OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 24 Maret 2018

Pejabat Tinggi Jerman Ini Dukung Islam Diakui Sebagai Agama Resmi Negara

Pejabat Tinggi Jerman Ini Dukung Islam Diakui Sebagai Agama Resmi Negara


Muslim Jerman menantikan pengakuan Islam sebagai agama resmi. (aljazeera.net)

10Berita – Berlin. Pejabat tinggi Partai Demokrat Kristen Jerman (CDU) Armin Laschet mendukung pengakuan resmi agama Islam di Jerman. Saat ini CDU merupakan partai penguasa di Jerman dan diketuai langsung oleh Kanselir Angela Merkel.

Dilansir Aljazeera.net, Sabtu (24/03/2018), Laschet menyebutkan, pengakuan ini penting guna berurusan dengan Islam di tengah masyarakat yang semakin sekuler. Selain itu, pengakuan juga penting untuk memperjelas hubungan Islam dan negara Jerman, sebagaimana yang sudah lama terjadi dengan gereja-gereja Kristen.

Laschet adalah kepala pemerintahan di negara bagian Rhine utara. Selain itu, ia juga menduduki jabatan sebagai wakil Angela Merkel di Partai CDU.

Menurut Laschet, pengakuan Islam sebagai agama resmi di Jerman bertujuan penting dan harus diwujudkan. Namun ia juga menyadari bahwa langkah ini akan sulit karena perlu digelar jajak pendapat di seluruh Jerman.

Pengakuan resmi terhadap agama Islam merupakan langkah hukum yang akan membawa kesetaraan bagi Muslim terkait hak beragama sebagaimana kelompok lain yang telah diakui secara resmi.

Sampai saat ini, ada dua wilayah di Jerman yang telah mengakui secara resmi keberadaan Islam. Dua wilayah itu adalah Hamburg pada tahun 2012, dan Bremen pada tahun 2014. Sementara beberapa wilayah lain telah mengumumkan untuk mengadopsi langkah serupa.

Sementara itu, perdana menteri Rhine utara beberapa waktu lalu mengecam keras pernyataan Mendagri Jerman, Horst Zehover. Konon Zehover menyebut bahwa Islam tidak punya harapan di Jerman. (whc/)

Sumber: Aljazeera, dakwatuna

Skandal E-KTP: Akhirnya, Kesetyaan Novanto Luntur

Skandal E-KTP: Akhirnya, Kesetyaan Novanto Luntur


10Berita, Pramono Anung ada di skandal e-KTP? No way! Tidak mungkin. Apalagi Mbak Puan Maharani. Jauh panggang dari api. Tak masuk akal kedua warga terhormat di PDIP ini bisa sampai terseret skandal korupsi yang “dibintangi” oleh Setya Novanto itu (SetNov).

Tapi, inilah lirik yang dinyanyikan oleh mantan ketua DPR-RI itu dalam sidang korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (22/3/2018). Kemunculan nama Pramono dan Puan di dalam rangkaian keterangan Novanto, bagaikan amuk petir tanpa awan mendung. Seperti tsunami yang menghempas Pulau PDIP. Segenap warga Banteng merasakan dampaknya.

“Tidak mungkin! Ini semua karangan Novanto,” kata seorang politisi senior PDIP yang selama ini dikenal berintegritas.

Sekjen partai, Hasto Kristyanto, mengeluarkan pernyataan resmi. Nadanya juga “denial” (membantah). “Urusan e-KTP berlangsung semasa pemerintahan SBY. Kami berada di pihak oposisi,” kata Pak Sekjen. Menurut Hasto, PDIP tidak punya menteri di kabinet SBY, sehingga tidak ikut mendesain.

Tetapi, mengapa nama kedua tokoh penting PDIP itu diseret oleh SetNov? Pengakuan matan ketua umum Golkar itu memang mencengangkan banyak orang. Banyak yang gelisah.

Tapi, begitulah syair lagu “Aku Tak Mau Sendiri” yang digubah dan dibawakan oleh penyanyi kondang Golkar, Setya Novanto. Album single ini akan menjadi “top hit”. Dia diiringi oleh vokalis koruptipus yang terkenal di dunia “tarik uang” (mirip tarik suara), Andi Narogong. Tetapi, untuk lirik yang menyebutkan nama Pramono dan Puan, adalah vokalis “suara belakang” yang membantu SetNov. Namanya, Made Oka Masagung.

Pak Made inilah yang menuliskan bait-bait syair tentang kehadiran Pramono dan Puan di skandal korupsi e-KTP. Manajer orkes jazz e-KTP, yaitu SetNov sendiri, kemudian mencantumkan lirik ini ke dalam pengakuan yang membuat beliau sekarang ini menjadi “orang yang sangat tercela” di mata warga PDIP.

Ya, SetNov sangat tercela. Begitu berani dan teganya dia membawa-bawa nama besar yang sangat disegani di Kandang Banteng. Hasto mengatakan, ada yang mau menyudutkan PDIP. Menurut beliau lagi, SetNov melakukan ini karena ingin mendapatkan diskon hukuman melalui skema “justice collaborator”. Alias, skema “bongkar semua”.

Yang benar adalah bahwa Novanto tidak lagi “Setya” kepada teman. Ke-Setya-an Novanto kini telah luntur. Beliau ini, kalau dilihat semasa menjabat sebagai ketua Golkar dan ketua DPR, sangat mesra dengan Bu Megawati Soekarnoputri. SetNov-lah yang “menyerahkan” Golkar kepada Bu Mega lewat dukungan Beringin kepada Presiden Jokowi. SetNov-lah yang menjadikan Golkar sebagai partai pertama yang mencapreskan Pak Jokowi untuk pilpres 2019.

Luar biasa pengabdian SetNov untuk Bu Mega, PDIP, dan Pak Jokowi. Terasa tidak masuk akal mengapa sekarang dia berubah 180 derajat.

Wallahu a’lam, apakah ketegaan SetNov ini ada kaitannya dengan kecelakaan tabrak tiang listrik tempohari. Semoga saja kecelakaan itu tidak sampai mengubah “neuro-setting” (kurang enak mau bilang “setting otak”) Setya Novanto. Waktu itu, pengacara beliau, Frederich Yunadi, mengatakan Papa cedera parah sampai ada benjolah “bakpau” di keningnya. Artinya, kepala Papa membentur benda keras sampai tak siuman (tak siuman atau tak ciuman?).

Saya menjadi khawatir, tak lama lagi akan ada orang yang mengeluarkan komentar bahwa SetNov menyeret nama-nama besar karena sudah tidak **ras lagi.

Sebagai tambahan, di depan serangkaian sidang Tipikor, SetNov telah menyebutkan 10 nama anggota DPR yang menerima aliran dana proyek e-KTP. Nama-nama tersebut termasuk Olly Dondokambey, Tamsil Linrung, Mirwan Amir, Melchias Markus Mekeng, Arif Wibowo, Ganjar Pranowo, dan M Jafar Hafsah.

Penulis: Asyari Usman, wartawan senior

Sumber : PORTAL ISLAM

Sambut Usulan Koalisi 4 Partai, PA 212 akan Gelar Munas Ulama

Sambut Usulan Koalisi 4 Partai, PA 212 akan Gelar Munas Ulama

10Berita, JAKARTA –Menyambut imbauan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tentang koalisi 4 partai (Gerindra, PKS, PAN, PBB), Presidium Alumni Aksi Bela Islam 212 Slamet Maarif mengatakan ulama dan tokoh 212 akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ulama.

“Nanti akan mengerucutkan kriteria pemimpin nasional, sedang kita garap, insyaallah di pertengahan Mei akan kita adakan,” jelas Slamet, Jumat (23/3/2018).

Slamet mengatakan, Imbauan koalisi 4 partai tersebut merupakan imbauan yang sudah lama dilontarkan, bahkan untuk koalisi pilkada 2018. Namun koalisi permanen gagal dibentuk dengan berbagai faktor seperti kebutuhan suara di setiap wilayah yang berbeda-beda, serta kebijakan partai yang berbeda-beda.

“Oleh karenanya Habib mengingatkan kembali, seruan beliau agar koalisi ini tetap dipertahankan, terutama menjelang 2019. Sehingga nanti di pilpres itu empat partai tersebut bisa mencalonkan nama menjadi penyeimbang atau lawan dari Jokowi,” ujarnya.

Slamet mengaku memperoleh sinyal positif dari komunikasi yang telah dibangun dengan keempat partai itu. Ia yakin akan ada upaya keempat partai tersebut untuk berkoalisi.

“Memang dari pembicaraan kita dengan petinggi-petinggi partai indikasinya kesana, bahwa diakui atau tidak di pilkada 2018 memang kita terpecah, tapi ada sebuah kesepakatan yang kita bangun, dan mudah-mudahan bisa kita pertahankan bahwa di Pilpres 2019 koalisi tidak berubah,” ungkapnya.

Selain merencanakan munas, para tokoh ulama 212 juga akan menggelar pertemuan ulama se-Indonesia. []

Sumber : Republika.co.id,  Islampos.

Mantan Menkopolhukam Tedjo: Utang Meningkat, Trisakti dan Nawacita Bohong Semata

Mantan Menkopolhukam Tedjo: Utang Meningkat, Trisakti dan Nawacita Bohong Semata

10Berita – Trisakti yang menjadi ruh visi pemerintah saat ini kosong makna. “Apa isinya berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian budaya saat ini? Penjabarannya tidak ada,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya, Laksamaan TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno (Jumat, 23/3).

Semboyan-semboyan Orde Lama yang dipakai oleh pemerintah saat ini, seperti Trisakti dan Nawacita juga belum tuntas dalam hal penjabaran sekaligus implementasinya.

Salah satunya berdikari dalam ekonomi. Menurutnya, potret yang terjadi saat ini ialah utang luar negeri meningkat dan kemiskinan bertambah.

Sementara itu, Partai Berkarya juga memiliki resolusi terhadap permasalahan bangsa itu dengan istilah Orde Baru yakni Trilogi Pembangunan, berisikan stabilitas, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan.

“Kalau ada yang positif dari Orba kan bisa kita gunakan sekarang sama halnya dengan istilah Orde Lama yang dipakai rezim sekarang,” demikian mantan Menko Polhukam itu. (kl/)

Sumber :konfrontasi, Eramuslim.com

Fakta Seputar Pernyataan Indonesia Bubar 2030

Fakta Seputar Pernyataan Indonesia Bubar 2030


10Berita, Cuplikan pidato Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang dirilis melalui akun Facebook resmi partainya menjadi bahan perbincangan, terutama saat Indonesia menjalani tahun politik: pilkada serentak 2018 dan jelang pemilu 2019.

Wartawan BBC Indonesia, Rohmatin Bonasir dan Abraham Utama mengumpulkan data dan argumen untuk mengecek kesahihan pernyataan Prabowo tentang apa yang oleh sebagian pihak disebut sebagai ‘peringatan’, ‘prediksi’ atau ‘fiksi’.

Klaim Prabowo Subianto

Mengenakan baju putih dan songkok, Prabowo tampak berapi-api ketika menyampaikan pidato. Kedua tangannya senantiasa bergerak memberikan tekanan terhadap apa yang dia ucapkan.

Prabowo pun beberapa kali menunjukkan tangannya ke arah bendera serta kader Gerindra di ruang pertemuan yang besar.

“Saudara-saudara, kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini.”

“Tetapi di negara lain, mereka sudah bikin kajian-kajian di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030. Bung, mereka ramalkan kita ini bubar!”

Demikian kata Prabowo dalam acara konferensi dan temu kader nasional Partai Gerindra di Bogor, Jawa Barat, Oktober tahun 2017.

Klaim balasan

Pemerintah Presiden Joko Widodo menyatakan sudah mencanangkan program Indonesia emas pada 2045, ketika usia negara ini mencapai 100 tahun.

“Justru itu. Upaya-upaya itu menuju ke sana,” kata Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi di Istana Kepresidenan, Rabu (21/03).

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Presiden Presiden Jusuf Kalla sempat tertawa ketika dimintai komentar oleh para wartawan.

Kalla kemudian menjawab, “Itu kan fiksi,” tetapi ia menandaskan bahwa negara bisa saja bubar karena perpecahan.

Indonesia bubar 2030?

Dalam pidatonya, Prabowo Subianto mengajukan argumen-argumen tentang penguasaan tanah dan kekayaan.

Klaim Prabowo

“Elite kita ini merasa bahwa 80% tanah seluruh negara dikuasai 1% rakyat kita, tidak apa-apa. Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1%, tidak apa-apa.”

“Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri, tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa. Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara,” ujarnya.

Merujuk pernyataan Prabowo, menurut Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono, rasio gini tanah nasional yang disebutnya 0,8% merupakan salah satu prasyarat bubarnya Indonesian.

Ia memaknai perkataan Prabowo sebagai peringatan.

“Artinya, 1% penduduk Indonesia menguasai 80% tanah di Indonesia. Satu persen itu segelintir,” tuturnya.

Selain ketimbangan penguasaan tanah, Juliantono juga menyebut beban keuangan Indonesia telah mencapai nominal yang mengkhawatirkan.

“Sekarang sudah Rp4.000 triliun padahal APBN saja Rp 2.000 triliun. Bagaimana bayarnya?”

“Kemudian gini rasio penguasaan aset 0,43. Belum lagi sumber-sumber daya kita di bawa ke luar dalam bentuk bahan baku, bahan mentah,” ucapnya.

Fakta

Dalam empat dekade terakhir rasio gini kepemilikan lahan di Indonesia ada di kisaran 0,50 sampai 0,72.

Data terakhir Badan Pusat Statistik, pada 2013 rasio gini itu mencapai 0,68. Angka itu dibaca, 1% kelompok penduduk menguasai 68% lahan di Indonesia.

Dalam laporan penelitian berjudul Enam Dekade Ketimpangan, Masalah Penguasaan Tanah di Indonesia, Dianto Bachriadi dan Gunawan Wiradi membagi ketidaksetaraan itu dalam dua kelompok.

Kajian yang disokong Konsorsium Pembaruan Agraria itu menyebut terdapat ketimpangan antara penyediaan lahan untuk kegiatan ekstraksi bertujuan profit perusahaan besar dan tanah bagi pertanian rakyat.

Menjabarkan lebih lanjut pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bahwa Indonesia akan bubar 12 tahun dari sekarang, Ferry Juliantono memberikan beberapa contoh.

“Sebuah negara bisa secara de facto tidak ada. Kayak Yunani negaranya tidak bubar, tapi bangkrut. Yugoslavia dan Uni Soviet, karena tidak ada keadilan, bubar.”

Namun menurut Direktur Pusat Kajian Politik FISIP Universitas Indonesia, Aditya Perdana, skenario tersebut tidak logis, melihat kondisi politik dan ekonomi.

“Kalau dibandingkan antara sebelum dan sesudah Orde Baru, banyak perubahan, terlebih di dalam pembangunan politik.”

“Kita bisa mengatakan dulu orang takut dan cemas kalau ingin menyampaikan aspirasinya atau berbeda pendapat sehingga kemudian takut dikejar-kejar aparat dan sebagainya,” ujarnya.

Kondisi itu, kata Aditya, berbeda dengan kondisi saa ini, ketika orang bebas menyampaikan pendapat tanpa rasa takut, suasana positif dari demokrasi dan reformasi yang berjalan di Indonesia.

“Kalau ini terus dilanjutkan dan ada perkembangan infrastruktur, ekonomi dan sebagainya, saya sangat yakin Indonesia semestinya bukan bubar tapi malah lebih baik.”

Pakar ekonomi dari Universitas Unika Atmajaya Jakarta, Agustinus Prasetyantoko, menyebut ketimpangan penguasaan lahan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan eksistensi sebuah negara.

Prasetyantoko berkata, ratio gini pengusaan lahan secara umum menunjukkan stabilitas sosial dan politik yang dicapai suatu pemerintahan.

“Kebangkrutan negara faktornya banyak sekali. Analisis itu terlalu tergesa-gesa,” ucapnya.

Di era pemerintahannya, Presiden Jokowi secara reguler membagikan sertifikat tanah kepada kelompok masyarakat di berbagai daerah. Menurutnya, sertifikat vital bagi masyarakat, terutama yang tengah bersengketa lahan, baik antarwarga maupun dengan perusahaan atau pemerintah.

Prasetyantoko mengatakan pembagian ribuan sertifikat itu merupakan salah satu upaya Jokowi menurunkan ketimpangan penguasaan lahan.

Namun, ia menyebut program itu tak cukup untuk menuntaskan persoalan tersebut. Prasetyantoko mengatakan, dampak pembagian sertifikat tanah itu pun tidak instan.

“Mengatasi ketimpangan penguasaan tanah belum pada akselerasi yang perlu, tapi arahnya sudah benar, tuturnya.

Referensi Prabowo

Dalam pidatonya di depan kader Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tidak secara spesifik menyebut nama negara atau ‘kajian’ yang menyatakan Indonesia bubar tahun 2030.

Akan tetapi, dalam sebuah seminar di Universitas Indonesia pada 18 September 2017, Prabowo menunjukkan tiga buku, salah satunya berjudul Ghost Fleet, karangan August Cole dan P. W. Singer.

“Ghost Fleet ini sebetulnya novel tapi ditulis oleh dua ahli strategi dan intelijen Amerika, menggambarkan sebuah skenario perang antara Cina dan Amerika tahun 2030.”

“Yang menarik dari sini bagi kita hanya satu. Mereka ramalkan tahun 2030 Republik Indonesia sudah tidak ada lagi,” kata Prabowo dalam seminar itu.

Ferry Juliantono, mengakui Ghost Fleet memang menjadi rujukan Prabowo, tapi menegaskan novel fiksi itu bukan satu-satunya referensi.

“Referensinya dari karya ilmiah atau dari buku nonfiksi. Semuanya mengingatkan kita. Novel fiksi kalau yang menulis orang intelijen berarti, sebenarnya pengaburan karya intelijen yang dibungkus dengan novel fiksi,” kata dia.

Juliantono berkata, Prabowo sudah beberapa kali mengeluarkan peringatan serupa di hadapan kader Gerindra.

Namun mengapa cuplikan pidato sang ketua umum yang diambil dari konferensi dan temu kader nasional Gerindra pada Oktober 2017 tersebut baru diunggah ke Facebook belakangan?

“Karena relevan. Kemarin Pak Amien Rais juga menyampaikan tentang bahaya penguasaan tanah oleh segelintir orang. Kebetulan saja bersamaan,” tuturnya.

Juliantono merujuk pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional, Amien Rais, yang menuding pembagian sertifikat tanah oleh Jokowi merupakan kebohongan.

Amien mengklaim 74% tanah di Indonesia dikuasai kelompok tertentu, tanpa menyebut pihak yang dimaksud.

Suara warga

Sejumlah warga yang dihubungi BBC Indonesia mengungkapkan pendapat berbeda atas analisis Prabowo.

Sekar Banjarsari, warga Jakarta, menilai masyarakat memang harus memikirkan masa depan Indonesia, termasuk 12 tahun mendatang.

Dalam konteks penguasaan lahan, Sekar khawatir pembagian sertifikat tanah kepada masyarakat dilakukan tanpa pertimbangan yang matang.

“Harus dicek, apakah penerima sertifikat itu dapat mengoptimalkan lahan. Mungkin dia memang berhak, tapi apakah dia bisa memanfaatkan sebagaimana mestinya?”

“Banyak cerita, petani diberi lahan luas, tapi karena tidak punya kapabilitas mengelola lahan, malah dijual atau dikerja-samakan dengan perusahaan sawit,” ujar perempuan yang aktif di advokasi hak asasi manusia ini.

Sementara itu, pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di Yogyakarta, Alexander Arian Febrianto, optimis perekonoiman Indonesia akan terus berkembang.

Kebangkrutan negara disebutnya mustahil terjadi karena lapangan pekerjaan terus bertambah seiring fenomena generasi muda beralih menjadi wirausahawan.

“Banyak orang membuka usaha seperti saya, perkonomian berputar. Cari uang semakin banyak caranya, termasuk bagi yang lulusan SD atau SMP,” kata dia.

Menurut data BPS tahun 2017, jumlah penduduk usia kerja di Indonesia kini mencapai 189,1 juta jiwa. Sebanyak 42% di antara angkatan kerja itu berlatar belakang pendidikan SD.

Adapun, 31,9% masyarakat Indonesia bekerja di sektor pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan. Dua sektor yang disebut pertama berhubungan erat dengan ketersediaan lahan.

Hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia pada September 2017 menunjukkan, 68,39% masyarakat puas atas kinerja pemerintah.

Hasil serupa juga dicatat oleh Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) tahun 2017: tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah Indonesia pada 2016 meningkat 58% dibanding tahun 2007, di angka 80%.

Sumber: bbc

Pengamat Digital Kritik Facebook Hanya Utamakan Keuntungan

Pengamat Digital Kritik Facebook Hanya Utamakan Keuntungan

 

10Berita, PENDIRI Facebook, Mark Zuckerberg, naik menjadi orang paling kaya dan terkenal dengan misi menghubungkan semua orang melalui jejaring media sosialnya itu, tetapi sekarang tengah menghadapi kemarahan para penggunanya karena dianggap dia tidak melakukan lebih banyak untuk mempertahankan data mereka. Hal ini dikatakan oleh analis industri teknologi Rob Enderle dari Enderle Group.

“Jika Facebook adalah perusahaan yang khas, dan Zuckerberg adalah pendirinya, dia mungkin akan selesai,” kata Rob.

“Dia terlihat seperti seorang pria yang benar-benar tidak tahu apa-apa yang dia lakukan. Dia bukan pahlawan yang dianggap banyak orang, reputasi dan citranya rusak parah.”

Saat ini, Facebook telah berhasil meraup iklan digital yang besar. “Mereka tidak cukup berupaya memastikan pengguna dilindungi dan pengalamannya terjamin,” kata Enderle.

“Mereka hanya peduli dengan pengiklan, dan pengguna pada dasarnya adalah budak digital.” []

SUMBER: WORLD Bully tinggi,  Islampos.

Dewan Pakar ICMI: KPK Wajib Usut Puan, Ganjar, dan Pramono

Dewan Pakar ICMI: KPK Wajib Usut Puan, Ganjar, dan Pramono


10Berita – Sidang tindak pidana korupsi KTP Elektronik (KTP-el) terhadap tersangka Setya Novanto kemarin dinilai antik-klimaks.

Dewan Pakar ICMI Pusat Anton Tabah Digdoyo, dalam keterangannya kepada redaksi menilai, KPK kini tidak memiliki alasan apapun untuk tidak sesegera mungkin memeriksa ketiga nama yang disebur Novanto tersebut.

“UUD 1945 pasal. 1 tegas, Indonesia negara hukum berarti NKRI ini dibangun berdiri tegak diatas hukum dengan supreme of law, equality before the law, dan process of law,” sebutnya.

“Hukum harus di atas segalanya tanpa membeda-bedakan perlakuan, diproses seadil-adilnya, secepat-cepatnya dan semurah-murahnya,” sambung Anton yang tengah terbaring sakit.

Atas dasar itulah, sambungnya, Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan Pramono Anung agar rakyat tidak menuduh KPK bergerak lambat, lemah dan tidak adil.

“Juga untuk mencegah rakyat bertindak sendiri-sendiri dengan melakukan hukum jalanan karena tidak puas dengan kinerja KPK yang selama ini terkesan melindungi orang-orang tersebut,” tegas Anton.

Dia juga menekankan agar KPK tidak mengikuti pikiran eksekutif yang keliru menyatakan bahwa calon-calon pemimpin yang terindikasi korupsi agar penyidikannya ditunda hingga pilkada atau pemilu usai demi menghindari kekacauan saat pilkada atau pemilu.

“Ini salah besar. Justru diproses ini kesempatan baik untuk menyaring pemimpin-pemimpin yang bersih,” ujar Anton.

“Kalau cara berpikir seperti itu terindikasi kasus kejahatan dibiarkan, apa gunanya SKCK dari kepolisian? Bahkan di negara-negara maju terinidikasi kasus moral seperti perselingkuhan saja dicoret dari calon,” tambahnya,

Menurutnya, demokrasi bukanlah hambatan dalam penegakan hukum, sehingga tak bisa digunakan sebagai alasan untuk menunda proses hukum.

“Ingat penegakan hukum juga aksen dari doktrin Algemen Beginselen van Beharlijk Bestur (good governance) agar terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan, penyalahgunaan wewenang, perbuatan melawan hukum dan kesalahan putusan hukuman,” demikian Anton.

Sumber : Rmol

Siapakah Capres yang Diusung Koalisi Habib Rizieq untuk Hadapi Jokowi?

Siapakah Capres yang Diusung Koalisi Habib Rizieq untuk Hadapi Jokowi?

10Berita , JAKARTA – Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mengarahkan Gerindra, PKS, PAN, dan PBB membentuk Koalisi Permanen 212. Koalisi ini diharapkan dapat melawan Jokowi di Pilpres 2019 nanti.

Koalisi 212 ini memang sudah direncanakan Habib Rizieq sejak lama. Karena itu, Rizieq mengimbau Koalisi Permanen 212 segera dipatenkan untuk bersama-sama mencari penantang Jokowi di Pilpres 2019.”Sudah lama Habib Rizieq Syihab menginginkan dan mengharapkan adanya Koalisi Permanen 212 (PKS-PAN-Gerindra-PBB),” kata jubir FPI, Slamet Maarif, Jumat (23/3/2018).

Lantas siapa capres yang akan diusung koalisi harapan Habib Rizieq? Sabtu (24/10/2018), parpol-parpol di Koalisi 212 ini sudah punya mempunyai niatan mendukung capres masing-masing meski belum secara resmi. Partai Gerindra sudah terang-terangan akan mengajukan ketumnya, Prabowo Subianto, sebagai capres penantang Jokowi.

Waketum Gerindra Ferry Juliantono menyebut wajar ada harapan dari Habib Rizieq soal Koalisi Permanen 212. Itu menurutnya karena keempat partai tersebut bergabung bersama dalam aksi umat 212.

“Namun Partai Gerindra dan partai-partai lain tetap akan membuka diri dan melakukan komunikasi aktif juga dengan partai lain, misalnya Partai Demokrat dan partai PKB dalam rangka memperkuat koalisi yang ada,” ungkap Ferry dalam perbincangan, Jumat (23/3).

Sementara, Waketum DPP Partai Gerindra Fadli Zon memastikan Prabowo Subianto siap maju menjadi capres di Pilpres 2019. Fadli mengklaim partainya makin dekat dengan PKS-PAN untuk mendukung Prabowo sebagai capres.

“Kita konfirmasi juga Pak Prabowo siap maju capres 2019,” kata Fadli di kantor DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (20/3) lalu.

Fadli berharap Gerindra-PKS-PAN dapat melakukan deklarasi bersama dalam waktu dekat. “Tentu saja tinggal melengkapi presidential threshold kami berkomunikasi dengan calon mitra koalisi. Dengan PKS, PAN, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa bersama-sama. Yang jelas, dari sisi Gerindra, kita deklarasi dulu Pak Prabowo sebagai capres,” kata Fadli.

Sedangkan PKS, punya 9 capres yang didorong ke Pilpres 2019. Hal disampaikan PKS lewat keterangan resminya pada 15 Januari lalu.

Sembilan tokoh yang didorong jadi capres dari lingkup internal PKS itu adalah Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, eks Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS saat ini Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, eks Menkominfo Tifatul Sembiring, Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera.

Sementara, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan didorong kadernya untuk maju di Pilpres 2019. Zulkifli menyebut dirinya hanya mengikuti kehendak kadernya, termasuk apabila ada yang menghendakinya hanya menjadi capres atau cawapres.

Namun, itu belum mutlak. PAN akan merumuskan capres atau cawapresnya pada Mei 2018 nanti. “Kalau kader mau (jadi capres/cawapres), ya pastilah (maju). Nanti dirumuskan bulan Mei,” kata Zulkifili kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/2/2018).

Untuk PBB yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra, tentunya masih jauh untuk bicara capres. Tetapi, niat Yusril maju sebagai capres pada Pilpres 2019 bisa saja terjadi karena partainya sejauh ini mendukung ketumnya sebagai capres.
“Sampai hari ini PBB tetap pada keputusannya mencalonkan Pak Yusril sebagai capres,” ujar Ketua Bidang Pemenangan Presiden PBB Sukmo Harsono saat dihubungi, Kamis (8/3/2018).

Sumber : Ngelmu.co

Begini Data Facebook Diduga Dipakai Raih Suara

Begini Data Facebook Diduga Dipakai Raih Suara

10Berita, Jakarta - Facebook sedang menjadi sorotan dunia akibat skandal kebocoran data yang diduga digunakan untuk Pemilu Presiden Amerika Serikat 2016 oleh perusahaan Cambridge Analytica.

Laman India Times mencoba menganalisis bagaimana data di platform media sosial tersebut dapat dimaanfatkan untuk kampanye politik.

Facebook menyimpan data dari seorang pengguna berdasarkan interaksinya di platform tersebut, seperti apa yang disukai dan tidak disukai, pertemanan, artikel yang dibaca beserta aksi dan reaksi terhadap suatu konten.

Jika unggahan atau konten yang dilihat berkaitan dengan politik, data yang tersimpan akan menunjukkan afiliasi politik pengguna.

Algoritme di Facebook akan menilai hal-hal yang disukai atau tidak, kemudian akan muncul topik, orang- orang, kegiatan yang mungkin menarik bagi pemilik akun tersebut dan yang dapat menghasilkan iklan

Misalnya, Anda mengikuti seorang tokoh politik X, akan muncul berita-berita yang memuat tokoh tesebut.

Tapi, Cambridge Analytica menggunakan cara yang berbeda untuk mengumpulkan data pengguna, melalui aplikasi "thisisyourdigitallife".

Cambridge Analytica mendapatkan data dari Aleksandr Kogan, yang membuat aplikasi tersebut.

Aplikasi tersebut berbentuk kuis sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sudah dirancang untuk mengetahui sikap dan rincian mengenai pandangan politik orang yang memakai aplikasi tersebut.

Data-data ini akan menunjukkan pengguna berpotensi memilih calon tertentu.

Semakin mengerucut target kampanye, semakin rendah pula biaya yang harus dikeluarkan. Umumnya target pemilih dibagi berdasarkan usia, lokasi dan kesukaan.

Dengan data-data tersebut, petugas kampanye bisa menyasar orang-orang yang belum memutuskan kepada siapa mereka memberikan suara, namun, masih ada kemungkinan berubah pikiran.

Atau cara lainnya, mencari orang-orang yang tidak puas dengan kondisi ekonomi, kemudian berikan narasi-narasi tertentu selama beberapa waktu agar mereka mampu memutuskan memilih siapa.

sumber: ANTARA

Novel Ghost Fleet Yang Hebohkan Prabowo, Ternyata Jadi Bahan Analisis dan Debat di Pentagon

Novel Ghost Fleet Yang Hebohkan Prabowo, Ternyata Jadi Bahan Analisis dan Debat di Pentagon


10Berita, Prabowo’s haters nggak bisa bedakan genre Science fiction dan pseudoscience. Mereka korban spin doctors. Mereka samakan novel “Ghost Fleet” dengan buku tafsir mimpi.

Syahdan, mereka keliru. Faktanya, novel fiksi seringkali punya pengaruh. Selain Uncle’s Tom Cabin, ada sederet judul novel ngetop. Sebut saja “Max Havelaar”, “1984”, “To Kill a Mocking Bird”, atau “Romance of The Three Kingdoms”.

Bagi akademia, scholar dan ahli sospol, buku-buku tersebut mesti dibaca. Sekali pun genrenya novel.

Nah, gerombolan Prabowo’s haters nyinyir dan merasa cerdas dengan mengolok Novel “Ghost Fleet”.

Sekali pun fiksi, ia novel serius. Pernah jadi bahan analisa dan debat di Pentagon. Para jenderal, admiral, komandan intel, ahli-ahli strategi dan pertahanan serius membahas novel ini. Sebuah

report menyebutnya sebagai “A Novel About War With China Strikes a Chord at the Pentagon”.

Tapi, alas bagi kecebong, buku ini ditertawakan. Dikasi tau, mereka ngeyel.

Benar kata Michel de Montaigne, “Stubborn and ardent clinging to one’s opinion is the best proof of stupidity”.

Nyatanya, mereka berkali-kali serang Prabowo dan finally ketauan ngaco. Tapi nggak pernah kapok. Kali ini pun begitu. “The difference between stupidity and genius is that genius has its limits,” kata Albert Einstein.

Karya Science fiction seringkali memprediksi scientific dan technological progress. Cerita “Star Trek” karya Arthur C. Clarke menginspirasi banyak temuan gadget modern.

Ada pula karya yang berfungsi sebagai “warning” seperti konsekuensi negatif. Misalnya, “The Time Machine” karya H.G. Wells.

Hanya Cebong yang melecehkan fiksi. Di Universitas DePauw, RD Mullen menerbitkan jurnal ilmiah bernama Science Fiction Studies (SFS) pada tahun 1973. Sebelumnya, jurnal-jurnal ilmiah sejenis sudah terbit. Extrapolation (1959) dan The International Review of Science Fiction (1972).

Bila Novel Ghost Fleet mengindikasikan Indonesia sudah lenyap di tahun 2030, maka mungkin itu disebabkan fenomena cebong-booming dan endemik Prabowo’s haters. Solusinya ya berantas virus kebodohan itu.

Dan itu tugas berat bagi mereka yang menginginkan Indonesia tetap ada dan berjaya di tahun 2030.

Penulis: Zeng Wei Jian

Sumber : Dakwah Media