, Umat Islam Harus Selektif Pilih Pemimpin



10Berita, SOLO -Persatuan umat Islam pasca Aksi Bela Islam 2016 lalu diharap tidak menguap. Umat Islam diharap menyatukan persepsi dan arah politik jelang Pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019.

"Kita usahakan umat Islam di Solo maupun seluruh Indonesia bersatu dalam pandangan politik maupun pemilihan calon pimpinan daerah, presiden, maupun DPR, DPRD," ujar Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zein usai mengisi tabligh akbar di Masjid Mujahidin Banyuanyar Solo, Jawa Tengah Jumat (22/12/2017) lalu.

Ia menilai saat ini umat Islam kembali memegang peran penting dalam menentukan arah bangsa Indonesia. Pertarungan Pilkada DKI Jakarta kemarin menjadi bukti. Meskipun Ahok mendapat dukungan modal, partai politik dan kekuasaan ternyata gagal kembali duduk di kursi DKI 1.

Dinamika ibukota tahun lalu juga menunjukan, betapa kuat kekuasaan saat ini membela Ahok, penista agama. Namun, hal itu dapat dipatahkan dengan Aksi Bela Islam dan  tokoh Islam yang sinergis dalam mengawal kasis teremsebut. Akhirnya, tak hanya gagal menjadi gubernur, Ahok berakhir dalam bui. 

Disisi lain, Kivlan prihatin dengan sebagian kelompok Islam yang mengharamkan pemilu. Menurutnya, dinilai kontradiktif terhadap perjuangan Islam.

Pasalnya, golput secara tidak langsung memuluskan pihak-pihak yang tidak pro terhadap perjuangan Islam untuk meraih kekuasaan. Sebaliknya, partai partai dan tokoh yang berkomitmen terhadap Islam terpuruk lantaran kurangnya dukungan dari kalangan umat Islam. 

"Kita sadarkan mereka, karana sikap mereka kontradiktif karena hukum dan peraturan yang muncul bisa saja merugikan kita (umat Islam)," pungkasnya.* [Aan/Syaf/]

 

Sumber :voa-islam.com

LPAI: Kasus LGBT Permasalahan Kedua Terbesar Anak

LPAI: Kasus LGBT Permasalahan Kedua Terbesar Anak

yahya g nasrullah/hidayatullah.com

10Berita – Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) merilis catatan akhir tahun 2017. Berdasarkan laporan, temuan, serta referral (rujukan) selama setahun, LPAI menemukan bahwa persoalan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) atau kekerasan seksual termasuk menjadi permasalahan nomor dua bagi anak.

Sekjen LPAI Henny Rusmiati mengatakan, terdapat 28 kasus anak menjadi korban kekerasan selama tahun 2017. Dengan rincian 17 kasus kekerasan seksual, 9 kasus kekerasan fisik, dan 2 kasus kekerasan psikis.


Henny mengungkapkan, ketidaksenonohan seksual sesama jenis terhadap anak memiliki kadar keburukan yang luar biasa, yaitu penyesatan orientasi seksual anak.

“Kodrat heteroseksual dirusak sedemikian rupa, termasuk dengan cara-cara lunak, agar sejak kanak-kanak mengembangkan homoseksual,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/12/2017).

Ia menilai, kaum LGBT senantiasa mengampanyekan orientasi seksual menyimpang mereka secara masif dan terorganisasi.


Kaum LGBT, menurutnya, menyimpangkan persepsi khalayak luas bahwa sejak usia sangat belia pun anak-anak sudah bisa memiliki kecenderungan ketertarikan seksual terhadap sesama jenis kelamin.

“LPAI berkeyakinan, kekejian orientasi seksual menyimpang seyogianya terbayangkan bahkan seharusnya kita sepakati bersama sebagai salah satu bentuk kejahatan psikis dan seksual yang dapat mengenai masyarakat, khususnya anak-anak,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi menyatakan, persoalan LGBT pada anak sudah menjadi konsen masyarakat dalam kepengasuhan.

“Karenanya kami menyatakan ini dalam catatan akhir tahun, harapannya pada 2018 bisa menjadi fokus bersama. Sesuai dengan Nawacita dari Presiden Joko Widodo,” pungkasnya.

Adapun urutan pertama permasalahan anak dalam catatan LPAI adalah persoalan keluarga dan pengasuhan alternatif, yakni sebanyak 54 kasus. Dengam rincian 28 kasus upaya penutupan akses bertemu orangtua, 15 kasus perebutan hak kuasa asuh, 5 kasus penculikan dalam keluarga, 4 kasus penelentaran hak penafkahan, serta 1 kasus anak hilang dan kecelakaan akibat kelalaian orangtua.*

Rep: Yahya G Nasrullah

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com

Raja Salman dan PM Turki desak Dunia Islam untuk bersatu membela Palestina

Raja Salman dan PM Turki desak Dunia Islam untuk bersatu membela Palestina

10Berita, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim dan Raja Salman bin Abdulaziz AlSaud mendesak dunia Islam untuk tetap bersatu membela rakyat Palestina dan memperjuangkan hak-hak Palestina untuk merdeka dengan Al-Quds Al-Sharif (Jerusalem) sebagai ibukotanya.

Binali Yildirim dan Raja Salman menekankan arti pentingnya status Jerusalem bagi Islam dan dunia Islam. “Dunia Islam harus tetap bersatu untuk melindungi hak-hak saudara kita Palestina,” bunyi pernyataan dari kantor perdana menteri Turki, seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis, (28/12/17).

Baik Turki maupun Arab Saudi telah mengkritik keras keputusan Presiden AS Donald Trump mengenai status kota Jerusalem. AS menyatakan Jerusalem sebagai ibukota abadi Israel dan akan memindahkan kedubes AS di Tel Aviv ke kota suci tersebut.

Pengumuman Trump pada 6 Desember tersebut menimbulkan aksi protes dari dunia internasional dan memicu gelombang demonstrasi di wilayah Palestina, di kota-kota di Timur Tengah, dari Afrika Utara hingga Asia.

Status Yerusalem -tempat suci bagi tiga agama (Islam-Yahudi-Kristen) telah menjadi isu utama dalam konflik Israel-Palestina. Israel mencaplok kota tersebut pada perang Arab-Israel 1967 dan mengklaim kota tersebut sebagai ibukotanya.

Majelis Umum PBB pekan lalu mengeluarkan resolusi menentang keputusan Trump dan menyatakan keputusan Trump “batal demi hukum” dan “tidak sah”.

PM Yildirim dan Raja Salman sepakat bahwa resolusi 22 Desember itu merupakan pesan yang kuat bahwa masyarakat internasional mendukung kemerdekaan Palestina dan mendapatkan kembali hak-haknya atas tanah yang diduduki oleh Israel.

Pertemuan PM Turki dan Raja Salman membawa angin segar di tengah tanda-tanda ketegangan dalam hubungan rumit antara Ankara-Riyadh.

Turki disebut sedang menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Iran, negara yang menjadi musuh regional Arab Saudi di Timur Tengah. Turki juga merupakan pendukung utama Qatar selama blokade enam bulan yang diberlakukan terhadap negara Teluk oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir. (DH/MTD)

Sumber : Al Jazeera , Moslemtoday.com