OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 16 Juli 2017

Kebijakan Impor Yang menggebuk Petani Dan Peternak Lokal

Kebijakan Impor Yang menggebuk Petani Dan Peternak Lokal


Oleh Prof Sigid Kusumo

10Berita– Kita menghargai upaya pemerintah yang cukup berhasil untuk mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok dan kelangkaan pangan di hari raya lebaran 2017.

Walaupun tetap ada kenaikan harga tetapi masih dalam batas normal dalam waktu yang terbatas.

Tetapi perlu kita ketahui bahwa upaya pemerintah mengandung berbagai hal yang dapat lebih diperbaiki dari segi
biaya dan dampaknya pada pengembangan ekonomi kita terutama di bidang pertanian.

Pemerintah telah menggunakan instrumen kebijakan impor yang tidak kondusif terhadap produktivitas para petani kita di pedesaan.

Pemerintah telah melakukan IMPORT yang MASIF, menggunakan devisa yang tidak mudah diperoleh yang lebih menguntungkan importir dan petani luar negeri.

Di pihak petani lokal membanjirnya bahan pangan impor akan menekan harga produk petani lokal, dan berlawanan dengan program pemerintah yang dicanangkan pemerintah Jokowi -JK untuk swasembada pangan (self sufficiency) dan keamanan pangan (food security).

Selama bulan Maret, April, Mei 2017 terjadi impor bahan pangan masif untuk mengantisipasi kebutuhan hari raya.

Data di bawah menunjukan data beberapa contoh bahan pangan yang diimpor dengan devisa yang besar :

1. Impor Daging Sapi (eks Australia)
April 2017: 17,97 juta ton = US$ 59,15 juta
Maret 2017: 13,97 juta ton = US$ 45,108 juta

2. Impor Kedelai
April 2017: 207,8 ribu ton = US$ 92,6 Juta
Maret 2017: 242,2 ribu ton = US$ 108,8 juta

3. Impor Biji Gandum / Maslin
April 2017: 934,3 ribu ton = US$ 167,2 juta
Maret 207: 741,3 ribu ton = US$ 214, juta

4. Impor Gula Pasir1
April 2017: 6.808 ribu ton = US$ 3,8 Juta
Maret 2017: 2.085 ribu ton = US$ 1,2 juta

5. Impor Garam
April 2017: 319,9 ribu ton = US$ 10,4 juta
Maret 2017: 210,1 ribu ton = US$ 7,6 juta

6. Impor Mentega
April 2017: 2,745 ton = US$ 10,9 juta
Maret 2017: 1,876 ton = US$ 10,0 juta

7.Impor Minyak Goreng
April 2017: 2,745 ton = US$10,9 juta
Maret 2017: 2,731 ton = US$ 3,4 juta

8. Impor Cabai
April 2017: 98,8 ton = US$ 155 ribu
Maret 2017: 73,5 ton = US$ 96 ribu

9. Impor Singkong (Cassava)
April 2017: 4,998 ton = US$ 94,6 ribu
Maret 2017: tidak ada impor

10. Impor Bawang Putih China
April 2017: 36,17 juta ton = US$ 11,93 juta
Maret 2017: 22,85 juta ton = US$ 11,24 juta

Disamping itu ada impor Beras bulan Januari-Februari 2017 sekitar US$ 11.94 juta

Hampir semua yang kita impor mampu diproduksi Indonesia tetapi tanpa program yang benar-benar pro petani Indonesia / kebutuhan pokok pangan ini tidak akan dipenuhi di dalam negeri dan pemerintah akan sering mengambil jalan pintas untuk mengimpor yang menguntungkan importir dan petani di negara-negara lain.

Sumber data utama : Data Kementerian Perdagangan, Ngelmu