OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 30 Desember 2017

Ustaz Somad: Gunakan Umur untuk Ibadah

Ustaz Somad: Gunakan Umur untuk Ibadah

10Berita , TANGERANG -- Di pengujung safari dakwahnya di Jakarta dan Tangerang Selatan (Tangsel), Ustaz Abdul Somad menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Jami Al-Jihad, Kelurahan Jurangmangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Tangsel. Dalam khutbahnya, Ustaz Somad mengingatkan jamaah tentang betapa pentingnya menggunakan umur untuk beribadah.

"Hari berganti, musim berubah, perhitungan matahari dan bulan akan berganti dan bertambah, begitu juga dengan usia, semakin berkurang. Maka, mari kita merenung sejenak, apa sebenarnya yang diambil dari usia dan umur," kata Ustaz Somad dalam khutbahnya di Masjid Jami Al Jihad, Jumat (29/12).

Ia melanjutkan, kaki anak Adam tidak akan pernah bergeser ketika bangkit menghadap Allah SWT pada hari kiamat sampai anak Adam ditanya. Semua nikmat Allah akan ditanya, bahkan sekecil biji sawi pun nikmat itu.

‘’Berapa banyak nikmat Allah? Nikmat Allah tidak dapat dihitung. Tapi, yang jelas, nikmat pertama yang akan ditanya nanti di hadapan Allah adalah umur, ke mana engkau habiskan?" ujar ustaz kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, 18 Mei 1977 ini.

Ia pun lalu menjelaskan, mengapa umur yang pertama kali ditanyakan oleh Allah. Mengapa bukan harta, puasa, anak, dan istri. Sebab, menurut Ustaz Somad, semua itu datang belakangan setelah umur.

Ia menekankan, nikmat pertama yang diterima manusia adalah umur. Selama 40 hari dalam bentuk cairan, kemudian menjadi darah yang menempel di dinding rahim, selanjutnya menjadi segumpal daging.

"Lalu Allah kirim malaikat, ditiupkan ruh, maka di situlah waktu berdetak, menghitung segala yang akan dihisab di hadapan Allah SWT," ujarnya.

Maka, lanjut Ustaz Somad, bersyukurlah kepada Allah dengan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ karena masih diberi kesempatan untuk bertasbih, bertahmid, dan bertakbir. Ia juga mengingatkan, umur tidak boleh kosong dari ibadah.

‘’Saat tegak berdiri tetap berzikir, saat duduk berzikir, dan saat terbaring meregang nyawa pun berzikir,’’ ujar dia.

Berdasarkan pantauan Republika, beberapa jam sebelum shalat Jumat, umat Islam dari berbagai wilayah mulai berduyun-duyun ke Masjid Jami Al-Jihad yang berlokasi di tengah permukiman warga. Begitu banyaknya jamaah yang hadir membuat masjid dan pelatarannya pun tak mampu menampung mereka.

Namun, hal itu bukan masalah berarti bagi jamaah. Mereka pun menggunakan badan jalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat Jumat.

"Habis safari dakwah ini, beliau (Ustaz Somad) langsung berangkat umrah, nanti di awal tahun ada perjalanan, tapi agenda resminya belum tahu, tapi itu sudah terprogram dalam agenda beliau di 2018," kata Ketua Panitia Safari Dakwah Ustaz Abdul Somad, Ustaz Bahruddin Hanafi.

Ia menerangkan, selama dua hari safari dakwah Ustaz Somad di Jakarta dan Tangsel, ada enam agenda ceramah, dengan agenda terakhir, yakni khutbah Jumat di Masjid Jami Al-Jihad.

Menurutnya, jamaah yang melaksanakan shalat Jumat sekaligus mengikuti tausiyah Ustaz Somad di masjid ini mencapai lebih dari 3.000 orang.

"Biasanya jamaah shalat Jumat Masjid Jami Al-Jihad hanya sekitar 500 orang, sekarang sekitar 3.000 orang, berarti enam kali lipat," ujar Ustaz Bahruddin.

Para jamaah, baik dari kalangan muda maupun tua, tampak khusyuk menyimak tausiyah Ustaz Somad. Namun, beberapa kali para jamaah tertawa lepas lantaran Ustaz Somad menyelingi tausiyahnya dengan humor. Meski demikian, humor atau candaan yang dilontarkan Ustaz Somad tidak bersifat menyindir atau menyinggung pihak manapun. Hal itulah yang membuat para jamaah betah dan suka menyimak tausiyahnya.

(Pengolah: wachidah handasah).

Sumber :Republika.co.id 

Geliat Pembangunan Masjid dan Pendidikan Islam di Serbia

Geliat Pembangunan Masjid dan Pendidikan Islam di Serbia

10Berita , JAKARTA — Berdasarkan penelitian Divna Luric dan Zamolo, sebelum perang besar Wina 1683 hingga 1699, kota Beograd di Serbia memiliki 73 masjid. Data lain menyebutkan jumlah masjid lebih banyak dari penelitian mereka.

Namun, setelah Turki menarik kekuasaannya, seluruh masjid tersebut hancur. Masjid Bajrakli yang satu-satunya bertahan pun hangus terbakar karena balas dendam. Saat ini, ada sekitar 190 masjid di Serbia. Semuanya tersebar di berbagai wilayah.

Tempat sujud kepada Allah itu menjadi pusat kegiatan keumatan, seperti dakwah dan juga pemberdayaan umat. Umat Islam kerap berkumpul di sana untuk mendiskusikan masalah mereka.

Sejumlah masjid kini sedang dibangun. Di beberapa kota termasuk Novi Sad, umat Islam sering berkumpul di tempat tanpa tanda pengenal karena khawatir diserang oknum tertentu. (ed: erdy nasrul)

Di sekolah umum, pendidikan Islam merupakan pelajaran pilihan. Tetapi jika siswa telah memilih pelajaran tersebut, maka mereka tidak boleh membatalkannya. Pengajar materi keislaman telah dilatih dan berlisensi. Mereka dibayar oleh negara. Pelajaran agama Islam akan dibuka jika ada lebih dari tujuh siswa yang memilih.

Pemberian ajaran agama di sekolah merupakan perintah undang-undang untuk menjamin hak pendidikan agama di sekolah umum dan sekolah dasar serta menengah. Selain di sekolah pen- didikan agama Islam juga diajarkan kepada anak-anak di dalam masjid dan di setiap komunitas Islam. Saat ini ICIS mengelola dua taman kanak-kanak.

Selain pendidikan untuk anak, ICIS juga mendirikan madrasah Gazi Isa Bey dan Fakultas Studi Islam. Madrasah ini merupakan sekolah tinggi Islam diperuntukkan khusus untuk laki-laki yang didirikan pada 1990. Sedangkan untuk perempuan baru didirikan enam tahun kemudian. Sekolah wanita lain didirikan di Rojaza, Montenegro. Sekolah ini merupakan Akademi pedagogi Islam yang ditempuh selama dua tahun.

Selain itu Serbia juga memiliki tem-pat pelatihan untuk guru pendidikan agama Islam di sekolah dan imam masjid selama empat tahun. Program ini merupakan tingkat sarjana dan pas- casarjana. Bahasa pengantarnya adalah Bosnia. Banyak staf pengajar meru- pakan dosen-dosen dari Sarajevo.

Selain kedua institusi ini, ICIS juga aktif terlibat dalam pendidikan di Uni- versitas Internasional Novi Pazar yang terdaftar secara formal sebagai wakaf.

Ini adalah universitas umum dengan beberapa fakultas dan cabang di sejumlah kota di seluruh Serbia. Siswa Muslim maupun non-Muslim dapat menempuh pendidikan di sini.

Sumber : Republika.co.id

Antara Baret Merah Jenderal Gatot dan Baret Merah Panglima Hadi

Antara Baret Merah Jenderal Gatot dan Baret Merah Panglima Hadi


10Berita – Menjadi prajurit Kopassus TNI AD merupakan impian banyak orang. Tak terkecuali Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo.

Saat minta izin ibunda untuk mendaftar masuk Akademi Militer, sang ibu mengizinkan. Namun permintaan ibunya, Gatot harus menjadi anggota RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat), nama Kopassus saat itu. Maklum, rumah ibunya di Cilacap dekat dengan pusat pendidikan Kopassus.

Selepas lulus Akmil tahun 1982, Gatot mencoba masuk Kopassus. Tapi ternyata takdir malah membawanya bertugas di baret hijau Kostrad nyaris sepanjang karirnya di TNI AD.

Mimpi Gatot menjadi prajurit Kopassus tak pernah padam. Kesempatan itu datang saat dirinya menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat tahun 2014.

Gatot memanggil Danjen Kopassus, Mayjen Agus Sutomo dan menjelaskan maksudnya untuk mengikuti sekolah Kopassus.

“Tidak usah ikut pendidikan Pak, nanti brevet kehormatan saja,” begitu kira-kira kata Mayjen Agus Sutomo. Brevet dan baret kehormatan memang biasanya diberikan pada perwira tinggi dan para kepala staf.


Gatot menolak. Dia berkeras mau mendapat baret merah melalui jalur normal. Artinya melalui sekolah komando yang katanya bagai neraka di bumi itu. Baru sekali ada jenderal bintang empat mau mengikuti sekolah komando yang biasanya untuk para prajurit muda itu.

Tapi Gatot maju terus. Semua pendidikan yang harus ditempuh prajurit komando disikatnya. Dari gunung hutan sampai rawa laut.

Menjadi siswa komando berarti melepaskan pangkat. Semua diperlakukan sama. Gatot pun merasakan direndam tengah malam di Danau Situ Lembang yang airnya sedingin es. Dia juga merasakan melempar pisau, melintas medan puluhan kilo meter dan mengikuti latihan Sandi Yudha.

Akhirnya dalam upacara yang khidmat di tepi Pantai Permisan Cilacap, Gatot dinyatakan lulus sebagai prajurit komando. Mayjen Agus Sutomo memasangkan baret merah dan menyematkan brevet komando di dada Gatot tanggal 2 September 2014. Usia Gatot saat itu 55 tahun.

“Bahwa yang namanya prajurit tidak ada bedanya antara prajurit dua dan jenderal. Saya bangga menjadi keluarga besar Kopassus. Sampai bertemu di medan pertempuran. Komando!” teriak Gatot di depan ratusan prajurit baret merah.

Gegap gempita para prajurit membalas salam dari Gatot. “Komando! Komando! Komando!” Gatot pun digendong dan diarak sambil bernyanyi Mars Baret Merah.

Setelah dilantik, masih dengan baret merah, baju belepotan lumpur, dan muka coreng moreng, Gatot langsung terbang menuju makam orang tuanya. Dia Memberi hormat dengan takzim dan menyampaikan amanah ibunya puluhan tahun lalu telah terlaksana jika dirinya telah berhasil menjadi seorang prajurit komando lewat jalur normal layaknya seorang prajurit rendahan.

Baret Merah Marsekal Hadi

Satu pekan setelah dilantik Jokowi menjadi Panglima TNI, Marsekal Hadi mendapat Baret Merah kehormatan dalam suatu upacara di Markas Prajurit Kopassus.

Baret merah dan brevet itu disematkan langsung Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Madsuni melalui upacara penyematan brevet komando di Makopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (18/12).

“Sebagai Panglima TNI dan pribadi saya merasa bangga dan suatu kehormatan untuk saya karena mendapatkan baret merah dan brevet Komando Pasukan Khusus,” ujar Hadi dalam pidatonya selaku inspektur upacara.

Hadi mengatakan, tidak semua prajurit bisa menggunakan baret merah dan brevet Kopassus yang memiliki klasifikasi sangat tinggi.

Dia menekankan, baret merah darah dan brevet Kopassus adalah simbol kebanggaan bagi prajurit Kopassus sebagai institusi kebanggaan satuan TNI.

“Tentu kebanggaan dan kehormatan ini akan saya tanam di sanubari saya paling dalam,” ujar dia.

Hadi berpesan dan berharap agar seluruh prajurit Kopassus memiliki kebanggaan yang utuh. Yaitu tidak hanya bangga menggunakan brevet dengan kualifikasi tinggi, namun juga bangga dengan keringat dan titik darah dalam mengabadikan diri kepada bangsa dan negara.

“Itulah sejatinya kebanggaan yang utuh untuk memelihara kemampuan, memelihara militansi dan daya juang dalam rangka melaksanakan tugas yang diberikan negara,” ujar Hadi, seperti dilansir Antara.

Dia mengingatkan di era global tantangan dan tugas ke depan tidak mudah. Oleh karena itu prajurit TNI, khususnya Kopassus harus senantiasa meningkatkan etos kerja.

Hadi menekankan pemberian baret merah dan brevet Kopassus adalah pesan bagi dirinya untuk bisa mewujudkan TNI yang semakin profesional dan modern.(kl/dt/l6)

Sumber : Eramuslim

Mengabaikan Al-Quds Sama Saja Mengabaikan Makkah dan Madinah

Mengabaikan Al-Quds Sama Saja Mengabaikan Makkah dan Madinah

Suasana Shalat Jumat di Masjidil Aqsha. (aljazeera.com)

10Berita – Al-Quds. Khatib shalat Jumat di Masjidil Aqsha, (29/12/2017) kemarin, menyoroti semua solusi politik terhadap kota Al-Quds dan Masjidil Aqsha. Selain itu, Khatib juga menegaskan, rakyat Palestina akan mempertahankannya dengan seluruh kemampuan yang ada.

Hal itu disampaikan oleh Imam Besar Masjidil Aqhsa, Syaikh Ikrimah Sabri, dalam khutbah yang dihadiri hampir 40 ribu jemaah tersebut. Syaikh juga menyampaikan keutamaan Al-Quran dan Sunah Nabawi. Menurutnya, kedua fondasi Islam itu ditambah Palestina, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Lebih lanjut, Syaikh menolak semua inisiatif yang dikemukakan tentang negara Palestina, tanpa Al-Quds sebagai ibukotanya. Ia juga menolak Abu Dis (Al-Quds timur) atau Beit Hanina (Al-QUds Utara sebagai ibukota Palestina. Menurutnya, itu merupakan pengabaian terhadap Kota Suci Al-Quds. “Mengabaikan Al-Quds sama saja mengabaikan Makkah dan Madinah,” tegasnya.

Bahkan, Syaikh menyebut langkah tersebut sebagai langkah permusuhan. Ia menjelaskan bahwa wilayah Al-Quds dulu terbentang dan termasuk di dalamnya Masjidil Aqsha dan Gereja Makam Kudus. Namun dengan bertambahnya penduduk, wilayah itu semakin meluas.

Tak lupa, Syaikh mengomentari keputusan dan klaim Trump tentang status kota Al-Quds. Menurutnya, Trump bukan pemilik kewenangan untuk memutuskan hal itu. Katanya, “Keputusan dan klaim itu tidak valid, menyesatkan, ilegal dan tidak berkemanusiaan.”

Dalam kesempatan tersebut, Syaikh mengecap dunia Arab dan Islam yang tidak bereaksi apapun menghadapi tindakan Trump. Seperti diketahui, belum ada negara yang memutus hubungan politik atau perdagangan, lebih-lebih mengusir duta AS.

Namun, Syaikh mengapresiasi reaksi penolakan yang segera ditunjukkan oleh rakyat. Hal ini karena rakyat tidak putus asa layaknya pemerintah mereka. Rakyat tetap komitmen terhadap hak-hak legitimasi dan ideologi sehingga tidak menyerahkan kota suci ketiga tersebut. (whc/)

Sumber: Aljazeera, dakwatuna

Inilah Mentalitas Pemimpin di Indonesia,Para Menteri ”Selfie” Rayakan Pinjaman untuk LRT Jabodebek

Inilah Mentalitas Pemimpin di Indonesia,Para Menteri ”Selfie” Rayakan Pinjaman untuk LRT Jabodebek


10Berita, Sejumlah menteri dan perwakilan bank sindikasi yang hadir pada acara penandatanganan kontrak pinjaman untuk proyek light rail transit (LRT) di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jumat (29/12/2017), nampak senang atas perjanjian tersebut.

Hal itu dikarenakan kontrak pinjaman dari 12 bank sindikasi senilai Rp 19,25 triliun itu merupakan yang terbesar sepanjang sejarah perkeretaapian Indonesia.

Kegembiraan tersebut salah satunya diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang kerap disapa dengan nama Ani.

Saat memberi sambutan pada pembuka acara, Ani menyebut kontrak pinjaman ini sebagai momen bersejarah serta diharapkan menjadi contoh bagi lembaga keuangan lainnya untuk bisa turut serta ambil bagian dalam pembangunan di Indonesia.

"Saya mau ambil foto dulu, supaya kalau ditanya cucu saya, bisa kasih lihat ini loh," kata Ani di hadapan tamu undangan yang hadir.

Para hadirin di acara tersebut sontak mengangkat kedua tangan mereka ke arah kamera ponsel yang diarahkan Ani kepada mereka.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan juga mengapresiasi capaian ini sebagai cara alternatif pendanaan proyek infrastruktur di Indonesia.

Sesi foto bersama kembali berlanjut saat penandatanganan kontrak pinjaman berlangsung di atas panggung.

Sejumlah direksi perwakilan 12 bank yang hadir mengajak Ani untuk selfie, kemudian disambut oleh Luhut karena posisinya yang pas di pinggir sehingga jangkauan tangannya bisa mencakup hampir semua orang untuk difoto.

Adapun mereka yang tergabung dalam 12 bank sindikasi adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, CIMB Niaga, PT SMI, Bank DKI, BTMU, Hana Bank, Shinhan Bank Indonesia, Bank Sumut, serta Bank Mega. Bank-bank tersebut terdiri dari Himbara, bank swasta nasional, serta bank swasta asing yang diwakili oleh Joint Mandated Lead Arrangers and Bookrunners (JMLAB).

Kontrak pinjaman Rp 19,25 triliun itu memiliki jangka waktu selama 18 tahun dengan nominal Rp 18,1 triliun untuk kredit investasi dan Rp 1,15 triliun untuk kredit modal kerja.

Para menteri mengingatkan agar model pendanaan seperti ini bisa menjadi contoh untuk pembangunan proyek infrastruktur di kemudian hari, di mana tidak lagi tergantung pada APBN yang kapasitasnya terbatas.

Selain itu, diharapkan juga jalannya proyek LRT Jabodebek bisa berlangsung transparan, terhindar dari korupsi, dan mengutamakan tata kelola yang baik.[www.tribunislam.com] 

Sumber : msn.com, kompas.com


Waspadai LGBT, Nilai Agama dan Pengawasan Orangtua Penting

Waspadai LGBT, Nilai Agama dan Pengawasan Orangtua Penting

muhammad abdus syakur/hidayatullah.com

[Ilustrasi] Keluarga Muslim.

10Berita – Media sosial menjadi sarana penyebaran pengaruh orientasi seks menyimpang atau lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) terhadap anak.

Oleh karena itu, Sekjen Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Henny Rusmiati, berpesan agar para orangtua berlaku bijak bagaimana anak-anak menggunakan gadget.

Termasuk melakukan pengawasan dengan siapa anak berteman, karena kata dia banyak sekali anak menjadi korban LGBT melalui medsos.

“Jangan sampai orang menyesali akhirnya tanpa sadar anak kita menjadi korban kejahatan seksual melalui media sosial,” ujarnya kepada hidayatullah.com di Jakarta, Kamis (28/12/2017).

Selain itu, ia mengungkapkan, perlunya orangtua menjadi teman bagi anak, agar anak tidak mencari kenyamanan lain.

“Anak-anak yang mengumbar kesedihan di sosial media rentan menjadi sasaran empuk LGBT,” terangnya.

Kemudian, lanjut Henny, pentingnya anak ditanamkan nilai-nilai agama. Menurutnya, agama adalah pondasi awal dari tidak terjadinya keburukan tersebut.

“Itu harus terus diperkuat. Kemudian bagaimana orangtua menjaga keharmonisan keluarga. Intinya ketahanan keluarga, karena dengan ketahanan keluarga yang baik insya Allah anak-anak akan terhindar dari keburukan semacam itu,” paparnya.*

Rep: Yahya G Nasrullah

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber :Hidayatullah.com 

Jumat, 29 Desember 2017

Jurnalis Senior: Ust. Abdul Somad Mulai Dimusuhi Penguasa

Jurnalis Senior: Ust. Abdul Somad Mulai Dimusuhi Penguasa


10Berita – Pembatalan ceramah Ustad Abdul Somad (UAS) di PLN tidak bisa dianggap sebagai insiden “tempat pengajian yang kurang layak”. Memang inilah alasan resmi pihak PLN Disjaya Gambir. Mereka mengatakan, kapasita Masjid Nurul Falah tidak memadai untuk menampung kemungkinan ledakan jumlah pengunjung.

Sebelum penjelasan resmi PLN yang berintikan soal kapasitas tempat pengajian itu, beredar kabar bahwa pembatalan itu dilakukan oleh pejabat tinggi PLN. Padahal, semua persiapan sudah rampung. Tenda sudah dipasang untuk menampung ribuan pengunjung, termasuk untuk tamu VIP.

Logiskah pembatalan ceramah Abdul Somad ini dilakukan dengan alasan kapasitas tempat pengajian itu?

Sama sekali tidak masuk akal. Kalau tempat tak cukup, bukankah para pengunjung akan menyadari sendiri bahwa “kurang tempat” pastilah akan menjadi masalah dalam setiap pengajian yang diisi oleh UAS. Tentu sudah berkali-kali terjadi kasus tak cukup tempat. Tetapi pengajian tetap bisa diselenggarakan. Sebab, yang hadir bukan orang-orang yang tidak paham soal kemungkinan mereka tak bisa masuk.

Pejabat tinggi PLN pasti sudah tahu tentang jadwal pengajian itu. Sangat tidak masuk akal kalau dikatakan panitia penyelenggara mengundang UAS dan kemudian melakukan persiapan tanpa sepengetahuan pimpinan PLN. Dan pimpinan PLN Disjaya Gambir sangat tidak mungkin melaksanakan acara besar seperti itu tanpa izin dan dukungan dari Dirut PLN. Tidak mungkin. Hampir mustahil.

Kalau begitu, ada apa?

Hanya satu jawaban yang paling masuk akal: bahwa sekarang ini UAS sudah mulai “dimusuhi” oleh para pemegang kekuasaan. Siapakah orangnya? Kita semua tentu sama-sama mencari siapa gerangan. Tapi, kita juga tidak terlalu sulit untuk menebak dengan presisi yang tinggi. Anda semua pasti bisa memahami siapa mereka.

Lantas, mengapa para pemegang kekuasaan mulai “memusuhi” UAS? Sederhana saja: bahwa UAS dengan gaya ceramahnya dan penolakannya untuk dikooptasi oleh penguasa, membuat para pemegang kekuasaan merasa ada “bola salju” yang sedang bergulir ke arah pemangku kekuasaan yang ingin melanjutkan kekuasaan.

Dengan kata lain, UAS berpotensi menjadi “vote getter” untuk pihak yang bakal menjadi lawan penguasa. Kalau UAS dibiarkan menjadi magnet yang mampu menyatukan suara pemilih, itu berarti para pemegang kekuasaan harus bekerja lebih keras lagi untuk mempertahankan kekuasaan mereka.

Saya bahkan yakin pihak pemegang kekuasaan sudah sampai pada kesimpulan bahwa UAS, praktis, sudah mulai “berkampanye” untuk pihak yang berseberangan dengan penguasa. Berkampanye dalam arti luas, tentunya. Meskipun, faktanya, UAS tidak pernah menyampaikan isyarat apa pun juga terkait percaturan politik di Indonesia.

Bagian dari paranoia? Bisa jadi juga! Filosof dan sejarawan Italia abad ke-16, Niccolo Machiavelli, beteori bahwa manusia itu selalu punya ambisi dan ingin mencapai ambisinya dengan segala cara.

Dalam terjemahan Inggris, dia mengatakan: “Man rise from one ambition to another. First, they seek to secure themselves against attack, and than they attack others”. (“Manusia itu bangkit dari satu ambisi ke ambisi berikutnya. Mula-mula mereka mengamankan diri dari serangan, dan kemudian mereka menyerang orang lain”).

Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior)

[kl/ts]

Sumber : Eramuslim

Ini 5 Fakta ‘Hoax’ Muslim Amerika Serikat

Ini 5 Fakta ‘Hoax’ Muslim Amerika Serikat

10Berita, MUSLIM di Amerika Serikat (AS) kerap mengalami berbagai gangguan dan perlakuan diskriminatif lantaran agama Islam yang mereka anut. Namun, kekerasan fisik hingga penyerangan yang berujung maut tak membuat Muslim AS gentar untuk mempertahankan akidahnya.

Tak cukup sampai di situ, beberapa tuduhan atau mitos buruk pun selalu menghantui kesaharian Muslim AS untuk melemahkan keberadaan mereka di Negara Paman Sam tersebut.

Dikutip dari patheos.com, berbagai mitos yang beredar ditujukan untuk melemahkan perkembangan Muslim yang terus meningkat di AS. Mitos-mitos tersebut di antaranya:

1.Muslim AS mayoritas lahir di luar negeri

Faktanya, justru Muslim yang saat ini menjadi warga negara AS merupakan kelahiran asli setempat. Lebih dari setengah total populasi Muslim AS saat ini merupakan generasi baru yang kelahirannya tercatat di berbagai wilayah AS.

2.Muslim AS didominasi orang tua

Faktanya tidak demikian. Lebih dari setengah jumlah populasi Muslim AS merupakan generasi milenial. Jumlah Muslim milenial telah itu bahkan mengisi 32 persen total populasi orang dewasa di AS.

3.Muslim AS tidak cinta tanah airnya

Hal ini tidak benar. Faktanya, menurut penelitian dari Pew Research Center, 9 dari 10 Muslim AS mengonfirmasi bahwa dirinya bangga sebagai warga AS dan mencintai negaranya.

4.Islamofobia hanya dibuat-buat, Muslim AS tak pernah alami diskriminasi

Tentu saja mitos ini tidak berdasar. Faktanya, kasus-kasus Islamofobia di AS telah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada 2016 lalu menurut sebuah penelitian, sebanyak 38 persen anak-anak Muslim AS mengalami perlakuan tidak baik di sekolah, sedangkan dari kelompok anak-anak Yahudi sebanyak 27 persen.

5.Muslim AS rata-rata orang arab atau asia

Ini pun merupakan mitos yang tidak benar. Faktanya, Muslim AS secara ras lebih beragam. Menurut penelitian ISPU-AMP tahun 2017, 25 persen Muslim AS adalah kulit hitam, 24 persen kulit putih, sedangkan Arab dan Asia sama-sama mendapat porsi 18 persen, 7 persennya ras campuran, dan 5 persennya lagi adalah Hispanik. []

Sumber : Islampos.

Kasus E-KTP, Muhammadiyah Pertanyakan Lolosnya Ganjar Pranowo

Kasus E-KTP, Muhammadiyah Pertanyakan Lolosnya Ganjar Pranowo


10Berita , Jakarta- Komunitas Anak Muhammadiyah (KAM) menilai penegakan hukum bagi kasus korupsi hancur. Menurut koordinator KAM, Amirullah Hidayat, hal itu dibuktikan dengan Ganjar Pranowo cs yang aman dalam kasus e-KTP.

“Melihat Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi dalam pemenangan korupsi e-KTP tidak dilakukan secara profesional dan objektif hal ini dapat dibuktikan dengan belum ditetapkannya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menkumham Yasona Laoly, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey sebagai tersangka oleh KPK, menunjukan hancurnya penegakan hukum dalam pemerintahan Jokowi saat ini,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kiblat.net pada Jumat (29/12/2017).

Biasanya, kata dia, yang dilakukan KPK bila ada nama seseorang keluar dari persidangan kasus korupsi, maka KPK pasti langsung kejar keterlibatan nama tersebut. Sebab itu mengindikasikan kuat seseorang teelibat korupsi.

“Tetapi dalam Ganjar Pranowo Cs tidak seperti kebiasaan KPK selama ini. Maka kita menilai kondisi ini karena ketiganya berasal dari partai PDIP, yaitu Partai utama yang mengantar Joko Widodo menjadi Presiden, dan penilaian seperti ini pasti menjadi penilaian seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya

Hidayat juga menegaskan bahwa dirinya adalah mantan relawan Jokowi. Maka, ia menegaskan bahwa sudah menjadi tanggung jawabnya untuk mengawal janji politik Jokowi.

“Saya selaku mantan relawan Jokowi yang terlibat dalam memenangkan beliau dalam Pilpres yang lalu, mempunyai tanggung jawab moral bagaimana Presiden Jokowi tidak mengkhianati Nawa Cita. Karena itu janji kampanye beliau yang kita yakinkan kepada rakyat,” tuturnya.

“Dan salah satu isi dari sembilan janji Nawa Cita adalah menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya,” tukasnya.

Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: Syafi’i Iskandar

Sumber : Kiblat.

Dukung Al-Quds dan Palestina Berdaulat, Korut Minta Hak Veto AS Dilucuti

Dukung Al-Quds dan Palestina Berdaulat, Korut Minta Hak Veto AS Dilucuti

Perwakilan AS di PBB. (aljazeera.net)

10Berita – New York. Korea Utara (Korut) mengecam keras keputusan Presiden Amerikat Serikat (AS) yang mengakui Al-Quds sebagai ibukota entitas zionis, Israel. Selain itu, Pyongyang juga mendesak agar hak veto yang dimiliki Washington dilucuti. Seperti diketahui, keputusan Trump itu mendapatkan respon keras dari dunia internasional, dan berujung pada tuntutan agar sistem di PBB direformasi.

Menurut laman Newsweek asal AS, Pyongyang mengutuk keras intervensi Washington di Timur Tengah. Melalui salah satu surat kabar di sana, Pyongyang juga menyoroti secara khusus putusan Trump yang menimbulkan kemarahan luas. Bahkan pihak Korut juga mengklaim sebagai bagian dari pendukung berdirinya negara Palestina berdaulat.

“Amerika Serikat secara brutal melecehkan perdamaian dan membuka pintu perang yang menghancurkan Timur Tengah. Dengan begitu, mereka tidak layak berbicara mengenai perdamaian dan keamanan internasional,” tulis surat kabar Korut, Rodong Sinmun, seperti dilansir Aljazeera.net, Jumat (29/12/2017).

Surat kabar itu menambahkan, “Washington berusaha menyebarkan hegemoninya yang seperti kanker ganas kepada PBB dan dunia. Imperealisme jahat itu (Washington), tidak akan mampu terhindar dari isolasi dan disosiasi.”

Menurut Newsweek, DK PBB yang tak berdaya dihadapan kehendak AS telah banyak mengambil keputusan melawan Korut atas proyek nuklirnya. Hal ini yang dikecam keras oleh surat kabar Korut itu. Disebutkan, “Saat ini waktunya bagi PBB untuk menyadari pentingya reformasi di tubuh DK setelah selalu kalah di hadapan kesewenangan satu anggota (melalui hak veto-nya, red).”

Kecaman terhadap PBB rupanya juga datang dari Trump sendiri. Hal ini tampak setelah 128 negara menyatakan penolakan terhadap putusannya di sidang darurat Majelis Umum beberpa waktu lalu. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera