OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 16 Februari 2018

Pesan Cendikiawan: Ruh Masjid harus semakin Aktif Beri Pengaruh ke Pasar Politik dan Ekonomi

Pesan Cendikiawan: Ruh Masjid harus semakin Aktif Beri Pengaruh ke Pasar Politik dan Ekonomi


10Berita, JAKARTA - Ada pesan nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam soal kondisi saat ini, di mana dalam memilih pemimpin masyarakat muslim nampak tidak lagi memperhatikan jejak rekam sang calonnya. Nabi dalam pesannya ini seperti ingin mengingatkan bahwa kondisi tersebut dapat diatasi jika umat Islam jika saja masjid dijadikan tempat terbaik sebagai salah satu proses untuk membangun ruh perubahan peradaban.

“Ruh masjid itu harus makin aktif memberi pengaruh kepada pasar politik maupun kepada pasar ekonomi. Hadits nabi mengatakan: ‘Sebaik-baik tempat adalah masjid. Seburuk-buruk tempat adalah pasar.’ Sekarang pasar itu apa? Bukan hanya ekonomi tapi juga politik,” ucap Jimly Asshiddiqie, Rabu (14/02/2018), di Jakarta.


Menurutnya, semua yang terkait dengan “pasar” tersebut kini sudah nampak dijadikan komuditi tersendiri untuk meraih jabatan tertentu. “Semua jabatan sudah dijadikan komuditas di Pilkada. Mulai dari Presiden hingga Kepala Desa.

Apa pernah saudara mengikuti kampanye pemilihan Kepala Desa serentak? Saya beberapa kali. Sama saja seperti Pilkada. Maka tiba-tiba semua jabatan diperebutkan. Terjadilah itu pasar jabatan,” ia menambahkan.

Jimly memberikan resep untuk, misalnya sebagai salah satu jalan agar kejar jabatan tidak ingkar terhadap moralitas dari diri. “Tugas kita sekarang bagaimana masjid, bagaimana keulamaan, kecendikiwanan sebagai ideas, bukan sebagai orang tapi sebagai nilai itu memberi bimbingan moral  intelektual bagi perkembangan pasar politik dan pasar ekonomi.

Itulah sebabnya konsolidasi masjid-masjid kita, para ulama kita, mari kita bersatu tampillah bagi rahmat semua. Jangan mudah bertengkar gara-gara medsos (media sosial). Jangan hanya bersikap gara-gara berita medsos yang tidak jelas,” tutupnya mengingatkan. (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Walau Banyak Iblis Bertengger di Medsos, Tokoh Ini Urungkan Marah & Lebih Pilih Menikmatinya

Walau Banyak Iblis Bertengger di Medsos, Tokoh Ini Urungkan Marah & Lebih Pilih Menikmatinya


10Berita, JAKARTA - Kita dihimbau mesti hari-hati di zaman sekarang yang serba distruktif. Jika tidak maka kacau semuanya. “Saya kalau mau mengikuti rasa marah, yang menghina nabi Muhammad sampai ke saya itu banyak sekali. Menghina Islam itu banyak sekali. Tapi kalau kita harus marah, langsung bereaksi tapi kita juga tidak tahu di sana itu sama menerima informasi itu,” pesan Jimly Asshiddiqie, Rabu (14/02/2018), di Jakarta.  Hal tersebut ia sampaikan di kala kita harus membenci hanya gara-gara medsos, maka menurutnya itu adalah sikap salah.

“Sama, kita tidak boleh juga mencintai orang gara-gara medsos. Sebab medsos ini tidak jelas. Semua orang bisa menyembunyikan identitas yang seenaknya dengan kalimat pendek. Kita tidak tahu apakah yang menulis ini malaikat, atau setan. Bisa saja itu malaikat, menguji kita,” selorohnya.


Ia menghimbau juga akan alangkah baiknya jika menikmati hidup ini dengan melihat di medsos itu banyak malaikat, di samping banyak pula setannya. Banyak iblisnya.

“Jadi kita lebih mengawal kerukunan kebangsaan kita. Yang penting memberi nilai-nilai substansial, ide tentang keadilan, ide kejujuran dalam sistem pasar politik dan pasar ekonomi yang tidak terkendali saat ini. Maka itulah butuh kepemimpinan masjid,” tutupnya harap. (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Teladan Dalam Tawadhu Dan Memuliakan Ulama

Teladan Dalam Tawadhu Dan Memuliakan Ulama

10Berita, © Imam Asy-Sya’bi berkata, “Suatu saat Zaid bin Tsabit radhiallahu anhu (sahabat senior, ulama dan penghafal Al-Quran) melakukan shalat jenazah. Setelah selesai, dibawakan kepadanya keledai untuk dia kendarai. Maka datanglah Ibnu Abas untuk memegang tempat pijakan kakinya. Zaid berkata, “Biarkanlah wahai anak paman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.” Ibnu Abbas berkata, هكذا نفعل بالعلماء “Demikianlah (yang seharusnya) kami lakukan terhadap ulama.” Maka Zaid bin Tsabit segera mencium tangan Ibnu Abas seraya berkata, هكذا أمرنا أن نفعل بأهل بيت نبينا “Demikianlah kami diperintahkan untuk bersikap terhadap ahlul bait (keluarga) Nabi kami.” (Tarikh Dimasyq, Ibnu Asakir, 19/326) ® Muhamad bin Abi Bisyr mendatangi Imam Ahmad untuk bertanya suatu masalah. Maka beliau berkata, “Datanglah kepada Abu Ubaid, yaitu Al-Qasim bin Sallam, karena dia memiliki penjelasan yang tidak dapat kamu dengarkan dari selain dia." Maka dia mendatanginya dan ternyata mendapatkan jawaban yang jelas dari beliau. Lalu dia memberitahu bahwa Imam Ahmad yang menyuruhnya bertanya kepadanya seraya memujinya. Maka dia (Abu Ubaid) berkata, “Beliau merupakan pembela Allah. Allah perlihatkan kebaikannya di tengah masyarakat, walapun dia menyembunyikannya, lalu Allah jadikan simpanan untuknya meraih kemuliaan. Tidakkah engkau lihat beliau menjadi orang yang dicintai masyarkat? Kedua mata saya belum pernah melihat seseorang di Irak yang berkumpul sifat-sifat yang ada padanya; Santun, berilmu dan paham.” (Siyar A’lam Nubala, 11/201) © Saat putera Imam Ahmad wafat, Ibrahim Al-Harbi, seorang ulama besar mendatangi bertakziah dan menemui Abdullah bin Ahmad bin Hambal, putera Imam Ahmad ini juga merupakan ulama besar. Saat melihat kedatangan Ibrahim Al-Harbi, Abdullah bin Ahmad segera berdiri menyambutnya. Maka berkatalah Ibrahim Al-Harbi, “Kamu berdiri untukku?” Abdullah bin Ahmad berkata, والله لو رآك أبي لقام إليك “Demi Allah, seandainya bapakku melihatmu, diapun akan bediri untuk menyambutmu.” Lalu Ibrahim Al-Harbi berkata, والله لو رأى ابن عيينة أباك لقام إليه “Wallahi, seandainya Ibnu Uyaynah melihat bapakmu, niscaya diapun akan berdiri untuk menyambutnya.” ▪Ibnu Uyaynah adalah ulama besar yang hidup sebelum masa Imam Ahmad. (Manaqib Imam Ahmad, hal. 202) ® Imam Bukhari berkisah, "Saat aku ke negeri Bashrah (irak), lalu dia menghadiri majelis seorang ulama di sana yang bernama Bundaar. Saat melihatnya, ulama tersebut bertanya (dia belum mengenali wajah Imam Bukhari), “Saudara dari mana?” Beliau menjawab, “Dari Bukhara.” (Bukhara adalah negeri tempat Imam Bukhari tinggal yang dari situlah namanya lebih dikenal). Maka sang ulama tadi berkata, “Mengapa engkau tidak datangi majelis Abu Abdillah (kunyah Imam Bukhari).” Imam Bukhari diam saja. Lalu orang-orang di situ yang mengenali Imam Bukhari berkata, “Beliaulah Abu Abdillah.” Maka sang ulama tadi berkata, “Selamat datang wahai orang yang selama ini bertahun-tahun aku kagumi.” Sambil beliau mengambil tangannya lalu memeluknya. (Tarikh Baghdad, 2/17) Wallahu A'lam

Sumber : Majelis Iman Islam

'Penganiayaan Tokoh Agama Perlu Dapat Perhatian Serius'

'Penganiayaan Tokoh Agama Perlu Dapat Perhatian Serius'

Masyarakat diminta tak berasumsi

10Berita , JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Pesantren Indonesia menilai fenomena penganiayaan yang dilakukan oleh orang gila terhadap tokoh-tokoh agama perlu mendapat perhatian serius. Sehingga masalah tersebut tidak menimbulkan kecurigaan publik.

Wakil Ketua Umum DPP Ikatan Pesantren Indonesia KH Ahmad Imron menghimbau masyarakat agar tidak berasumsi dan kasus tersebut perlu ditangani secara komprehensif.

"Kita serahkan ke penegak hukum untuk menyelidiki semua kejadian ini dan saya harap agar masyarakat tidak mudah terpancing. Lakukan koordinasi dengan pihak terkait jika ada gelagat tidak baik," tuturnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika di Jakarta, Kamis (15/2).

Ia berharap agar semua pihak tidak saling tuduh menuduh terkait fenomena ini, berikan kedamaian dan kenyamanan dalam memberikan pemahaman terhadap masyarakat sehingga masyarakat aman dan tentram.

"Semua tokoh agama baik dari Islam, Kristin, Hindu dan Budha mari jaga kedamaian di antara kita, jangan saling kecam-mengecam kita satu bangsa, satu negara dan satu tujuan, mari kita sebarkan kedamaian sesama manusia Indonesia demi menuju ke arah yang lebih baik," katanya.

Sumber : Republika.co.id

Tak terciptanya Keadilan pada Pemuka Agama

Tak terciptanya Keadilan pada Pemuka Agama

Ketidakadilan sengaja diciptakan untuk membuat umat Islam sakit hati dan marah.

10Berita ,  JAKARTA -- Ustaz Fadlan Garamatan menyebut kekerasan terhadap pemuka agama bukan hal baru di Indonesia. Menurut dia, hal serupa pernah dilakukan oleh komunis di Indonesia.

Ia beranggapan, yang menjadi permasalahan kekerasan terhadap pemuka agama, yakni tak terciptanya keadilan. "Sekarang ini terulang lagi. Yang jadi persoalan, tak terciptanya keadilan," kata dia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ia menilai tak adanya keadilan yang merata, sengaja diciptakan untuk membuat umat Islam sakit hati dan marah. Ia mencontohkan, saat ada ulama dibunuh, tak ada aparat penegak hukum yang dibayar negara, mengambil sikap menjaga warga negara yang berprofesi sebagai ulama.

Padahal, Uztaz Fadlan mengingatkan, tugas negara adalah menciptakan ketertiban umum pada siapa saja tanpa memandang status sosial. Ia beranggapan kondisi tersebut sengaja diciptakan, justru untuk membuat umat ketakutan.

"Karena di politik ini, sehingga ini bagimana cara mengalihkan perhatian sehingga umat merasa ketakutan," tutur dia.

Ia mengingatkan sebagai orang Indonesia, maka semua orang harus menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pun pada aparat penegak hukum, mereka harus menunjukkan fungsinya agar warga merasa terlindungi di negaranya sendiri.

"Kalau tidak, umat akan mengambil sikap sendiri pada ketidakpercayaan akibat ketidakadilan itu," ujar dia.

Ustaz Fadlan menegaskan menciptakan keamanan dan keadilan bertujuan memberi semangat menjaga dan menata bangsa Indonesia dengan kekurangan yang sudah terjadi.

"Jangan terulang lagi. Ini yang perlu dijaga oleh kita. Apa yang sudah terjadi, mari jadi pelajaran," kata dia.

Sumber :Republika.co.id 

Bawaslu tak Perlu Buat Materi Dakwah dan Ceramah

Bawaslu tak Perlu Buat Materi Dakwah dan Ceramah

Bawaslu enggak pantas mengurusi khotbah dan ceramah

10Berita , JAKARTA -- Ustaz Fadlan Gamaratan menilai Badan pengawas Pemilu (Bawaslu) tak perlu membuat materi dakwah dan ceramah bagi pemuka agama. "Nggak usahlah (membuat materi dakwah dan ceramah), mengawasi pemilu saja nggak benar, ini mau ngawasi kutbah," kata dia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ustaz Fadlan menegaskan Bawaslu memiliki tugas mengawasi pemilu dengan benar. Sehingga, menurut dia, Bawaslu tak memiliki kepentingan mengurusi materi dakwah dan ceramah.

Sebab, Ustaz Fadlan mengatakan Islam sudah mengatur kehidupan politik, ekonomi, dan peradaban di dalam Alquran. Ia menegaskan, Islam memiliki panduan cara hidup yang benar sesuai ajaran agama.

"Nggak perlu Bawaslu, nggak pantas mengurusi itu. Bawaslu tugasnya urusi kecurangan pemilu. (Khotbah dan ceramah) itu urusan MUI," tutur dia.

Dengan demikian, Ustaz Fadlan mengatakan, materi dakwah dan ceramah buatan Bawaslu tak penting untuk diikuti. Ia mengatakan, Islam tak bisa memisahkan agama dan politik. Sebab, politik bicara tentang Islam yang menjadi bagian dari keadaan umat.

Sumber : Republika.co.id

Jejak Sejarah Islam di Negeri Pizza

Jejak Sejarah Islam di Negeri Pizza

Kehadiran Muslim telah ada sejak 872 M saat penaklukan pertama di Mazara hingga 1300.

10Berita , JAKARTA — Sejarah Islam di Italia diawali pada abad kesembilan saat Sisilia ditaklukkan penguasa Islam. Kehadiran Muslim telah ada sejak 872 M saat penaklukan pertama di Mazara hingga 1300 M. Sejak saat itu hingga 1970-an, Islam bisa dibilang absen di Italia.

Pulau Pantelleria yang berada antara ujung barat Sisilia dan Afrika Utara ditaklukkan bangsa Arab pada 700 M. Sebelumnya, bangsa Arab telah menguasai wilayah Sisilia yang dikuasai Romawi pada 652 M, 667 M, dan 720 M.

Hakim dari Sisilia yang memberontak terhadap Kekaisaran Bizantium meminta bantuan Muslim. Hakim Aghlabid dari Ifriqiyah mengirim Arab, Berber, dan Andalusia untuk menaklukkan Sisilia pada 827 M, 830 M, dan 875 M. Pasukan tersebut dipimpin, antara lain, oleh Asad ibn al-Furat.

Palermo jatuh ke tangan Muslim pada 831 M, diikuti Messina pada 843 M, dan Syracuse pada 878 M. Pada 902 M, Aghlabid sendiri yang memimpin pasukan merebut Taormina. Reggio Calabria jatuh pada 918 M dan Rometta pada 964 M.

Di bawah kepemimpinan Muslim, sektor agrikultural maju pesat dan berorientasi ekspor. Seni dan kerajinan berkembang di kota-kota. Palermo sebagai ibu kota kaum Muslim saat itu memiliki 300 ribu penduduk. Jumlah tersebut melebihi jumlah seluruh penduduk di Jerman.

Penduduk setempat yang ditaklukkan Muslim sebagian besar beragama Katolik di Sisilia barat. Di bagian timur pulau itu ada juga sejumlah besar orang Yahudi. Mereka diberikan kebebasan menganut agama mereka dengan sejumlah pembatasan.

Mereka diharuskan membayar jizyah atau pajak pendapatan dan kharaj atau pajak tanah. Mereka tidak harus membayar zakat. Jizyah dibayarkan sebagai tanda tunduk pada kekuasaan Islam. Sebagai gantinya, penduduk dilindungi dari agresi asing dan internal.

Mereka bisa menghindari status ini. Caranya, dengan memeluk Islam. Sebagian besar warga Sisilia akhirnya banyak yang memeluk Islam. Hingga pertengahan abad ke-11, Muslim menjadi mayoritas di Sisilia.

Sumber : Republika.co.id

5 Manfaat Mengonsumsi Jus Lidah Buaya Setiap Hari

5 Manfaat Mengonsumsi Jus Lidah Buaya Setiap Hari


10Berita,Tahukah bahwa dengan meminum jus lidah buaya, sama dengan merawat kesehatan jantung juga memberi tubuh hidrasi ekstra?

Sebenarnya meminum jus lidah buaya telah menjadi tren, tapi sudahkah Sahabat Ummi mencobanya? Dan apakah alasan mengonsumsinya? Karena sudah tahu berbagai macam manfaatnya atau hanya mengikuti tren semata? Apapun itu, sudah seharusnya kita tahu bahwa hal itu memang sangat bermanfaat.Mungkin banyak yang sudah tahu bahwa lidah buaya kaya akan vitamin, mudah diserap karbohidrat, antioksidan, mineral, enzim dan asam amino yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh.Lidah buaya juga memiliki rasa netral sehingga tidak masalah jika ingin mengombinasikannya dengan apapun yang diinginkan. Untuk dapat menikmati atau mencoba jus lidah buaya, bisa memilih antara membeli atau membuatnya sendiri. Sebab sudah banyak di pasaran jus lidah buaya tersebut. Tapi sebaiknya sih lakukan yang kedua untuk memastikan bahwa itu benar-benar alami. 

Lagian nggak susah kok bikinnya. Tinggal kita kupas kulitnya, nanti akan menemukan gel bening di dalamnya. Gel itu adalah salah satu yang harus diekstrak dan simpan di botol kaca untuk didinginkan atau dikonsumsi langsung. 

Terus, apa sih manfaat dari mengonsumsi lidah buaya? Berikut penjelasannya:

1. Memperbaiki gangguan pencernaan
Jus lidah buaya meningkatkan dan memperkuat fungsi sistem pencernaan yang menjamin kesehatan umum yang baik. Lidah buaya memiliki efek anti-inflamasi dan pencahar karena mampu membersihkan dan memperbaiki saluran pencernaan, mengatur kinerja hati, mengurangi iritasi pada perut, mengurangi gangguan pada usus, mengatasi sembelit, dan lainnya.2. Menghidrasi
Manfaat lain dari lidah buaya berkaitan dengan kandungan airnya yang tinggi. Hal ini sempurna untuk mencegah atau mengobati masalah dehidrasi pada tubuh.Kita perlu mengingat bahwa tetap terhidrasi membantu tubuh mendetoksifikasi dengan membersihkan kotoran tanpa risiko terhadap kesehatan. Organ yang paling diuntungkan dari hal ini adalah ginjal dan hati, karena mereka bertanggungjawab untuk mendetoksifikasi darah dan menghasilkan urine.Bagi yang memiliki rutinitas berlebihan,sebaiknya mengonsumsi jus lidah buaya setelah berolahraga. Sebab tubuh membutuhkan lebih banyak cairan untuk melepaskan asam laktat yang telah terakumulasi. Caranya bisa dengan mencoba menambahkan dua sendok makan jus lidah buaya ke botol air dan pastikan meminumnya disela-sela beraktivitas tersebut dan satu jam setelahnya.3. Mengatasi sembelit
Apakah Sahabat Ummi memiliki masalah sembelit? Saat sedang sembelit akan terasa tidak nyaman karena membuat tubuh seolah lebih berat dan perut terlihat besar dari seharusnya. Salah satu manfaat mengonsumsi jus lidah buaya adalah meningkatkan kadar air usus sehingga usus mampu bekerja dengan baik.Oya, sebaiknya hindari terlalu banyak makanan olahan dan lemak untuk beberapa waktu. Sangat penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat, buah dan sayuran agar sembelit tidak terus terjadi.4. Menyehatkan kulit
Organ tubuh yang akan merasakan manfaat langsung menggunakan jus lidah buaya tentunya adalah kulit. Hidrasi yang diberikan oleh lidah buaya mampu mengurangi kemunculan dan frekuensi jerawat. Lidah buaya juga dapat membantu mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh psoriasis dan dermatitis, dua kondisi yang cenderung menimbulkan rasa gatal. Jadi jika Sahabat Ummi memiliki masalah kulit, coba oleskan gel lidah buaya tersebut ke kulit yang bermasalah.Lidah buaya juga memberi antioksidan dan vitamin yang bermanfaat melindungi kulit dari efek sinar UV dan keriput. Makanya nih, sebaiknya selain meminum jus lidah buaya, gunakan juga sedikit krim untuk melembabkan kulit. Dengan cara ini Anda akan melawan masalah kulit dari dalam dan luar.

5. Memperbaiki kesehatan jantung

Minum jus lidah buaya juga mampu melancarkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan jantung lho. Karena dapat menurunkan kadar lemak, kolesterol tinggi pun menjadi lebih mudah dikendalikan. 

Jadi tidak hanya mengurangi risiko menghalangi arteri yang disebabkan oleh pembekuan darah, tetapi juga timbunan lemak.

 Bagi penderita diabetes, menjaga kolesterol pada tingkat optimal akan memudahkan perawatannya.Selain lima manfaat di atas, jus lidah buaya juga meminimalkan kadar glukosa darah, sesuatu yang harus diperhatikan untuk menghindari komplikasi parah.

Jadi, setelah tahu berbagai macam manfaatnya, masih ragu untuk mengonsumsi jus lidah buaya?

Sumber :Ummi Online

Ternyata Inilah Penyebab Konflik dalam Rumah Tangga

Ternyata Inilah Penyebab Konflik dalam Rumah Tangga


10Berita, Setiap rumah tangga pasti memiliki masalah masing-masing, ada kalanya pasutri mengalami konflik yang tak bisa dielakkan. Tahukah apa sebenarnya penyebab konflik dalam rumah tangga? Jangan kaget baca penjelasan berikut ini...

Dalam perspektif spiritual, Cahyadi Takariawan, konsultan pernikahan Jogja Family Center, berpandangan bahwa konflik bisa dipersepsi sebagai hukuman dari Allah atas dosa yang kita lakukan, atau bisa juga ia adalah sebuah ujian.

“Konflik menjadi hukuman bisa pasutri—atau salah satu pihak—sering melakukan dosa. Sebagaimana pesan Umar bin Abdul Aziz, “Musibah turun disebabkan dosa dan musibah diangkat dengan sebab taubat,” (Majmu’ Fatawa, 8/163).

Kedua, konflik itu bisa jadi sebuah cara Allah untuk menguji pasangan suami istri yang beriman sehingga dosa-dosa mereka dihapuskan oleh Allah.

Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam bersabda, “Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap Muslim, baik rasa lelah, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya,” (HR Bukhari).

Demikianlah Sahabat Ummi, semoga bisa menyadarkan kita dari 'kesombongan' diri yang mengabaikan sisi spritual ini ketika menghadapi konflik rumah tangga.

Sumber : Ummi Online 

Kamis, 15 Februari 2018

Eks Ketua DKPP: Pengajian Politik di Masjid Tak Apa-apa

Eks Ketua DKPP: Pengajian Politik di Masjid Tak Apa-apa

"Jadi masjid itu pusat peradaban umat Islam,” ujar Jimly.



Muzakarah para tokoh soal cagub/cawagub DKI Jakarta 2017 gelaran CSIL di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (11/08/2016).

10Berita – Membicarakan politik di masjid masih dianggap tabu oleh sejumlah kalangan, termasuk sebagian umat Islam sendiri.

Bagaimana pandangan mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Prof Jimly Asshiddiqie?

Menurutnya, pengajian politik di masjid tidak apa-apa selama tidak kampanye politik praktis. Maksudnya tidak membujuk orang untuk memilih calon tertentu, pasangan calon tertentu, dan partai tertentu.

Yang dilarang undang-undang, kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini, berkampanye di tempat ibadah, fasilitas pemerintahan, dan fasilitas pendidikan.

“Itu ancamannya pidana,” kata dia mengingatkan seusai kajian “Umat Islam dalam Spektrum Politik” di aula A.H. Nasution Masjid Cut Meutia, Jakarta, Rabu (14/02/2018).

“Nah kalau dia mendiskusikan (politik) secara ilmiah ya ndak apa-apa,” ucap Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) ini.

Syukur-syukur, kata dia, arah pengajian politiknya kepada politik kebangsaan, politik yang mempersatukan dan tidak memecah belah.


Begitu juga diskusi soal ekonomi di masjid. Menurutnya itu bagus sekali.

“Sebab Rasulullah dulu pernah juga rapat (di masjid) mendiskusikan bagaimana membangun pasar di Madinah di Quba. Jadi bukan hanya ngomongin shalat lima waktu, doa. Jadi masjid itu pusat peradaban umat Islam,” tuturnya.* Andi

Sumber : Hidayatullah.com