OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 01 Maret 2018

FPI: Umrohnya punya niat "nyinyir" HRS, Malah berbalik mendapat kecaman Arab Saudi

FPI: Umrohnya punya niat "nyinyir" HRS, Malah berbalik mendapat kecaman Arab Saudi


10Berita,  Umroh 999 Banser Ansor menjadi sorotan luas lantaran saat melalukan ibadah sa'i mereka sambil menyanyikan lagu Ya Lal Wathan.

Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyayangkan perilaku jamaah umrah yang bertindak tak pantas saat melakukan ibadah Sa'i dengan menyanyi ini.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga menyampaikan protes kepada Dubes RI di Saudi dan mengingatkan agar kejadian sa'i sambil nyanyi tidak terulang lagi.

"Aksi di Mas'a (tempat Sa'i) tersebut berpotensi untuk mengganggu hubungan diplomatik Indonesia - Arab Saudi," kata Dubes Agus Maftuh Abegebriel melalui keterangan tertulisnya, Selasa (27/2/2018).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga turut bersuara mengingatkan agar ibadah umroh terutama saat sa'i semestinya dilakukan dengan khusyu, rendah hati, dan ikhlas.

"Sangat disunahkan kepada jamaah dalam melaksanakan setiap rukun umrah misalnya thawaf dan sa'i itu harus dengan khusyuk, rendah hati dan ikhlas hanya mengharap ridho Allah SWT bukan untuk kepentingan lainnya," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi, Rabu (28/2).

FPI melalui akun twitternya mengungkap niat umroh yang awalnya ingin mempermalukan Habib Rizieq Syihab malah berbalik menjadi bencana bagi mereka.

"Umrohnya, punya niat "nyinyir" HRS. Mau bikin malu HRS. Konon katanya, dan selalu konon mau bikin bangga Indonesia dengan bernyanyi di Mekkah. Malah mendapat kecaman dari Arab Saudi, begitupun dari dalam Negeri. Dan itu Fatal! Amat sangat sangat Fatal!!" ungkap FPI melalui akun twitternya @DPP_LPI, Rabu (28/2).

Pernyataan FPI ini mengomentari status twitter Ketua Umum GP Ansor saat hendak umroh yang akhirnya berujung dengan teguran Saudi dan kecaman di dalam negeri.

"Jika hari ini bersama sahabat2 Banser kami berangkat umroh, bukan karena menghindari yg konon —selalu konon 😀— mau mudik lho.. Ini kebetulan saja. Bedanya, kami beneran berniat dan berangkat beneran ke tanah suci, sementara yg lain...entahlah..," kata Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas‏ di akun twitternya pada 21 Februari 2018.

Jika hari ini bersama sahabat2 Banser kami berangkat umroh, bukan karena menghindari yg konon —selalu konon 😀— mau mudik lho.. Ini kebetulan saja. Bedanya, kami beneran berniat dan berangkat beneran ke tanah suci, sementara yg lain...entahlah.. pic.twitter.com/FybhQ450VR

— yaqut cholil qoumas (@GPAnsor_Satu) 21 Februari 2018


Umrohnya, punya niat "nyinyir" HRS. Mau bikin malu HRS.
Konon katanya, dan selalu konon mau bikin bangga Indonesia dgn bernyanyi di Mekkah. Malah mendapat kecaman dari Arab Saudi, begitupun dari dalam Negeri.
Dan itu Fatal! Amat sangat sangat Fatal!! https://t.co/JoAbYzuZbF

— Laskar Pembela Islam (@DPP_LPI) 28 Februari 2018


Selalu Allah SWT membalikan keadaan siapapun yg berniat menghina Habib. Kehinaan berbalik ke mereka. Seharusnya mereka sadar.

— #AlQudsIbukotaPalestina.☝ (@suhartocpb1) 1 Maret 2018


Brangkatnya aja udh niat gak baik... akhirnya hal buruklah yang didapat... 😂😂😂😂😂

— #Smoke will lift, mirror will crack (@jibotu) 1 Maret 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

Felix Siauw Khawatirkan Maraknya Penangkapan Dengan label ”Muslim Cyber Army” Bertujuan Untuk Melemahkan Dakwah

Felix Siauw Khawatirkan Maraknya Penangkapan Dengan label ”Muslim Cyber Army” Bertujuan Untuk Melemahkan Dakwah


10Berita, Penangkapan anggota dengan label Muslim Cyber Army (MCA) menjadi sorotan publik setelah media- media nasional secara serentak memberitakan.

hal ini pun mendapat tanggapan dari salah satu ustad kondang felix siauw.

Ia menanggapi dalam tulisannya melalui akun facebooknya bahwa diduga timbul rasa khawatir terhadap maraknya penangkapan dengan label "Muslim Cyber Army".

"Khawatirnya, penangkapan aktivis sosial media, dan melabeli mereka sebagai "Muslim Cyber Army", adalah bertujuan untuk melemahkan dakwah dan syiar Islam

Bagi saya, "Muslim Cyber Army" itu reaksi spontan Muslim yang peduli agamanya saat terjadi penistaan agama, mereka yang ikhlas untuk membela agamanya, insyaAllah" tulis felix dalam akunnya.

Berikut petikan lengkap tulisannya.

Quis custodiet ipsos custodes?

Siapa yang akan mengawasi sang pengawas? Andai penegak hukum yang bermasalah, maka kepada siapa kita mengadu? Siapa yang akan menegakkan hukum secara adil?

Karena ini yang kita lihat akhir-akhir ini, dimana badan siber kepolisian sangat sibuk menciduk aktivis-aktivis sosial media yang dianggap menyebar kebencian dan hoax

Semua setuju bila kita tidak boleh menyebarkan kebencian, dan semua juga sepakat bahwa hoax itu berita bohong dan juga menyesatkan, Islam juga tak membolehkannya

Hanya saja indikasi "menyebar kebencian" ini yang sekarang seolah diarahkan pada Islam dan kaum Muslim. Misal, ketika kita mengatakan "Selain Muslim itu kafir" ini bisa jadi delik

Problemnya, kita senantiasa dihadapkan pada standar ganda. Apabila yang melecehkan, menghina agama, menyebar hoax dan kebencian dari pendukung penguasa, maka dibiarkan

Contoh lagi, ketika ada pernyataan "Hoax Membangun", atau pernyataan "Selain NU dan Muhammadiyyah merontokkan negara", cukup minta maaf urusannya selesai

Tapi bila berkaitan dengan Muslim, memperingatkan akan kebangkitan komunisme jadi masalah, memuat berita ramai ulama dianiaya orang gila, dianggap menyebar hoax

Tapi media-media lain yang memojokkan Islam, menghina ulama, mengkriminalisasi ustadz, justru dijadikan partner pemerintah dalam suatu helatan acara kreativitas

Apalagi semua senantiasa dikaitkan dengan pilkada, pilpres, menjatuhkan wibawa penguasa. Jadi sangat terlihat bahwa penegak hukum seolah hanya jadi alat kekuasaan

Padahal keadilan dan kebenaran itu tidak ada urusannya dengan pilkada dan pilpres, dia akan disuarakan selama manusia masih merindukan kebaikan

Andai penegak hukum dan standarnya yang bermasalah, siapa yang akan meluruskan? Andai ketidakadilan justru ada pada lembaga penguasa, siapa yang menyadarkannya?

Khawatirnya, penangkapan aktivis sosial media, dan melabeli mereka sebagai "Muslim Cyber Army", adalah bertujuan untuk melemahkan dakwah dan syiar Islam

Bagi saya, "Muslim Cyber Army" itu reaksi spontan Muslim yang peduli agamanya saat terjadi penistaan agama, mereka yang ikhlas untuk membela agamanya, insyaAllah

Sumber : portal-umat.com

  

Jokowi Ajak IMF ke Tanah Abang, Bukti Kinerja Anies-Sandi Diperhitungkan

Jokowi Ajak IMF ke Tanah Abang, Bukti Kinerja Anies-Sandi Diperhitungkan


10Berita, JAKARTA  Suasana yang acapkali dituding oleh lawan politik atau pengamat terkait pasar Tanah Abang nampaknya kini mesti diakui sulit menemui kebenaran. Buktinya, walau disebut semraut, misalnya, pasar yang dikenal dengan grosir terbesar itu dikunjungi oleh Direktur IMF dan Joko Widodo.

“Katanya Tanah Abang semraut di masa Anies-Sandi. Tapi orang besar IMF dibawa ke sana. Orang itu malah memuji pasar Tanah Abang. Yang dapat pujian sebenarnya siapa, sih? Apa bukan Gubernurnya, kah?” kata ustaz Tengku Zulkarnain, di akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (27/2/2018).


Selain itu, politisi dari Gerindra pun angkat suara kala Direktur IMF itu diajak Jokowi ke Tanah Abang. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Jokowi adalah bagian dari promosi kondisi pasar Tanah Abang yang kini tengah dirapikan Gubernur Anies.

“Terima kasih kepada Pak Jokowi yang mempromosikan Tanah Abang, yang telah dirapikan Mas Anies-Bang Sandi binaan Pak Prabowo. Ini pertanda bagus suksesi konstitusional 2019,” kata Habiburokhman, di akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (28/2/2018). (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Di Negeri Ini Ada Yang Ketakutan Dengan Gerakan Sholat Subuh Berjamaah

Di Negeri Ini Ada Yang Ketakutan Dengan Gerakan Sholat Subuh Berjamaah


10Berita -Tudingan yang menyebut gerakan “sholat subuh berjamaah” sebagai upaya politisasi jelang Pilkada 2018, justru mengarah pada upaya memperburuk citra Islam.

Penegasan itu disampaikan pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki (28/02). “Gerakan subuh berjamaah itu baik dan tidak perlu dikaitkan dengan isu politisasi. Kalau ‘pihak sebelah’ menuding politisasi, buat juga gerakan subuh berjamaah,” tegas Ibnu Masduki.

Menurut Ibnu Masduki, gerakan subuh berjamaah justru menguatkan bangsa Indonesia dari keterpurukan. “Indonesia makin bagus dengan adanya gerakan subuh berjamaah,” papar Ibnu Masduki.

Ibnu Masduki menilai, tudingan politisasi shalat subuh berjamaah juga terkait dengan kekhawatiran penguasa menghadapi persaingan Pilkada 2018. “Walaupun penguasa tidak mengungkapkan, tetapi melalui kelompok yang saat ini dekat dengan penguasa,” beber Ibnu Masduki.

Tak hanya itu, Ibnu Masduki mengungkapkan, pendukung penguasa yang justru melakukan politisasi agama dengan menyebarkan foto shalat berjamaah. “Tidak perlu asal menuduh biar rakyat yang menilai sendiri terlebih mendekati Pemilu dan Pilpres,” pungkas Ibnu Masduki.

Sebelumnya, Ketua Forum Silaturahmi Bangsa (FSB) Jawa Barat, Muhidin, mengatakan ada gerakan salat subuh berjamaah yang selanjutnya diisi ceramah keagamaan dengan materi berisi ujaran kebencian demi mendukung salah satu kandidat.

“Kami menolak politik praktis masuk masjid dengan bungkus apa pun. Misalnya salat subuh berjemaah, tapi ujung-ujung dipakai untuk mengajak pilih si A atau si B,” kata Muhidin dalam pengajian kebangsaan bertema ‘Fungsi Masjid Sesuai Syariat Islam” di Masjid Sabilus Salam, Bandung (26/2).(kl/ito)

Sumber : Eramuslim

Kisah Pria Lulusan SD yang Sukses Jadi Miliarder Berkat Ternak Sapi

Kisah Pria Lulusan SD yang Sukses Jadi Miliarder Berkat Ternak Sapi


10Berita, Apa yang terlintas di benak Anda jika mendengar orang sukses?. Kebanyakan orang pasti berpikir mereka adalah sosok yang memiliki uang banyak, kehidupan mewah serta berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi. Tapi ternyata, hal itu tidaklah selamanya benar.

Seorang pria asal Malaysia bernama Saipol Azmir Zainuddin membuktikan hal tersebut. Tak seperti miliarder kebanyakan, Saipol hanyalah merupakan lulusan SD. Namun kini ia sukses menjalani bisnis dengan keuntungan hingga lebih dari Rp 1 miliar per bulan.

Saipol bercerita ia memang memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah selepas lulus dari bangku kelas enam SD. Bukan apa-apa, hal ini dilakukan karena ia sudah punya tujuan jelas dalam pikirannya. Ia ingin menjadi seorang peternak sukses.

“Meski saya tidak melanjutkan sekolah seperti halnya teman-teman saya, itu tidak mematahkan semangat saya. Saya selalu bermimpi bisa menjadi peternak sukses,” kata Saipol seperti dilansir dari worldofbuzz.com, Minggu (25/2/2018).

Setelah keluar dari sekolah, Saipol bekerja sebagai pekerja konstruksi. Saat itu ia menerima gaji 750 Ringgit atau Rp 2,7 juta. Namun alih-alih menggunakan gajinya untuk berfoya-foya, Saipol memilih untuk membeli sapi ternak.

Setiap bulan, ia menyisihkan gaji yang ia dapat untuk membeli seekor sapi. Hal itu terus ia lakukan hingga usia 18 tahun.

“Saat usia saya menginjak 18 tahun, saya sudah memiliki 300 ekor sapi. Waktu itulah saya dan ayah saya mengembangbiakkan sapi-sapi tersebut dan menjualnya ke penduduk setempat. Keuntungan yang didapat selalu saya simpan karena saya ingin suatu hari nanti bisa memiliki peternakan sendiri,” ujar Saipol.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Mimpinya untuk bisa memiliki peternakan sendiri akhirnya terwujud saat ia masih berusia 19 tahun.

Hebatnya, meski masih sangat muda Saipol sudah mampu mandiri secara finansial hingga mampu membeli rumah dan mobil sendiri. Untuk memperluas bisnis yang ia miliki, Saipol meminjam dana tambahan dari Koperasi Petani di Malaysia.

Berkat bantuan dana dari koperasi dan pemerintah, Saipol mampu memperluas bisnisnya hingga ke seluruh penjuru negeri. Hanya dalam beberapa tahun beternak, Saipol membeli lahan seluas 0,8 hektare untuk digunakan sebagai peternakan.

Kini, selain fokus beternak sapi, Saipol juga fokus menjaga agar ternaknya tetap dalam kondisi sehat dan bebas penyakit. Di usianya yang menginjak 33 tahun, Saipol sudah memiliki 700 ekor sapi, 150 kambing dan 30 kerbau.

Tahun lalu, Saipol berhasil mengantongi pendapatan 1 juta ringgit atau Rp 3,6 miliar. Ia juga bersedia mengajarkan anak muda yang tertarik mengikuti langkahnya untuk sukses menjadi seorang pebisnis dan peternak.

Sumber: liputan6.com

Penguasa Juga Manusia, Kritik Untuknya Harus Tetap Ada

Penguasa Juga Manusia, Kritik Untuknya Harus Tetap Ada



Oleh: Wity Ummu Khansa

10Berita, Mengkritik penguasa, siap-siap dibungkam. Pasal penghinaan terhadap presiden dan wakil presiden kembali muncul dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi melalui putusan Nomor 013-022/PUU-IV/2006 pernah membatalkan pasal penghinaan presiden dan wakil presiden dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). (kompas.com)

MK menilai Pasal 134, Pasal 136, dan Pasal 137 KUHP bisa menimbulkan ketidakpastian hukum karena tafsirnya yang amat rentan manipulasi.

Berdasarkan pasal 264 draf RKUHP hasil rapat antara pemerintah dan DPR per 10 Januari 2018, seseorang yang menyebarluaskan penghinaan terhadap presiden atau wakil presiden dengan sarana teknologi informasi dapat dipidana penjara paling lama lima tahun.

Pasal penghinaan terhadap presiden ini tak ubahnya pasal karet. Tidak ada batasan yang jelas antara menghina dan mengkritik. Sehingga, bisa saja seseorang yang mengkritik kebijakan presiden dianggap menghina presiden.

Sebagaimana pernah terjadi di era Megawati. Redaktur harian nasional Rakyat Merdeka (RM) pernah dibui karena pasal penghinaan presiden ini. Padahal, ia hanya menyampaikan kritik terhadap kebijakan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri lewat media massa.

Penerapan Pasal 134 KUHP pun pernah menimpa aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Monang Johannes Tambunan. Ucapan Monang dianggap merendahkan nama baik presiden saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika itu Monang memberikan orasi sebagai wujud kekecewaannya dan kawan-kawannya terhadap kinerja program 100 hari SBY yang tidak memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat. (kompas.com)

Pasal penghinaan terhadap presiden dan wakil presiden dapat menjadi tameng agar posisi kepala negara tidak dapat diganggu gugat. Pasal ini pun dapat digunakan untuk menekan berbagai kritikan atas presiden dan wakil presiden. Jika demikian, jelas bahwa kepala negara ingin menjalankan pemerintahan otoriter. Anti kritik.

Manusia tetaplah manusia. Apapun jabatannya. Presiden dan wakil presiden pun tetaplah manusia biasa yang sedang mengemban amanah menjadi pemimpi negara. Mereka bukanlah malaikat yang luput dari kesalahan. Mereka juga bukan nabi yang selalu mengambil keputusan berdasarkan wahyu. Mereka hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa.

Terlebih di dalam sistem kapitalisme-sekuler seperti saat ini. Peluang menetapkan kebijakan dzolim itu terbuka lebar. Tentu saja, karena sekulerisme mengharamkan agama terlibat dalam urusan negara. Sehingga kebijakan yang dibuat tak akan lagi mempertimbangkan hukum syara. Sebagai contoh pengelolaan SDA diserahkan kepada swasta dan asing, LGBT dilindungi, miras dilegalkan, dan lain-lain. Itu semua kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan hukum syara.

...Pasal penghinaan terhadap presiden ini tak ubahnya pasal karet. Tidak ada batasan yang jelas antara menghina dan mengkritik. Sehingga, bisa saja seseorang yang mengkritik kebijakan presiden dianggap menghina presiden...


Dalam Pemerintahan Islam (khilafah), yang menerapkan aturan dari Sang Pemilik Kehidupan sekalipun, tetap dibutuhkan adanya kritikan. Koreksi terhadap jalannya pemerintahan dan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan mutlak dibutuhkan. Agar tidak terjadi kedzaliman. Pemerintahan pun tetap selaras dengan hukum syara.

Umar bin Khathab ketika menjabat sebagai khalifah pernah diprotes oleh seorang wanita karena membatasi mahar sebanyak 400 Dirham. Wanita itu menasihati Umar seraya mengutip firman Allah SWT. QS. an-Nisa (4): 20. Umar pun berkata: "wanita ini benar, dan Umar yang salah." Kemudian beliau meralat keputusannya.

Begitulah, aktivitas mengoreksi penguasa merupakan bagian dari amar makruf nahi mungkar yang bersifat wajib, sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

“Siapa saja diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaknya dia mengubahnya dengan tangannya. Apabila dengan tangan tidak mampu, hendaknya ia mengubah dengan lisannya. Jika ia tidak mampu mengubah dengan lisannya, hendaknya ia mengubahnya dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw telah mendorong kaum Muslim untuk menentang dan mengoreksi penguasa dzalim dan fasiq, walaupun harus menanggung resiko hingga taraf kematian.   

Rasulullah Saw bersabda: “Pemimpin syuhada’ adalah Hamzah, serta laki-laki yang berdiri di hadapan penguasa dzalim, lalu ia menasehati penguasa tersebut, lantas, penguasa itu membunuhnya.” (HR. Hakim dari Jabir).

Begitulah seharusnya. Kritik terhadap penguasa harus tetap ada. Karena bagaimanapun penguasa juga manusia. Tak luput dari salah dan dosa. Wallahu'alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi : Google

Sumber : Voa-islam.com

Ada Mantan Staf Ahok di PSI, Pengamat: Kemarin Ngomong A, sekarang B

Ada Mantan Staf Ahok di PSI, Pengamat: Kemarin Ngomong A, sekarang B



10Berita, JAKARTA - Beredar viral surat jajaran/susunan kepengurusan partai baru yang mendudukan mantan staf Ahok. Dia adalah Sunni Tanuwidjaja. Duduk sebagai sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Nama Sunny pernah booming beberapa waktu lalu saat KPK mencegahnya ke luar negeri lantaran kasus dugaan suap anggota DPRD DKI Jakarta pada pembahasan reklamasi Pantai Utara.

Atas viralnya surat itu, dan kabarnya sudah diakui oleh salah satu elit pengurusnya, PSI malah disebut nampak tidak konsisten perihal dukungannya terhadap pemberantasan korupsi. “Ada Sunny di PSI, partai ini memang mengusung kebaruan, baru kemarin ngomong A sekarang ngomong B.


Nah, sekarang bingung menjelaskan konteks bersih dengan tokoh yang pernah dipanggil KPK. Gak apa-apa yang penting baru, baru bingung!” sindir Hendri Satrio, Rabu (28/2/2018), di akun Twitter pribadi miliknya.

Dalam surat itu, di mana garis besarnya adalah Perubahan Susunan Kepengurusan  Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia, tertulis Ketua Umum Jeffrie Geovanie menempati posisi sebagai Ketua Dewan Pembinan. Sedangkan untuk Sekretarisnya diduduki oleh Sunny.

Dilanjutkan dengan posisi Ketua Mahkamah Partai, Ketum, Sekjen, dan Bendum. Surat itu tertulis terbit 6 Oktober 2017. Dan baru viral Selasa, 27 Februari 2018. (Robi/)

Sumber : voa-islam.com

Kalau Saja Umat Islam Shalat 50 Waktu

Kalau Saja Umat Islam Shalat 50 Waktu


Foto: Aldi/Islampos

10Berita, ANNAS bin Malik megatakan, Rasulullah bersabda: Allah memerintahkan shalat sebanyak 50 waktu sebagai kewajiban atasku dan umatku.” Setelah  menerima perintah (shalat) itu Nabi Saw kembali berpapasan dengan Nabi Musa as seraya berkata: Apa yang diwajibkan oleh Tuhanmu kepada umatmu? Nabi Saw menjawab, “Shalat sebanyak 50 waktu.”

Nabi Musa berkata, “Kembalilah menghadap Tuhanmu, sesungguhnya umatku tidak akan sanggup melaksanakannya.” Maka Nabi Muhammad kembali  dan meminta keringan pada Tuhannya seperti yang disarankan oleh Nabi Musa. Kemudian Allah memberikan keringanan sehingga jumlahnya menjadi separuhnya.

Setelah itu Nabi Saw kembali bertemu Musa as, dan menyarankan agar meminta keringanan pada Tuhannya untuk kedua kalinya. “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya.”

Lalu Nabi Saw lagi-lagi menemui Tuhannya untuk memohon keringanan, dan Allah memberi keringanan menjadi lima waktu. Allah berfirman: “Inilah lima waktu shalat yang wajib, nilainya sama dengan lima puluh waktu dan kalam-Ku tidak dapat berubah lagi.”

Lagi Nabi Saw bertemu Nabi Musa as, dan lagi-lagi Musa meminta Nabi Muhammad saw agar meminta keringanan untuk ketiga kalinya. Tapi kali ini Nabi Saw tidak menemui Tuhannya untuk memohon keringaan yang kesekian kalinya seperti yang disarankan Musa as. Nabi Saw berkata: “Aku sangat malu bertemu Tuhanku.”

Setelah itu Jibril membawa Nabi Muhammad saw ke Sidratul Muntaha yang diselimuti berbagai warna yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Setelah itu, Nabi Saw diizinkan masuk ke dalam surga, di dalamnya ditemukan tembok-tembok kecil yang terbuat dari mutiara dan tanahnya mengeluarkan wangi kesturi.” (HR. Bukhari).

Melihat Penghuni Neraka

Peristiwa Isra Mi’raj terjadi dengan rohani dan jasmani, bukan mimpi dalam tidur. Bagi orang yang beriman, peristiwa ini dialami Rasulullah dalam keadaan sadar dan terjaga. Ketika itu terjadi perdebatan sengit diantara para sahabat, bahkan tak sedkit yang murtad.

Kaum orientalis kemudian melontarkan sejumlah pertanyaan sinis seperti ini:  Kenapa peristiwa Isra’ Miraj terjadi di malam hari, kenapa tidak di siang hari agar bisa dilihat dan diyakini orang? Kalau memang mu’jizat itu terjadi dengan kekuatan Allah, kenapa terjadi dalam semalam, bukan sekejab mata?

Ketika orang lain meragukan dan mengingkari kisa perjalanan ghaib Rasulullah ke Sidratul Muntaha, sahabat Abu Bakar As-Shiddiq lah yang membenarkan kabar tersebut.

Dalam perjalanan mir’ajnya, Rasulullah melewati suatu kaum yang sedang bercocok tanam dan sedang menuai pada hari itu juga. Setiap kali mereka tuai, setiap itu pula tanaman tersebut tumbuh kembali, seperti sebelum menuai. Lalu Rasulullah bertanya kepada Jibril. “Siapa mereka itu ya Jibril? Jibril menjawab, “Mereka adalah kaum mujahidin fi sabilillah. Pahala yang diberikan kepada mereka berlipat ganda hingga 700 kali lipat.”

Kemudian, Rasulullah juga melihat seorang wanita tua. Pada kedua lengannya berderet perhiasan yang mempesona. Rasulullah bertanya lagi kepada Jibril, lalu Jibril menjawab, “Ia adalah dunia dengan berbagai perhiasan yang ada padanya.”

Selanjutnya, Rasulullah melihat orang yang sedang memukul kepala dengan batu hingga pecah. Dari pecahan kepala itu mengucur banyak darah. Lalu kepada itu kembali sediakala, setelah itu kembali memukul kepalanya dengan batu hingga berdarah dan seterusnya hingga berkali-kali. Rasulullah bertanya kepada Jibril. “Siapa mereka ya Jibril?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang yang bermalas-malasan dalam menunaikan shalat wajibnya.”

Dalam Mi’rajnya, Rasulullah juga melihat suatu kaum yang memotong-motong lidah dan bibirnya sendiri dengan menggunakan gunting dari besi. Setiap kali lidah dan bibirnya terpotong, setiapkali itu pula  bibir dan lidahnya kembali seperti sediakala, lalu dipotong lagi dan seterusnya. Rasulullah bertanya kepada Jibril, siapa mereka? Jibril menjawab, mereka adalah penceramah dan ahli pidato fitnah yang kerjanya menyuruh orang mengerjakn sesuatu, tapi mereka tidak melakukannya. Mereka orang yang suka ceramah, tapi tidak sesuai dengan kata dan perbuatannya.

Kemudian, Rasulullah melihat seekor banteng besar keluar dari dalam perut yang besar, lalu banteng itu ingin masuk lagi, tapi tak bisa, Rasulullah terheran-heran. Maka beliau bertanya kepada Jibril dan dijawab, “Ia adalah perumpaan seorang yang berjanji dan bersumpah, tapi tak mampu ditunaikan.

Rasulullah juga melihat suatu kaum berenang di lautan darah. Mereka berenang disana dan memakan batu-batuan ke dalam mulutnya. Nabi Saw bertanya kepada Jibril tentang mereka, lalu dijawab, “Mereka adalah pemakan uang riba.”

Lanjut, Rasulullah melihat orang-orang yang meninggalkan daging segar dan mengerumuni daging busuk. Rasulullah bertanya kepada Jibril, siapa mereka? Jibril menjawab, “Mereka adalah para pezina. Lelaki yang mempunyai istri halal dan sehat, tetapi ditinggalkan dan mencari perempuan haram yang berpenyakit. Begitu pula sebaliknya, perempuan yang mempunyai suami yang  halal dan sehat, tapi dia mencari lelaki yang haram di jalan.”

Tak lama kemudian, Rasulullah melihat seorang lelaki sedang memikul barang yang tidak kuat dipikulnya, namun ia masih menambah pikulannya itu dengan memasukkan barang-barang lain. Rasulullah bertanya tentang orang itu, dan Jibril menjawab, “Ia adalah orang yang sedang membawa amanat meskipun tidak sanggup ditunaikan. Bebannya sudah berat, ia tambah lagi dengan amanat yang baru.” []

Sumber : Islampos

Ada Pengesanan bahwa Muslim Cyber Army (MCA) adalah Organisasi

Ada Pengesanan bahwa Muslim Cyber Army (MCA) adalah Organisasi



10Berita, JAKARTA - Pengamat kontra intelijen sekaligus pegiat media sosial, Mustafa Nahrawardaya nampaknya ragu bahwa Muslim Cyber Army (MCA) benar-benar nyata ada. Hal yang menunjukkan itu misalkan salah satu disebut olehnya adalah ada kesan MCA mempunyai organisasi.

“Untuk menunjukkan kesan MCA itu berorganisasi, maka ada dugaan kuat  hadirnya penumpang gelap yang:


Bikin email  dengan nama MCA, Membentuk Grup MCA di Media Sosial, Meng-Invite tokoh-tokoh besar Muslim yang sibuk, masuk di grup, Ketika ditangkap, mengaku dibayar oposisi,” analisisnya, Rabu (28/2/2018), melalui akun Twitter pribadi miliknya.

Padahal, menurut dia ada kejadian sebaliknya, jika para pemerhati mau betul memperhatikan bahwa kondisi lalu seperti penghinaan kepada ulama justru bukanlah MCA. “Apa ada rencana Pemerintah melarang penggunaan istilah MCA menjelang Pilpres?

Yang lakukan penghinaan, apalagi makian terhadap Ulama maupun terhadap Umara, itu BUKAN MCA. apalagi pakai bikin Grup WA segala. Hati-hatilah ada penumpang gelap.”

Sebelumnya aparat mengakui bahwa telah menangkap beberapa orang yang diduga mengatasnamakan MCA. Mereka berempat orang. Ditangkap beberapa waktu lalu. (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Cara Pandang Islam

Cara Pandang Islam

Musibah yang menimpa umat manusia memiliki dimensi agama.

10BeritaOleh: Wisnu Tanggap Prabowo

Seseorang pernah berkata kepada penulis, "Apakah segala peristiwa harus dikait-kaitkan dengan agama?" Seketika itu langsung tebersit dalam benak, betapa indah dan istimewa agama Islam ini.

Mulai dari tidur, minum dan makan, buang hajat, mengenakan sandal dan pakaian, hingga bersin sekalipun memiliki dimensi agama dan bernilai ibadah. Segala sesuatu yang ada pada dirinya dan alam dunia serta segala sesuatu yang tampak maupun tidak tampak oleh mata bagi seorang Muslim pasti terkait dengan agamanya.

Dari sahabat Salman, beliau berkata, "Orang-orang musyrik telah bertanya kepada kami: 'Sesungguhnya Nabi kalian sudah mengajarkan kalian segala sesuatu sampai buang air besar!' Maka, Salman radhiyallahu anhu menjawab" 'Ya!'" (HR Muslim, Abu Dawud, dan lainnya).

Musibah yang menimpa umat manusia, terlebih yang menimpa saudara Muslim di belahan dunia lainnya pun memiliki dimensi agama. Bencana alam, bencana kemanusiaan, dan musi bah yang menimpa diri sendiri pun telah dijelaskan hakikatnya oleh Islam. "Dan pada diri-diri kalian (terdapat tanda-tanda kebesaran-Nya) tidakkah kalian melihat." (QS adz-Dzariat: 21).

Jika begini cara pandang seorang Muslim dalam tindak tanduk kesehariannya, maka ia sejatinya telah menjadi Muslim ideal. Islam telah menyatu dengan hidupnya lahir dan batin. Kelelahan dalam mencari rezeki, demam yang menimpa, tali sandal yang putus, wafatnya karib kerabat, serta lapang dan sempitnya karier dan perniagaan pun memiliki dimensi Islami.

Melihat daun yang jatuh atau seekor kucing yang mengubur sendiri kotorannya di tanah, atau kilatan petir, gemuruh guntur, atau gerhana, hati seorang Muslim seketika itu terpaut dengan apa yang agamanya jelaskan tentang semua itu. Bahkan, semua fenomena alam dapat menjadi pengingat seorang Muslim untuk tidak lalai berzikir, yakni berzikir ketika melihat sesuatu yang menakjubkan, ketika petir menyambar-nyambar dan ketika gerhana matahari dan bulan terjadi. "Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tan da-tanda untuk orang-orang yang beriman" (QS al-Jaatsiyah: 3).

Oleh sebab itu, jika segala sesuatu adalah milik-Nya, segala sesuatu pasti terkait dengan Islam. Dengan menanamkan cara pandang seperti ini, niscaya kita akan selalu dekat dengan Islam dan dekat dengan ajaran Islam berarti jalan untuk mendekat kepada Allah. Akan tetapi, semua tidak lantas terjadi begitu saja.

Ia hanya ada pada diri seorang muslim yang Allah kehendaki hidayah turun padanya saja. Setelah itu, seorang Muslim harus menempuh sebab-sebab dunia untuk meraih taufik dan hidayah, dan sebab terbesarnya adalah menuntut ilmu. Nabi Musa pernah berdoa, Rabbi zidni 'ilman (Ya Rabbku, tambahkanlah aku ilmu). Semoga kita diberi hidayah oleh-Nya untuk mencintai ilmu dan berupaya mencarinya, ikhlas untuk mengharap pahala-Nya.

Sumber :Republika.co.id